Anda di halaman 1dari 20

TUBERKULOSTATIKA

Dr.RAHMATINI M. Kes

TUBERKULOSIS
Penyakit

yang disebabkan oleh infeksi


Mycobacterium Tuberkulosis
Dapat mengenai paru, kulit, kelenjar
limfe dll.
Dikelompokkan pada penyakit menular
Dinkes Bagian P2M

EPIDEMIOLOGI

Penyebaran/ penularan penyakit melalui


droplet yang berasal dari batuk
penderita
Sanitasi yang jelek, status gizi yang
kurang dapat memperburuk penyakit

Strategi pengobatan
DOTS

(Directly Observed Treatment


Shortcourse Chemotherapy)
Dimulai sejak tahun 1995
dengan strategi DOTS digunakan kom
binasi obat tuberkulosa, dengan jangka
pengobatan selama 6 bulan.

Strategi Pengobatan
Pengobatan

6 bulan (Jangka Pendek)

terdiri dari :
2 bulan fase intensif (tiap hari)
4 bulan fase intermitten ( 3 x/ minggu)
Preparat : Kombipak

DIAGNOSIS
Pemerksaan

sputum BTA
Klinis Batuk > 2minggu
Radiologis

Tuberkulostatika
Obat-

obat yang digunakan untuk mengo


bati tuberkulosa.
terdiri dari :
1.INH (Isoniazid)
Absorpsi : baik
Selain untuk terapi juga digunakan
untuk profilaksis

Tuberkulostatika
INH

Efek samping :
Neuropati perifer atasi dengan B6
Hepatotoksisitas
Dosis : 5-10 mg/KgBB/Hr,dosis tunggal

Tuberkulostatika
2

.RIFAMPISIN
Terutama aktif untuk kuman yang
sedang membelah.
Efek samping : Peningkatan SGOT/GPT
Gangguan saluran cerna
sering digunakan dalam kombinasi
dengan INH (Kombipak)

Tuberkulostatika
RIFAMPISIN

Dosis:
Dewasa < 50 kg 450 mg
Dewasa > 50 kg 600 mg
Anak 10 20 mg/Kg BB/hr dosis
tunggal
Sediaan: 150, 300, 450, dan 600 mg.

Tuberkulostatika
3.ETAMBUTOL
Menghambat metabolisme sel kuman
Efek samping : Gangguan penglihatan
Dosis: 15 mg/KgBB/Hr dosis tunggal
dikontraindikasikan pada anak
Dosis : 15 mg/KgBB/Hr dosis tunggal
Sediaan : tablet 250,500 mg

STREPTOMISIN

Digunakan untuk kasus yang gagal


dengan pengobatan jangka pendek
Efek samping : Gangguan pendengaran
dan keseimbangan
Cara pemberian : injeksi

KATEGORI PENDERITA DEWASA


Kategori

1 : 2HRZE/4H3R3
Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin,
pirazinamid, dan etambutol setiap hari (tahap
intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat
INH dan rifampisin tiga kali dalam seminggu
(tahap lanjutan).
Diberikan kepada:
Penderita baru TBC paru BTA positif.
Penderita TBC ekstra paru (TBC di luar paruparu) berat.

KATEGORI PENDERITA DEWASA


Kategori

2 : HRZE/5H3R3E3
Diberikan kepada:
Penderita kambuh.
Penderita gagal terapi.
Penderita dengan pengobatan setelah lalai
minum obat.
Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3
Diberikan kepada: Penderita BTA (+) dan
rontgen paru mendukung aktif.

KATEGORI PENDERITA ANAK


2HR/7H2R2

: INH+Rifampisin setiap hari


selama 2 bulan pertama, kemudian INH
+Rifampisin setiap hari atau 2 kali seminggu
selama 7 bulan (ditambahkan Etambutol bila
diduga ada resistensi terhadap INH).
2HRZ/4H2R2 : INH+Rifampisin+Pirazinamid:
setiap hari selama 2 bulan pertama, kemudian
INH+Rifampisin setiap hari atau 2 kali
seminggu selama 4 bulan (ditambahkan
Etambutol bila diduga ada resistensi thdp INH

ANAMNESIS
Dapatkan RPD klien,Tes tuberkulin,BTA
riwayat alergi dan ronsen foto
Periksa faal hati
Amati adanya neuropati perifer
Periksa adanya gangguan pendengaran
BTA akan negatif dalam waktu 2-3 bulan

INTERVENSI
Berikan

INH 1 jam/ 2jam sebelum/


sesudah makan
Pengambilan sputum untuk pem BTA
Pemberian Vit B6 mencegah neuritis
perifer
Pemeriksaan mata berkala, bagi pasien
yang mendapat INH & Etambutol

PENYULUHAN
Obat

diminum sesuai dengan resep


dokter
Antasid dapat mengurangi absorpsi obat
Ingatkan untuk pem BTA ulangan
Bagi klien yang mendapat Rifampisin
beritahukan bahwa feses, urine, saliva
berwarna merah jingga

PENYULUHAN
Bagi

klien yang merencanakan hamil


konsultasi ke dokter
Evaluasi dengan pemeriksaan BTA

Anda mungkin juga menyukai