Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN KASUS

Seorang penderita dengan Mitral Stenosis


Isufisiensi
Adhonia Nelson Parumpa S.Ked
Agatha Rezky,S.Ked
Ade Ramadhani ,S.Ked

Penguji dan Pembimbing


dr.Murni Darti,Sp.PD
DEPARTEMEN CARDIORESPIRASI RSUD JAYAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2015

Identitas Pasien
Nama
: Ny. YW
Umur
: 26 Tahun
Pendidikan : Agama
: Kristen Protestan
Suku
: Wamena
Alamat
: Mulia
Pekerjaan
: IRT
MRS
: 23 juli 2015

ANAMNESA

ANAMNESA LANJUTAN

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Rongent torax

EKG

Resume
Pasien wanita usia 26 tahun datang
dengan keluhan sesak, sesak 3 bulan
yang lalu sebelum masuk rumah,sesak
saat
aktivitas
maupun
istirahat,
terbangun saat tidur akibat sesak,
disertai batuk 2 minggu, disertai
dahak dan bercak darah.
TTV,TD:110/70 N:88x/m R:27x/m S:36,6
Ca(+),SI(+),OC(-),KGB (-)>>
Kesadaran: Compos mentis E4V5M6

PROBLEM LIST
Problem list

Sesak
batuk
Mual
Udem tungkai
Asites
Anemia
Hipoalbumin

Planning
O2 masker 5-8 lpm
IVFD RL 2000 cc/24 jam
Inj. Lasik 2x1 amp
Spironolakton 2x50
Lisinopril 2x2,5 mg
Digoxin 2x1
Eritromisin 3x500 mg
aspilet 1x1 tablet
Ranitidin 2x50mg

Follow up tgl 24 july 2015


Keluhan: sesak, perut
membesar, udem kedua
tungkai
KU: TSB, Kesadaran:
compos mentis,
TD:120/90 N:79x/m
R:24x/m S:37,5 CA(+),
SI(+),rho(+), ekstremitas
bawah oedem(+),
Pem.Lab: DL (WBC: 4,36 RBC:
2,64 HGB: 7,0 PLT: 63 MCV:
87,1 MCH: 26,5 MCHC: 30,4)
RFT (Ureum:59 Kreatinin:1,1)
SGOT/SGPT (56/37)

Planning:
O2 masker 5-8 lpm
IVFD RL 2000 cc/24
jam
Inj. Lasik 2x1 amp
Spironolakton 2x50
Lisinopril 2x2,5 mg
Digoxin 2x1
Eritromisin 3x500 mg
aspilet 1x1 tablet
Ranitidin 2x50mg
Pro echo

Follow up tgl 25 july 2015


Keluhan: sesak berkurang,
perut membesar, udem
kedua tungkai
KU: TSB, Kesadaran:
compos mentis,
TD:110/70 N:88x/m
R:24x/m S:36 CA(+),
SI(+),rho(+), ekstremitas
bawah oedem(+),
Pem.Lab: DL (WBC: 4,36 RBC:
2,64 HGB: 7,0 PLT: 63 MCV:
87,1 MCH: 26,5 MCHC: 30,4)
RFT (Ureum:59 Kreatinin:1,1)
SGOT/SGPT (56/37)

Planning:
O2 masker 5-8 lpm
IVFD RL 2000 cc/24
jam
Inj. Lasik 2x1 amp
Spironolakton 2x50
Lisinopril 2x2,5 mg
Digoxin 2x1
Eritromisin 3x500 mg
aspilet 1x1 tablet
Ranitidin 2x50mg
Pro echo

Follow up tgl 26 july 2015


Keluhan: sesak berkurang
KU: TSB, Kesadaran:
compos mentis,
TD:100/70 N:88x/m
R:24x/m S:36,4 CA(+),
SI(+),rho(+),
ekstremitas bawah
oedem(+),
Pem.Lab: DL (WBC: 4,36
RBC: 2,64 HGB: 7,0 PLT: 63
MCV: 87,1 MCH: 26,5
MCHC: 30,4)
RFT (Ureum:59 Kreatinin:1,1)

SGOT/SGPT (56/37)

Planning:
O2 masker 5-8 lpm
IVFD RL 2000 cc/24
jam
Inj. Lasik 2x1 amp
Spironolakton 2x50
Lisinopril 2x2,5 mg
Digoxin 2x1
Eritromisin 3x500 mg
aspilet 1x1 tablet
Ranitidin 2x50mg
Pro echo

Follow up tgl 27 july 2015


Keluhan: sesak berkurang
KU: TSB, Kesadaran:
compos mentis,
TD:100/60 N:58x/m
R:22x/m S:36,9 CA(+),
SI(+),rho(+),
ekstremitas bawah
oedem(+),
Pem.Lab: DL (WBC: 4,36
RBC: 2,64 HGB: 7,0 PLT: 63
MCV: 87,1 MCH: 26,5
MCHC: 30,4)
RFT (Ureum:59 Kreatinin:1,1)

SGOT/SGPT (56/37)

Planning:
IVFD RL 2000 cc/24
jam
Inj. Lasik 3x1 amp
Spironolakton 2x50
Lisinopril 2x2,5 mg
Digoxin 2x1
Eritromisin 3x500 mg
aspilet 1x1 tablet
Ranitidin 2x50mg

Pemeriks
aan

Follow up hasil pemeriksaan


laboratorium
22-072015

23-032015

25-032015

27-032015

WBC

5.5 m/mm3 4,36


m/mm3

4,7 m/mm3

RBC

2.90
m/mm3

2,64
m/mm3

3,78
m/mm3

HGB

8.5 g/dl

7,0 g/dl

10,2 g/dl

PLT

106
m/mm3

63 m/mm3

63 m/mm3

MCV

85 f

87,1 f

83f

MCH

29,4 pq

26,5 pq

27,1 pq

MCHC

34,4 g/dl

30,4 g/dl

32,6 g/dl

KREATININ

1,1 mg/dl

UREUM

59 mg/dl

NATRIUM

134 meq/L

KALIUM

3,7 meq/L

KALSIUM

DIAGNOSIS AKHIR

Penyakit Katup Mitral


PENDAHULUAN
Penyakit katup mitral paling banyak disebabkan
oleh sekuele demam rematik.
Penyebab lain seperti pengapuran dan kelainan
congenital jarang dijumpai.
data resmi di Indonesia mengenai penyakit ini
belum ada.
Diperkirakan kejadian penyakit jantung rematik di
Negara Asia yang sudah maju seperti Korea dan
Jepang berkisar 0.05-0.14/1000,
sedangkan di Negara-negara berkembang
kawasan Asia seperti Bangladesh, Cina, dan India
berkisar 1.3-4.54/1000 penduduk.

Kelainan katup jantung akibat demam rematik


paling sering mengenai katup mitral terutama
mitral stenosis dengan atau tanpa regurgitasi
Meskipun kadang juga mengenai katup aorta dan
tricuspid. Mitral stenosis (MS) murni atau
predominan, kira-kira terjadi pada 40% pasien PJR.
Berbeda dengan mitral stenosis yang umumnya
disebabkan oleh demam rematik, mitral regurgitasi
(MR) dapat disebabkan oleh berbagai macam
kelainan.
Penyebab terbanyak MR adaah iskemia
miokardium, lalu prolaps katup mitral, degenerasi
mixomatous, endokarditis, kardiomiopati dilatasi
non-iskemik dan penyakit infiltrative yang lain serta
fibrosis.

ANATOMI DAN FUNGSI KATUP


MITRAL
Fungsi katup mitral yang optimal
tergantung pada berbagai komponen
seperti : daun katup, chorda tendineae,
annulus katup dan muskulus papillaris,
disamping kondisi atrium dan ventrikel.
Luas area katup mitral (mitral valve area,
MVA) pada orang dewasa normal sekitar 46 cm2
Apabila menyempit < 2,5 cm2 maka akan
mulai menimbulkan gradient (perbedaan
tekanan) transmitral dan juga keluhan.

I.1 MITRAL STENOSIS


(MS)
Mitral stenosis (MS) kondisi dimana terjadi
hambatan aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri
pada fase diastolik akibat penyempitan katup mitral.
Penyebab MS paling sering demam rematik, penyebab
lain adalah karsinoid, sistemik lupus
eritematosus,rheumatoid arthritis, mukopoliskharidosis dengan kelainan bawaan.
Mitral stenosis dikatakan ringan bila MVA 1.5-2.5 cm 2
keluhannya minimal, derajat sedang MVA 1.0-1.5
cm2 keluhan baru timbul saat aktivitas, sedangkan
derajat berat bila MVA < 1.0 cm2 keluhan sudah
timbul saat istirahat.

