Anda di halaman 1dari 35

TATANAMA TUMBUHAN

Pada jaman dahulu


nama-nama tumbuhan diberikan berdasarkan pada
sifat, keadaan, daerah dimana tumbuhan itu
tumbuh
tumbuhan dianggap sebagai obyek yang selalu
berguna bagi manusia
Manusia membicarakan dan membedakan
tumbuhan mana yang berguna dan mana yang
tidak berguna
Dalam hal ini manusia harus memberikan nama
kepada tumbuhan

Karena mula-mula belum ada tatanama tumbuhan,


oleh karena itu dalam memberikan nama adalah
sembarang, ada yang sangat panjang, ada pula yang
pendek.
Pemberian nama ini disesuaikan pada bahasa
masing-masing yang dipergunakan sehari-hari
sehingga satu tumbuhan dapat mempunyai namanama yang banyak sekali.
Contoh: tanaman Kembang Sepatu
Sumatera: bungong raja, bunga raja, bekeju, soma-soma, bunga-bunga
Jawa : kembang sepatu, uribang, kembang wera, wora-wari, bunga rebhang,
mandhaleka
Nusatenggara : waribang, pucuk
Sulawesi : amburanga, embuhanga, kuyanga, ulango, bunga bisu, bunga
cepatu
Maluku : hua hualo, ubo-ubo, bala bunga
Irian : dioh, gerasa, kando

Cina : Fu sang
Inggris : rose of China, shoe
Dengan bertambah luasnya komunikasi antar
manusia maka tumbuhan yang mempunyai nama
sesuai bahasa di mana tumbuhan itu tumbuh
dirasakan kurang praktis dan dijumpai banyak
kesukaran bagi orang yang ingin mempelajari
tumbuhan tadi.
Untuk itu ditetapkan nama ilmiah tumbuhan yang
didasarkan pada bahasa Latin, agar dapat diketahui
secara universal bagi ahli botani di seluruh dunia

Mulai abad 16-17


orang mulai merasakan perlunya mengatur perihal
nama tumbuhan
Orang yang merintis jalan ini adalah Linnaeus dan
ia sendiri mempraktekkannya

Sesudah Linnaeus, orang yang berusaha keras ke


arah tersusunnya tatanama itu adalah Agustine de
Candolle yang karyanya kemudian dikemukakan
pada Konggres Botani Internasional yang
diselenggarakan di Paris pada 1867. Konggres ini
dikenal sebagai Kode Paris sebagai Kode Tatanama.

Namun hasil ini belum diterima sepenuhnya oleh


para ahli botani di seluruh dunia
Pada tahun 1892 para ahli botani Amerikadi bawah
pimpinan N.L. Brittan dari NewYork Botanical Garden
mengembangkan satu set peraturan tatanama
tumbuhan

Peraturan ini dianggap lebih obyektif daripada Kode


Paris.
Pertemuan diprakarsai oleh Botanical Club di
Amerika pada pertemuan American Association For
The Advansement of Science di Rochester.
Set peraturan tatanama tumbuhan ini dikenal
sebagai Kode Rochester.

Inipun belum diakui sepenuhnya oleh para ahli di


seluruh dunia
Pada 1905 tercetus Kode Vienna
Pada 1907 tercetus Kode Amerika
Akhirnya pada 1930 konggres Botani Internasional di
Inggris dapat mencapai kesepakatan di antara tokohtokoh ahli Botani penting.
Mereka mencapai kesepakatan tatanama tumbuhan
yang disebut: The International Rules of Botanical
Nomenclatur. Para ahli yang berjasa: Sprague,
Green, & Hitchock

Akhirnya hingga kini dikenal sebagai International


Code of Botanical Nomenclature

Tatanama (nomenclatur) merupakan bagian dari


kegiatan taksonomi yang bertujuan untuk
mendeterminasi nama yang benar (correct) yang
digunakan untuk suatu takson atau tumbuhan yang
diketahui

Sekali tumbuhan telah diidentifikasi, maka nama yang benar


harus dberikan terhadapnya.
Inilah fungsi dari tatanama.

