Anda di halaman 1dari 38

DIURETIK

Kelompok 4 :
Ahmad Wafi Naufal
Insan Kamil Gifari
Irma Retnasari
Iqlima Sarah
Kania Oktapiani
Laila Awaliah D
Laili Hidayatul Istiqomah
Metty Kusmayaputri
Rani Yulifah E
Resta Rizqi D
Teny Mutia Juhana

Pengertian
Diuretik adalah suatu agen obat yang dapat
meningkatkan volume urin atau laju aliran urin
dengan cara meningkatkan ekskresi air dan Na+
dengan cara mengurangi absorpsi dari Na+ dan
kadang-kadang Cl- (natriuresis) dalam filtrat
serta digunakan untuk meregulasi volume atau
komposisi cairan tubuh pada beberapa keadaan
seperti hipertensi, gagal ginjal, gagal jantung,
sirosis dan sindrom nefrotik.

Fungsi
Fungsi utama diuretic adalah untuk
memobalisasi cairan udem, yangberarti
mengubah keseimbangan cairan sedemikian
rupa sehingga volume cairan ekstrasel
kembali menjadi normal.

Klasifikasi Diuretik
Berdasarkan aspek mekanisme kerjanya,
diuretik dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Secara langsung (aksi langsung pada sel di

nefron ginjal)
2. Secara tidak langsung (mengubah komposisi

dari filtrat)

Aksi Langsung pada Sel di Nefron


Ginjal
1. Diuretik Loop (Inhibitor Symport Na+,
K+, 2Cl-

Diuretik loop adalah diuretik terkuat karena


kemampuannya untuk mengekskresikan Na +
sebanyak 15-25%. Diuretik ini secara selektif
menghambat reabsorpsi NaCl dengan cara
menghambat symport Na+-K+-2Cl- bagian
membran luminal pada ansa henle cabang
asenden tebal.

Mekanisme Diuretik loop


Mekanisme kerja dari diuretik loop adalah dengan
menghambat symport Na+-K+- 2Cl- di lumen ansa
henle cabang ascenden tebal. Hal ini menyebabkan
penurunan reabsorpsi terhadap NaCl serta
mengurangi potensial positif di lumen akibat difusi
kembali K+ yang meningkatkan ekskresi dari Mg2+
dan Ca2+. Hal ini dapat memicu terjadinya
hipomagnesium pada penggunaan berkepanjangan.
Hipokalsemia tidak terjadi pada pemberian diuretik
loop dikarenakan absorpsi Ca2+ di usus dapat dipicu
oleh vitamin D dan Ca2+ juga aktif direabsorpsi pada
tubulus kontortus distal.

Indikasi Klinis Penggunaan Diuretik


Loop
Indikasi klinis penggunaan diuretik loop antara lain, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Edema paru akut


Hiperkalsemia akut
Hiperkalemia
Gagal ginjal akut
Overdosis anion
Gagal jantung kronik
Sindrom nefrotik
Sirosis hepatik dengan komplikasi asites
Hipertensi

Dosis tipikal agen-agen diuretik


loop

Efek samping
Efek samping yang dapat terjadi antara lain,
yaitu:
1. Alkalosis metabolik hipokalemik
2. Ototoksisitas
3. Hiperurisemia
4. Hipomagnesemia
5. Reaksi alergik dan reaksi lainnya

2. Tiazid
Tiazid merupakan obat diuretik yang paling
banayak digunakan. Obat-obat ini merupakan
derifat
sulfonamide
dan
strukturnya
berhubungan dengan penghambat karbonik
anhidrase. Diuretik tiazid adalah diuretik yang
bekerja
pada
tubulus
kontortus
distal
(contohnya,
bendroflumetiazid,
hidroklorotiazide)
dan
diuretik
terkait
(contohnya, klortaridon, indapamid, dan
metolazon).

Tiazid menghambat reabsorpsi NaCl dari sisi


lumen sel epitel tubulus kontortus distal dengan
memblokade transporter Na+/Cl-. Berbeda
dengan tempat kerja diuretik loop, ansa henle
cabang
ascenden
tebal,
tiazid
sangat
meningkatkan reabsorpsi dari Ca2+. Peningkatan
ini diperkirakan terjadi akibat efek tiazid pada
tubulus kontortus proksimal dan distal. Dalam
tubulus kontortus proksimal, hilangnya volume
cairan tubuh akibat tiazid menyebabkan
peningkatan absorpsi pasif Ca2+ dan Na+.

