Anda di halaman 1dari 5

WIDJITHUKUL

Widji Thukul adalah sastrawan dan aktivis pada masa


orde baru yang lahir di Surakarta-Jawa Tengah, pada
tanggal 26 Agustus 1963. Lahir dari keluarga yang
sederhana di masa orde baru, Widji Thukul merasakan
secara langsung arogansi-arogansi yang dilakukan oleh
oknum-oknum yang memiliki jaringan dengan penguasa
orde baru. Penindasan ini menyulut api perjuangan di dalam
dirinya, dan oleh sebab itulah Widji Thukul berjuang dalam
memperjuangkan nasib rakyat-rakyat Indonesia yang juga
mengalami penindasan. Dalam upayanya melawan
penindasan pada masa orde baru, Widji Thukul
menggunakan media pagelaran kesenian, baik itu melalui
puisi, musik maupun theatrikal. Pagelaran kesenian ini
selalu memiliki tema yang sama, yaitu menyinggung
kebijakan-kebijakan pemerintahan masa orde baru dan
mengajak rakyat-rakyat Indonesia untuk melakukan
perlawanan.

PERLAWANAN WIDJI THUKUL


Pada masa orde baru, pagelaran kesenian yang
diadakan Widji Thukul dianggap sebagai bentuk
propagandauntukmenggulingkanpemerintahanordebaru.
WidjiThukuldianggapsebagaipengkhianat,pembelotdan
ataupun pemberontak yang tidak tunduk pada kebijakan
kebijakanpemerintahanordebaru.Lebihlanjut,pagelaran
kesenian ini juga dianggap sebagai upaya Widji Thukul
untuk menggumpulkan massa, yang bersedia untuk
bersamasamaWidjiThukuldalammelakukanupayademo
danpenggulingan.
Memang benar adanya, bahwa pagelaran kesenian
ini nantinya memiliki dampak akan makin banyaknya
pengikutpengikut Widji Thukul dalam melakukan
perlawanan kepada pemerintahan orde baru. Sebagai
contohnya adalah aksi protes atau demo di Pabrik Sritex
pada Tahun 1995 dan juga di kantor Partai Demokrasi
Perjuanganpada Tahun1996.Aksiaksitersebutdipimpin
langsung oleh Widji Thukul dengan mengajak ribuan
massa.

PERLAWANAN WIDJI THUKUL


Kedua peristiwa tersebut, cukup mengoyahkan
kancah perpolitikan di Indonesia dan oleh sebab
tersebut itulah Widji Thukul dijadikan target dan
buronan pemerintahan orde baru.
Setelah ditetapkan menjadi buronan, Widji
Thukul tidak lagi secara aktif dapat mengadakan
pagelaran kesenian. Meskipun masih banyak
penindasan-penindasan pemerintahan orde baru,
Widji Thukul tidak dapat lagi menyuarakan suara
perlawanannya kembali. Kevakuman ini berlanjut
hingga pada Tahun 1998, Widji Thukul dipercaya oleh
kebanyakan rakyat Indonesia sebagai salah satu
aktivis yang menjadi korban penculikan dan hilang,
yang didalangi oleh perintah dari pemerintahan orde
baru.

Widji Thukul
Gerakan bersama menentang rezim Soeharto,
menemukan salurannya ketika terjadi konflik internal
di Partai Demokrasi Indonesia pada tahun 1996. Pro
Soeryadi yang didukung oleh pemerintah, militer dan
para pengusaha membuat kongres tandingan untuk
menjegal Megawati yang naik sebagai Ketua PDI.
Massa pendukung Megawati Protes dan membuat aksiaksi di Kantor PDI. Aksi ini didukung oleh tokoh-tokoh
oposisi. Pada tanggal 27 Juli 1996, aksi ini diserbu
oleh preman yang didukung aparat, yang menimbulkan
reaksi sehingga terjadi kerusuhan. PRD dituduh oleh
pemerintah sebagai dalang kerusuhan yang berlanjut
pada perburuan dan penangkapan terhadap tokoh-tokoh
PRD.
Meskipun upaya Widji Thukul dalam memimpin
perlawanan rakyat Indonesia kepada pemerintahan orde
baru sudah tidak ada lagi tapi penggulingan Presiden
Soeharto pada Tahun 1998, banyak berpendapat,
dikarenakan warisan gerakan politik dari Aktivis dan
Sastrawan Widji Thukul.

Widji Thukul
Pada periode itu pula, Wiji Thukul sebagai salah
seorang yang diburu oleh aparat keamanan
menghilangkan diri. Semula ia masih membangun
kontak dengan keluarga dan kawan-kawannya. Terakhir
kali ia masih membuat kontak pada tahun 1998.
Selanjutnya, hilang tak berbekas. Pada periode 19961998, berbagai kasus penculikan terhadap para aktivis
berlangsung. Salah satu pelaku penculikan yang
kemudian terungkap adalah Tim Mawar dari Kopassus
yang dipimpin oleh Prabowo Subianto.
Pada tahun 2000, hilangnya Thukul dilaporkan oleh
keluarganya dan sejak tahun itu pula Wiji Thukul resmi
dinyatakan sebagai salah satu orang yang mengisi
daftar orang hilang.

Anda mungkin juga menyukai