Nama lokal (local name) / nama biasa (common


name) :
nama yang diberikan dalam bahasa yang sesuai
daerah masing-masing

Ilmiah
Nama: Biasa
BedaNama
nama
ilmiah dengan nama biasa

1. Diatur dalam Kode internasional


Tatanama tumbuhan
2. Dalam bahasa yang
diperlakukan sebagai bahasa
Latin
3. Berlaku internasional
4. Kadang-kadang sukar dilafalkan
5. Memberi indikasi untuk kategori
takson yang mana nama itu
diberikan
6. Untuk setiap takson dengan
definisi, posisi, dan tingkat
tertentu hanya ada satu nama
yang benar (correct)

1. Tidak mengikuti ketentuan


manapun
2. Dalam bahasa setempat atau
bahasa daerah
3. Berlaku lokal
4. Biasanya mudah dilafalkan
5. Tidak jelas untuk kategori
takson yang mana nama itu
diberikan
6. Satu takson dapat
mempunyai lebih dari satu
nama yang berbeda-beda
menurut bahasa yang

Nama biasa
perlu dipertahankan, karena kadang-kadang
memang nama itulah yang diketahui, sedangkan
nama ilmiahnya belum diketahui

Bagian-bagian penting dari isi KITT adalah sbb :


1. Mukadimmah berisi uraian tentang pentingnya tatanama
tumbuhan & tujuan diadakannya KITT
2. Bagian I : Asas-asas
3. Bagian II : Peraturan dan saran-saran
4. Bagian III : Ketentuan-ketentuan untuk mengubah Kode
5. Lampiran I : Nama-nama hibrida
6. Lampiran II : Nama-nama suku yang dilestarikan
7. Lampiran III: Nama-nama marga yang dilestarikan dan ditolak
8. Lampiran IV: Nama-nama yang bagaimanapun ditolak

Asas-asas KITT :
1. Tatanama tumbuhan tidak tergantung dengan tatanama hewan
(berdiri sendiri-sendiri)
2. Penerapan nama-nama untuk kelompok taksonomi ditentukan
berdasarkan tipe tatanama
3. Tatanama kelompok taksonomi didasarkan atas prioritas publikasinya
4. Setiap kelompok taksonomi dengan batasan dan tingkat tertentu
hanya mempunyai satu nama yang benar (correct name), yaitu nama
tertua yang sesuai dengan peraturan
5. Nama ilmiah kelompok taksonomi diperlakukan sebagai bahasa Latin
tanpa memperhatikan nama asal
6. Peraturan tatanama berlaku surut kecuali dibatasi dengan sengaja

Tingkat-tingkat takson utama :


Dunia (Kingdom)
Divisi (Divisio)
Kelas (Classis)
Bangsa (Ordo)
Suku (Familia)
Marga (Genus)
Jenis (Spesies)

Jika diperlukan tingkat-tingkat taksa yang lebih banyak,


maka istilah-istilah untuk tingkat-tingkatnya dapat
dibuat dengan menambahkan awalan sub (anak)

Spesies
merupakan hierarki dasar dari hierarki taksonomik
adalah batu dasar dalam klasifikasi biologik krn dari spesies ini konsepkonsep golongan-golongan yang lebih tinggi maupun lebih rendah
dikembangkan

Takson

adalah setiap kelompok taksonomi di dalam kode tatanama


adalah kelompok individu yang digolongkan bersama berdasarkan
pada andil sifatnya secara umum
dapat dinyatakan sebagai unit taksonomi tingkat yang manapun

Setiap jenis (spesies) termasuk dalam suatu marga (genus)


Setiap marga (genus) termasuk dalam suatu suku (familia)

Tingkat hierarki taksonomik:


Tingkat takson
(kategori)

Akhiran

Contoh

Dunia (Regnum)
Plantae
Anak dunia (Subregnum)
-bionta
Embryobionta
Divisi (Divisio)
-phyta
Tracheophyta
Anak divisi (Subdivisio)
-phytina
Spermatophytina
Kelas (Classis)
-opsida /-phyceae Angiospermopsida
(pada alga)
Anak kelas (Subclassis) -idae /-phycidae
Dicotyledonidae
(pada alga)

Bangsa (Ordo)
Anak bangsa (Subordo)
Suku (Familia)
Anak suku (Subfamilia)
Puak (Tribus)
Anak puak (Subtribus)
Marga (Genus)
Anak marga (Subgenus)
Seksi (Sectio)
Anak seksi (Subseksi)
Deret (Series)
Anak deret (Subseries)

-ales
-ineae
-aceae
-oideae
-eae
-inae

Rosales
Rosineae
Rosaceae
Rosoideae
Roseae
Rosinae
Rosa
Rosa subgen. Rose
Rosa sect. Caninae
Rosa subsect. Caninae
Rosa ser. Caninae
Rosa subser. Canina

Jenis (Spesies)
Anak jenis (Subspesies)
Varitas (Varietas)
Anak varitas
(Subvarietas)
Forma Forma)
Anak forma (Subforma)

Rosa canina
Rosa canina subspec.
Canina
Rosa canina var. Lutetiana
Rosa canina subvar. Alba
Rosa canina form.
lesicetylis

Lahirnya nama ilmiah disebabkan oleh berbagai faktor,


antara lain:
1. Terlalu beranekaragamnya nama biasa sehingga nama biasa tidak
memungkinkan diberlakukan secara umum di dunia internasional
mengingat adanya perbedaan dalam setiap bahasa yang digunakan,
sehingga tidak mungkin dimengerti oleh semua bangsa
2. Beranekaragamnya nama ada yang pendek, ada yang panjang, dan ada
yang panjang sekali
Contoh: Sambucus, Sambucus nigra (Sambucus hitam),
Sambucus fructu in umbello nigro (Sambucus dengan buah
berwarna hitam yang tersusun dalam rangkaian
seperti payung),
Sambucus caule ramosa floribus umbellatus (Sambucus dengan
batang berkayu yang bercabang-cabang dan bunga
tersusun sebagai payung)

3.

Banyaknya nama sinonim untuk satu macam tumbuhan.


Contoh: ketela pohon punya beberapa nama sinonim: tela pohong,
tela kaspa, tela jendral, menyok

4.

Sukarnya diterima oleh dunia internasional bila salah satu bahasa bangsa
yang sekarang masih dipakai sehari-hari dipilih sebagai bahasa untuk
nama-nama ilmiah

Adalah nama resmi menggunakan sistem binomial yang mengikuti aturanaturan dan prosedur-prosedur yang dijelaskan dan diuraikan dalam Kode
Internasional Tatanama Tumbuhan (International Code of Botanical
Nomenclature)

Dalam bentuk binomial tersusun dari 2 kata


Digunakan pertamakali secara konsisten oleh Carolus Linnaeus dalam
karyanya Species Plantarum (1753)
Contohnya:

Imperata cylindrica (L.) Beaux.

author
specific epitheton
nama genus
specific epitheton = penunjuk spesies

nama genus

Merupakan suatu kata benda tunggal atau suatu kata yang


diperlakukan sebagai benda, dalam bahasa Latin
Dicetak miring. Tetapi bila ditulis tangan harus digaris bawah.
Selalu ditulis dengan permulaan huruf besar
Boleh disingkat menggunakan permulaan huruf besarr
Contoh: I. cylindrica

singkatan dari Imperata cylindrica

Tidak boleh terdiri dari 2 kata


Nama genus dapat juga berasal dari beberapa nama
seseorang sebagai tanda penghargaan atau peringatan
Contoh: Linnaea untuk Linnaeus
Jeffersonia untuk Thomas Jefferson
Rafllessia arnoldii untuk gubernur jendral Raffless

spesific epitheton

ditulis dengan huruf kecil dan dicetak miring. Tetapi bila ditulis
tangan, harus digaris bawah.
Spesific epitheton dapat berasal dari

penghormatan terhadap seseorang


Jika nama diakhiri dengan huruf hidup atau -er maka tambahkan
huruf -i . Contoh: glazioui
Jika nama diakhiri dengan konsonan maka tambahkan huruf -ii.
Contoh: ramondii
nama wanita
Tambahkan akhiran -iae atau -ae
Contoh: luciliae
nama geografis
Tambahka akhiran -ensis, -(a)nus, -inus, -ianus, atau -icus
Contoh: quebecensis, philadephicus, carolinianus, javanicus

kata sifat
Diakhiri dengan -us atau tanpa akhiran
Contoh: Quercus alba atau Quercus albus
[alba = putih]
Oxalis corniculata atau Oxalis corniculatus
[corniculatus = terompet]
Cardamine hirsuta atau Cardamine hirsutus
[hirsutus = berbulu kasar]

Jika spesific epitheton mengandung 2 kata, maka harus diberi


garis penghubung
Contoh: Capsella bursa-pastoris
Hibiscus rosa-sinensis
Impatiens noli-tangera

author

Adalah nama pengarang yang pertama kali mempublikasikan


nama takson yang bersangkutan secara valid dan atau nama
pengarang yang melakukan perubahan
Nama author diletakkan setelah nama tumbuhan
Penyebutan author boleh disingkat, kecuali jika nama mereka
sudah sangat pendek
Misal: Lam. untuk J.B.P.A. Monet Chevalier de Lamarck
De Wild. untuk E. De Wildeman
Juss. untuk Jussieu
Rich. untuk Richard
Linn. atau L. untuk Linnaeus

Bila suatu nama terdiri dari satu suku kata yang cukup
panjang, maka perlu disingkat, dan dicantumkan huruf mati
yang pertama dan kedua
Misal: Fr. untuk Elias Magnees Friers
Dua author atau lebih yang mempunyai nama hampir sama,
cara penyingkatannya dibuat berbeda satu sama lain untuk
menghindari kesalahpahaman
Misal: Bertol. untuk Bertoloni
Bert. untuk Bertero
Michx. untuk Michaux
Michl. untuk Michelli

Dalam pustaka-pustaka sering dijumpai nama author lebih dari


satu untuk satu nama tumbuhan. Pencantuman nama demikian
mempunyai maksud sendiri-sendiri.
Contoh-contoh:
Didymopanax gleasonii Britton et Wilson
artinya: nama diberikan oleh Britton dan Wilson bersama-sama

