Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS DATA

SURVEI
EPIDEMIOLOGI
Ainurafiq IZ.

Tujuan
Pembelajar
an

Setelah Sesi ini selesai, mahasiswa


diharapkan mampu:
1. Definisi Analisis Data
2. Level Analisis Data
3. Analisis Deskriptif
4. Analisis Bivariat Deskriptif
5. Analisis Bivariat Analitik
6. Analisis Multivariat Regresi
Logistik
7. Analisis Multivariat Regresi
Linear

Analisis
Analisis
Data

Analisis Deskriptif

Jenis Analisis
Data
Berdasarkan
Jumlah Variabel
Pilihan jenis analisis
tergantung dari jumlah variabel
yang akan dianalisis
Jumlah variabel yang dianalisis
Tujuan penelitian

Analisis
Deskriptif

Sensitivitas (IK)
Spesifisitas (IK)
Nilai Duga Posisitf
(IK)
Nilai duga negatif
(IK)
Rasio kemungkinan
positif (IK)
Rasio kemungkinan
negatif (IK)
AUC (IK)

dinormalkan

Analisis
Analitik
Dilakukan untuk menganalisis
asosiasi antar dua atau lebih
variabel dengan uji hipotesis
Uji hipotesis adalah metode
untuk mengetahui hubungan
(association) antara variabel
yang dilakukan secara
komparatif (comparation) dan
atau korelatif (correlation)
Hal ini mendasari adanya uji
hipotesis komparatif dan uji
hipotesis korelatif

Metode Uji
Hipotesis
Komparatif
Komparatif kategorik bila variabel yang dicari
hubungannya adalah variabel kategorik dengan
variabel kategorik.
Komparatif numerik bila variabel yang dicari
hubungannya adalah variabel kategorik dengan
variabel numerik.
Komparatif rate bila salah satu variabel yang
dicari hubungannya adalah variabel rate.
Komparatif AUC bila variabel yang dibandingkan
adalah variabel kategorik AUC.
Komparatif kesesuaian kategorik bila variabel
yang dicari kesesuaiannya adalah variabel
kategorik. Komparatif kesesuaian numerik bila
variabel yang dicari kesesuaiannya adalah
variabel numerik.
Data dikatakan berpasangan jika dua atau lebih
kelompok data: (1) Dihasilkan dari pengukuran
berulang pada individu yang sama; (2) Dihasilkan
dari penerapan prosedur matching; (3) Dihasilkan
dari pengukuran berulang secara crossed over
pada individu yang sama ; dan (4) Dihasilkan dari
pengukuran pada bagian tubuh yang berbeda
pada individu yang sama. Selain 4 (empat)
kondisi ini data dikatakan tidak berpasangan.

Hipotesis
Komparatif
Numerik Tidak
Berpasangan
dinormalkan

Perlu dipahami tentang konsep jumlah


kelompok, jumlah pengukuran,
distribusi data dan varian data.
Jumlah kelompok ditentukan oleh
jumlah kelompok data berdasarkan
jumlah dimensi variabel.
Jumlah pengukuran ditentukan oleh
berapakali pengukuran dilakukan
terhadap variabel yang sama pada
individu yang sama.
Sifat distribusi data dapat ditentukan
dengan metode deskriptif dan metode
analitik. Jika data tidak normal, maka
dinormalkan dengan menggunakan
fungsi log, akar, kuadrat, dan lain-lain.
Sifat varian data dapat ditentukan
dengan metode deskriptif dan metode
analitik.

dinormalkan

dinormalkan

dinormalkan

Hipotesis
Komparatif
Numerik
Berpasangan
Komparatif kategorik bila variabel yang dicari
hubungannya adalah variabel kategorik dengan
variabel kategorik.
Komparatif numerik bila variabel yang dicari
hubungannya adalah variabel kategorik dengan
variabel numerik.
Komparatif rate bila salah satu variabel yang
dicari hubungannya adalah variabel rate.

dinormalkan

dinormalkan

Komparatif AUC bila variabel yang dibandingkan


adalah variabel kategorik AUC.
Komparatif kesesuaian kategorik bila variabel
yang dicari kesesuaiannya adalah variabel
kategorik. Komparatif kesesuaian numerik bila
variabel yang dicari kesesuaiannya adalah
variabel numerik.

dinormalkan

Data dikatakan berpasangan jika dua atau lebih


kelompok data: (1) Dihasilkan dari pengukuran
berulang pada individu yang sama; (2) Dihasilkan
dari penerapan prosedur matching; (3) Dihasilkan
dari pengukuran berulang secara crossed over
pada individu yang sama ; dan (4) Dihasilkan dari
pengukuran pada bagian tubuh yang berbeda
pada individu yang sama. Selain 4 (empat)
kondisi ini data dikatakan tidak berpasangan.

dinormalkan

Metode Uji Hipotesis


Komparatif Kategorik
Tidak Berpasangan:
Tabel B x K
B singkatan dari Baris
K Singkatan dari Kolom
Pada Baris (B) umumnya diletakkan
variabel independen atau variabel bebas,
sedangkan pada Kolom (K) umumnya
diletakkan variabel dependen atau
variabel terikat.
Jika jumlah dimensi variabel independen
ada 3 dan dimensi variabel dependen ada
3, maka tabel BxK yang terbentuk adalah
tabel 3x3.
Uji hipotesis komparatif kategorik tidak
berpasangan menggunakan Chi square
(X ) jika memenuhi syarat.
Syarat X terpenuhi jika jumlah sel yang
nilai expectednya <5 maksimal 20% dari
total sel.
Penggabungan sel dapat dilakukan
dengan pertimbangan substansi dan atau
statistik. Jika secara substansi tidak
mungkin, maka sel tidak dapat digabung.

Tabel
BxK

Hipotesis
Komparatif
Kategorik
Berpasangan:
Prinsip P x K
P singkatan dari
Pengulangan, sedangkan
K singkatan dari Kategori
Jika jumlah Pengulangan
(P) sebanyak 2 kali dan
Kategori (K) sebanyak 2,
maka tabel yang
terbentuk adalah tabel
2x2.

Metode Uji
Hipotesis
Korelatif
Komparatif kategorik bila variabel yang dicari
hubungannya adalah variabel kategorik dengan
variabel kategorik.
Komparatif numerik bila variabel yang dicari
hubungannya adalah variabel kategorik dengan
variabel numerik.
Komparatif rate bila salah satu variabel yang
dicari hubungannya adalah variabel rate.
Komparatif AUC bila variabel yang dibandingkan
adalah variabel kategorik AUC.
Komparatif kesesuaian kategorik bila variabel
yang dicari kesesuaiannya adalah variabel
kategorik. Komparatif kesesuaian numerik bila
variabel yang dicari kesesuaiannya adalah
variabel numerik.
Data dikatakan berpasangan jika dua atau lebih
kelompok data: (1) Dihasilkan dari pengukuran
berulang pada individu yang sama; (2) Dihasilkan
dari penerapan prosedur matching; (3) Dihasilkan
dari pengukuran berulang secara crossed over
pada individu yang sama ; dan (4) Dihasilkan dari
pengukuran pada bagian tubuh yang berbeda
pada individu yang sama. Selain 4 (empat)
kondisi ini data dikatakan tidak berpasangan.

Analisis
Multivariat
Pemilihan jenis analisis multivariat
bergantung pada kerangka
konsepnya, skala pengukuran
variabel dependen, dan jumlah
pengukuran variabel dependen
Berdasarkan kerangka konsepnya,
analisis multivariat terdiri dari
kerangka konsep etiologik dan
kerangka konsep prediktif. Kerangka
konsep etiologik ditujukan untuk
mengetahui hubungan murni antara
satu variabel independen utama
dengan variabel dependen setelah
mengontrol variabel perancu
(confounding) serta kemungkinan
adanya modifikasi efek (efect
modifier). Kerangka konsep prediktif
ditujukan untuk mengetahui faktor
apa saja yang menjadi determinan
kejadian variabel dependen.

Y
G

G
A
H
V

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai