RAMBE
LUHU A.
TAPIHERU
Bagian Neurologi FK
UISU
parenkim otak
Myelitis
: Inflamasi pada medula
spinalis
Abses Otak
: radang supuratif fokal
dalam parenkim otak
Malaria serebral
: malaria yang
mengenai susunan saraf pusat
2
ANATOMI MENINGEN
DURAMATER : LAP MENINGEN
YG PALING KUAT & TDK LENTUR
LAPISAN PALING LUAR DARI
DURAMATER: JAR FIBROSA &
PERIOSTEUM
ARACHNOID: LAPISAN TENGAH
YG TIPIS, MELEKAT PD PERMUKAAN
DALAM DURAMATER
PIAMATER: LAP DALAM MENINGEN
YG MELEKAT PADA OTAK & MS
MENINGITIS
Def : Radang pada selaput otak/ meningen
Rute infeksi:
1. Kontak langsung
2. Hematogen ok infeksi ditempat lain
3. Perkontinuitatum perluasan langsung
dari infeksi sinus paranasalis, mastoid,
absess otak,sinus cav
4. Thrombophlebitis
5. Liquor ( Lumbal Punksi).
Tuberculous meningitis:
Adalah suatu infeksi dari meningen yang
TB
tuberculoma)
Etiologi
Mycobacterium tuberculosis,
UV
morfologi
Size :0,3-,0,6 to 1-4
um
Shape: Rods, straight
or slightly curved,
occurring singly or in
occasional threads
Temperature: 33-39o C
pH 6,6-6,8
PATOGENESIS
Meningitis TBC selalu sekunder dari
oleh eksudat.
10
Lokasi :
11
Gambaran klinis
Walaupun insiden meningitis tbc turun
12
13
14
15
Clinical staging
Stage I
(early)
Stage II
(intermediate)
Stage III
(late)
Meningeal irritation
Minor neurologic
deficits ( cranial nerve
palsies)
Mortality: 20-30%
Abnormal
movement
convulsion
Stupor or coma
Severe
neurologic
deficits
Mortality: 6070%
Dikutip dari Singhi P, Singhi S. Current Treatment option in infectious disease 2001.
16
PROSEDUR DIAGNOSTIK
MENSER:
LP: pemeriksaan LCS prosedur definitif
dalam likuor
17
18
19
paru terlibat
20
CT scan
menunjukkan pelebaran dari sisterna
21
22
Pengobatan
1. Obat anti tuberkulosa
2. Corticosteroids
WHO
ATS
Gilroy
Initial
INH+R+PZA+ E
atau R+PZA+S
INH+R+PZA
atau S
INH+R+PZA
2 bulan
2 bulan
2 bulan
INH + R
INH + R
INH + R
7 bulan
10 bulan
9 bulan
Continous
23
Obat
Dosis
(mg/kg/day)
Serum
X (ug/ ml)
CSF, N
X (ug/ ml)
CSF, inflamasi
INH
5-10
3-5
0,6-1,6
2-3,2
10-20
0,4-12
0,4-1
15-25
1-7,7
0,5-2,5
PZA
15-30
35-50
30
30-50
15-40
25-50
2-9
24
Prognosa
Bila digrading berdasar British Medical
Research Council
Grade 1: kematian <7%, kebanyakan
26
Komplikasi Meningitis TB
1. Hidrosefalus
2. Kelumpuhan saraf kranial
3. Iskemia dan infark otak dan mielum
4. Epilepsi
5. SIADH
6. Retardasi mental
7. Atrofi nervus optikus
SIADH = syndrome of innapropiate anti diuretic hormone
27
ACUTE PYOGENIC
MENINGITIS
DEFINISI:
Respon inflamasi terhadap infeksi bakteri yang melibatkan
pia dan arakhnoid yang membungkus otak dan med spinalis.
PENYEBAB : NON SPESIFIK DAN NON VIRUS
28
Umur
Neonate ( 0-2 bln)
Child
Youth ( 6-20th)
Mikroorganisma
Streptococ group B, E
coli, Listeria, Stap.
Aureus, Enterobacter,
Pseudomonas,
Haemofilus
S. pneumonie,
N.meningitidis,
H. influenzae
N. meningitidis, S.
pneumonie, H.
influenzae.
Strept. pneu, N.
meningitidis, Strept,
Staph.
29
Patologi anatomi:
Tanda-tanda peradangan akut
Sel PMN di ruangan subarachnoid
Pelebaran pembuluh darah yang
30
Simptomatologi:
1. Gejala infeksi akut : demam, muntah,
lesu.
