Anda di halaman 1dari 37

Case

Gout Artritis
Pembimbing:
d r. A . s e n t o t S , S p . P d
Disusun Oleh :
Nabila Rasyida Fajriaty
J510165051

Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta
2016

Pendahuluan
Artritis gout merupakan suatu penyakit peradangan pada
persendian yang dapat diakibatkan oleh gangguan metabolisme
(peningkatan produksi) maupun gangguan ekskresi dari asam urat
yang merupakan produk akhir dari metabolisme purin, sehingga terjadi
peningkatan kadar asam urat dalam darah. Peningkatan kadar asam
urat dalam darah disebut hiperurisemia (Mandell, 2008).
Di Indonesia prevalensi artritis gout belum diketahui secara pasti
dan cukup bervariasi antara satu daerah dengan daerah yang lain.
Sebuah penelitian di Jawa Tengah mendapatkan prevalensi artritis
gout sebesar 1,7% sementara di Bali didapatkan prevalensi
hiperurisemia mencapai 8,5% (Hamijoyo, 2010).

Follow Up
IDENTITAS
Nama : Tn. S
Umur : 71 tahun
Alamat : Nangger 1/5 Nambangan, Selogiri- Wonogiri
Agama : Islam
Status
: Belum Menikah
No. RM : 323xxx
Penerimaan : IGD
Tanggal masuk
: 29 November 2016 14:36 WIB
Tanggal pemeriksaan : 3 Desember 2016

Anamnesis

Keluhan utama: Nyeri dan bengkak pada kedua sendi


lutut sejak 2 minggu yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan nyeri pada kedua lutut sejak


2 minggu yang lalu, rasa nyeri dirasakan sampai kedua
tungkai kaki bawah sehingga menyebabkan pasien tidak
dapat berjalan, pasien tidak merasakan demam, tidak nyeri
pada perut, BAB dan BAK pasien lancar, sebelumnya
pasien pernah sakit serupa lalu meminum jamu- jamuan
untuk sakitnya. Keluhan tersebut sudah sering kambuhkambuhan, setiap kambuh dibawa ke praktek dokter dan
keluhan berkurang. Namun saat serangan terakhir keluhan
tidak berkurang sehingga dibawa ke RSUD Sukoharjo

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat Hipertensi

: disangkal
Riwayat sakit jantung
: disangkal
Riwayat penyakit asma
: disangkal
Riwayat penyakit TB paru: disangkal
Riwayat penyakit serupa : diakui
Riwayat Diabetes Melitus : disangkal
Riwayat Penyakit Ginjal
: disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat Sakit Serupa

: disangkal
Riwayat Hipertensi
: disangkal
Riwayat Diabetes Melitus : disangkal
Riwayat Sakit Jantung
: disangkal

Anamnesis Sistem
Sistem cerebrospinal

: lemas (+), pusing (-), gelisah (-)


Sistem cardiovascular : Sianosis (-) anemis (-)
Sistem respiratorius
: Sesak (-), SDV (+/+)
Sistem genitourinarius : BAB dan BAK lancar
Sistem gastrointestinal : Nyeri perut (-), mual (-) muntah (-)
Sistem musculoskeletal : Atrofi otot (-), kaku (-), nyeri
sendi lutut (+)
Sistem integumentum
: benjolan (-), gatal seluruh
badan (+), tophus (-)

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Kesadaran

: lemas
: Compos mentis

Vital Sign
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Suhu
: 37,5C
Nadi
: 100x/menit
RR
: 24x/menit

Status Generalis
Kepala : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
nafas cuping hidung (-), edema palpebra (-)
Leher

: Retraksi supra sterna (-/-), deviasi trachea (-), peningkatan Jugular


Venous Pressure (-), pembesaran kelenjar limfe (-).
Thorax
Paru
Inspeksi
: simetris, tidak terdapat ketinggalan gerak.
Palpasi
: tidak terdapat ketinggalan gerak, fremitus normal.
Perkusi
: sonor
Auskultasi
: suara dasar vesikuler normal, ronki (-), wheezing (-).
Jantung
Inspeksi
: iktus cordis tak tampak
Palpasi
: iktus cordis kuat angkat
Perkusi
: dalam batas normal
Auskultasi
: Bunyi jantung I-II reguler, bising jantung (-), gallop (+)

Abdomen
Inspeksi

: Lebih tinggi dari dada, simetris


Auskultasi
: Peristaltik (+), bising usus (-)
Perkusi
: Timpani (+)
Palpasi
: Massa abnormal(-) berbenjol-benjol (-), ascites
(-), nyeri tekan epigastrium (-)
Hati
: Tidak teraba membesar
Limpa
: Tidak teraba membesar
Ekstremitas
: Akral hangat, oedem (+)

Pemeriksaan

Nilai

Satuan

Nilai normal

20.6 ()

103/uI

3.6 11.0

Eritrosit

3.98 ()

106/uL

3.80 5.20

Hemoglobin

12.1 ()

g/dL

11.7 15.5

Hematokrit

35.2 ()

35 47

Trombosit

401

103/uI

150 450

HEMATOLOGI
Paket Darah Lengkap
Lekosit

Pemeriksaan

Nilai

Satuan

Nilai normal

NRBC

0.00

01

Neutrofil

76.4 ()

53 75

Limfosit

10.8()

25 40

Monosit

9.40 ()

28

Eosinofil

3.20

2.00

Basofil

0.20

4.00

IG

2.00

01

Gula Darah Sewaktu

115

mg/dl

70-120

Ureum

100,5 ()

mg/dl

0-31

Creatinin

2,57 ()

mg/dl

0,50 0,90

SGOT

31.78 ()

u/l

0-35

SGPT

20,3

u/l

0-35

DIFF COUNT

KIMIA KLINIK

Pemeriksaan

Nilai

Satuan

Nilai normal

11.0 ()

Mg/dL

3.4 7.0

KIMIA KLINIK
Asam urat

Diagnosis

Gout Arthritis

Terapi
RL 20 tpm
Injeksi Ranitidin/12 jam
Injeksi ketorolak/12 jam
Metil prednisolon 3x4 mg tab
Allopurinol 3x 200 mg tab
Omeprazole 1x 20 mg

Follow Up
(30 November 2016)
Subject : pasien mengeluh nyeri pada kedua lutut, panas , dan
bengkak, disertai seluruh badan gatal- gatal Object: Vital sign TD
120/80 mmhg, S 37,6oC, HR 100x/menit, RR 24x/menit, keadaan
umum : lemah, compos mentis, conjungtiva anemis (-/-), thorax suara
dasar vesikuler (SDV) +/+, abdomen supel, regio genue nyeri tekan,
hangat, oedema. Assesment: arthritis gout. Planning: RL 20 tpm,
Injeksi Ranitidin/12 jam, Injeksi ketorolak /12 jam, allupurinol 3x
200mg, metil prednisolon 3x 4mg, omeprazole 1x 20 mg

1-2 Desember 2016


Subject : pasien mengeluh nyeri pada kedua lutut berkurang, masih
terasa panas , dan bengkak, disertai seluruh badan gatal- gatal Object:
Vital sign TD 130/80 mmhg, S 37oC, HR 80x/menit, RR 20x/menit,
keadaan umum : compos mentis, conjungtiva anemis (-/-), thorax
suara dasar vesikuler (SDV) +/+, abdomen supel, regio genue nyeri
tekan, hangat, oedema. Assesment: gout arthtritis. Planning: RL 20
tpm, Injeksi Ranitidin/12 jam, Injeksi ketorolak /12 jam, allupurinol 3x
200mg , metil prednisolon 3x 4mg, omeprazole 1x 20 mg

3 Desember 2016
Subject : pasien mengeluh nyeri pada kedua lutut berkurang
Object: Vital sign TD 120/80 mmhg, S 36 oC, HR 100x/menit, RR
20x/menit, keadaan umum: compos mentis, conjungtiva anemis (-/-),
thorax suara dasar vesikuler (SDV) +/+, abdomen supel, regio genue
nyeri tekan, hangat, oedema. Assesment: arthritis gout. Planning:
Ranitidin 2X150 mg , allupurinol 3x 100mg, metil prednisolon 3x 4mg,
omeprazole 1x 20 mg, sodium diklofenak 3x 25 mg.