Gossypium tomentosum Nutt ex Seem


artinya: nama diberikan (diusulkan) oleh Nutt, dipublikasikan secara
efektif dan valid oleh Seem

Viburnum ternatum Rechder in Sergent


artinya: nama diberikan oleh Rechder dan dipublikasikan dalam karya
Sergent

Ulmus racemosa Thomas non Borkl


artinya: nama yang diberikan oleh Thomas tidak sama dengan nama
yang diberikan oleh Borkl

Phyllanthus L. emend Mull. Arg.


artinya: nama yang diberikan oleh Linnaeus diubah oleh Mull. Arg.

Streptomyces alba-meyer Hesseltine ex. al.


artinya: nama diberikan oleh Hesseltine dan kawan-kawannya. Jadi
nama itu diberikan oleh Hesseltine dengan Parker, Diduek, Hauch,
Bohones dan Williams

Imperata cylindrica (L.) Beauv.


artinya: nama asli diberikan oleh Linnaeus, kemudian oleh Beauv
dipindah ke suatu marga baru dengan masih menggunakan epitheton
spesificum

Nama hibrida
Hibrid

hibrid antar jenis (species)


hibrid antar marga (genus)

Contoh hibrid antar jenis (species):


Salix aurita L. X S. caprea L.
atau
Salix aurita X caprea atau
Salix X capreola Kerner ex Anderson
Digitalis lutea L. X D. purpurea L.

Contoh hibrid antar anak jenis (subspecies):


Polypodium vulgare subsp. prionoces X subsp. vulgare
atau P. vulgare subsp. X mantoine
Contoh hibrid antar marga (genus):
X Agropogon ( = Agrastis X Polypogon )
X Gymranacamptis ( = Anacamptis X Gynnadenia )
X Sericobania ( = Libonia X Serilographis )

Nama takson di bawah tingkat marga (genus)


Terdiri dari suatu nama genus ditambah dengan satu atau dua
penunjuk (epitheton)
Contoh:
Mouriri subg. pericrene
Gentiana lutea
Gentiana tenella var. occidentalis
Equisetum polustris f. finitans
Arytera sect. Mescharytera

Penamaan tanaman budidaya


Cara pemberian nama tanaman budidaya telah ada kode
internasionalnya, yaitu Kode Internasional Tatanama
Tanaman Budidaya
Dalam Kode Internasional Tatanama Tanaman Budidaya,
kategori paling rendah yang berasal dari variasi tanaman
budidaya disebut kultivar (cultivated variety)
Kultivar adalah suatu populasi tanaman budidaya yang jelas
berbeda dalam sifat morfologi, fisiologi, sitologi, kimiawi, atau
yang lain, dan bilamana direproduksi (aseksual atau seksual)
sifat-sifat tersebut tetap dipertahankan
Suatu kultivar terjadi akibat dibudidayakan dan dapat terjadi
akibat pembastaran antar jenis, pembastaran antar marga,
bahkan antar tingkat yang lebih tinggi dengan cara budidaya

Contoh-contoh nama kultivar:

Cynodon dactylon Coastal

Zea mays Wisconsin

Medicago sativa Ranger

Musa paradisiaca Raja

Nama takson di bawah tingkat jenis (species)


Contoh:
Saxifraga aizon subforma surculosa Engler & Irnetohei
Saxifraga var. aizen subvar. brecifolia forma multicaulis sub
forma surculosa Engler & Irnitzher

9 suku (familia) yang memiliki nama penganti :


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Palmae (= Arecaceae)
Graminae (= Poaceae)
Cruciferae (= Brassicaceae)
Leguminosae (= Fabaceae)
Guttiferae (= Clusiaceae)
Umbelliferae (= Apiaceae)
Labiatae (= Lamiaceae)
Compositae (= Asteraceae)
Papilionaceae (= Fabaceae)
Jika Papllionaceae (Fabaceae) dianggap sebagai familia terpisah dari
familia Leguminosae, maka Papilionaceae dipertahankan sebagai
pengganti Leguminosae

Dalam tatanama kita mengenal istilah-istilah:


Tautonim nama terjadi dari 2 kata yang persis sama, atau 2
kata yang hampir sama
Contoh:
Linaria-linaria

Boldus-boldus

Homonim satu nama dimiliki oleh 2 atau lebih jenis


tumbuhan
Contoh:

Ixora crassifolia Merril


Ixora crassifolia Ridley

namanya sama tetapi tumbuhannya berbeda

Sinonim beberapa nama untuk satu jenis tumbuhan


Contoh:
Orthosiphon spicatus
Orthosiphon stamineus
Orthosiphon grandiflorus

sinonim

Anda mungkin juga menyukai