Widji Thukul
Gerakan bersama menentang rezim Soeharto,
menemukan salurannya ketika terjadi konflik internal
di Partai Demokrasi Indonesia pada tahun 1996. Pro
Soeryadi yang didukung oleh pemerintah, militer dan
para pengusaha membuat kongres tandingan untuk
menjegal Megawati yang naik sebagai Ketua PDI.
Massa pendukung Megawati Protes dan membuat aksiaksi di Kantor PDI. Aksi ini didukung oleh tokoh-tokoh
oposisi. Pada tanggal 27 Juli 1996, aksi ini diserbu
oleh preman yang didukung aparat, yang menimbulkan
reaksi sehingga terjadi kerusuhan. PRD dituduh oleh
pemerintah sebagai dalang kerusuhan yang berlanjut
pada perburuan dan penangkapan terhadap tokoh-tokoh
PRD.
Meskipun upaya Widji Thukul dalam memimpin
perlawanan rakyat Indonesia kepada pemerintahan orde
baru sudah tidak ada lagi tapi penggulingan Presiden
Soeharto pada Tahun 1998, banyak berpendapat,
dikarenakan warisan gerakan politik dari Aktivis dan
Sastrawan Widji Thukul.
Widji Thukul
Pada periode itu pula, Wiji Thukul sebagai salah
seorang yang diburu oleh aparat keamanan
menghilangkan diri. Semula ia masih membangun
kontak dengan keluarga dan kawan-kawannya. Terakhir
kali ia masih membuat kontak pada tahun 1998.
Selanjutnya, hilang tak berbekas. Pada periode 19961998, berbagai kasus penculikan terhadap para aktivis
berlangsung. Salah satu pelaku penculikan yang
kemudian terungkap adalah Tim Mawar dari Kopassus
yang dipimpin oleh Prabowo Subianto.
Pada tahun 2000, hilangnya Thukul dilaporkan oleh
keluarganya dan sejak tahun itu pula Wiji Thukul resmi
dinyatakan sebagai salah satu orang yang mengisi
daftar orang hilang.