Anda di halaman 1dari 17

OTITIS MEDIA AKUT

OLEH:
RIRIS HARTANTI PURBA

PEMBIMBING:
Dr.

Anatomi Telinga

Gambar 1. Anatomi Telinga11

Fisiologi pendengaran
gelombang tekanan udara menggetarkan
gendang telinga dan disampaikan ke dalam
telinga dalam oleh tiga tulang pendengaran,
stapes bergerak ke dalam dan keluar dari
telinga dalam seperti piston menimbulkan
gelombang tekanan di dalam cairan telinga
dalam atau koklea. Pada koklea secara
bergantian
akan
mengubah
gelombang
tekanan menjadi aktifitas elektrik di dalam
nervus auditorius yang akan menyampaikan
informasi ke otak.

Epidemiologi
Hampir 85% anak mempunyai paling sedikit
episode otitis media akut pada umur 3 tahun
dan 50 % anak akan mempunyai dua episode
atau lebih s Setelah tahun pertama, sekitar
40% anak menderita efusi telinga tengah
yang menetap selama 4 minggu dan 10%
menderita efusi selama 3 bulan. Insiden
penyakit
ini
menurun
pada
usia
6
tahun.erangan otitis media.

Etiologi

Sumbatan tuba Eustachius


Perubahan tekanan udara secara tiba-tiba
Alergi
Infeksi
Sumbatan

Patofisiologi

Staduim OMA
1.
2.
3.
4.
5.

Stadium
Stadium
Stadium
Stadium
Stadium

oklusi tuba Eustachius


hiperemis
supurasi
perforasi
resolusi
Gambar 5. Stadium hiperemis

Gambar 6. Stadium supurasi

Gambar 7. Stadium perforasi

Gambar 8. Membran timpani


yang utuh

Gejala Klinis

anak yang menderita infeksi saluran pernapasan atas beberapa


hari secara mendadak menderita otalgia, demam, tidak enak
secara menyeluruh

Pada bayi terjadi iritabilitas, diare, muntah, anak gelisah dan


sukar tidur, kejang-kejang, dan kadang memegang telinga yang
sakit, dan malaise serta suhu tubuh tinggi dapat sampai 39,5 oC

Terdapat riwayat batuk pilek

Pada anak yang lebih besar atau pada orang dewasa, gangguan
pendengaran berupa rasa penuh di telinga atau rasa kurang
dengar

Apabila terjadi ruptur membran timpani, sekret mengalir ke


liang telinga, suhu turun, dan anak tertidur tenang

Anamnesa
1. Riwayat penyakit sekarang
2. Riwayat penyakit dahulu
3. Trauma kepL, memasukkan benda asing ke telinga,
mengorek telinga
4. Riwayat alergi
5. Riwayat keluhan serupa pada keluarga
Pemeriksaan Fisik:
1. Status generalisata
. Kesan keadaan sakit pasien
. Kesadaran:
. Kesan status gizi
. Tanda vital
2. Status lokalis (pemeriksaan telinga)
. Pemeriksaan telinga umum
. Pemeriksaan otoskopi

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan timpanometri
Terdapat 4 jenis timpanogram yaitu:
Tipe A (normal)
Tipe AD (diskontinuitas tulang-tulang
pendengaran)
Tipe AS (kekakuan rangkaian tulang
pendengaran)
Tipe B (Cairan di dalam telinga tengah)
Tipe C (gangguan fungsi tuba Eustachius)

Diagnosa
Diagnosis OMA membutuhkan:
1) riwayat kejadian akut dari tanda dan gejala,
2) adanya tanda efusi telinga tengah, dan
3) tanda dan gejala dari inflamasi telinga tengah.
Elemen dari definisi OMA adalah di bawah ini:
1. Tanda dan gejala inflamasi telinga tengah dan efusi telinga tengah yang bersifat
mendadak dan baru terjadi.
2. Adanya tanda efusi telinga tengah yang diindikasikan oleh salah satu di bawah ini:
a. Membran timpani yang bulging / menonjol
b. Pergerakan membran timpani yang terbatas atau tidak ada
c. Air fluid level di belakang membran timpani
d. Otore
3. Tanda atau gejala dari inflamasi telinga tengah yang diindikasikan oleh salah satu di
bawah ini:
a. Eritema yang jelas dari membran timpani ATAU
b. Otalgia yang nyata (rasa tidak nyaman yang jelas pada telinga yang
menyebabkan gangguan atau mengganggu aktivitas atau tidur)

Diagnosa Banding
1. Otitis Eksterna
2. Otomikosis
3. Infeksi kronis liang telinga
4. Keratosis obliterans dan Kolesteatoma
eksterna
5. Otitis eksterna maligna

Penatalaksanaan
Pengobatan OMA tergantung dari stadium
penyakitnya:
Stadium oklusi
Tujuan : membuka kembali tuba Eustachius.
Obat tetes hidung (HCL efedrin 0,5% dalam
larutan fisiologis (anak < 12 tahun) atau HCL 1%
dalam larutan fisiologik (anak > 12 tahun dan
orang dewasa). Antibiotik : bila penyebab bakteri.

Stadium hiperemis (presupurasi)


Antibiotika (gol Penisilin atau ampicilin min
selama 7 hari) , obat tetes hidung, dan analgetika.

Stadium Supurasi
diberikan Antibiotika, idealnya harus disertai dengan
miringotomi bila membran timpani masih utuh. Dengan
miringotomi gejal-gejala klinis lebih cepat hilang dan ruptur
dapat dihindari

Stadium perforasi
obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotika
yang adekuat. Biasanya sekret akan hilang dan perforasi
dapat menutup kembali dalam waktu 7-10 hari.

Stadium resolusi
Membran timpani berangsur normal kembali, sekret tidak
ada lagi, dan perforasi membran timpani menutup. Bila tidak
terjadi resolusi berikan antibiotika yang dianjurkan sampai 3
minggu. Bila 3 minggu setelah pengobatan masih tetap
banyak, kemungkinan telah terjadi mastoiditis.

non-medika mentosa miringotomi.


Merupakan tindakan insisi pada pars tensa
membran timpani, agar terjadi drainase
sekret dari telinga tengah ke liang telinga
luar. Syarat dalam melakukan miringotomi
(merupakan tindakan pembedahan kecil)
adalah anak harus tenang dan dapat
dikuasai.

Prognosis
Prognosis OMA adalah baik. Gejala akan membaik antara
24-72 jam setelah pengobatan. Relaps biasanya terjadi
karena eradikasi yang kurang sempurna.
Komplikasi
Sebelum ada antibiotika, OMA dapat menimbulkan
komplikasi yaitu abses sub-periosteal sampai komplikasi
yang berat (meningitis dan abses otak). Sekarang setelah
ada antibiotika, semua jenis komplikasi itu biasanya
didapatkan sebagai komplikasi dari OMSK.
Selama fase otitis media akut bila ada efusi, terdapat
kehilangan pendegaran konduktif yang biasanya sembuh
sempurna pada penderita yang diobati dengan memadai
Komplikasi intrakranium OMA yang paling lazim adalah
meningitis

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai