Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN KASUS:

GANGGUAN BIPOLAR EPISODE KINI MANIK DENGAN


GEJALA PSIKOTIK
Andi Arwan Agusnawan
C11110895

PEMBIMBING:
dr. Yazzit Mahri
SUPERVISOR:
dr. Hidajah, M.Kes., Sp.KJ
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin

IDENTITAS PASIEN
Nama
Jenis Kelamin
Tempat/Tanggal Lahir
Umur
Agama
Warga Negara
Suku Bangsa
Status Perkawinan
Pendidikan
Alamat
Masuk RS Tanggal
Diagnosis Sementara
Gejala-gejala Utama

: Ny. M
: Perempuan
: Ujung Pandang, 10 Januari 1993
: 22 Tahun
: Islam
: Indonesia
: Makassar
: Sudah menikah
: Tidak tamat SMA
: Jl. Toa 2 Lr. 10 No. 36 Makassar
: 14 Maret 2015
: Gangguan Afektif Bipolar Episode
Kini Manik Dengan Gejala Psikotik
: Mengamuk

RIWAYAT PENYAKIT
RIWAYAT PENYAKIT
Keluhan Utama dan Alasan MRS
Mengamuk
Riwayat Gangguan Sekarang
Keluhan dan Gejala
Pasien mengamuk sejak 2 bulan lalu dan memberat
kira-kira 2 hari yang lalu. Saat mengamuk pasien
sering berteriak dan melempar barang. Pasien sering
keluar rumah, hanya sekali saja dalam seminggu
pulang ke rumah dengan alasan pergi bekerja. Pasien
juga sering berdandan berlebihan dan kadang
berbicara sendiri. Pasien susah tidur selama seminggu
terakhir ini.

RIWAYAT PENYAKIT
Perubahan perilaku dialami pasien sejak SMK kelas 2 yaitu kira-kira
5 tahun yang lalu. Pada awalnya pasien dijodohkan oleh
keluarganya dengan pemuda berinisial K pada umur 17 tahun dan
sempat menikah. Pasien merasa bahagia hanya 1 bulan pasca
pernikahan dikarenakan suaminya seringkali melakukan tindakan
kekerasan dan membawa wanita ke rumahnya. Akhirnya, pasien
bercerai. Setelah cerai, pasien mengalami depresi. Pada saat itu,
pasien malas untuk beraktivitas, jarang berbicara dengan orang
terdekat dan lebih banyak menyendiri di rumah. Hal tersebut terjadi
selama setahun. Kemudian akhirnya pasien sembuh dan mampu
melakukan aktivitasnya selama 2 tahun. Setelah 3 tahun bercerai,
pasien sempat dijodohkan oleh ibunya dengan seorang pemuda
yang kaya. Sebelum melakukan akad nikah, pasien kabur dan
dikejar oleh orang tuanya. Sejak saat itu, pasien selalu mengamuk
dan membenci semua anggota keluarganya.

RIWAYAT PENYAKIT
Hendaya/disfungsi :
Hendaya sosial ada
Hendaya pekerjaan ada
Hendaya waktu senggang ada
Faktor stressor psikososial
Masalah dalam keluarga antara lain kekerasan dalam
rumah tangga, perselingkuhan, perceraian dan
pernikahan paksa.
Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat
penyakit fisik dan psikis sebelumnya
Tidak ada.

RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA


Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ditemukan adanya riwayat penyakit fisik sebelumnya, seperti
infeksi, trauma kapitis dan kejang
Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien tidak merokok. Riwayat penggunaan obat-obat terlarang dan
alkohol tidak ada.
Riwayat Gangguan Psikiatri Sebelumnya
Kira-kira 5 tahun yang lalu pasien mengalami depresi dimana saat itu
pasien malas untuk beraktivitas, jarang berbicara dengan orang
terdekat dan lebih banyak menyendiri di rumah. Hal tersebut
dikarenakan suami pasien seringkali melakukan tindakan kekerasan
dan membawa wanita ke rumahnya. Akhirnya, pasien memutuskan
untuk bercerai. Gejala depresinya dirasakan selama setahun.
Kemudian akhirnya pasien sembuh dan mampu melakukan
aktivitasnya seperti biasanya selama 2 tahun.

RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI


Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir normal, cukup bulan, dan persalinan dibantu
oleh dukun.
Riwayat Masa Kanak Awal ( sejak lahir hingga usia 1-3
tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan normal sesuai dengan
anak seusianya.
Riwayat Masa Kanak Pertengahan ( usia 4-11 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan normal sesuai dengan
anak seusianya. Pasien tamat SD.
Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja ( usia 12-18
tahun)
Pasien dijodohkan oleh keluarganya sehingga tidak

RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI


Riwayat Masa Dewasa
Riwayat Pendidikan
Tidak tamat SMK
Riwayat Pekerjaan
Pasien pernah bekerja sebagai karyawan toko kue kirakira 3 tahun yang lalu
Riwayat Pernikahan
Pasien pernah menikah kira-kira 5 tahun yang lalu dan
pernikahannya bertahan hanya 1 bulan dan akhirnya
pasien memutuskan untuk bercerai.

RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI


Riwayat Kehidupan beragama
Pasien memeluk agama Islam, pasien sering sholat 5
waktu dalam sehari.
Riwayat Pelanggaran Hukum
Selama ini pasien tidak pernah terlibat dengan masalah
hukum
Aktivitas Sosial
Selama pasien sakit, pasien dijauhi oleh teman dan
kerabat terdekat.

RIWAYAT KEHIDUPAN PASIEN


Riwayat Kehidupan Keluarga
Pasien merupakan anak ketiga dari 3 bersaudara.
Hubungan dengan ibu dan saudaranya baik. Riwayat
keluarga yang menderita penyakit yang sama tidak
ada. Pasien dulu tinggal dan bapaknya namun
sekarang sudah tidak lagi sejak bercerai dengan ibunya
Situasi Sekarang
Pasien tinggal dengan ibunya Jl. Toa 2 Lr. 10 No. 36
Makassar
Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya
Pasien merasa dirinya tidak sakit dan tidak butuh
pengobatan. (Tilikan derajat 1)

STATUS MENTAL
Deskripsi Umum
Penampilan
Perempuan memakai baju dengan motif bunga dengan celana
berwarna hitam, dengan rambut pirang lurus, perawatan diri baik.
Kesadaran
Berubah
Perilaku dan aktivitas motorik
Cenderung hiperaktif
Pembicaraan
Spontan, Lancar, intonasi kadang tinggi, kesan membanjir
Sikap terhadap pemeriksa
Cukup Kooperatif

STATUS MENTAL
Keadaan afektif (Mood), perasaan atau empati
Mood : Gembira
Afek : Hipertimia
Empati : Tidak Dapat dirabarasakan
Fungsi intelektual
Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan :
Sesuai taraf pendidikan
Daya konsentrasi
: Baik
Orientasi (waktu,tempat,orang) : Baik
Daya ingat
: Baik
Pikiran abstrak
: Baik
Bakat kreatif
: Belum diketahui
Kemampuan menolong diri sendiri: Baik

STATUS MENTAL
Gangguan Persepsi
Halusinasi
: Ada
Ilusi
: Tidak ada
Depersonalisasi
: Tidak ada
Derealisasi
: Tidak ada
Proses Berpikir
Arus pikiran
Produktivitas
: Membanjir
Kontinuitas
: flight of ideas
Hendaya berbahasa : Tidak ada
Isi pikiran
Preokupasi
: Tidak ada
Gangguan isi pikiran: Tidak ada

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LANJUT

Status Internus
Keadaan umum tidak tampak sakit, kesadaran compos
mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 90 x/menit,
frekuensi pernafasan 21 x/menit dan suhu tubuh 36,6
C, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus,
jantung, paru dan abdomen dalam batas normal, status
neurologis: dalam batas normal, ekstremitas atas dan
bawah tidak ada kelainan.

HTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien dibawa ke rumah sakit dengan mengamuk sejak


2 bulan lalu dan memberat kira-kira 2 hari yang lalu.
Saat mengamuk pasien sering berteriak dan melempar
barang. Pasien sering keluar rumah, hanya sekali saja
dalam seminggu pulang ke rumah dengan alasan pergi
bekerja. Pasien juga sering berdandan berlebihan dan
kadang berbicara sendiri. Pasien susah tidur selama
seminggu terakhir ini.

HTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Awal mulanya dialami sejak SMK kelas 2 yaitu kira-kira 5 tahun
yang lalu. Pada awalnya pasien dijodohkan oleh keluarganya
dengan pemuda berinisial K pada umur 17 tahun dan sempat
menikah. Pasien merasa bahagia hanya 1 bulan pasca pernikahan
dikarenakan suaminya seringkali melakukan tindakan kekerasan
dan membawa wanita ke rumahnya. Akhirnya, pasien
memutuskan cerai. Setelah cerai, pasien sempat depresi. Pada
saat itu, pasien malas untuk beraktivitas, jarang berbicara dengan
orang terdekat dan sulit berkonsentrasi. Hal tersebut dirasakan
selama setahun. Kemudian akhirnya pasien sembuh dan mampu
melakukan aktivitasnya selama 2 tahun. Setelah 3 tahun bercerai,
pasien sempat dijodohkan oleh ibunya dengan iringan pemuda
yang kaya. Sebelum melakukan akad nikah, pasien kabur dan
dikejar oleh orang tuanya. Sejak saat itu, pasien selalu mengamuk
dan membenci semua anggota keluarganya.

HTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Dari pemeriksaan status mental ditemukan deskripsi
umum, penampilan: seorang perempuan memakai baju
dengan motif bunga dengan celana berwarna hitam
dengan rambut hitam lurus, perawatan diri baik.
Kesadaran: berubah, psikomotor: pasien duduk,
seringkali pasien berdiri dan terlihat banyak bicara.
Pembicaraan: lancar, spontan, intonasi tinggi. Keadaan
afek: hipertimia. Arus pikiran, produktivitas: ide yang
meluap-luap, kontinuitas: asosiasi longgar, flight if
ideas, pasien juga memiliki waham bizzare yaitu
mampu berbicara dengan hewan, tilikan: derajat 1.

VALUASI MULTIAKSIAL
AKSIS I
Dari alloanamnesis dan autoanamnesis didapatkan gejala
klinis yang bermakna yaitu pasien selalu mengamuk.
Terdapat hendaya dalam fungsi sosial, pekerjaan dan waktu
senggang sehingga dapat disimpulkan pasien mengalami
Gangguan Jiwa.
Dari alloanamnesis, didapatkan pasien sering mengamuk,
gelisah dan sering bicara sendiri. Selain itu, dari hasil
autoanamnesis pasien mengaku dapat berbicara dengan
hewan sehingga pasien didiagnosis dengan Gangguan Jiwa
Psikotik.
Dari pemeriksaan status interna dan pemeriksaan diagnostik
lebih lanjut, tidak ditemukan adanya kelainan yang berarti
sehingga pasien dapat dikatakan mengalami Gangguan

VALUASI MULTIAKSIAL
Dari anamnesis didapatkan keluhan mengamuk, sering berteriakteriak dan menunjukkan aktivitas berlebihan, percepatan dan
kebanyakan berbicara. Pasien juga sulit tidur, keluhan sudah
berlangsung kurang lebih 2 bulan dan memberat 2 hari terakhir
sebelum masuk rumah sakit. Pasien didapati sering berbicara
sendiri oleh keluarganya dan cenderung iritabel. pasien pernah
mengalami depresi sejak umur 17 tahun dan mengalami gejala
tersebut selama setahun. Pada saat itu pasien malas untuk
beraktivitas, jarang berbicara dengan orang terdekat dan lebih
banyak menyendiri di rumah. Pasien kemudian sembuh (bebas
gejala diantara keluhan atau episode) selama 2 tahun. Sehingga
menurut PPDGJ III, pasien didiagnosis dengan Gangguan Afektif
Bipolar Episode Kini Manik Dengan Gejala Psikotik (F31.2)

VALUASI MULTIAKSIAL
Aksis II
Data yang didapatkan ini belum cukup untuk
mengarahkan pasien ke salah satu ciri kepribadian.
Aksis III
Tidak ada diagnosa
Aksis IV
Stressor Psikososial adalah kekerasan dalam rumah
tangga, perselingkuhan, percerian, dan pernikahan
paksa.
Aksis V
GAF Scale : 50-41, Gejala berat, disabilitas berat.

PROGNOSIS
Dubia
Faktor pendukung :
Keluarga mendukung kesembuhan pasien
Tidak terdapat riwayat penyakit yang sama dalam
keluarga
Stressor Jelas
Keteraturan Minum Obat
Faktor penghambat :
Terjadi di usia muda
Pasien sudah berulang kali (2x) masuk RSKD

PEMBAHASAN

Berdasarkan PPDGJ-III, adapun pedoman diagnosis


untuk Gangguan Afektif Bipolar Episode Kini Manik
Dengan Gejala Psikotik adalah sebagai berikut:
Untuk menegakkan diagnosis pasti :
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk
mania dengan gejala psikotik (F30.2); dan
harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain
(hipomanik, manik, depresif, atau campuran) di masa
lampau.

PEMBAHASAN
Mania dengan gejala psikotik didiagnosa dengan kriteria mania
berlangsung sekurang-kurangnya 1 minggu dan cukup berat
sampai mengacaukan hampir seluruh pekerjaan dan aktivitas
sosial yang biasa dilakukan. Perubahan afek harus disertai degan
energi yang bertambah sehingga terjadi aktivitas berlebihan,
percepatan dan banyak bicara, kebutuhan tidur berkurang, ide-ide
perihal
kebesaran/grandiose ideas dan terlalu optimistik.
Didapatkan juga harga diri yang membumbung dan gagasan
kebesaran dapat berkembang menjadi waham kebesaran
(delusion of grandeur) iritabilitas dan kecurigaan waham kejar
(delusion of persecution). Waham dan halusinasi sesuai dengan
keadaan afek tersebut (mood congruent).

PEMBAHASAN
Gangguan afek bipolar terlihat dengan adanya episode
berulang dimana afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas
terganggu. Pada suatu waktu terdiri dari peningkatan afek
disertai penambahan energi dan aktivitas (mania dan
Hipomania) dan pada waktu lain berupa penurunan afek
disertai pengurangan energy dan aktivitas (depresi)
Yang khas adalah bahwa biasanya ada penyembuhan
sempurna antar episode. Episode manik biasanya mulai
dengan tiba-tiba dan berlangsung 2 minggu sampai 4-5
bulan, episode depresi cenderung berlangsung lebih lama
(rata-rata sekitar 6 bulan) meskipun jarang melebihi 1
tahun kecuali pada orang usia lanjut. Kedua macam episode
itu seringkali terjadi setelah peristiwa hidup yang penuh
stress atau trauma mental lainnya.

PEMBAHASAN
Berdasarkan teori di atas, gejala yang didapatkan pada pasien
berupa mengamuk, sering berteriak dan melempar barang.
Pasien juga sering berdandan berlebihan, banyak bicara dan
kadang berbicara sendiri. Pasien susah tidur selama seminggu
terakhir ini. Gejala ini memberikan gambaran klinik sebagai
episode kini manik. Sementara 5 tahun yang lalu, pasien
pernah mengalami depresi. Pada saat itu, pasien malas untuk
beraktivitas, jarang berbicara dengan orang terdekat dan lebih
banyak menyendiri di rumah. Hal tersebut dirasakan selama
setahun. Kemudian akhirnya pasien sembuh dan mampu
melakukan aktivitasnya selama 2 tahun. Pada saat dilakukan
autoanamnesis, pasien mengatakan mampu berbicara dengan
hewan. Berdasarkan penjelasan tersebut, pasien ini didiagnosis
sebagai gangguan afektif bipolar episode kini manik dengan
gejala psikotik.

PEMBAHASAN

Sesuai dengan keluhan dan gejala yang di dapatkan pada pasien


ini, rencana terapi yang di berikan adalah risperidone dan
depakote. Pemberian risperidone (Anti-psikotik) di dasari adanya
temuan pada pasien yaitu adanya gejala psikotik seperti halusinasi
visual dan waham bizzare, sedangkan pemberian depakote (Anti
mania) didasari oleh episode bipolar pasien saat ini yaitu episode
kini manik.

RENCANA TERAPI
Farmakoterapi
Risperidone 2 mg 2x1
Depakote 250 mg 3x1
Psikoterapi
Ventilasi: memberikan kesempatan sebesar-besarnya kepada
pasien untuk menceritakan keluhan dan isi hati serta perasaan
sehingga pasien merasa lega dan keluhannya berkurang.
Konseling: memberi penjelasan dan pengertian kepada pasien
agar
memahami
penyakitnya
dan
bagaimana
cara
menghadapinya.
Sosioterapi: memberikan penjelasan kepada pasien, keluarga
pasien, dan orang-orang disekitarnya sehingga dapat
menerima dan menciptakan suasana lingkungan yang
membantu.

FOLLOW UP

Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan


penyakit serta menilai efektivitas pengobatan yang
diberikan dan kemungkinan munculnya efek samping
obat yang diberikan.

AUTOANAMNESIS

Keterangan :
P
: Pasien
DM : Dokter Muda
DM : Perkenalkan, saya dokter arwan. Siapa namanya?
P : Mirayani. Dipanggil mira
DM : Bisa saya tanya-tanya ki beberapa hal tentang apa yang kita
rasa dan bagaimana penyakit ta ya?
P : Iya
DM : Kita tahu kenapa kita dibawa ke sini ?
P : dibilang gila sama mamaku
DM : Siapa yang bawa ke sini?
P : Mamaku
DM : kenapa bisa dibilang gila?
P : mamaku bilang gilaka. Kekerasan di rumahku. Saya dipukul di
daerah mataku dan selalu menarik dirika
DM : siapa yang melakukan kekerasan?
P : ayah tiriku.

AUTOANAMNESIS
DM : kenapa ayah tiri ta?
P : ayah tiriku kayak hewan kakak. Habis manis sepa dibuang ki
ibu kandungku. Dia ambil uangku 25 juta. Kemudian selingkuhki
dengan anak buahnya mamaku di sentral sampai hamil
DM : bagaimana caranya kita tau ayah tiri ta selingkuh?
P : itu karyawan curhatki *sambil menyanyi (dengarkan
curhatku)
DM : ibunya mira kerjanya apa?
P : ibuku kerjanya wiraswasta. Ada 4 tokonya di sentral. Penjual
baju, kebaya, gorden, distro KW 2.
DM : Kalo ayah tiri ta kerjanya apa?
P : dia dulu supir ku ji kakak
DM : jadi, intinya kenapa mira dibwa ke sini?
P : saya disini mauka jadi pengantin dengan pacarku. Cinta tak
direstui, saya lari dari rumah.

AUTOANAMNESIS
DM : jadi, mirah sudah menikah ?
P : sudah, dok. Pertama saya menikah di umur 17 tahun kira-kira
kelas 2 SMK. Disitu saya dijodohkan sama orang tua ku. Kemudian
langsungka depresi
DM : kenapa bisa depresi mira?
P : bagaimana tidak depresi. Tidak cocokka karena KDRT dan
selaluki bawa cewek juga. Satu bulanji bertahan pernikahanku.
Kemudian ceraika.
DM : habis cerai apa kita rasa?
P : sedihka, dok. Malaska bicara sama keluarga, mengurung diri
teruska sampai 1 tahun.
DM : habis satu tahun itu, bagaimana peraaannya mira ?
P : bisama beraktivitas lagi kakak selama 2 tahun dan kerjaka
juga.
DM : kerja dimanaki mira?
P : kerja di tempat fitness dan reflexi. Gajinya 1,2 juta per bulan.
Saya belikan uangku emas, saya bagi-bagikan ke adek-adekku