Gejala Klinis
Lekas lelah
sesak napas bila aktivitas (dyspnea
deffort)
Nocturnal dyspnea
Orthopnea
Keluhan berdebar
Batuk darah (hemoptisis)

Pemeriksaan fisik
Pada penderita MS yang berat sring ditemukan warna kebiruan pada kedua pipi
yang dikenal sebagai wajah mitral (mitral facies), Kadang didapatkan peningkatan
tekanan vena jugularis, hepatomegali dan edem kedua tungkai apabila MS sudah
menimbulkan bendungan pada jantung kanan.
Palpasi:
Pulsasi nadi biasanya lemah dan kecil, mungkin tidak teratur (fibrilasi atrial)
Tapping apeks-teraba S1
Bunyi jantung tambahan: opening snap mungkin teraba disamping bunyi jantung
I dan II
Aktivitas ventrikel kanan teraba keras
Bunyi jantung II (S2) yang keras bisa teraba.
Auskultasi:
Bunyi jantung I (S1) yang mengeras
Bunyi jantung II (S2) normal atau mengeras bila sudah terjadi hipertensi
pulmoner
Bunyi jantung tambahan: opening snap (OS) menandai daun katup mitral yang
masih lentur ketika membuka pada fase diastolic. Semakin pendek jarak A2
(komponen aorta dari S2) semakin berat derajat MS;
Terdengar bising/murmur mid diastolic di daerah apeks jantung, panjang murmur
ini mencerminkan beratnya MS. Agar lebih jelas terdengar, gunakan stetoskop bel
dan miringkan pasien ke kiri.
Pada Ms berat dengan aliran melalui katup mitral yang kecil, S1, OS dan bising
mid diastolic mungkin tidak terdengar lagi.

Pemeriksaan penunjang
diagnosis
Elektrokardiografi
Foto Rontgen Toraks
Ekokardiografi
Katerisasi jantung

1.2 MITRAL REGURGITASI


(MR)
Regurgitasi mitral adalah kondisi
dimana terjadi aliran darah balik dari
ventrikel kiri ke atrium kiri pada saat
sistolik. Mitral regurgitasi terjadi
akibat abnormalitas berbagai
komponen katup mitral, seperti daun
katup, annulus, chorda tendineae,
dan muskulus papillaris.

Gejala klinis
Mitral regurgitasi akut
Peningkatan tekanan atrium kiri yang tiba-tiba.
Peningkatan tekanan hidrostatik di kapiler pulmoner menyebabkan
cairan berpindah dari vaskuler ke interstitial dan alveoli.
Gejala kongesti paru seperti: sesak napas pada saat aktivitas
ringan atau istirahat sambil berbaring (orthopnea).
Peningkatan jugularis venous pressure (JVP), hepatomegali, asites,
edem tungkai terlihat bila sudah terjadi hipertensi pulmoner dan
gagal jantung kanan.
Mitral regurgitasi kronik
Seringkali pasien asimtomatik selama beberapa tahun.
Gejala akan timbul bila terjadi penurunan curah jantung, yaitu
cepat lelah, lemah, sesak pada aktivitas atau tengah malam,
bahakan ketika berbaring, diikuti tanda-tanda gagal jantung kanan.

Pemeriksaan Fisik
Palpasi
Carotid upstroke jelas
Impuls apeks cordis kuat dan begeser ke lateral
Pengisian ventrikel kiri pada awal diastolic dapat diraba karena
volume yang berlebihan mengalir dari atrium kiri ke ventrikel kiri
Adanya dilatasi ventrikel kiri menyebabkan impuls apeks
bergeser ke lateral
Gerakan ventrikel kanan yang meningkat menandakan
hipertensi pulmoner
Auskultasi
Bunyi jantung pertama (S1) melemah
Splitting bunyi jantung kedua (S2)
Komponen pulmonal bunyi jantung kedua (P2) mengeras bila
telah terjadi hipertensi pulmoner.
Bunyi jantung tambahan S4 terutama pada Mr akut
Murmur pansistolik dengan punktum maksimum di apeks,
menjalar ke lateral dan axilla. Pada MR akut murmur terdengar
pendek dan lebih halus.

Pemeriksaan penunjang
diagnosis

Elektrokardiogram
Foto Rontgen toraks
Ekokardiogram
Kateterisasi jantung

Terapi
Terapi Farmakologi
Terapi Infasif Non Bedah
Terapi Bedah

PEMBAHASAN
Pada kasus ini, pasien (Ny.YW) didiagnosa dengan Reumatoid Heart
Disease Mitral Stenosis Isufisiensi berdasarkan hasil anamnesa,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Dari hasil anamnesis didapatkan keluhan utama berupa sesak. Sesak
yang dirasakan pasien sejak 3 bulan yang lalu dan sesak semakin
berat sejak 1 bulan yang lalu. Sesak yang dirasakan timbul saat pasien
istirahat maupun beraktivitas, seperti berjalan kekamar mandi, dan
menaiki tangga, sesak yang dirasakan pasien juga dirasakan sangat
mengganggu dengan terbangunnya pasien saat tidur malam. Selain
sesak, pasien juga merasakan gejala lain seperti nyeri dada yang
awalnya dirasakan dibagian tengah dada yang kemudian menjalar ke
bagian dada sebelah kiri, selain itu pasien juga mengeluhkan batuk,
batuk dirasakan pasien sejak 1 minggu yang lalu disertai dahak
berwarna hijau dan bercampur dengan bercak darah, mual muntah
juga dirasakan pasien.

Dari hasil pemeriksaan fisis didapatkan, keadaan


umum pasien tampak sakit sedang, dengan
kesadaran kompos mentis dan tanda-tanda vital yaitu
tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 78/menit, respirasi
27/menit, suhu aksila 36,2oC, conjungtiva anemis (+),
sclera ikterik (+), rhonki (-), wheezing (-), dan pada
auskultasi jantung (BJ 1 dan 2 reguler), murmur (+)
pada katup mitral, gallop (-), pada pemeriksaan JVP
terdapat peningkatan yaitu 5+4 cmH2O, dari
pemeriksaan abdomen didapatkan pembesaran
abdomen dengan lingkar perut 88 cm, hepar teraba 3
jari dibawa arcus costa dan juga terdapat
pembesaran limpa (S4). Nyeri tekan (+), sifting
dullness (+). Ekstremitas hangat, piting edema (+)
pada kedua ekstremitas atas maupun bawah.

Dari hasil pemeriksaan penunjang (elektrokardiografi, foto rongent


toraks PA, dan Ekokardiogram) didapatkan:

Elektrokardiografi

Rontgen thorax PA
Dari hasil pemeriksaan rongent
thorax PA didapatkan:
Identitas: Ps. a/n Ny. YW, usia:30
tahun, pemeriksaan dilakukan
pada tanggal 23 juli 2015.
Jenis foto: Thorax PA
Kualitas baik, kekerasan cukup,
inspirasi cukup
Trakea letak ditengah
CTR 70%, pinggang jantung
mendatar (pembesaran atrium
kiri)

Ekokardiogram
Dari hasil pemeriksaan ekokardiogram yang dilakukan
pada tanggal 24 juli 2015 didapatkan hasil:
Katup: penebalan mitral
MS berat (0,7 m2)
MR berat
Dari data-data pasien diatas, baik dari hasil anamnesa,
pemeriksaan fisik maupaun pemeriksaan penunjang
berupa pemeriksaan EKG, Rongent thorax, maupun
Ekokardiogram dan didapatkan kesesuaian teori yang
ada sehingga pada kasus ini pasien didiagnosa dengan
Mitral Stenosis Isufisiensi.

Terapi yang diberikan pada pasien ini berupa ,inj lasix 3x1 amp IV, lisinopril
2x2,5 mg, digoxin 2x1 tab, eritromisin 3x500 mg, aspilet 1x80 mg,
spironolakton 2x50 mg.
Pengelolahan medik yang diberikan pada pasien dengan Mitral Stenosis (MS)
yaitu:
Obat-obatan untuk mengatasi gangguan akibat adanya obstruksi mekanis:
Beta bloker untuk memperpanjang waktu pengisian diastolic
Diuretic (furosemid, spironolakton)
Digitalis (digoxin, -methyl digoxin) bila diperlukan terutama pada fibrilasi
atrial yang permanen untuk control denyut jantung (ventrikel rate) dengan
target INR 2-3
Antikoagulan (warfarin) bila ditemukan fibrilasi atrial
Antiaritmia (amiodaron, sulfas kinidin, beta blocker, ca antagonis)
Obat-obat pencegah sekunder demam reumatik
Terapi untuk pencegahan terhadap endokarditis infektif
Terapi terhadap anemia, infeksi, hemoptysis;hindari aktivitas yang berat.

Prognosis dari penyakit mitral


stenosis isufisiensi:
Quo ad vitam bonam
Quo ad functionam malam
Quo ad sanationam bonam

Anda mungkin juga menyukai