2. Gejala peninggian TIK:
- muntah, nyeri kepala, kejang
- kesadran menurun, papil edema
- ubun2 menonjol, paresis.
3. Gejala perangsangan meningeal:
Kaku kuduk, Kernig sign, Brudzinski I & II.
Pemeriksaan CSF:
Warna: keruh/ opalescent
Nonne dan pandy (+)
Tekanan meninggi
Sel: jlh leukosit ribuan, PMN >>>
Kadar protein meninggi
Kadar gula dan chlorida menurun
32
Prosedur diagnostik:
Gejala klinis
Laboratorium : darah, liquor
Mikrobiologi: kultur dan pengecatan
liquor
X-rays : chest, skull, mastoid dan sinus
paranasalis
CT SCAN + MRI.
33
Pengobatan:
Antibiotika :
Ampicillin :
Dosis dewasa : 300-400 mg/kgbb IV
dosis terbagi
Chloramfenicol:
Dosis dewasa : 4-6 gr/hr
IV
Identifikasi kuman :
H. influensa
Pneumococcus
Staphylo non PNC
Staphylo PNC
Coli
Salmonella
:
:
:
:
:
:
Ampi/PNG + chloramph
Ampi/PNG
Ampi/PNG+ Erithrom.
Ampi/PNG + Dikloksacilin
Ampi + Gentamycin
Ampi/ chloramphenicol
35
18 thn 50
ANTIBIOTIKA
Cefotaxim + Ampi
Gen III. Cephalos+
Ampi
Gen III. Ceph + Amp
atau
Ampi
+chloramphenicol
Gen III. Ceph + Ampi
50 thn
3 bln- 18
thn
thn
36
37
KOMPLIKASI:
Abscess otak
Subdural empyema
Kejang-kejang
Septic shock
Oedema serebri
Serebral infark
Cerebral Herniation
38
Sequele:
Mental Retardasi (MR)
Hydrosefalus
Kejang, psikose
Parese, deafness, blind.
39
ENCEPHALITIS VIRUS
VIRUS
DNA
- Herpesviruses
HSV,VZV,CMV,EBV
- Papovavirus
PML
- Posvirus Vaccinia
- Adenovirus
Adenovirus serotype
RNA
- Enterovirus
( Picornavirus)
- Togavirus,
alphavirus
( arbovirus)
- Flavivirus
(arbovirus)
- Orbovirus
40
Rute Infeksi:
Virus masuk ke dalam tubuh melalui :
Saluran pernafasan : parotitis, varicella,
morbilli
Saluran makanan : polio, enterovirus
Mukosa kelamin
: Herpes simpleks
Inokulasi : spt gigitan binatang (rabies
atau nyamuk)
Placenta : CMV + Rubella
41
Patogenese:
Virus masuk kedlm tubuh manusia sistem
Kelainan neurologis:
Predominantly nonfocal: AIDS dementia
Brain abscess
simplex
42
Tuberculous meningitis
Peripheral nerve and root:
Cytomegalovirus
Virus or immune related: acute and
43
Gejala umum :
1. Temperature meningkat (hyperpireksia)
2. Kesadaran menurun
3. Kejang
4. Muntah
5. Nyeri kepala
6. Liquor normal
44
Diagnosa:
Gambaran klinik : trias encephalitis
45
Therapy Symptomatis
- Perawatan umum
- Edema otak edema cytotoxic : Mannitol
Sequele encephalitis:
Kelumpuhan
Ggn ekstrapiramidal
Ggn penglihatan
Retardasi mental
epilepsi
47
48
49
salmonella, E.coli
Protozoa: P.Falcifarum, Toxoplasmosis
Cacing: Cystisercosis
Jamur: Aspergillus, Actinomycosis
Rickettsia: Rickettsiosis
50
Neurocysticercosis:
