Anda di halaman 1dari 25

Hemoroid: Mulai dari

patofisiologi dasar hingga


pengelolaan klinis

Abstrak
Ulasan ini membahas: patofisiologi, epidemiologi,
faktor risiko, klasifikasi, evaluasi klinis, dan
pengobatan hemoroid (non-operatif dan operatif)
Hemoroid adalah gejala pembesaran dan
perpindahan bantalan anus distal dari tempat normal
Gejala paling umum perdarahan rektum yg
berhubungan dengan gerakan usus

Disregulasi tonus pembuluh darah dan hiperplasia pembuluh darah


mungkin memainkan peran penting dalam perkembangan hemoroid
target pengobatan
Pengobatan hemoroid:
Konservatif
modifikasi gaya hidup, suplemen serat, obat
supositoria, obat anti-inflamasi, dan pemberian obat venotonik
Non operatif skleroterapi dan ligasi rubber band
Operatif

hemoroidektomi dan stapler hemoroidopeksi

Pendahuluan
Hemoroid adalah kondisi yang sangat umum pada anorektal
yang didefinisikan sebagai gejala pembesaran dan
perpindahan bantalan anus distal dari tempat normal
Dialami oleh jutaan orang menimbulkan masalah sosek
Temuan hemoroid dilatasi abnormal pembuluh darah,
distorsi pembuluh darah, perubahan jaringan ikat penyokong

Patofisiologi
Teori varises vena sudah tidak digunakan merupakan
entitas yang berbeda
Teori saat ini sliding lapisan canalis analis adanya
disintegrasi dan deteriorasi bantalan anus yang
menyebabkan dilatasi vena, trombosis vaskular, proses
degeneratif dalam serat kolagen dan jaringan fibroelastik,
distorsi dan pecahnya otot subepitel anus
Bantalan anus terdiri atas tiga bantalan anus mayor (lihat
gambar)

Degradasi jaringan penyokong bantalan anus disebabkan


keterlibatan
beberapa
enzim
daiantaranya
matrix
metalloproteinase (MMP), zinc-dependent proteinase
diaktifkan
olehtrombin,
plasmin
dan
proteinase

mengakibatkan capillary bed terganggu dan memicu


angioproliferatif (aktivasi TGF-, CD105, VEGF)

Arteri rectalis superior yang memasok bantalan anus pada


hemoroid mengalami dilatasi berkorelasi dengan grade
hemoroid
Kerusakan sfingter otot halus di pleksus arteriovenous
ganguan aliran dan drainasi hiperperfusi pleksus
arteriovenous akan mengarah pada pembentukan
hemoroid
Hemoroid berhubungan dengan pengaturan otot halus
pembuluh darah diatur oleh sistem saraf otonom,
hormon, sitokin dan endotelium ketidak seimbangan
mengakibatkan gangguan pembuluh darah

Epidemiologi dan Faktor Risiko

Jumlah pasti tidak diketahui banyak yang cenderung mengobati


sendiri

Prevalensi puncak usia 45-65 tahun

Ras kulit putih > ras kulit hitam

Sosek tinggi > sosek rendah berhubungan dengan pencarian


pelayanan kesehatan

Feses yang keras konstipasi dan mengejan yang


berkepanjangan peningkatan tekanan intra abdomen
kompresi vena obstruksi venous return dilatasi pleksus
hemoroidalis
Kehamilanmerupakan salah satu faktor risiko disamping diet
rendah serat, makanan pedas dan asupan alkohol

Klasifikasi dan Grading Hemoroid

Hemoroid diklasifikasikan sebagai berikut

Hemoroid derajat satu (kelas ): Bantalan anus berdarah tetapi tidak prolaps;

Hemoroid derajat dua (Kelas ): Bantalan anus prolaps melewati anus pada
saat mengehan tetapi mereda secara spontan;

Hemoroid derajat tiga (kelas ): Bantalan anus prolaps melewati anus pada
saat mengejan atau mengeluarkan tenaga dan memerlukan pendorongan
manual ke dalam canalis analis;

Hemoroid derajat empat (kelas ): prolaps yang menetap keluar setiap saat
dan tidak mereda

Evaluasi Klinis
Manifestasi paling sering perdarahan rektum tanpa nyeri
yang berhubungan dengan pergerakan usus, digambarkan
oleh pasien seperti tetesan darah ke dalam jamban toilet
darah warna merah cerah
Prolaps menyebakan iriasi atau gatal nyeri biasanya
disebabkan adanya trombosis
Penegakkan diagnosis pemeriksaan colok dubur dan
anoskopi pada posisi left lateral visualisasi baik dapat
menggunakan anoskopi atau kolonoskopi

Pengelolaan

Konservatif
Modifikasi diet dan gaya hidup
Pengobatan medis

Non operatif
Skleroterapi
Koagulasi inframerah
Ablasi radiofrekuensi
Ligasi rubber band

Operatif
Plikasi
DGHAL
Hemoroidektomi
Hemoroidopeksi stapler

Modifikasi Diit dan Gaya Hidup

peningkatan asupan serat atau makanan lunak dalam diit mungkin membantu
menghilangkan pengejanan selama defekasi

Pengobatan Medis

Flavonoid Oral

Kalsium dobesilate oral

Pengobatan topikal

Pengobatan Non-Operatif
Skleroterapi injeksi agen kimia dengan tujuan untuk membuat fiksasi
mukosa ke otot yang mendasarinya oleh jaringan fibrosis
Ligasi Karet menyebabkan nekrosis iskemik dan jaringan parut, yang
mengarah ke fiksasi jaringan ikat pada dinding rektum
Koagulasi Inframerah radiasi inframerah yang mengkoagulasi jaringan
dan menguapkan air dalam sel, menyebabkan penyusutan massa hemoroid.
Ablasi radiofrekuensi penghubungan elektroda dengan tujuan
mengkoagulasi dan menguapkan sehingga massa hemoroid menyusut
Krioterapi mengikis jaringan hemoroid dengan cryoprobe beku

Pengobatan Operatif
diindikasikan bila pendekatan non-operatif telah gagal atau komplikasi
telah terjadi
Hemoroidektomi dilakukan jika kegagalan pengelolaan non-operatif,
komplikasi hemoroid akut (strangulasi, trombsis)
Plikasi penjahitan masa hemoroid dan mengikat simpul di pedikel
vaskular paling atas
Ligasi arteri hemoroidalis dengan panduan Doppler ligasi pada pasokan
arteri untuk jaringan hemoroid dengan jahitan ligasi sehingga dapat
memperbaiki gejala hemoroid
Hemoroidopeksi Stapler perangkat staper melingkar yang digunakan
untuk menghilangkan cincin anus mukosa proksimal hemoroid yang
berlebihan dan mencegah hemoroid kembali dalam canalis analis

Kesimpulan

Terapi pengobatan hemoroid mulai dari makanan dan modifikasi gaya


hidup hingga pembedahan radikal tergantung keparahan

Pengobatan non-operatif tidak sepenuhnya efektif, khususnya


pendekatan topikal atau farmakologis diperlukan pengembangan
dan inovasi lebih lanjut

Anda mungkin juga menyukai