Anda di halaman 1dari 34

GLUKOMA

PENGERTIAN

Glaukoma adalah suatu penyakit yang memberikan


gambaran klinik berupa peningkatan tekanan bola mata,
penggaungan papil saraf optik dengan defek lapang
pandangan mata.(Sidarta Ilyas,2000).

Galukoma adalah sekelompok kelainan mata yang


ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler.( Long
Barbara, 1996)

Glaukoma adalah kerusakan penglihatan yang biasanya


disebabkan oleh meningkatnya tekanan bola mata.
Meningkatnya tekanan di dalam bola mata ini
disebabkan oleh ketidak-seimbangan antara produksi
dan pembuangan cairan dalam bola mata, sehingga
merusak jaringanjaringan syaraf halus yang ada di retina
dan di belakang bola mata.

Glaukoma adalah penyebab kebutaan kedua


terbesar di dunia setelah katarak. Diperkirakan
66 juta penduduk dunia sampai tahun 2010
akan menderita gangguan penglihatan karena
glaukoma.

Kebutaan
karena
glaukoma
tidak
bisa
disembuhkan, tetapi pada kebanyakan kasus
glaukoma dapat dikendalikan.

Faktor Resiko Glaukoma


1.

Berumur diatas 40 tahun

2.

Herediter/keluarga

3.

Memiliki TIO tinggi

4.

Steroid lama dan terus menerus (obat tetes mata, obat


inhaler asma dan obat radang sendi)

5.

Penderita miopia dan hipermetropia yang tinggi

6.

Memiliki trauma pada mata

7.

Memiliki riwayat penyakit DM, hipertensi dan migren

JENIS GLUKOMA
Primary Open-Angle Glaucoma (G. Sudut-Terbuka Primer)

paling umum dijumpai, bersifat turunan.

Biasanya terjadi pada usia dewasa dan berkembang


perlahan-lahan selama berbulan-bulan atau bertahuntahun.

Seringkali tidak ada gejala sampai terjadi kerusakan berat


dari syaraf optik dan penglihatan secara permanen.

biasanya membutuhkan pengobatan seumur hidup untuk


menurunkan tekanan dalam mata
dan mencegah
kerusakan lebih lanjut.

sering terjadi setelah usia 35 tahun,


sering penderita diabetes atau miopia.
lebih berat jika diderita oleh orang kulit hitam.
awalnya, peningkatan tekanan di dalam mata tidak
menimbulkan gejala.
Lama-lama timbul gejala berupa:
- penyempitan lapang pandang tepi
- sakit kepala ringan
- gangguan penglihatan yang tidak jelas (misalnya
melihat lingkaran di sekeliling cahaya lampu atau sulit
beradaptasi pada kegelapan).
Pada akhirnya akan terjadi penglihatan terowongan).

Acute Angle-Closure Glaucoma (G. Sudut-Tertutup Akut)

lebih sering ditemukan


mengganggu.

karena

keluhannya

yang

Gejalanya ; sakit mata hebat, pandangan kabur dan


terlihat warna-warna di sekeliling cahaya, bahkan mual
dan muntah-muntah.

dapat mengakibatkan kebutaan dalam waktu yang


singkat.

Secondary glaucoma (G. Sekunder)


Katarak
Diabetes
trauma,
arthritis
operasi mata sebelumnya.
Obat tetes mata atau tablet yang
mengandung steroid

Congenital glaucoma (G.Kongenital)


Glaukoma Kongenital ditemukan pada saat kelahiran
atau segera setelah kelahiran, biasanya disebabkan oleh
sistem saluran pembuangan cairan di dalam mata tidak
berfungsi dengan baik. Akibatnya tekanan bola mata
meningkat terus dan menyebabkan pembesaran mata
bayi, bagian depan mata berair dan berkabut dan peka
terhadap cahaya

Deteksi & Diagnosa GLAUKOMA


Pemeriksaan lapang penglihatan /Perimetry
Pemeriksaan bertujuan untuk melihat luasnya kerusakan
syaraf mata.

Selama pemeriksaan ini Anda akan diminta untuk


melihat suatu titik di tengah layar dan menekan tombol
ketika Anda melihat munculnya titik-titik cahaya di sekitar
layar.

Foto Syaraf Optik


Foto syaraf optik yang baik dapat membantu dokter
mata Anda melihat hal-hal detil pada syaraf optik Anda
dan sekaligus mendokumentasikan perubahan atau
perkembangan pada syaraf optik Anda dari waktu ke
waktu.

Penanganan GLAUKOMA
Obat Tetes Mata
Laser Trabeculoplasty (LTP)
Operasi Filtrasi Mata (Trabeculectomy)

gejala-gejala Glaukoma

Asimtomatis sampai pada fase terakhir (glukoma akut)

Hilangnya pengelihatan perifer

Athralgia

Pengelihatan kabur

Adanya pelangi bila melihat cahaya terang

Manifestasi klinik Glukoma Akut


1). Mata sangat sakit (sekitar mata dan daerah belakang kepala)
2). gejala gastrointestinal berupa mual dan muntah,
3). Tajam penglihatan sangat menurun.
4). Terdapat halo atau pelangi di sekitar lampu yang dilihat.
5). Konjungtiva bulbi kemotik atau edema dengan injeksi siliar.
6). Edema kornea berat sehingga kornea terlihat keruh.
7). Bilik mata depan sangat dangkal dengan efek tyndal yang
positif, akibat timbulnya reaksi radang uvea.
8). Pupil lebar dengan reaksi terhadap sinar yang lambat.
9). Pemeriksaan funduskopi sukar dilakukan
10). TIO sangat tinggi.
11). TIO antara dua serangan dapat bernilai normal.

