Anda di halaman 1dari 28

PERBANKAN

SYARIAH

10
Modul ke:

TRANSAKSI ISTISHNA

Fakultas

FEB

Program Studi

Akuntansi

RESKINO

DEFINISI DAN PENGGUNAAN

Bai al istishna atau disebut dengan istishna, merupakan kontrak jual beli

dalam bentuk pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan


tertentu yang disepakati antara pemesan ( pembeli, mustahni ) dan penjual
( pembuat, shani ).
Barang yang diperjualbelikan biasanya adalah barang manufaktur, adapun
dalam hal pembayaran, transaksi istishna dapat dilakukan di muka, melalui
cicilan atau ditangguhkan sampai suatu waktu pada masa yang akan datang.
Penggunaan akad istishna oleh bank syariah diindonesia relatif masih
minim.

Ketentuan syari, rukun transaksi dan pengawasan syariah


Transaksi istishna dan istishna paralel
Ketentuan syari transaksi Istishna dan Istishna paralel
Rukun transaksi Istishna
transaktor
Objek Istishna
Ijab dan kabul
Rukun Transaksi Istishna Paralel
Pengawasan Syariah Transaksi Istishna dan Istishna paralel
Alur Transaksi Istishna dan Istishna Paralel

Ketentuan syari Transaksi Istishna dan Istishna Paralel

Menurut mazhab Hanafi, istishna hukumnya boleh karena hal


itu telah dilakukan oleh masyarakat muslim sejak masa awal
tanpa ada ulama yang mengingkari. Ketentuan syarI transaksi
istishna diatur dalam fatwa DSN no 06/DSN-MUI/IV/2000
TENTANG jual beli istishna

Fatwa tersebut mengatur tentang ketentuan pembayaran, dan


ketentuan barang.

Rukun Transaksi Istishna


Transaktor

Transaktor terdiri atas pembeli dn penjual. Kedua transaktor disyaratkan


memiliki kompetensi berupa akil baligh dan kemampuan memilih yang
optimal seperti tidak gila, tidak sedang dipaksa dan yang lain sejenis.
Adapun untuk transaksi dengan anak kecil, dapat dilakukan dengan izin
dan pantauan dari walinya. Terkait dengan penjual, DSN mengharuskan
agar penjual menyerahkan barang tepat pada waktunya dengan kualitas dan
jumlah yang telah disepakati.
Penjual diperbolekan menyerahkan barang lebih cepat dari waktu yang
disepakati dengan syarat kualitas dan jumlah barang sesuai dengan
kesepakatan dan ia tidak boleh menuntut tambahan harga.

Objek Istishna
harus jelas spesifikasinya
penyerahanya dilakukan kemudian
waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan berdasarkan
kesepakatan
pembeli ( mustashni ) tidak boleh menjual barang sebelum menerimanya
tidak boleh menukar barang, kecuali dengan barang sejenis sesuai kesepakatan
memerlukan proses pembuatan setelah akad disepakati;
barang yang diserahkan harus sesuai dengan spesifikasi pemesan, bukan
barang masal

Ijab kabul

Ijab dan kabul istishna merupakan pernyataan dari kedua belah pihak yang
berkontrak, dengan cara penawaran dari penjual ( bank syariah ) dan
penerimaan yang dinyatakan oleh pembeli ( nasabah )

Menurut PSAK no 104 paragraf 12 pada dasarnya Istishna tidak dapat


dibatalkan, kecuali memenuhi kondisi :
Kedua belah pihak setuju untuk menghentikannya
Akad batal demi hukum karena timbul kondisi hukum yang dapat
menghalangi pelaksanaan atau penyelesaian akad

Rukun Transaksi Istishna Paralel


Berdassarkan fatwa DSN no 6 tahun 2000, disebutkan bahwa akad istishna

kedua
( antara bank sebagai pembeli dengan petani sebagai penjual ) harus
dilakukan terpisah dari akad pertama
Adapun akad kedua baru dilakukan setelah akad pertama sah, rukun-rukun
yang terdapat pada akad istishna pertama juga berlaku pada akad istishna
kedua

Pengawasan syariah Transaksi Istishna dan Istishna paralel

Pengawasan tersebut dilakukan untuk :

