Anda di halaman 1dari 12

Emerging Infectious

Disease (EID)

Present by
group 1

Angga Musadiq
Febri Zakhratul Amalia
Susi Lumbanbatu
Rahmadia Sary
Laras Berlian Xarolin
Yusmadita Wulandari
Fitria Sari Rahmadani
Agnes Yesenia
Liza Ummamie
Nur Inda Rahayu

DEFINISI EMERGING INFECTIOUS DISEASE (EID)

Penyakit yg sebelumnya tidak pernah


terjadi pada manusia atau pernah
terjadi pada populasi kecil di tempat
yang terisolasi (NIH, 2012).
Penyakit baru yang belum pernah
terjadi sebelumnya/penyakit yang
diketahui meningkat serta terancam
meningkat dalam sebaran
insiden/geografis (Aldhigieri, 2012).

Jenis EID
Penyakit yang benar2
MENURUT MOUTOU DAN
baru menyebar.
PASTORET
(2015)
Penyakit yang

menyebar secara
geografis ditempat
yang belum pernah
terjadi sebelumnya.
Penyakit yang
menyebar pada
spesies yang belum
pernah terserang
sebelumnya.

MENURUT LOSHER DAN


KRAMER (2010)

Emerging diagnosis
as infectious disease.
Newly emerging
infectious disease.
Re-emerging disease.
Emerging resistence
of infectious disease.

Avian Influenza (AI)


Penyakit influenza unggas (avian influenza), atau

lebih dikenal sebagai wabah flu burung, pertama


kali dilaporkan pada tahun 1878 sebagai wabah yang
menjangkiti ayam dan burung di Italia (Perroncito,
1878)

Lanjutan . . .
Tahun 1997, kejadian pertama penularan langsung

virus influenza A (H5N1) dari burung ke manusia,


dibuktikan saat terjadi serangan penyakit AI di
Hongkong, virus itu telah mengakibatkan sakit
pernapasan parah pada 18 orang, 6 diantaranya
meninggal.

Mekanisme transmisi

Air liur

Cairan saluran pernapasan

Kotoran

Epidemiologi

Telah terjadi di korea, Vietnam,


Jepang, Thailand, Kamboja,
Taiwan, Laos, China, Indonesia
dan Pakistan.

Penyebaran Kasus

Ayam dan manusia di hongkong, tahun 1997 AI


telah menginfeksi 18 orang, 6 meninggal.
Tahun 1999 AI menginfeksi 2 anak di hongkong.
Tahun 2003, ditemukan 2 kasus di hongkong, 1
orang meninggal.
Tahun 2003, ditemukan 80 kasus di Belanda, 1
meninggal.
Tahun 2004, ditemukan 19 kasus di vietnam, 14
meninggal.
Tahun 2004, ditemukan 6 kasus di Thailand, 5
meninggal.

Gejala AI
Hewan
Ayam mati tanpa gejala yang termonitor

seperti depresi, lesu, bulu rontok, dan panas.


Kerabang telur yang diproduksi lembek dan
segera diikuti pemberhentian produksi.
Muka dan pial kebiruan, kaki kemerahan dan
udem.
Ayam mengalami diare dan terlihat sangat
haus, pernapasan terlihat berat, terjadi
perdarahan pada kulit tanpa bulu.
Kematian bervariasi dari 50% sampai dengan
100% (Rahardjo, 2004).

Manusia
Masa inkubasi 3 hari, dengan rentang 2-4 hari.
Manifestasi klinis terutama terjadi pada sistem

respiratorik mulai dari yang ringan sampai berat.


batuk, pilek, dan demam cukup tinggi yaitu > 38
derajat Celcius. Gejala lain berupa sefalgia, nyeri
tenggorokan, mialgia, dan malaise, diare,
konjuntivitis, pneumonia, dan banyak yang berakhir
dengan ARDS (acute respiratory distress syndrome).
Perjalan klinis Avian Influenza umumnya berlangsung
sangat progressif dan fatal.
Mortalitas penyakit ini dilaporkan terakhir sekitar
50%.
Kelainan laboratorium adalah leukopenia, limfopenia,
dan trombositopenia. Dan banyak yang mengalami
gangguan ginjal berupa peningkatan nilai ureum dan
kreatinin.
Kelainan foto toraks bisa berupa infiltrat bilateral
luas, infiltrat difus, multifokal, atau patchy, atau
berupa kolaps lobar

Diagnosis

Kultur dan identifikasi virus H5N1


Uji Real Time Nested PCR (Polymerase Chain Reaction)
Uji serologi
- Immunofluorescence (IFA) test : ditemukan antigen positif
dengan menggunakan antibodi monoclonal Influenza A
H5N1
- Uji netralisasi : didapatkan kenaikan titer antibodi spesifik
influenza A H5N1 sebanyak 4 kali dalam paired serum.
uji penapisan :
a)Rapid test untuk mendeteksi Influenza A
b)HI test dengan darah kuda untuk mendeteksi H5N1
c)Enzyme Immunoassay (ELISA) untuk mendeteksi H5N1.

Lanjutan . . .

Hematologi : Hemoglobin, leukosit, trombosit, hitung jenis


leukosit, total limfosit. Umumnya ditemukan leukopeni,
limfositopeni atau limfositosis relatife dan trombositopeni.
Kimia : Albumin/Globulin, SGOT/SGPT, Ureum, Kreatinin,
Kreatin Kinase, Analisa Gas Darah. Umumnya dijumpai
penurunan
albumin,
peningkatan
SGOT/SGPT,
peningkatan ureum dan kreatinin, peningkatan kreatinin
kinase, analisa gas darah dapat normal atau abnomal.
Kelainan laboratotium sesuai dengan perjalanan penyakit
dan komplikasi yang ditentukan.
c. Pemeriksaan radiologik : pemeriksaan foto toraks PA
dan Lateral. Dapat ditemukan gambaran infiltrat di paru
yang menunjukkan bahwa kasus ini adalah pneumonia.

Pencegahan

Mencuci tangan dan menggunakan alat pelindung


diri jika kontak dengan hewan terinfeksi.

Daging unggas dimasak hingga matang

Pengobatan

Pola hidup sehat

Vaksinasi untuk unggas

Biosekuriti

Depopulasi

Pemberian Tamiflu (kand.


Oseltamivir)
Pengobatan simptomatik

Thank You

Anda mungkin juga menyukai