Indikasi Klinis dan Dosis


Indikasi diuretik tiazid antara lain, yaitu:
Hipertensi
Gagal jantung
Nefrolitiasis akibat hiperkalsiuria idiopatik
Diabetes insipidus nefrogenik

Dosis tiazid dan diuretik terkait

Efek Samping
Efek samping yang dapat terjadi antara lain, yaitu:
1. Alkalosis metabolik hipokalemia dan hiperurisemia
2. Gangguan toleransi karbohidrat
3. Hiperlipidemia
4. Hiponatremia
5. Reaksi alergi
6. Rasa lemah, letih, paresthesia, dan impotensi
7. Hipertensi
8. Gagal jantung ringan
9. Edema resisten parah
10. Diabetes insipidus nefrogenik

Golongan Obat Tiazid


1. Klorotiazid
Penggunanan dalam terapi :
Hipertensi
Gagal Jantung Kongestif
Hiperklasiuria
Diabetes Insipidus

2. Hidroklorotiazid
3. Klortalidon
4. Analog Tiazid
Metolazon
Indapamid

Antagonis Aldosteron (Diuretik Hemat


Kalium)
Diuretik ini mencegah sekresi kalium dengan

melawan efek aldosteron pada tubulus koligen


renalis kortikal dan bagian akhir distal.
Mekanisme kerja dapat melalui inhibisi
langsung terhadap reseptor mineralokortikoid
(contoh obat: spironolakton dan eplerenon)
atau inhibisi terhadap influks Na+ melalui
kanal ion di lumen membran (contoh obat:
amilorid dan triamteren).

Diuretik hemat kalium menurunkan absorpsi di

tubulus dan tubulus koligen renalis.


Spironolakton dan eplerenon berikatan dengan
reseptor aldosteron dan dapat pula menurunkan
pembentukan metabolit aktif aldosteron di dalam sel.
Amilorid dan triamteren tidak memblokade reseptor
aldosteron tetapi langsung mempengaruhi masuknya
Na+ melalui kanal ion natrium epitel (ENaC) pada
membran apikal tubulus koligen renalis. Karena
sekresi K+ digabung dengan masuknya Na+ pada
segmen ini, agen-agen ini juga merupakan diuretik
hemat kalium yang efektif.

Indikasi Klinis dan Dosis


Indikasi diuretik hemat kalium antara lain, yaitu:
Mineralokortikoid yang berlebihan atau
hiperaldosteronisme (aldosteronisme)
Hipersekresi primer (sindrom conn, produksi
hormon adrenokortikotropik)
Aldosteronisme sekunder (dipicu oleh gagal
jantung, sirosis hepatik, sindrom nefrotik)
Hipertensi resisten esensial

Dosis diuretik hemat kalium dan preparat


kombinasi

Efek Samping
Efek samping yang dapat terjadi antara lain,
yaitu:
Hiperkalemia
Asidosis metabolik hiperkloremia
Ginekomastia
Gagal ginjal akut
Batu ginjal

Golongan Obat Diuretik Hemat


Kalium
1. Spironolakton

Spirinolakton merupakan antagonis aldosteron yang


bersaing dengan aldosteron untuk mencapai reseptor
sitoplasma intraselullar.
Penggunaan Terapi
Diuretik
Hiperaldosteronisme

Sekunder

2. Triamteren dan amilorid


Merupakan penghambat saluran transport
Na+menyebabkan penurunan pertukaran Na+- K+, obatobatan ini memiliki efek diuretic hemat kalium sama
dengan spironolakton.

Inhibitor Karbonik Anhidrase


Asetazolamid merupakan prototipe golngan

senyawa diuretik yang kegunaannya terbatas


tetapi berperan penting dalam perkembangan
konsep dasar fisiologis dan farmakologi ginjal.
Inhibisi aktivitas karbonik anhidrase sangat
menekan reabsorpsi HCO3- di tubulus
kontortus proksimal. Pada dosis teraman,
inhibitor karbonik anhidrase menghambat
85% kapasitas reabsorpsi HCO3- dari tubulus
kontortus proksimal superfisial.

Indikasi Klinis dan Dosis


Indikasi diuretik inhibitor karbonik anhidrase
antara lain, yaitu:
Glaukoma
Alkalinisasi urine
Alkalosis metabolik
Penyakit gunung akut (acute mountain
sickness)
5. Ajuvan dalam terapi epilepsi, paralisis periodik
akibat hipokalemia, dan hiperfosfatemia
1.
2.
3.
4.