Memastikan barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syariah


islam
Meneliti apakah bank membiayai pembuatan barang yang diperlukan
nasabah sesuai pesanan dan kriteria yang disepakati;
Memastikan akad Istishna dan akad Istishna paralel dibuat dalam akad
yang terpisah;
Memastikan bahwa akad Istishna yang sudah dikerjakan sesuai
kesepakatan hukimnya mengikat, artinya tidak dapat dibatalkan kecuali
memenuhi kondisi antara lain (i) kedua belah pihak setuju untuk
menghentikan akad Istishna (ii) akad ini batal demi hukum karena timbul
kondisi hukum yang dapat menghalangi pelaksanaan atau penyelesaian
akad

ALUR TRANSAKSI ISTISHANA PARALEL

Bank Syariah
Sebagai penjual
( shani 1dan
Pembeli
( mustashni )
Pada istishna 2

1.Negosiasi,
Pesan barang
Dan akad
Istishna

Nasabah
sebagai
Pembeli
( mustashni )

9. Pelunasan pembayaran
4.Kirim tagihan penyelesaian barang

5.bayar

1.Negosiasi,
Pesan barang
Dan akad
Istishna

8.Kirim dokumen pengiriman


7.Kirim
barang
Pemasok
( shani )

3. Buat barang

Cakupan Standar Akuntansi IstishnaParalel


Akuntansi

istishna diatur dalam Pernyataan Standar Keuangan


( PSAK ) no 104 tentang istishna.terkait dengan pengakuan
dan pengukuran transaksi, standar ini mengatur tentang
penyatuan dan segmentasi akad, pendapatan istishna dan
istishna parale, istishnadengan pembayaran tangguh, biaya
perolehan istishna, penyelesaian awal pengakuan taksiran
rugi, perubahan pesanan dan tagihan.

Teknis Perhitungan Transaksi Istishna


Transaksi Istishna Pertama
Untuk mengembangkan klinik ibu dan anak yang dikelolanya,
dr. Ursila berencana menambah satu unit bangunan seluas 100
m2 khusus untuk rawat inap di sebelah barat bangunan utama
klinik. Untuk kebutuhan itu, dr. Ursila menghubungi Bank
Berkah Syariah untuk menyediakan bangunan baru sesuai
dengan spesifikasi yang diinginkannya. Setelah serangkaian
negosiasi beserta kegiatan survey untuk menghasilkan desain
bangunan yang akan dijadikan acuan spesifikasi barang, pada
tanggal 10 Februari 20XA ditandatanganilah akad transaksi
istishna pengadaan bangunan untuk rawat inap. Adapun
kesepakatan antara dr. Ursila dengan Bank Berkah Syariah
adalah sebagai berikut:

Harga Bangunan
Lama penyelesaian
Mekanisme panagihan
per
Mekanisme pembayaran

: Rp 150.000.000
: 5 bulan (paling lambat tanggal 10 Juli)
: 5 termin sebesar Rp 30.000.0000
termin mulai tanggal 10 Agustus
: setiap 3 hari setelah tanggal penagihan

Transaksi Istishna Kedua


Untuk membuat bangunan sesuai dengan keinginan dr. Ursila, pada
tanggal 12 Februari 20XA, Bank Berkah Syariah memesan kepada
kontraktor PT. Thariq Konstruksi dengan kesepakatan sebagai
berikut:
Harga Bangunan
: Rp 130.000.000
Lama penyelesaian : 4 bulan 15 hari (paling lambat tgl 25 Juni)
Mekanisme penagihan kontraktor: tiga termin pada saat
penyelesaian 20%, 50% dan 100%.
Mekanisme pembayaran oleh Bank : dibayar tunai sebesar tagihan
dari kontraktor.