AUTOANAMNESIS
DM : kalau begini kondisimu, bagaimana bisa kita kerja ?
P : kalau di tempat kerja saya diam-diamji kakak. Gua kan pintar
acting coba liatka sekarang acting nangiska.. acting sedihka
lagi . Huhuhuhu
DM : bagaimana dengan teman-temanta mira?
P : teman-temanku kayak hewan semua. Bagaimanakah saya
sifatku kayak marshanda, selaluka dibilang-bilangi, dibully ka. Ada
juga itu ayah, mengapa aku berbeda. Samaki itu juga sifatku
waktu SMP selaluka dianiaya.
DM :jadi kan mira beberapa kali mi keluar masuk dadi, sukaji
disini?
P : suka banget kakak. Di rumahku saya tidak suka karena
dipakai tempat pesugihan.
DM : Kenapa lebih suka di sini?
P : pernahka juga dipaksa lagi menikah sama pemuda kaya ki
bedeng. Tapi kaburka dari rumah. Dikejarka sama orang tua ku.
Sampai hak tinggiku hilang. Kayak Cinderella ma di. Hahahaha
DM : Sering ki beng bicara sendiri, ketawa-ketawa sendiri ?

AUTOANAMNESIS
DM : kita lihat bapakta atau tidak? Terus apa dia bilang bapakta biasa?
P
:tidak kulihat, tapi kurasai. Dia bilang sabarko nak, mungkin mama mu yang
salah atau kau yang salah
DM :terus kenapaki ketawa sendiri? Apa yang lucu?
P
:hahahah.. bisaka liat ular banyak kepalanya. Bisaka juga bicara sama hewan.
Liatki itu kucing dia bilang laparkiii (sambil menunjuk kucing yang berada di koridor)
DM : Bicara apa biasa hewannya?
P
: biasa laparki atau mau diajak main-main
DM : Apa kita rasa sekarang ?
P
: senangka. Bisa lepas dari rumahku
DM : Kalau di rumah ta kenapa kah?
P
: tidak tenangka. Mau teruska keluar kalo dirumah
DM : Tapi keluarga ta bilang biasa kalau di rumah ki gelisah, lempar lempar barang,
marah-marah ?
P
: Nda, saya mengamuk kalau hasil kerjaku tidak dihargai
DM : Banyak orang bilang, keluarga ta bilang begitu.
P
: yang mana kita percaya, keluargaku atau saya. hahaha
DM : Ada kita dengar bisikan-bisikan ?
P
: Nda

AUTOANAMNESIS
DM : Atau ada kita liat yang lain-lain ?
P : Nda
DM : Kita rasa diri ta sakit tidak ?
P : Tidak sakit.
DM : Bagaimana perasaan ta sekarang ?
P : senang
DM : Sehat ji kita rasa ?
P : Iya
DM : Kenapa kita bisa cerewet sekali mira?
P : memang beginika. Sebenarnya jagoka menyanyi. Miripka ayu
ting ting. Sama-sama statusku. Tapi ayu ting-ting ada ekornya.
DM : Sering ki pulang juga tengah malam dan kadang- kadang ji di
rumah, mira?
P : Iya. Malaska di rumah
DM : Tidur ta bagus ji ?
P : Bagus

AUTOANAMNESIS
DM : Biar di rumah cerewet begini ki ?
P : Nda, kalau nda ada lawan bicara
DM : Kalau tidak ada teman bicara kita tidak cerewet begini ji ?
P : Iya
DM : Tapi kita bisa ji kerja sehari-hari toh mira ?
P : Bisa ji kalau di rumahku
DM : Kita tidak rasa tambah kuat atau bagaimana ?
P : tidakji
DM : Ada kita rasa kita punya kekuatan ?
P : Tidak, seperti biasa jiDM : Tidak ada ji kita dengar-dengar
atau ada orang bisiki ki ?
P : Tidak adaji
DM : Tidak ada juga kita lihat yang aneh-aneh kita lihat ?
P

: Tidak adaji

AUTOANAMNESIS

DM : Ohi ya, ini ji saya mau tanya ki. Makasih mira ya, jangan ki
lupa minum obat ta
P : Iye hehehe

Anda mungkin juga menyukai