Tinjauan Pustaka
DEFINISI
Menurut American College of Rheumatology, Asam urat

merupakan sebutan orang awan untuk rematik pirai (gout


artritis). GOUT dikenal sejak masa Hippocrates, sering
dinamakan sebagai "penyakit para raja dan raja dari
penyakit.
Gout bahasa Latin, yaitu gutta (tetesan) karena
kepercayaan kuno bahwa penyakit ini disebabkan oleh luka
yang jatuh tetes demi tetes ke dalam sendi (Syukri, 2007).

Etiologi
Berdasarkan penyebabnya, penyakit asam urat di
golongkan menjadi 2, yaitu :
Penyakit

Epidemiologi
RISKESDAS 2013 menungkapkan bahwa prevalensi penyakit

hiperurisemia di Indonesia adalah 11,9% dan di Jawa Tengah


adalah 26,4%.Dari waktu ke waktu jumlah penderita asam urat
cenderung meningkat. Penyakit gout dapat ditemukan di seluruh
dunia, pada semua ras manusia.
Peningkatan prevalensi diikuti dengan meningkatnya usia,
khususnya pada laki-laki. Sekitar 90% pasien gout primer adalah
laki-laki yang umumnya yang berusia lebih dari 30 tahun,
sementara gout pada wanita umumnya terjadi setelah
menopause (Dufton J, 2011).

Patogenesis

Manifestasi Klinis
Gejala-gejala klinik
stadium,yaitu:

hiperuresemia

dibagi

dalam

Stadium I
Tidak ada gejala yang jelas. Keluhan umum, sukar berkonsentrasi. Pada
pemeriksaan darah ternyata asam urat tinggi.
Stadium II
Serangan-serangan arthritis pirai yang khas, arthritis yang akut dan hebat, 90%
lokalisasi di jari MTP- 1 (podagra), tetapi semua persendian dapat diserang, kadangkadang lebih dari satu sendi yang diserang (migratory polyarthritis). Sendi tersebut
menjadi bengkak dalam beberapa jam, menjadi panas, merah, sangat nyeri. Kemudian
pembengkakan ini biasanya menjalar ke sekitar sendi dan lebih menyolok daripada
arthritis yang lain. Kadang-kadang terjadi efusi di sendi-sendi besar. Tanpa terapi
keluhan dapat berkurang sendiri setelah 4 sampai 10 hari Pembengkakan dan nyeri
berkurang, dan kulit mengupas sampai normal kembali

Stadium III
Pada stadium ini di antara serangan-serangan arthritis akut, hanya terdapat
waktu yang pendek, yang disebut fase interkritis.
Stadium IV
Pada stadium ini penderita terus menderita arthritis yang kronis dan tophi
sekitar sendi, juga pada tulang rawan dari telinga. Akhirnya sendi-sendi dapat
rusak, mengalami destruksi yang dapat menyebabkan cacat sendi (Syukri,
2007).

Gout arthtrtis akut


Serangan pertama biasanya terjadi antara umur 40-60 tahun pada
laki-laki, dan setelah 60 tahun pada perempuan.
Gejala khas : Serangan timbul secara tiba-tiba pada malam hari selama 210 hari Pasien tidur tanpa gejala apapun, kemudian bangun tidur
terasa sakit yang hebat dan tidak dapat berjalan. Keluhan
monoartikuler berupa nyeri, bengkak, merah dan hangat, disertai
keluhan sistemik berupa demam, mengigil dan merasa lelah, disertai
lekositosis dan peningkatan laju endap darah. (Chairuddin, 2012).

Arthritis Gout Interkritikal

Merupakan kelanjutan stadium akut, dimana secara klinik tidak muncul


tanda-tanda radang akut, meskipun pada aspirasi cairan sendi masih
ditemukan kristal urat, yang menunjukkan proses kerusakan sendi yang
terus berlangsung progresif. Stadium ini bisa berlangsung beberapa tahun
sampai 10 tahun tanpa serangan akut.
Arthritis Gout Kronis

Stadium ini umumnya pada pasien yang mengobati sendiri (self medication)
sehingga dalam waktu lama tidak berobat secara teratur pada dokter.
Arthritis gout kronis biasanya ditandai dengan adanya tofi dan terdapat di
poliartikuler, dengan predileksi cuping telinga, MTP-1,, tendon Achilles, jari
tangan.

Diagnosis
Berdasarkan penegakan diagnosa arthritis gout akut, dapat digunakan kriteria dari
ACR (American College of Rheumatology ) tahun1977 (Hidayat, 2009):
a. Ditemukannya kristal urat dicairan sendi
b. Adanya tofus yang berisi kristal urat
c. Terdapat 6 dari 12 kriteria klinis, laboratoris dan radiologis yaitu
1. Terdapat lebih dari satu kali serangan arthritis akut
2. Inflasi maksimal terjadi dalam waktu satu hari
3. Arthritis monoartikuler
4. Kemerahan pada sendi
5. Bengkak dan nyeri pada MTP-1
6. Arthritis unilateral yang melibatkan MTP-1
7. Arthritis unilateral yang melibatkan sendi tarsal
8. Kecurigaan adanya tofus
9. Pembengkakan sendi yang asimetris (radiologis)
10. Kista subkortikal tanpa erosi (radiologis)
11. Kultur mikroorganisme negative pada cairan sendi
12.Yang harus dicatat adalah diagnosis gout tidak bisa digugurkan meskipun kadar asam urat normal.
(Hidayat, 2009)

Komplikasi

Komplikasi Penyakit Arthritis Pirai :


a. Penyakit Ginjal
b. Penyakit Jantung
c. Penyakit Diabetes Mellitus

Tatalaksana

Tatalaksana
NSAIDs:
Ibuprofen 800 mg 3 kali sehari
atau
Indometasin 50 mg 3 kali sehari untuk 2-3 hari,
kemudian kurangi dosis berangsur-angsur sampai nyeri
berhenti

Ideal untuk pasien di bawah 65 tahun, tanpa


Komorbiditas, Hati-hati bagi
manula dan hindarkan bagi pasien dengan riwayat
PUD(peptic ulcer disease, pendarahan pada GI , CHF,
serum
kreatinin >1.6 mg/dL, IBD, dalam pengobatan heparin
atau warfarin.

Parasetamol 500-1000 mg 4 kali sehari


atau

Untuk nyeri saja, bukan anti- inflamatori


Pemilihan analgetik berdasarkan tingkat nyeri

Kantong es. Dibungkus handuk

Dapat mengurangi nyeri, mencegah kontak langsung


antara es dengan kulit untuk mencegah ice burn;
hindarkan dari pasien dengan riwayat PVD.

Bidai, Istirahat di tempat tidur. Hindari latihan


fisik

Akan membantu mengurangi nyeri.pada hari-hari


pertama

Prednison 20-50 mg sehari per oral dengan penurunan


berangsur-angsur sampai 7 hari
Methylprednisolone 40 mg/sehari IV berangsur-angsur
menurun sampai 7 hari

Pemakaian meningkat pada manula dan pasien dengan


kontraindikasi NSAID. Terutama berguna untuk kondisi
multiple sendi. Pakai dengan hati-hati pada pasien dengan
diabetes atau gagal jantung. Jangka pendek relatif aman,
tetapi terlalu cepat menurunkan dosis dapat menyebabkan
terserang arthritis kembali.

Kolkhisin per oral 0.5-0.6 mg 3 atau 4 kali sehari


(dosis rendah)
ATAU
Kolkhisin per oral 0.5 mg setiap jam sampai simtom
hilang atau atau timbul efek samping (dosis tinggi);
maksimum total dosis 4-6 mg

Dosis tinggi efektif tetapi biasanya tidak dapat


ditoleransi (diare parah); dosis rendah berguna untuk
pasien yang tidak dapat memakai NSAID atau dapat
serangan ringan. Hati-hati untuk pasien manula dan
pasien dengan penyakit hati.
Pemakaian IV kolkhisin makin dibatasi karena toksistas
sistemik

Tatalaksana
Obat penurun asam Urat untuk
Gout/hiperurisemia
Alopurinol 100 mg sehari, ditingkatkan setiap
minggu
dengan 100mg sehari sampai 300mg sehari
setelah 2
minggu (dan sampai 600 mg sehari dalam 4-6
minggu
bila dibutuhkan.)

Menurunkan produksi asam urat; saat ini sebagai drug


of choice penurun kadar asam urat.
Kandidat ideal: produksi asam urat berlebih (ekskresi
asam urat > 800 mg/hari pada diet biasa), gout tofi,
nefrolitiasis, nefropati asam urat. Atur dosis awal
sesuai
dengan fungsi ginjal. (eg, CrCl > 80 mL/menit, 300
mg/sehari; CrCl 30-60 mL/menit, 200 mg/hari; CrCl
20-29 mL/menit, 100 mg/sehari).
Kekurangannya: sindrom hipersensitif parah 1:1000
pasien

Probenesid 250 mg 2 kali sehari; tingkatkan


dengan
interval 2-mingguan dengan 250 mg 2 kali
sehari
sampai maksimum 500 mg 2 kali sehari

Urikosurik meningkatkan ekskresi dengan cara


menghambat reabsorpsi tubular ginjal
Kandidat ideal : urate underexcretor (< 800 mg urat/24
hr dengan diet normal), tidak ada nefrolitiasis maupun
penurunan fungsi ginjal (CrCl > 80 mL/menit), lebih
muda dari 60 thn.

Kesimpulan
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada kedua lutut sejak 2
minggu yang lalu, rasa nyeri dirasakan sampai kedua tungkai kaki
bawah sehingga menyebabkan pasien tidak dapat berjalan. pasien
sering meminum jamu- jamuan untuk mengobati sakitnya. Keluhan
tersebut sudah sering kambuh-kambuhan, setiap kambuh dibawa ke
praktek dokter dan keluhan berkurang. Namun saat serangan terakhir
keluhan tidak berkurang sehingga dibawa ke RSUD sukoharjo, saat
saat dirumah sakit dilakukan pemeriksaan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang, pasien didiagnosis terkena gout
atrtritis dan pasien pun diberikan pengobatan RL 20 tpm Injeksi
Ranitidin/12 jam, Injeksi ketorolak/12 jam, Metil prednisolon 3x4 mg
tab, Allopurinol 3x 200 mg tab, Omeprazole 1x 20 mg

Daftar Pustaka
Data from Rheumatology & Musculoskeletal Medicine

untuk Primary Care. 1(4):7-18.


BMJ. 2002;325:980-1.
Hyperuricemia and gout. In: Conn's Current Therapy 2002.
Edited by Rakel RE, Bope ET. Philadelphia: WB
Saunders; 2002:569-72.
Gout dan hyperuricemia. In: Conn's Current Therapy 2003.
Edited by Rakel RE, Bope ET. Philadelphia: WB
Saunders; 2003:642-6.
PRODIGY Guidance -- Gout. April 2002.
JAMA. 2003;289(21):2857-60.

Anda mungkin juga menyukai