Penyakit infeksi parasit cysticercus
51
parenkim otak
2. Bentuk racemose yg melibatkan
meninges
3. Bentuk milier pd anak-anak.
52
Terapi :
1. Terapi spesifik (cystidal):
53
MYELITIS
Radang pada medula spinalis
Etiologi : staphylococcus, streptococcus,
54
Myelitis Transversalis
DESKRIPSI
inflamasi akut atau sub akut
mengenai suatu area fokal di medula spinalis
karakteristik klinis disfungsi neurologis pada
saraf motorik, sensorik dan otonom dan traktus
saraf di medula spinalis
EPIDEMIOLOGI
1 8 kasus / juta per tahun
Semua umur
Tidak ada predisposisi gender dan familial
55
56
PROSEDUR DIAGNOSTIK
57
58
dibawah lesi)
* otot-otot lemas
* refleks (-)
* retensio urine et alvi
* sekitar 6 minggu
* berangsur-angsur kegiatan refleks
(+)
59
Prosedur diagnostik
1. Klinis: paraparesis, paraplegia, ggn sensibilitas
60
Penatalaksanaan
Steroid Intravena
metil prednisolon intravena 1000 mg atau
dapat digunakan dexametason 200 mg
selama 3 5 hari
Plasma exchange
myelitis transversalis
sampai berat
yang
moderate
63
MALARIA SEREBRAL
Ada 4 species plasmodium penyebab malaria:
1.
2.
3.
4.
P. Vivax
P. Falcifarummalaria serebral.
P. ovale
P. malariae
Malaria serebral
seseorang yg terinfeksi falcifarum dmn pemeriksaan dgn
smear positif bentuk asexual, disertai ggn kesadaran dan
atau gejala neurologis lainnya, tanpa ditemui penyebab
infeksi lainnya, spt bakteri, virus atau jamur
64
Patogenese
Ada 3 teori:
1.Teori mekanis tjdnya penyumbatan
berpengaruh pd manusia.
66
67
DIAGNOSIS BANDING
Malaria tanpa komplikasi harus dapat
dibedakan dengan penyakit infeksi lain
sebagai berikut:
Demam tifoid
Demam dengue
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
Infeksi virus akut lainnya
69
70
PENGOBATAN
Pengobatan Malaria Tanpa Komplikasi
Malaria Falsiparum
Lini pertama
= Artesunat +
Amodiakuin + Primakuin
71
72
Jenis Obat
01
bulan
2 - 11
bulan
1 - 4 5 9 10 14
tahun tahun tahun
15
tahun
Artesunat
Amodiakuin
Primakuin
2 -3
Artesunat
Amodiakuin
Artesunat
Amodiakuin
73
Jenis Obat
0 - 11
bulan
14
tahun
59
tahun
10 14
tahun
15
tahun
*)
3x
3x1
3x1
3 x (23)
2x1
**)
2x1
***)
Primakuin
2 -3
Kina
*)
3x
3x1
3x1
3 (2-3)
2x1
**)
2x1
***)
Kina
1
27
Doksisiklin
Doksisiklin
Jenis Obat
0 - 11
bulan
14
tahun
59
tahun
*)
3x
3x1
3x1
3 x (2-3)
Tetrasiklin
*)
4 x 1 **)
Primakuin
2 -3
*)
3x
3x1
3x1
3 (2-3)
*)
4 x 1 **)
Kina
1
Kina
27
Tetrasiklin
*) = Dosis diberikan kg/bb
**) = 4 x 250 mg Tetrasilklin
10
14
tahun
15
tahun
75
Pencegahan
Pemberian anti malaria
(chemoprofilaksis)
Perlindungan diri thdp gigitan
nyamuk
Vaksinasi : - vaksin anti penyakit,
- vaksin anti infeksi,
- vaksin anti transmisi.
76
ABSES OTAK
Infeksi intraserebral fokal
awalnya area cerebritis yg terlokalisasi
78
Neuropatologi
1. Early cerebritis ( hari 1-3)
2. Late cerebritis ( hari 4-9)
3. Early capsule formation ( hari 10-13)
4. Late capsule formation (hr 14 atau
lebih).
79
abses cerebelli)
Ggn bicara (19,6%), hemianopsia
(31%), unilateral midriasis (20,5%)
Gejala fokal (61%) pd penderita abses
supratentorial.
80
Pemeriksaan
Glasgow coma scale : utk kesadaran
penderita
Rontgen foto kepala, sinus, mastoid, thoraks.
EEG
CT Scan/ MRI
Angiografi : utk menentulan lokasi abses
(24%).
Laboratorium : jlh leukosit 10.000-20.000/
cm3 (60-70%), LED meningkat 45 mm/jam
(75-90%).
81
82
dewasa :
loading dose 10-12 mg secara IV
maintenance dose 4 mg secara IV
setiap 6 jam
83
anak
:
loading dose 10-12 mg/kg diberikan
satu kali IV
maintenance dose 1-1,5 mg/kg/hari IV
Pemberian antikonvulsan
Operatif: Aspirasi dan eksisi. konsul
Bedah Saraf, jika terapi konservatif gagal.
84
Terima kasih
85