Anda di halaman 1dari 50

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN DENGAN GANGGUAN


KEBUTUHAN CAIRAN AKIBAT
PATOLOGIS SISTEM PERKEMIHAN

Kelompok 3
3B

Konsep kebutuhan cairan


Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu
proses dinamik karena metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap dalam
berespons terhadap stressor fisiologis dan
lingkungan.
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari
kebutuhan dasar manusia secara fisiologis, yang
memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh,
hampir 90% dari total berat badan tubuh.
Sementara itu, sisanya merupakan bagian padat
dari tubuh.

Sedangkan elektrolit terdapat pada seluruh


cairan tubuh. Cairan tubuh mengandung
oksigen, dan sisa metabolisme, seperti
karbondioksida, yang semuanya disebut
dengan ion.

Konsep sistem perkemihan


Sistem perkemihan merupakan organ vital
dalam melakukan ekskresi dan melakukan eliminasi
sisa-sisa hasil metabolisme tubuh. Aktivitas sistim
perkemihan dilakukan secara hati-hati untuk
menjaga komposisi darah dalam batas yang bisa
diterima.
Pembentukan urine merupakan fungsi ginjal,
sedangkan bagian lain sistim perkemihan berfungsi
dalam
pembungan
urine,
sel-sel
tubuh
memproduksi zat-zat sisa, urea, kreatinin dan
ammonia, yang harus dibuang dari darah sebelum
zat-zat tersebut berakumulasi dan mencapai kadar
toksik.

Gangguan Sistem
Perkemihan
A. Glomerolunefritis
Glomerulonephritis
adalah
peradangan
glomerulus secara mendadak pada kedua ginjal.
Peradangan akut glomerulus terjadi akibat
pengendapan kompleks antigen antibody di
kapiler-kapiler glomerulus.
Glomerulonefritis merupakan penyebab utama
terjadinya gagal ginjal tahap akhir dan tingginya
angka morbiditas baik pada anak maupun pada
dewasa.

B. Pielonefritis
Pielonefritis akut adalah peradangan pada
pielum dengan manifestasi pembentukkan
jaringan parut pada ginjal dan dapat
menyebabkan kerusakan pada ginjal, gagal
ginjal, pembentukan abses
(misalnya neftrik, perinefrik), sepsis, syok,
atau legagalan multisystem.

C. Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotik adalah suatu kumpulan
gejala gangguan klinis, meliputi hal-hal
sebagai berikut :
1. Proteinuria massif >3,5 gr/hr
2. Hipoalbuminemia
3. Edema
4. Hyperlipidemia

D. Urolithiasis
Urolithiasis adalah adanya batu (kalkuli) di
traktus urinarius. Urolithiasis merupakan
penyakit yang salah satu tanda gejalanya
adalah pembentukan batu di dalam saluran
kemih.

E. Gagal ginjal
Gagal ginjal akut adalah suatu keadaan
penurunan fungi ginjal secara mendadak akibat
kegagalan sirkulasi renal, serta gangguan fungsi
tubulus dan glomerulus dengan manifestasi
penurunan produksi urine dan terjadi azotemia
( peningkatan kadar nitrogen darah, peningkatan
kreatini serum, dan retensi produk metabolit
yang harus diekskresikan oleh ginjal.

Kasus Pemicu I
Seorang pasien laki-laki, usia 58 tahun, dirawat di rumah
sakit dengan keluhan sesak napas, sesak napas tidak
dipengaruh oleh aktifitas, batuk (-), nyeri dada (-), buang
air kecil sedikit 200 cc/24 jam, edema (+) pada kedua
ekstremitas bawah, pasien lebih nyaman dengan posisi
tidur miring ke kanan dengan menggunakan bantuan 2
bantal.
Kesadaran: composmentis, observasi TD: 149/90
mmHg, N: 98x/mnt, RR: 29 x/mnt, S: 3670C, hasil
pemeriksaan laboratorium: ureum 237 mg/dl, creatinin:
9,8 mg/dl. Pasien mengalami peningkatan berat badan
6 kg selama 2 minggu (BB saat ini 76 kg). Selama
dirawat pasien mendapatkan terapi oksigen 3l/mnt, lasik
injeksi 2 x 1 ampul, dilakukan hemodialisis 1x/minggu.
Pasien tesebut didiagnosis menderita gagal ginjal kronik.

