Anda di halaman 1dari 16

KASUS

Tahun 2012 Masih Rentan Konflik Sosial

Beny (41116010001)
Deddy Prasmanto (41116010017)
Rayhan Syahdeini (41116010020)
Septyan Aryo Bismo
(41116010005)
Tegar Cakra (41116010018)

KASUS

JAKARTA, KOMPAS.com
Gerakan
radikalisme
dan
konflik
sosial
diprediksi masih akan terus terjadi pada tahuntahun
mendatang.
Pada
tahun
2012,
pemerintah dan khususnya aparat keamanan,
harus mewaspadai terjadinya aksi radikalisme
yang terdiri dari konflik-konflik sosial dan
kekerasan atas nama agama.
Demikian
diungkapkan
Ketua
Lembaga
Swadaya Masyarakat Lazuari Birru, Dhyah
Ruth, Jumat (3/2/2012) di Jakarta. Menurut
Dhyah, radikalisme yang terkait dengan
konflik-konflik sosial bersumber dari deprivasi
ekonomi, yaitu perasaan terpinggirkan secara
ekonomi.

Selain itu, menurut Dhyah, karena adanya perasaan


kalangan masyarakat yang teralienasi, yaitu
perasaan terasing hidup di lingkungan sendiri. Lalu,
adanya
perasaan
terancam
dari
kelompok
masyarakat, yaitu perasaan bahwa posisinya
dilemahkan atau tertekan.
Kelompok radikal, kata Dhyah, berpotensi besar
melakukan infiltrasi terhadap konflik-konflik sosial
yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Isu-isu
marginalisasi,
kesenjangan
ekonomi,
dan
kemiskinan,
tetap
menjadi
fokus
kampanye
kelompok radikal.
Selain itu, pertentangan kelas juga menjadi isu yang
sangat mudah dimanfaatkan kelompok-kelompok
tertentu untuk menyulut kekerasan. Misalnya, buruh
dengan pengusaha atau petani dengan pengusaha
agrobisnis atau perkebunan.

Dhyah mengungkapkan, dari survei indeks


radikalisme Lazuardi Birru tahun 2011,
kelompok pekerjaan petani, nelayan dan
peternak
memiliki
indeks
kerentanan
tertinggi, yaitu 46,4. Kemudian, kelompok
pengangguran
memiliki
skor
indeks
kerentanan 44,8, dan kelompok buruh dan
pekerjaan serabutan mencapai 43.9.
"Skor itu berada di atas titik aman, yaitu 33,3.
Skor 0 menunjukkan tidak radikal dan skor
100 menunjukkan sangat radikal," jelasnya.

LATAR BELAKANG

Masyarakat adalah makhluk sosial yang


selalu berinteraksi. Dalam interaksinya,
manusia sering dihadapkan pada situasi
konflik ( pertentangan / pertikaian).
Munculnya konflik sosial tidak terjadi
dengan sendirinya dan tidak sesederhana
yang bisa kita bayangkan. Banyak faktor
yang dapat dikaji mengapa konflik
tersebut muncul dipermukaan.
Pada umumnya konflik merupakan suatu
gejala sosial yang sering muncul dalam
kehidupan bermasyarakat. Dalam sejarah
Indonesia pun seringkali diwarnai dengan
berbagai konflik, baik konflik yang terjadi
antara bangsa Indonesia dengan para

PENGERTIAN KONFLIK

Konflik berasal dari kata kerja latin


configere, yang berarti saling memukul,
yang dimaksud dengan konflik sosial
adalah salah satu bentuk interaksi sosial
antara satu pihak dengan pihak lain
didalam
masyarakat
yang
ditandai
dengan adanya sikap saling mengancam,
menekan, hingga saling menghancurkan.
Konflik sosial sesungguhnya merupakan
suatu proses bertemunya dua pihak atau
lebih yang mempunnyai kepentingan
yang relative sama terhadap hal yang
sifatnya terbatas. Dengan demikian,
terjadilah
persaingan
hingga
menimbulkan suatu benturan-benturan

Konflik Menurut KBBI dan Sosiologis :

Kamus Besar Bahasa Indonesia:


percecokan,
perselisihan
atau
pertentangan
Sosiologis: proses antara 2 /lebih
orang yang berusaha menyingkirkan
pihak
lain
dengan
jalan
menghancurkan atau membuat tidak
berdaya.

Menurut Pendapat Beberapa Ahli Tentang


Pengertian Konflik :

Dr. Robert MZ. Lawang: perjuangan


untuk
memperoleh
nilai,
status,
kekuasaan, dimana tujuan dari mereka
yang
berkonflik,
tidak
hanya
memperoleh keuntungan, tetapi juga
menundukkan saingannya.
Drs. Ariyono Suyono: proses atau
keadaan dimana dua pihak berusaha
menggagalkan
tercapainya
tujuan
masing-masing
akibat
adanya
perbedaan pendapat ataupun tuntutan
dari masing-masing pihak.
Soerjono Seokanto: proses memenuhi
tujuan dengan cara menentang pihak
lawan disertai ancaman/ kekerasan.

MEMAHAMI KONFLIK

Masyarakat memiliki perspektif atau pandangan


yang berbeda tentang hidup dan maslahnya
Individu masing-masing
karakter yang unik
Individu
dilahirkan
perempuan

punya

sebagai

sejarah
laki-laki

dan
atau

Individu dilahirkan dalam suatu cara hidup yang


berbeda
Individu masing-masing memiliki nilai-nilai yang
memndau perilaku dan pikiran
Manusia diciptakan dengan banyak perbedaan

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KONFLIK


a. Faktor-Faktor Penyebab Konflik
Secara Umum :
1. Perbedaan Individu
Merupakan perbedaan yang menyangkut
perasaan, pendirian, pendapat atau ide
yang
berkaitan
dengan
harga
diri,
kebanggaan dan identitas seseorang.
Perbedaan kebiasaan dan perasaan yang
dapat menimbulkan kebencian dan amarah
sebagai awal timbulnya konflik. Misalnya,
ketika berlangsung pentas musik di
lingkungan pemukiman, tentu perasaan
setiap warganya akan berbeda-beda. Ada
yang merasa terganggu karena berisik,

2. Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan


Kepribadian seseorang dibentuk dalam
lingkungan keluarga dan masyarakat.
Tidak semua masyarakat memiliki nilainilai dan norma-norma sosial yang sama.
Apa yang dianggap baik oleh suatu
masyarakat belum tentu sama dengan apa
yang dianggap baik oleh masyarakat.
Misalnya orang jawa dengan orang papua
yang memiliki budaya berbeda, jelas akan
membedakan pola pikir dan kepribadian
yang berbeda pula. Jika hal ini tak ada
suatu hal yang dapat mempersatukan,
akan berakibat timbulnya konflik.

3. Perbedaan Kepentingan

Setiap individu atau kelompok seringkali


memiliki kepentingan yang berbeda dengan
individu atau kelompok lainnya. semua itu
bergantung
dari
kebutuhan-kebutuhan
hidupnya.
Perbedaan
kepentingan
ini
menyangkut kepentingan ekonomi, politik,
sosial, dan budaya.

4. Perubahan Sosial

Perubahan sosial dalam sebuah masyarakat


yang
terjadi
terlalu
cepat
dapat
mengganggu keseimbangan sistem nilai dan
norma yang berlaku dalam masyarakat
tersebut. Konflik dapat terjadi karena
adanya ketidaksesuaian antara harapan
individu atau masyarakat dengan kenyataan
sosial yang timbul akibat perubahan itu.

B. Faktor-Faktor Penyebab Konflik


di Indonesia
Dalam masyarakat Indonesia yang
multikultur rawan terhadap terjadinya
suatu konflik sosial, karena secara garis
besar
struktur
sosial
masyarakat
Indonesia terbagi kedalam berbagai
suku
bangsa,
agama,
maupun
golongan yang beragam.
Menurut J. Ranjabar hal-hal yang dapat
menjadi penyebab terjadinya konflik
pada masyarakat Indoenesia adalah
sebagai berikut :
Apabila terjadi dominasi suatu
kelompok terhadap kelompok lain,
contohnya adalah konflik yang

Terdapat
persaingan
dalam
mendapatkan mata pencaharian hidup
antara kelompok yang berlainan suku
bangsa. Contohnya konflik yang terjadi
di Sambas
Terjadi
pemaksaan
unsur-unsur
kebudayaan dari warga sebuah suku
terhadap warga suku bangsa lain.
Contohnya konflik yang terjadi di
Sampit.
Terdapat
potensi
konflik
yang
terpendam, yang telah bermusuhan
secara adat. Contohnya konflik antar
suku di pedalaman Papua.

KESIMPULAN

Setiap masalah, konflik, radikalisme pasti


disebabkan
suatu
masalah.
Pada
umumnya karena masa perbedaan dan
dari
kasus
yang
kami
tampilkan,
masyarakat ekonomi menengah kebawah
rentan terkena radikalisme.

Anda mungkin juga menyukai