Dosis diuretik inhibitor karbonik anhidrase yang


digunakan per oral dalam terapi glaukoma

Efek Samping
Efek samping yang dapat terjadi antara lain,
yaitu:
1. Asidosis metabolik hiperkloremik
2. Batu ginjal
3. Pembuangan kalium ginjal
4. Rasa mengantuk, paresthesia, toksisitas
sistem saraf, dan reaksi hipersensitivitas
5. Toksisitas pada kulit

Golongan obat Inhibitor Karbonik


Anhidrase
1. Asetazolamid

Penggunaan dalam Terapi :


. Pengobatan Glaukoma
. Epilepsi
.Mountain Sickness

Aksi tidak langsung dengan mengubah komposisi dari filtrat


1. Diuretik Osmotik
Istilah diuretik osmotik biasanya dipakai untuk zat bukan elektrolit
yang mudah dan cepat diekskresi oleh ginjal.

Suatu zat dapat bertindak sebagai diuretik osmotik


apabila memenuhi 4 syarat:
1. difiltrasi secara bebas oleh glomerulus.
2. tidak atau hanya sedikit direabsorpsi sel tubuli
ginjal.
3. secara farmakologis merupakan zat yang inert.
4. umumnya resisten terhadap perubahan-perubahan
metabolik.

Diuretik osmotik terutama bekerja di tubulus


kontortus proksimal dan ansa henle cabang
desenden. Melalui efek osmotik, diuretik ini
melawan kerja ADH di tubulus koligen renalis.
Adanya bahan yang tidak dapat direabsorpsi,
seperti manitol mencegah absorpsi normal air
dengan menimbulkan tekanan osmotik yang
melawan keseimbangan. Akibatnya, volume
urin meningkat.

Dosis dan Indikasi Klinis


Indikasi diuretik osmotik antara lain, yaitu:
Meningkatkan volume urin
Penurunan tekanan intracranial

Dosis yang diberikan untuk tujuan meningkatkan volume


urin awalnya 12.5 g secara intra vena (dosis uji) sebelum
memulai infus kontinu. Manitol tidak boleh dilanjutkan
kecuali terdapat peningkatan laju aliran urinlebih dari 50
ml/jam dalam waktu 3 jam setelah pemberian dosis uji.
Manitol dengan dosis 12.5-25 g dapat diulang
pemberiannya tiap 1-2 jam untuk mempertahankan laju
aliran urin agar berada diatas 100 ml/jam.

Efek Samping
Efek samping yang dapat terjadi antara lain,
yaitu:
1. Ekspansi cairan ekstrasel
2. Dehidrasi, hiperkalemia, dan hipernatremia
3. Sakit kepala, mual, dan muntah
4. Edema paru (pada pasien gagal jantung dan
kongesti paru).

Golongan Obat Diuretik


Osmotik
1.

2.

3.

4.

Manitol : Manitol merupakan obat yang sering digunakan


diantara obat lain, karena manitol tidak mengalami
metabolisme dalam badan dan hanya sedikit sekali di
reabsorpsi.
Urea : Merupakan suatu Kristal putih dengan rasa agak
pahit dan mudah larut dalam air. Sediaan intravena
mengandug urea sampai 30% dalam dekstrose 5% (isoosmotik) sebab urea murni dapat menimbulkan hemolisis.
Gliserin :Diberikan peroral sebelum suatu tindakan
optalmologi dengan tujuan menurunkan tekanan
intraokuler. Efek maksimal terlihat satu jam sesudah
pemberian obat dan menghilang sesudah 5 jam.
Isosorbid : Diberikan secara oral untuk indikasi yang
sama dengan gliserin. Efeknya juga sama, hanaya
isosorbid menimbulkan diuresis yang lebih besar daripada
fliserin, tanpa menimbulkan hiperglikemia.

Toksisitas Obat Diuretik


Pada pengobatan hipertensi, sebagian besar
efek samping yang lazim terjadi adalah
deplesi kalium. Walaupun hipokalemia ringan
dapat ditoleransi oleh banyak pasien,
hipokalemia dapat berbahaya pada pasien
yang menggunakan digitalis, pasien dengan
aritmia kronis, pada infarktus miokardium
akut atau disfungsi ventrikel kiri. Kehilangan
kalium diimbangi dengan reabsorpsi natrium.

Toksisitas Tiazid
1. Alkalosis Metabolik Hipokalemik dan Hiperurikemia : Toksisitas
2.

3.

4.

5.

tersebut menyerupai yang teramati pada diuretika ansa


Gangguan Toleransi Karbohidrat : Dapat terjadi hiperglikemia pada
pasien diabetes atau bahkan pada yang dengan uji toleransi glukosa
tidak normal yang ringan. Efek tersebut berkaitan dengan hambatan
rilis insulin pankreatik dan penurunan penggunaan glukosa oleh
jaringan.
Hiperlipidemia : Thiazide menyebabkan peningkatan 5-15 %
kolesterol serum dan menurunkan lipoprotein dengan keadaan
rendah (LDL).
Hiponatremia : Hiponatremia merupakan efek tidak diinginkan yang
penting dari diuretika thiazide dan dapat mengancam jiwa walaupun
jarang terjadi.
Reaksi alergi : Thiazide adalah sulfonamide dan mempunyai
reaktivitas silang dengan anggota lain dari kelompoknya. Sensitifitas
terhadap cahaya atau dermatitis menyeluruh jarang terjadi.

Toksisitas Antagonis Aldosteron (Diuretik Hemat Kalium)


1. Hiperkalemia : Tidak seperti diuretika lain, agen ini dapat

2.

3.
4.
5.

menyebabkan hiperkalemia ringan sedang, atau bahkan yang


mengancam keselamatan jiwa.
Asidosis Metabolik Hiperkloremik : Dengan menghambat
sekresi H+ yang paralel dengan sekresi K+, diuretika hemat
kalium dapat menyebabkan asidosis yang sama dengan yang
terjadi pada asidosis tubuler ginjal tipe IV.
Ginekomasti : Steroid sintetis dapat menyebabkan abnormalitas
endokrin yang disebabkan oleh efek reseptor steroid lain.
Gagal ginjal akut : Kombinasi triamterene dan indometacine
telah dilaporkan menjadi penyebab gagal ginjal akut.
Batu ginjal : Triamteren bersifat kurang larut sehingga dapat
mengendap di urine, sehingga dapat menyebabkan batu ginjal.

Toksisitas Inhibitor Karbonik Anhidrase


1. Asidosis Metabolik Hiperkloremik : Asidosis diperkirakan akibat

dari penurunan kronis cadangan-cadangan bikarbonat oleh


penghambat karbonik anhidrase.
2. Batu ginjal : Fosfaturia dan hiperkalsiura terjadi selama respons
bikarbonaturik terhadap penghambatan karbonik anhidrase. Ekskresi
ginjal dari faktor pelarut (seperti citrat) dapat juga menurun pada
penggunaan kronis.
3. Pembuangan Kalium ginjal : Pembuangan kalium dapat terjadi
karena NaHCO3 yang terdapat pada tubulus pengumpul menyebabkan
suatu peningkatan pada potensial negatif elektris-lumen pada segmen
tersebut dan meningkatkan sekresi K+. Efek tersebut dapat dilawan
dengan pemberian KCl.
4. Toksisitas lain : Rasa kantuk dan parestesi adalah gejala yang lazim
pada pemberian dosis besar. Terjadi akumulasi obat tersebut pada
pasien dengan gagal ginjalm dan terjadi toksisitas sistem saraf pusat
yang jelas pada tatanan tersebut. Reaksi

Toksisitas Diuretik Osmotik


1. Perluasan volume ekstraseluler :

Manitol secara cepat didistribusikan ke


kompartemen ekstraseluler dan mengekstrasi
air dari kompartemen intraseluler.
2. Dehidrasi dan Hipernatremia :
Penggunaan mannitol yang berlebihan tanpa
penggantian air yang memadai dapat
mengakibatkan dehidrasi parah, kehilangan air
yang terjadi begitu saja, dan hipernatremia.

Penatalaksanaan Keracunan Obat


Diuretik
1.

Diuretik tiazid dan seperti-tiazid


Pengkajian Keperawatan :
Sebelum memberikan tiazid pada klien dengan hipertensi,
perlu dikaji dulu fungsi ginjal klien, meliputi intake dan
output urin, peningkatan nitrogen urea darah dan
peningkatan kreatinin darah, karena klien dengan gagal
ginjal tidak boleh diberi tiazid.
Intervensi Keperawatan :
Diuretik kuat merupakan obat yang cepat diabsorpsi di
saluran pencernaan.Obat-obat ini merupakan obat yang
berikatan dengan protein sangat tinggi dengan waktu
paruh yang bervariasi dari 30 menit sampai 1,5 jam.

2.

Diuretik Hemat Kalium


Pengkajian Keperawatan :
Pengkajian utama adalah melakukan pemeriksaan kadar
elektrolit darah, terutama kalium dan fungsi ginjal karena
efek samping utama dari obat-obat ini adalah
hiperkalemia.
Intervensi Keperawatan :
Intervensi keperawatan diprioritaskan pada pemantauan
tanda vital, terutama tekanan darah dan nadi. Diuretik
dapat menyebabkan penurunan tekanan darah dan jika
volume cairan menurun banyak, denyut jantung akan
meningkat untuk mengkompensasi kehilangan cairan.

Anda mungkin juga menyukai