Anda di halaman 1dari 55

Pengolahan Sinyal

Digital
Referensi :
1.C. Marven and G. Ewers, A Simple Approach to
Digital Signal Processing, Wiley, 1997.
2.Unningham, Digital Filtering, Wiley, 1991.
3.Ludeman, Fundamental of digital signal processing,
Wiley, 1986
4.Boz Porat, A course in digital signal processing,
Wiley, 1997
5.Proakis and Manolakis, Pemrosesan Sinyal Digital:
Prinsip, Algoritma, dan Aplikasi, Prenhallindo, 1995
6.Orfanidis,Introduction to Signal Processing
.

DEFINISI SINYAL
Sinyal dapat didefinisikan antara lain :
a.Sekumpulan angka yang mendefinisikan
besaran.
b.Kuantitas fisik yang berubah terhadap
waktu, ruang atau terhadap variabelvariabel independen lainnya.
c.Secara matematis, sinyal dinyatakan
sebagai fungsi dari satu atau lebih

SINYAL ?
Diterjemahkan dari kamus Inggris
Oxford, sinyal adalah suatu tanda
(sign) atau pemberitahuan
(notice) yang dapat ditangkap
oleh penglihatan atau
pendengaran terutama untuk
kepentingan penyampaian
peringatan, petunjuk, atau
informasi.
3

Untuk sebagian besar deskripsi dan


analisis, sebuah sinyal dapat
didefinisikan secara sederhana sebagai
sebuah fungsi matematika sebagai
berikut.
y = f (x)
dengan x adalah variabel atau peubah
yang independen (nilainya tidak
bergantung pada nilai peubah lain)
dan y (sinyal) merupakan peubah yang
dependen (dalam hal ini nilai y
bergantung pada nilai x).
4

Peubah independen menentukan domain


(daerah asal) dari sinyal, misalnya:
y = sin (t) adalah suatu fungsi dengan
variabel dalam domain waktu (timedomain) t sehingga merupakan sinyal
yang ubah waktu (time-signal).
x() = 1/(-m2 + ic + k) adalah sinyal
yang mempunyai domain frekuensi yaitu
atau disebut frequency-domain signal.
Intensitas citra (image) I(x,y) merupakan
sinyal yang mempunyai domain spasial
atau disebut spasial-domain signal.
5

Sinyal

KLASIFIKASI SINYAL

Sinyal
Infinite Aperiodic

10

Klasifikasi sinyal
berdasarkan besaran
yang diproses :
a. Sinyal analog
b. Sinyal digital

11

ANALOG & DIGITAL


Sebagian besar sinyal-sinyal yang ditemukan dalam
sains dan teknologi adalah analog di alam. Yaitu
sinyal-sinyal itu merupakan fungsi dari suatu variabel
kontinyu seperti : waktu atau ruang.
Contoh sinyal analog adalah sinyal dari mic. Mic
adalah suatu alat yang mengubah besaran audio ke
besaran listrik. Sinyal analog apabila digambar dengan
gelombang sinus bentuknya konsisten atau continue.
Sinyal digital merupakan hasil teknologi yang
mengubah sinyal menjadi suatu angka yag dapat
dimengerti oleh mesin yaitu angka 0 (off) dan 1 (on)
yang disebut angka biner untuk memproses informasi
yang mudah, cepat, dan akurat.
12

Ada beberapa alasan mengapa digunakan


pemrosesan sinyal digital daripada suatu sinyal
analog.
(Proakis dan Manolakis, 1992)

Pertama, suatu sistem digital terprogram


memiliki fleksibilitas dalam merancangulang operasi-operasi pemrosesan
sinyal digital hanya dengan melakukan
perubahan pada program yang
bersangkutan.
Sedangkan proses merancang-ulang pada
sistem analog biasanya melibatkan rancangulang perangkat keras, uji coba dan verifikasi
agar dapat bekerja seperti yang diharapkan.
Penggunaan yang berulang-ulang terhadap
informasi tidak mempengaruhi kualitas dan
kuantitas informasi itu sendiri.
13

Kedua, pemrosesan sinyal digital


menawarkan pengendalian akurasi yang
lebih baik.
Faktor toleransi yang terdapat pada komponenkomponen rangkaian analog menimbulkan kesulitan
bagi perancang dalam melakukan pengendalian
akurasi pada sistem pemrosesan sinyal analog.
Di lain pihak, sistem digital menawarkan pengendalian
akurasi yang lebih baik.
Beberapa persyaratan yang dibutuhkan, antara lain
penentuan akurasi pada ADC dan Prosesor sinyal
digital, dalam bentuk panjang word (word length),
floating-point versus fixed-point arithmetic dan
faktor-faktor lain.
14

15

Ketiga, informasi dapat dengan mudah


diproses dan dimodifikasi ke dalam
berbagai bentuk.
Sinyal-sinyal digital dapat disimpan pada media
magnetik (berupa tape, disk, chip, card) tanpa
mengalami pelemahan atau distorsi data sinyal
yang bersangkutan.
Dengan demikian sinyal tersebut dapat dipindah
pindahkan serta diproses secara offline di
laboratorium.
Metode-metode pemrosesan sinyal digital juga
membolehkan implementasi algoritma-algoritma
pemrosesan sinyal yang lebih canggih.
16

Keempat, implementasi digital sistem


pemrosesan sinyal lebih murah
dibandingkan secara analog.
Hal ini disebabkan karena perangkat keras
digital lebih murah, dan implementasi digital
memiliki fleksibilitas untuk dimodifikasi.
Selain itu penggunaan sistem digital mampu
mengirimkan informasi dengan kecepatan
cahaya yang mengakibatkan informasi dapat
dikirim dengan kecepatan tinggi, dapat
memproses informasi dalam jumlah yang
sangat besar dan mengirimkannya secara
interaktif.
17

Pemrosesan sinyal digital lebih banyak


digunakan dalam berbagai aplikasi.
Misalnya :
o
o
o
o
o
o

aplikasi pengolahan suara pada kanal telepon,


pemrosesan citra serta transmisinya,
bidang seismologi dan geofisika,
eksplorasi minyak,
deteksi ledakan nuklir,
pemrosesan sinyal yang diterima dari luar
angkasa,
o dan lain sebagainya.
18

Namun implementasi digital tersebut


memiliki keterbatasan dan tantangan
untuk terus dikembangkan, dalam hal :
kecepatan konversi A/D dan prosesor
sinyal digital.
Bahasa pemrograman dalam
pengolahan sinyal digital. Selain dari
yang sudah berkembang yaitu MATLAB,
XILINX, MODELSIM, MENTOR GRAPHIC,
dll.
19

Perbandingan Pengolahan
Sinyal

20

Matakuliah Pengolahan Sinyal


Digital

PENGENALAN
SINYAL-SINYAL DASAR

21

Pengantar
Sinyal dasar adalah sinyal yang dapat
digunakan untuk menyusun atau
merepresentasikan sinyal-sinyal yang lain.
Ada beberapa sinyal dasar/elementer yang
sering digunakan dalam praktek, dengan
merepresentasikan suatu sinyal dalam bentuk
sinyal elementer, pemahaman tentang sifatsifat sinyal dan sistem menjadi lebih mudah.
Beberapa diantara sinyal-sinyal dasar tersebut
memiliki karakteristik yang menjadikan
penyelesaian persoalan teknik atau rekayasa
menjadi lebih mudah.
Pada pokok bahasan ini akan bahas macammacam sinyal dasar baik sinyal waktu kontinyu
maupun sinyal waktu diskrit.
22

Sinyal-Sinyal Dasar
Sinyal dasar secara garis besar
dapat dikelompokkan menjadi 2
macam , yaitu
a. sinyal dasar waktu kontinyu
b. sinyal dasar waktu diskrit.

23

24

Sinyal Waktu
Kontinyu

25

Sinyal Waktu Diskrit

26

A. Sinyal Dasar Waktu


Kontinyu.

A1. Sinyal/Fungsi Tangga Satuan.


Fungsi tangga satuan waktu kontinyu
didefinisikan sebagai

27

Sinyal Fungsi tangga merupakan sinyal


yang penting untuk mempelajari sinyal
secara analitik dan juga banyak dipakai
dalam praktek.
Perhatikan bahwa sinyal tangga satuan
merupakan sinyal waktu kontinyu untuk
semua t kecuali pada t=0, dimana
fungsinya tidak kontinyu.
Contoh dari fungsi tangga satuan adalah
output dari sumber tegangan dc 1-V yang
dirangkai seri dengan saklar yang di-onkan saat t=0.
28

Contoh :
1. Fungsi pulsa persegi Gambar SSD-2
dapat dinyatakan dalam bentuk
fungsi tangga :

29

2. fungsi signum,

yang ditunjukkan pada Gambar SSD-

3.
Fungsi signum satuan didefinisikan sebagai

Fungsi signum dapat dinyatakan dalam bentuk fungsi


tangga satuan

Fungsi signum merupakan salah satu fungsi yang banyak


digunakan dalam teori komunikasi dan teori kontrol.
30

A2. Sinyal/Fungsi Ramp


Satuan.
Fungsi ramp (pada gambar SSD-4)
didefinisikan sebagai

Fungsi ramp dapat diperoleh dari integrasi


fungsi tangga satuan

31

Contoh :
Sinyal berikut [Gambar SSD-5] dapat
dinyatakan dalam bentuk fungsi tangga
dan ramp satuan sebagai berikut :

Gambar SSD-5
32

A3. Sinyal/Fungsi
Sampling.

Fungsi Sampling Sa(t), banyak digunakan


dalam analisis spektral dan didefinisikan
sebagai

Gambar SSD-6 menunjukkan fungsi ini.


Fungsi lain yang mirip fungsi Sa(t) adalah
fungsi sinc( t) yang ditunjukkan pada
Gambar SSD-7 dan didefinisikan sebagai
33

34

A4. Fungsi Impuls Satuan


Sinyal impuls satuan atau disebut juga
fungsi delta Dirac atau disingkat fungsi
delta (t), menempati posisi yang sangat
penting dalam analisis sinyal.
Banyak fenomena fisik seperti sumber titik,
muatan titik, beban terkonsentrasi pada
struktur, sumber tegangan atau arus yang
aktif dalam waktu yang sangat singkat
dapat dimodelkan sebagai fungsi delta.
Secara matematis, fungsi impuls
didefinisikan oleh
35

Fungsi impuls satuan memiliki sifat :

(1)

(2)
(3)
(4).
genap, yaitu

merupakan fungsi

36

Dalam praktek, fungsi impuls tersebut didekati


menggunakanlimit dari suatu fungsi konvensional untuk
parameter mendekati nol. Beberapa contoh dari sinyal
ini diberikan pada Gambar SSD-9.

Gambar SSD-9
Fungsi Pendekatan untuk Impuls

37

Sifat sifat operasi fungsi impuls


(i)

Sifat Pergeseran

atau secara umum


yang menyatakan
sebagai penjumlahan kontinyu impuls berbobot
(ii)
Sifat Sampling
Jika
kontinyu di t0, maka
(iii)

Sifat scalling

Relasi antara

dan

diberikan oleh :

38

A5. Sinyal Eksponensial


Kompleks

Sinyal eksponensial kompleks


memiliki bentuk sebagai berikut :

dimana C dan bilangan


kompleks. Karakteristik sinyal ini
bergantung kepada nilai C dan .

39

Kelompok pertama : Jika C dan besaran riil, maka


sinyal tersebut disebut eksponensial riil, dan sinyal
tersebut memiliki dua tipe perilaku.
(1)Jika positif, maka nilai
x(t) membesar
secara eksponensial dengan kenaikan.
Fenomena seperti sinyal ini dapat dijumpai
dalam proses-proses reaksi kimia.
(2) Jika negatif, maka nilai x(t) menurun secara
eksponensial.
Fenomena seperti ini dapat dijumpai pada
proses peluruhan radioaktif, respon rangkaian
RC, sistem damper mekanik, dan lain-lain.
Gambar SSD-10 menunjukkan sinyal jenis ini.

40

Gambar SSD-10
Sinyal Eksponensial Riil Waktu Kontinyu
(a). positif (b) negatif

41

Kelompok ke dua, jika imajiner


murni, misalkan sinyal
.
Sifat penting dari sinyal ini adalah
periodik. Hal ini dapat dicek sebagai
berikut, jika x(t)periodik dengan
periode T maka harus berlaku

Karena


dimana

maka
42

Jadi sinyal
dan sinyal
keduanya
memiliki perioda fundamental yang sama.
Sinyal yang memiliki relasi sangat
dekat dengan sinyal
adalah
sinyal

seperti
yang ditunjukkan pada Gambar SSD-11.

Gambar SSD-11
Sinyal Sinusoida Waktu Kontinyu

43

Kelompok ketiga dari sinyal ini


adalah jika C dan bernilai
kompleks, jika
dan
. Sinyal ini merupakan
gabungan dari dua sinyal sebelumnya (sinyal
eksponensial dan sinuoidal), maka:

Karakteristik sinyal yang diberikan oleh Persamaan di atas


bergantung kepada r , yaitu bagian riil dari .

Jika r<0, maka sinyal tersebut merupakan sinyal sinusoida


teredam
Jika r=0, maka sinyal tersebut merupakan sinyal sinusoida
Jika r>0, maka sinyal tersebut merupakan sinyal sinusoida
yang membesar
44

Gambar SSD-12 Sinyal


a) r<0 dan b) r>0
45

B. Sinyal Dasar Waktu


Diskrit
Ada beberapa sinyal dasar waktu diskrit yang

banyak digunakan dalam praktek yaitu, unit impuls,


unit step dan eksponensial kompleks
B1. Fungsi Impuls dan Fungsi Tangga Satuan
Fungsi impuls untuk sinyal waktu diskrit ditunjukkan
pada Gambar SSD-13 dan didefinisikan sebagai

Gambar SSD-13
Fungsi Impuls Satuan Waktu
Diskrit
46

Sedangkan fungsi tangga satuan yang


ditunjukkan pada Gambar SSD-14 didefinisikan
sebagai berikut :

Gambar SSD-14
Fungsi Tangga Satuan Waktu Diskrit
47

Fungsi impuls dan tangga waktu diskrit memiliki


sifat-sifat yang mirip dengan fungsi waktu kontinyu.
Sebagai contoh beda pertama dari fungsi tangga
satuan adalah :

Penjumlahan fungsi impuls

Atau
Demikian juga sebarang sinyal waktu diskrit dapat
dinyatakan dalam bentuk penjumlahan impuls
berbobot
48

B2. Sekuen Eksponensial


Sekuen eksponensial kompleks waktu diskrit diberikan oleh :

Dimana C dan , secara umum adalah bilangan kompleks.


Fungsi ini analog dengan fungsi eksponensial kompleks
waktu kontinyu . Jika C dan bilangan riil, maka
karakteristik sinyal tersebut bergantung kepada ||
.
o Jika ||>1, maka sinyal x[n] merupakan eksponensial
membesar,
o Jika ||=1, maka sinyal tersebut konstan,
o Jika ||<1, maka sinyal x[n] merupakan eksponensial
menurun,
Gambar SSD-15 menunjukkan sinyal eksponensial
tersebut.
49

Gambar SSD-15
Sinyal

50

Sebagai alternatif, Persamaan


.

dapat pula ditulis dalam bentuk:


dimana

51

52

Gambar SSD-16. Sinyal

53

THE END

54

55

Anda mungkin juga menyukai