Anda di halaman 1dari 16

RETENSIO PLASENTA

Novena Jean Resti Zagoto


0961050068

Perdarahan postpartum primer / dini

(early postpartum hemorrhage) yaitu


perdarahan yang terjadi dalam 24 jam
pertama. Penyebab utamanya adalah
atonia uteri (50-60 %), retensio
plasenta (16-17 %), sisa plasenta (2324 %), laserasi jalan lahir (4-5 %), dan
kelainan darah (0,5 0,8 %).

Insidensi
Retensio

plasenta
adalah
penyebab
signifikan dari kematian maternal dan
angka
kesakitan
di
seluruh
negara
berkembang. Kasus ini merupakan penyulit
pada 2 % dari semua kelahiran hidup
dengan angka kematian hampir mencapai
10% di daerah pedesaan.
Diperkirakan insidensi dari perlengketan
abnormalitas sekitar 1 dari 2000 hingga 1
dari 7000 persalinan. Plasenta akreta
meliputi
80%
dari
keseluruhan
perlengketan abnormal, plasenta inkreta 15
%, dan plasenta perkreta 5 %.

Anatomi

Plasenta terdiri atas tiga bagian

yaitu :
1. Bagian janin (fetal portion)
2. Bagian maternal (maternal portion)
3. Tali pusat merentang dari pusat janin
ke uri bagian permukaan janin.

Fungsi plasenta
Nutrisasi
Respirasi
Produksi

Mekanisme Kala III


Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan

berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban.


Lama kala tiga pada persalinan normal ditentukan oleh
lamanya fase kontraksi
Kala tiga yang normal dapat dibagi ke dalam 4 fase, yaitu :

Fase laten, ditandai oleh menebalnya dinding uterus

yang bebas dari plasenta, namun dinding uterus tempat


plasenta melekat masih tipis.
Fase kontraksi, ditandai oleh menebalnya dinding
uterus tempat plasenta melekat (dari ketebalan kurang
dari 1 cm menjadi > 2 cm).
Fase
pelepasan plasenta, fase dimana plasenta
menyempurnakan pemisahannya dari dinding uterus
dan lepas.
Fase pengeluaran, dimana plasenta bergerak meluncur
ke arah vagina.

Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum

lahirnya plasenta hingga atau melebihi waktu 30 menit


setelah bayi lahir
Sebab-sebab dari retensio plasenta :
a. Plasenta belum lepas dari dinding uterus atau
b.Plasenta sudah lepas, akan tetapi belum dilahirkan.
Jika plasenta belum lepas sama sekali, tidak terjadi
perdarahan, jika lepas sebagian terjadi perdarahan
yang merupakan indikasi untuk mengeluarkannya.

Etiologi
Fungsional
His kurang kuat
Plasenta sukar terlepas karena tempatnya

(insersi di sudut tuba), bentuknya (plasenta


membranasea, plasenta anularis); dan
ukurannya (plasenta yang sangat kecil).
Patologi-anatomi
Plasenta akreta: plasenta melekat langsung

pada miometrium.
Plasenta inkreta:vili korialis sampai menembus
miometrium, tapi tidak menembus serosa
uterus.
Plasenta perkreta: vili korialis sampai
menembus serosa atau perimetrium.

Diagnosis

Plasenta belum lahir


setelah 30 menit
Perdarahan segera
Uterus berkontraksi
dan keras

Plasenta atau
sebagian selaput
tidak lengkap
Perdarahan segera

Tali pusat putus


akibat traksi
berlebihan
Inversio uteri akibat
tarikan
Perdarahan lanjutan

Retensio plasenta

Uterus berkontraksi
tetapi tinggi fundus
tidak berkurang

Tertinggalnya sebagian
plasenta atau ketuban

Uterus tidak teraba


Lumen vagina terisi
massa
Tampak tali pusat
(bila plasenta belum
lahir)

Neurogenik syok
Pucat dan limbung

Inversio uteri

Sub-involusi uterus
Nyeri tekan perut

bawah dan pada


uterus
Perdarahan
Lokhia mukopurulen
dan berbau

Anemia
Demam

Diagnosis retensio plasenta

Endometritis atau sisa


fragmen plasenta
(terinfeksi atau tidak)
Perdarahan postpartum
sekunder

Gejala

Akreta parsial

Inkarserata

Akreta

Konsistensi uterus

Kenyal

Keras

Cukup

Tinggi fundus

Sepusat

2 jari bawah pusat

Sepusat

Bentuk uterus

Diskoid

Agak globuler

Diskoid

Perdarahan

Sedang- banyak

Sedang

Sedikit/ tidak ada

Tali pusat

Terjulur sebagian

Terjulur

Tidak terjulur

Ostium uteri

Terbuka

Konstriksi

Terbuka

Pelepasan plasenta

Lepas sebagian

Sudah lepas

Melekat seluruhnya

Syok

Sering

Jarang

Jarang sekali, kecuali akibat


inversio oleh tarikan kuat
pada tali pusat

Identifikasi jenis retensio


plasenta dan gambaran klinisnya

Pemeriksaan pervaginam
Pada pemeriksaan pervaginam, plasenta

tidak ditemukan di dalam kanalis servikalis


tetapi secara parsial atau lengkap
menempel di dalam uterus. Pada
pemeriksaan plasenta yang lahir
menunjukkan bahwa ada bagian tidak ada
atau tertinggal, dan pada eksplorasi secara
manual terdapat kesulitan dalam pelepasan
plasenta atau ditemukan sisa plasenta.
Pemeriksaan Penunjang
USG

Tindakan yang dapat dikerjakan pada


retensio plasenta

Teknik Brandt-Andrews
Coba 1 2 kali dengan perasat Crede
Keluarkan plasenta dengan tangan

(manual plasenta)

Kuretase
Tindakan bedah
Bila perdarahan banyak berikan

transfusi darah
Terapi
konservatif
Jenis dan Cara
Oksitosin

Ergometrin

Misoprostol

Dosis dan cara


pemberian

IV : 20 IU dalam 1 L larutan
garam fisiologis dengan
tetesan cepat
IM : 10 IU

IM atau IV (lambat) :
0,2 mg

Oral atau rektal 400


g dapat diulang
sampai 1200 g

Dosis lanjutan

IV : 20 IU dalam 1 L larutan
garam fisiologis dengan 40
tetes/menit

Ulangi 0,2 mg IM
setelah 15 menit

400 g 2-4 jam


setelah dosis awal

Dosis maksimal
perhari

Tidak lebih dari 3 L larutan


dengan oksitosin

Total 1 mg atau 5
dosis

Total 1200 g atau 3


dosis

kontraindikasi

Pemberian IV secara cepat


atau bolus

Preeklampsia, vitium
cordis, hipertensi

Nyeri kontraksi,
asma

Komplikasi
Perforasi uterus
Infeksi
Syok (hipovolemik)
Perdarahan postpartum
Histerektomi

Prognosis
Prognosis tergantung dari lamanya, jumlah

darah yang hilang, keadaan sebelumnya


serta efektifitas terapi. Diagnosa dan
penatalaksanaan yang tepat sangat
penting.

Anda mungkin juga menyukai