Pengkajian
1. Identitas pasien:
a. Nama
b. Usia
c. Jenis kelamin

: Tn. E
: 58 tahun
: Laki-laki

2. Keluhan Utama:
Pasien mengatakan buang air kecil sedikit 200 cc/24 jam,
edema (+) pada kedua ekstremitas bawah, pasien lebih
nyaman dengan posisi tidur miring ke kanan dengan
menggunakan bantuan 2 bantal.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang:
Pasien mengatakan buang air kecil sedikit 200 cc/24 jam,
edema (+) pada kedua ekstremitas bawah

4. Riwayat Kesehatan Dahulu:


Pasien mengatakan memiliki riwayat diabetes
melitus sejak tahjun 2005 dan riwayat
hipertensi sejak 4 tahun yang lalu, namun
pasien jarang kontrol ke rumah sakit.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga tidak ada yang memiliki riwayat
penyakit seperti yang diderita oleh pasien
tersebut dan tidak memiliki riwayat penyakit
lainnya.

Data Fokus

Analisa Data

Diagnosa keperawatan
1. Kelebihan volume cairan berhubungan
dengan penurunan haluaran urine, diet
berlebih, retensi cairan dan natrium.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan pembatasan diet
dan perubahan membran mukosa.

Intervensi keperawatan
DX 1

DX 2

Kasus Pemicu II
Seorang pasien perempuan, usia 45 tahun, datang
ke rumah sakit dengan keluhan menggigil, mual
dan nyeri panggul sejak 1 minggu yang lalu.
Pasien mengatakan warna urinnya keruh dan agak
kemerahan, produksi urin 1400 cc/24 jam. Hasil
pemeriksaan fisik didapatkan data TD: 120/70
mmHg, S: 390C, HR: 90x/mnt, RR: 20x/mnt.
Dokter mendiagnosa kemungkinan pasien
mengalami pielonefritis.

Pengkajian
1. Identifikasi Pasien
Nama : Ny. X
Usia : 45 tahun

2. Riwayat Penyakit
Keluhan utama : Menggigil, mual, nyeri panggul, urine
kemerahan

3. Pemeriksaan fisik

Tanda-tanda vital
TD : 120/70 mmHg
Nadi: 90x/mnt
Respirasi : 20x/menit
Temperatur : 390C

Analisa Data

Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermia berhubungan dengan Respon
sistemik sekunder dari infeksi pada pielum
dan parenkim ginjal.
2. Nyeri berhubungan dengan inflamasi pada
pelvis

Intervensi Keperawatan
Dx 1

DX 2

Kasus pemicu III


Seorang pasien perempuan, usia 20 tahun, dirawat
di unit urologi dengan diagnosa medis
glomerulonefritis akut. Saat dilakukan pengkajian,
pasien mengatakan tiba-tiba buang air kecil
warnanya kemerahan dan pasien tidak mengetahui
penyebab warna merah pada urin tersebut.
Hasil pemeriksaan urinalisis didapatkan silinder sel
darah merah (+), proteinuria (+) dan terjadi
penurunan
GFR.
Pasien
selama
dirawat
mendapatkan terapi antibiotik, dan cairan infus RL
20 tetes/menit. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan
data TD: 115/80 mmHg, S: 370C, HR: 80x/mnt,
RR: 19 x/mnt.

Pengkajian
1.

Keluhan Utama
Klien buang air kecil berwarna kemerahan

2.

Riwayat kesehatan sekarang

3.
4.

Riwayat kesehatan dahulu


Pemeriksaan fisik

5.

