KELOMPOK 8
NAMA KELOMPOK
POKOK PEMBAHASAN
Teori Akuntansi Sektor Publik
Laporan Keuangan
Definisi, Lingkup, Jenis dan Tujuan
Audit Organisasi Sektor Publik
Karakteristik
Kemampuan untuk
menerangkan dan
menjelaskan fenomena
yang ada (the ability to
explain)
Kemampuan untuk
memprediksi (the ability to
predict)
Kemampuan
mengendalikan fenomena
(the ability to control given
phenomena)
Objektivitas
Konsistensi
Daya Banding
Tepat Waktu
Ekonomis Dalam
Penyajian Laporan
Materialitas
Pada dasarnya, akuntansi baik pada sektor swasta maupun sektor publik, dapat dibagi
menjadi dua yaitu : akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan
dapat didefinisikan sebagai suatu prinsip, metode, dan teknik pencatatan dan
pengorganisasian data keuangan atas operasi/kegiatan suatu entitas untuk menghasilkan
dan memberikan informasi yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi
yang rasional.
Ruang lingkup akuntansi keuangan pemerintah meliputi semua kegaitan yang
mencangkup pengumpulan data, penganalisaan, pengklasifikasian, pencatatan, dan
pelaporan atas transaksi keuangan pemerintah sebagai suatu entitas, serta penafsiran
terhadap hasil-hasilnya.
Masisi (1978) dalam Glynn (1993) menjelaskan aturan dasar sistem akuntansi keuangan
sebagai berikut :
Identifikasi kegiatan operasi yang relavan.
Pengklasifikasian kegiatan operasi secara tepat.
Adanya sistem pengendalian untuk menjamin reliabilitas.
Menghitung pengaruh masing-masing operasi.
1.
2.
3.
4.
5.
Teknik-teknik Akuntansi
Keuangan Sektor Publik
Akuntansi Anggaran
Akuntansi Komitmen
Akuntansi Dana
Akuntansi Kas
Akuntansi Akural
Akuntansi Anggaran
Akuntansi Komitmen
Akuntansi Dana
Akuntansi Kas
Akuntansi Akural
Akuntansi akrual
dianggap lebih baik
daripada akuntansi kas.
Teknik akuntansi
berbasis akrual diyakini
dapat menghasilkan
laporan keuangan yang
lebih dapat dipercaya,
lebih akurat,
komprehensif, dan
relevan untuk
pengambilan keputusan
ekonomi, sosial, dan
politik.
Perbedaan Akuntansi
Berbasis Kas dan Berbasis
Akural
Single entry pada awalnya digunakan sebagai dasar pembukuan dengan alasan
utama demi kemudahan dan kepraktisan. Seiring dengan semakin tingginya
tuntutan diciptakannya good governance yang berarti tuntutan adanya
transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan organisasi sektor
publik, perubahan sistem single entry menjadi doubled entry dipandang
sebagai solusi mendesak untuk diterapkan. Hal tersebut dikarenakan
penggunaan single entry tidak dapat memberikan informasi yang
komprehensif dan mencerminkan kinerja yang sesungguhnya.
Pengaplikasian pencatatan transaksi dengan sistem double entry ditujukan
untuk menghasilkan laporan yang auditable dan traceable. Kedua hal ini
merupakan faktor utama untuk menghasilkan informasi keuangan yang dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik. Dengan sistem double entry, maka
dapat dilakukan pengukuran kinerja secara lebih tepat.