Penjurnalan Transaksi Istishna


A.Transaksi biaya prakad ( Bank sebagai penjual )
misalkan : pada tanggal 5 20XA, untuk keperluan survey dan
pembuatan desain bangunan yang akan dijadikan acuan spesifkasi
barang, bank Berkah syariah telah mengeluarkan kas hingga Rp
2.000.000. jurnal untuk mengakui transaksi ini adalah sbb :
Tanggal

Rekening

Debit

5/2/XA

Db.Bbn praakad yang ditangguhkan

2.000.000

Kr.Kas

Kredit
2.000.000

B.Penandatanganan akad dengan pembeli ( Bank sebagai Penjual)


Misalkan kasus dr.susila dengan bank berkah syariah diatas, transaksi istishna
jadi disepakati pada tanggal 10 februari, maka jurnal pengakuan beban prakaad
menjadi biaya istishna adalah sebagai berikut:
Tanggal
10/2/XA

Rekening
Db. Biaya istishna
Kr. Beban praakad yg ditangguhkan

Debit ( Rp )

Kredit ( Rp )

2.000.000
2.000.000

C. Pembuatan akad istishna paralel dengan pembuat barang


( Bank Sebagai Pembeli )

Berdasarkan PSAK no 104 paragraf 29 disebutkan bahwa biaya perolehan istishna


paralel terdiri dari :
biaya perolehan barang pesanan sebesar tagihan produsen atau kontraktor kepada
entitas
biaya tidak langsung, yaitu biaya overhead termasuk biaya akad dan prakad; dan
semua biaya akibat produsen atau kontrktor tidak dapat memenuhi kewajibannya ,
jika ada

D. Penerimaan dan pembayaran tagihan kepada penjual ( pembuat )


barang istishna
Dalam kasus 11.1, disebutkan bahwa mekanisme pembayaran dilakukan dalam
tiga termin yaitu pada saat penyelesaian 20%, 50% dan 100%. Misalkan dalam
perjalanannya, realisasi tagihan ketiga termin tersebut ditunjukkan dalam tabel
berikut:
No. Termin

Tingkat
penyelesai
an

Tanggal
penagihan
kontraktor

Tanggal
penagihan
kontraktor

20%

1 April

Tanggal
Pembayar
-an
26.000.0000
8 April

Jumlah
Pembayaran

II

50%

15 Mei

39.000.0000

22 Mei

39.000.0000

III

100%

25 Juni

65.000.0000

2 Juli

65.000.0000

26.000.0000

Lanjutan
Misalkan pada tanggal 1 April, PT. Thariq Konstruksi menyelesaikan 20%
pembangunan dan menagih pembayaran termin pertama sebesar Rp 26.000.000
(20% x Rp 130.000.000) kepada Bank Berkah Syariah. Jurnal pengakuan
penagihan pembayaran oleh pembuat barang adalah sebagai berikut:
Tanggal
1/4/XA

Rekening
Db. Aset istishna dalam penyelesaian
Kr. Hutang Istishna

Debit ( Rp )

Debit ( Rp )

26.000.0000
26.000.000

Lanjutan
Misalkan tagihan kedua diterima pada tanggal 15 Mei dan diikuti dengan
pembayaran oleh bank pada tanggal 22 Mei 20XA. Jurnal untuk transaksi
tersebut adalah sebagai berikut:

Lanjutan
Misalkan tagihan ketiga diterima tanggal 25 Juni 20XA dan dibayarkan pada
tanggal 2 Juli 20XA. Jurnal untuk transaksi tersebut adalah sebagai berikut:

E. Pengakuan Pendapatan istishna


Berdasarkan PSAK no 104 Paragraf 18 disebutkan bahwa jika metode prosentae
penyelesaian digunakan, maka :
bagian nilai akad yang sebanding dengan pekerjaan yang telah diselesaikan dalam
periode tersebut, diakui sebagai pendapatan istishna pada periode yang
bersangkutan
bagian margin keuntungan istishna yang diakui selama periode pelaporan
ditambahkan kepada aest istishna dalam penyelesaian ; dan
pada akhir periode harga pokok istishna diakui sebesar biaya istishna yang telah
dikeluarkan sampai dengan periode tesebut

F. Penagihan Piutang Istishna Pembeli

Misalkan dalam kasus di atas, penagihan oleh bank kepada


pembeli akhir dilakukan dalam 5 termin dalam jumlah yang
sama yaitu Rp 30.000.000, setiap tanggal 10 mulai bulan
Agustus. Maka jurnal untuk mengakui 5 kali penagihan
piutang
istishna
kepada
pembeli
dan
penerimaan
pembayaran dari pembeli tersebut adalah sebagai berikut.

Tangaal

Rekening

10/8/XA

Db. Piutang istishna


Kr. Termin Istishna
* Rp 150.000.000/ 5 termin = Rp
30.000.000 per termin

Debit ( Rp )

Kedit ( Rp )

30.000.000
30.000.000

( F ) Penerimaan Pembayaran Piutang Istishna dari Pembeli


Pembayaran piutang istishna oleh nasabah dilakukan setelah menerima tagihan
istishna dari bank. Oleh karena termin istishna merupakan pos lawan dari piutang
istishna, maka pada waktu pembayaran piutang, bank sebagai penjual perlu
menutup termin istishna.
Misalkan dalam kasus di atas, pembayaran oleh nasabah pembeli dilakukan 3 hari
setelah menerima tagihan dari bank sebagai penjual. Maka jurnal untuk mengakui
setiap penerimaan pembayaran dari pembeli tersebut adalah sebagai berikut
Tanggal

Rekening

Debit (Rp)

13/8/XA

Db. Kas/rekening nasabah


pembeli istishna

30.000.000

Kr. Piutang Istishna


Db. Termin Istishna
Kr. Aset istishna dalam
penyelesaian

Kredit (Rp)

30.000.000
30.000.000
30.000.000

( G ) Variasi Transaksi dan Kebijakan akuntansi


g.1.Pengakuan Pendapatan dengan metode akad selesai
Berdasarkan PSAK no 104 paragraf 19 disebutkan bahwa pada metode akad selesai melekat
beberapa ketentuan berikut :
1. Tidak ada pendapatan istishna yang diakui sampai dengan pekerjaan tersebut selesai:
2. Tidak ada harga pokok istishna yang diakui sampai dengan pekerjaan tersebut selesai:
3. Tidak ada bagian keuntungan yang diakui dalam istishna dalam penyelesaian sampai
dengan pekerjaan tersebut selsai: dan
4. Pengakuan pendapatan istishna, harga pokok istishna, dan keuntungan dilakukan hanya
pada saat penyelasaian pekerjaan.

g.2. Pembayaran dengan cara tangguh


Berdasarkan PSAK no 104 paragraf 20, jika menggunakan metode persentase
penyelesaian dan proses pelunasan dilakukan dalam periode lebih dari satu tahun
setelah penyerahan barang pesanan, maka pengakuan pendapatan dibagi menjadi
dua bagian, yaitu:
a. Margin keuntungan pembuatan barang pesanan yang dihitung apabila istishna
dilakukan secara tunai, diakui sesuai persentase penyelesaian; dan
b. Selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada saat penyerahan diakui selama periode
pelunasan secara proporsional sesuai dengan jumlah pembayaran. Proporsional
yang dimaksud sesuai dengan paragraf 24-25 PSAK 102 tentang Akuntansi
Murabahah

PENYAJIAN
Berdasarkan PSAK no 104, penyajian rekening yang terkait transaksi istishna dan
istishna paralel antara lain :
a. Piutang istishna, yang timbul kaena pemberian modal usaha istishna oleh bank
syariah
b. Piutng, yang timbul kerna penjual tidak dapat memenuhi kewajibannya dalam
transaksi istishna, Rekening ini disajikan terpisah dari piutang istishna,
c. Hutang Istishna, timbul bank menjadi penjual barang istishna yang dipesan
olehnasabah pembeli

PENGUNGKAPAN
Hal-hal yang diungkap dalam catatan atas laporan keungan tentang transaksi istishna
dan istishna paralel antara lain :
1. Rincian piutang istishna dan hutang istishna berdasarkan jumlah,jangka waktu,
jenis valuta, kualitas piutang dan penyisihankerugian piutang Istishna,
2. Piutang istishna dan hutang istishna kepada penjual ( pemasok ) yang memiliki
hubungan istimewa
3. Besarnya modal usaha istishna, baik yang dibiayai sendiri oleh bank maupun yang
dibiayai secara bersama-sama dengan bank atau pihak lain
4. Jenis dan kuantitas barang pesanan.

Sumber:
1.Akuntansi Perbankan Syariah (Teori dan Praktek
Kontemporer Edisi 2, Rizal Yahya, Aji Erlangga Martawireja
dan Ahim Abdurahim
2.Akuntansi Syariah di Indonesia ; Sri Nurhayati dan Wasilah

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai