Berat
FARMAKOLOGI II
Disusun Oleh :
1.
2.
3.
Kelompok :4.B
Dosen Pembimbing :
Drs. Sonlimar Mangunsong, Apt,M.Kes.
A.Toksikolo
gi
1. Pendahulu
an
2. Toksikologi
Eksperimental
a) Uji Farmakokinetik
Karakteristik absorpsi penting untuk
diketahui; zat kimia dengan sifat
koefisien partisi yang tinggi serta derajat
ionisasi yang rendah akan mudah
diserap melalui dinding sel. Sebaliknya
alkaloid dan gugus molekul yang
berionisasi baik akan sukar diabsorpsi.
Banyak
sekali
faktor
yang
mempengaruhi absorpsi ini, sehingga
akan
mempengaruhi
dosis
dan
toksisitasnya.
Setelah diabsorpsi semua zat akan
b) Uji Farmakodinamik
Sebelum suatu obat dapat digunakan untuk
indikasi tertentu, harus diketahui dahulu efek apa
yang terjadi terhadap semua organ dalam tubuh yang
sehat.
Jarang terdapat suatu obat yang hanya memiliki
satu jenis efek; hampir semua obat mempunyai efek
tambahan dan mampu mempengaruhi fungsi berbagai
macam alat dalam tubuh. Efek yang menonjol,
biasanya merupakan pegangan dalam menentukan
penggunaannya,
sedangkan
perubahan
lain
merupakan efek samping yang bahkan dapat bersifat
toksik. Seringkali sifat toksik suatu obat merupakan
lanjutan dari efek farmakodinamik atau efek
terapinya.
c) Uji Toksikologi
Sebelum percobaan toksikologi dilakukan
sebaiknya telah ada data mengenai identifikasi,
sifat obat dan rencana penggunaannya. Beberapa
segi percobaan yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
Hewan Coba
Toksisitas Akut
Toksisitas Jangka Lama
Mekanisme Terjadinya Toksisitas Obat
3. Keracunan
Klasifikasi
Keracunan
1. Pendahuluan
2. Logam Berat
Timbal
Timbal (Pb, timah hitam) terdapat dimana-mana
dalam lingkungan, karena terdapat di alam dan digunakan
dalam industri.
Makanan dan minuman yang bersifat asam, seperti air
tomat, air buah, minuman kola, air apel dan asinan dapat
melarutkan Pb yang terdapat pada lapisan mangkuk dan
panci.
Pada kasus keracunan Pb seringkali tidak dapat
didiagnosis karena gejala keracunannya yang tidak
spesifik. Misalnya, gejala ensefalopati Pb menyerupai
gejala berbagai keadaan degeneratif SSP.
Merkuri
Merkuri (Hg) merupakan obat penting selama
berabad-abad, yaitu sebagai diuretik, antibakteri,
antiseptik, salep kulit, dan laksan.
Ada tiga bentuk utama Hg yang harus dibedakan yaitu
uap Hg (unsur Hg), garam Hg, dan Hg organik. Unsur Hg
ialah Hg anorganik yang paling mudah menguap. Pejanan
manusia terhadap uap Hg sudah lama dikenal dan
sebagian besar disebabkan oleh jenis pekerjaan
seseorang. Pejanan kronis Hg dalam udara ialah akibat
kontaminasi yang tidak sengaja dalam ruangan
berventilasi buruk, misalnya dalam laboratorium
penelitian.
Arsen
Arsen (As) digunakan lebih dari 2400 tahun yang lampau di
Yunani dan Roma sebagai racun dan untuk pengobatan.
Arsen bisa menyebabkan kerusakan pembuluh kapiler ginjal,
tubuli dan glomeruli. Secara akut, As bersifat vesikan
(menimbulkan
vesikel)
mengakibatkan
nekrosis
dan
pengelupasan kulit.
Gejala awal keracunan As akut ialah rasa tidak enak dalam
perut, bibir rasa terbakar, penyempitan tenggorokan dan susah
menelan, disusul oleh nyeri lambung hebat, muntah proyektil
dan diare berat.
Pengobatan keracunan As kronis dapat dengan pemberian
dimerkaprol dan penisilamin, tetapi penisilamin per-oral saja
biasanya sudah cukup.
Dimerkaprol
Dimerkaprol, oleh British antilewisite disebut dengan
BAL. BAL berupa cairan bening, tanpa warna, kental dan
berminyak dengan bau tajam tidak sedap yang merupakan
sifat khas senyawa merkaptan. Zat ini larut dalam air, juga
dalam minyal sayur, alkohol, dan berbagai pelarut organik
lainnya.
Gejala keracunan BAL antara lain: perubahan tekanan
darah; mual dan muntah; sakit kepala; rasa terbakar pada
bibir, mulut dan kerongkongan; rasa tercekik pada
kerongkongan; sakit dada atau lengan; konjungtivitas,
lakrimasi, rinore dan hipersalivasi; tangan terasa tertusuktusuk; berkeringat terutama pada tangan dan dahi; dan sakit
perut.
Terima Kasih!!!