PasieN masuk dengan keluhan buang air kecil dengan warna kemerahan.
Urinalisis : sel darah merah +
protein nuria +
Penurunan GFR

Keadaan umum
TD: 115/80 mmHg
S: 370C
HR: 80x/mnt
RR: 19 x/mnt

Pemeriksaan penunjang
Silinder sel darah merah (+)
Proteinuria (+)
Penurunan GFR

Analisa Data

Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan pola eliminasi b.d
penurunan GFR

Intervensi

Kasus pemicu IV
Seorang laki-laki, usia 59 tahun, bekerja
sebagai supir pribadi, datang ke IGD dengan
keluhan nyeri pinggang menjalar sampai daerah
kemaluan,mual(+),muntah(+).
Pasien mengatakan akhir-akhir ini jika buang
air kecil terasa sakit dan warna urinnya
kecoklatan.Hasil
pemerisaan
fisik
dan
diagnostic didapatkan data sebagai berikut TD:
130/80
mmHg,
S:37C,
HR:87x/menit,
RR:21x/menit dan USG menunjukkan adanya
batu saluran kemih.

Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama
:Tn.S
Umur
:59 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Pendidikan
: Pekerjaan
: Supir pribadi
2. Diagnosa Medis
: Batu saluran kemih
3. Riwayat Kesehatan
4. Riwayat kesehatan sekarang
Nyeri pinggang menjalar sampai daerah
kemaluan,mual(+), muntah(+).
klien mengatakan akhir-akhir ini jika buang air kecil
terasa sakit dan warna urine kecoklatan

5. Pemeriksaan Fisik
-TD:130/80mmHg,
-S:37C, HR:87x/menit,
-RR:21x/menit
-USG menujukan adanya batu saluran
kemih.

Data Fokus

Analisa Data

Diagnosa keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan
frekuensi kontraksi ureteral, trauma jaringan,
edema dan iskemia seluler,nyeri pascabedah.
2. Gangguan eliminasi urine berhubungan
dengan stimulasi kandung kemih oleh batu,
iritasi ginjal dan ureter, obstruksi mekanik
dan peradangan

Intervensi Keperawatan
DX 1

Kasus pemicu V
Seorang pasien perempuan, usia 22 tahun, dirawat
yang kedua kali dengan keluhan sebagai berikut:
kedua kaki dan tangan mengalami pembengkakan.
Pasien tampak pucat dan lemah, terpasang douwer
catheter, produksi urin 300 cc/5 jam, warna urin
kuning agak keruh. Pemeriksaan fisik didapatkan
data sebagai berikut TD: 110/80 mmHg, S: 370C,
HR: 79x/mnt, RR: 21 x/mnt. Sedangkan hasil
pemeriksaan urinalisis ditemukan proteinuria ( 4
g/hari) dan albumin serum 2,5 g/dl. Dokter
mendiagnosa pasien tersebut menderita sindrom
nefrotik.

Pengkajian
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluh kedua kaki dan tangan mengalami
pembengkakan.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien tampak pucat dan lemah, terpasang douwer catheter,
produksi urin 300 cc/5 jam, warna urin kuning agak keruh.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Tidak ada riwayat penyakit terdahulu.
4. Pemeriksaan Fisik
TD: 110/80 mmHg, S: 370C, HR: 79x/mnt, RR: 21 x/mnt.
5. Pemeriksaan Penunjang
Urinalisis ditemukan proteinuria ( 4 g/hari) dan albumin
serum 2,5 g/dl

Analisa Data

Diagnosa Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan berhubungan
dengan akumulasi cairan didalam jaringan,
gangguan mekanisme regulasi (retensi
natrium dan air).
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan
dengan kelelahan

Intervensi keperawatan
DX 1

Dx 2

PEMBAHASAN KASUS
Analisa Kelompok Mengenai Kasus pada
gangguan system perkemihan diatas, ditemukan
bahwa diagnosa yang sering muncul adalah
gangguan yang berhubungan dengan cairan
tubuh. Dikarenakan fungsi ginjal yang menurun
sehingga
mengakibatkan
terganggunya
keseimbangan cairan tubuh dimana yang kita
tahu bahwa ginjal berfungsi untuk Pengaturan
ekskresi asam dan pengaturan ekskresi elektrolit,

sehingga jika ginjal mengalami masalah


akan menggangu proses pengeluaran
urine, dan pengaturan hormone. Oleh
sebab itu, sebagai seorang perawat, kita
harus
dapat
mempertahankan
keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit
pada pasien dengan gangguan system
perkemihan.

Anda mungkin juga menyukai