Manifestasi klinik Glukoma Kronis

Gejala-gejala terjadi akibat peningkatan tekanan bola


mata. Penyakit berkembang secara lambat namun pasti.

Penampilan bola mata seperti normal dan sebagian tidak


mempunyai keluhan pada stadium dini.

Pada stadium lanjut keluhannya berupa pasien sering


menabrak karena pandangan gelap, lebih kabur, lapang
pandang sempit, hingga kebutaan permanen.

Faktor-faktor risiko glaukoma


1. Umur
Terdapat 2% dari populasi usia 40 tahun yang terkena glaukoma.
Angka ini akan bertambah dengan bertambahnya usia.
2. Riwayat anggota keluarga yang terkena glaukoma
Untuk glaukoma jenis tertentu, punya resiko 6 x lebih besar untuk
terkena glaukoma. Resiko terbesar adalah kakak-beradik kemudian
hubungan orang tua dan anak-anak.
3. Tekanan bola mata
Tekanan bola mata diatas 21 mmHg berisiko tinggi terkena
glaucoma. Meskipun untuk sebagian individu, tekanan bola mata
yang lebih rendah sudah dapat merusak saraf optik.
4. Obat-obatan
Pemakai steroid secara rutin

ASUHAN KEPERAWATAN
1). Pengkajian
a) Aktivitas / Istirahat :
Perubahan ADL/ hobi
b) Makanan / Cairan :
Mual, muntah
c) Neurosensori :
Gangguan penglihatan, silau dengan kehilangan bertahap
penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan
dekat/merasa di ruang gelap (katarak), Penglihatan berawan/kabur,
tampak lingkaran cahaya/pelangi sekitar sinar, kehilangan
penglihatan perifer, fotofobia, Perubahan kacamata/pengobatan
tidak memperbaiki penglihatan.
Tanda :
Papil menyempit dan merah/mata keras dengan kornea berawan.
Peningkatan air mata.

d) Nyeri / Kenyamanan
Ketidaknyamanan ringan/mata berair (glaukoma kronis)
Nyeri tiba-tiba/berat menetap atau tekanan pada dan
sekitar
mata,
sakit
kepala
(glaukoma
akut).
e) Penyuluhan / Pembelajaran
Riwayat keluarga glaukoma, DM, gangguan sistem
vaskuler.
Riwayat stres, alergi, gangguan vasomotor (contoh:
peningkatan
tekanan
vena),
ketidakseimbangan
endokrin
Terpajan pada radiasi, steroid/toksisitas fenotiazin.

Pemeriksaan Diagnostik
(1)

Kartu mata Snellen/mesin Telebinokular (tes ketajaman penglihatan


dan sentral penglihatan) : Mungkin terganggu dengan kerusakan
kornea, lensa, aquous atau vitreus humor, kesalahan refraksi, atau
penyakit syaraf atau penglihatan ke retina atau jalan optik.

(2)

Lapang penglihatan : Penurunan mungkin disebabkan CSV, massa


tumor pada hipofisis/otak, karotis atau patologis arteri serebral atau
glaukoma.

(3)

Pengukuran tonografi : Mengkaji intraokuler (TIO)

(4)

Pengukuran gonioskopi :Membantu membedakan sudut terbuka


dari sudut tertutup glaukoma.

(5)

Tes Provokatif :digunakan dalam menentukan tipe glaukoma jika


TIO normal atau hanya meningkat ringan.

(6)

Pemeriksaan oftalmoskopi:Mengkaji struktur internal


okuler, mencatat atrofi lempeng optik, papiledema,
perdarahan retina, dan mikroaneurisma.

(7)

Darah lengkap, LED :Menunjukkan anemia


sistemik/infeksi.

(8)

EKG, kolesterol serum, dan pemeriksaan lipid:


Memastikan aterosklerosisi,PAK.

(9)

Tes Toleransi Glukosa :menentukan adanya DM.

Diagnosa Keperawatan
a.

Nyeri b/d peningkatan tekanan intra okuler (TIO) yang


ditandai dengan mual dan muntah.

Intervensi :
- kaji tipe intensitas dan lokasi nyeri (PQRST)
- kaji tingkatan skala nyeri untuk menentukan dosis
analgesik
- anjurkan istirahat ditempat tidur dalam ruangan yang
tenang
- atur sikap fowler atau dalam posisi nyaman.
- Hindari mual, muntah karena ini akan meningkatkan
TIO
- Alihkan perhatian pada hal-hal yang menyenangkan
- Berikan analgesik sesuai anjuran

b. Gangguan persepsi sensori : penglihatan b.d gangguan


penerimaan;gangguan status organ ditandai dengan
kehilangan lapang pandang progresif.

Intervensi :
- Pastikan derajat/tipe kehilangan penglihatan
- Dorong mengekspresikan perasaan tentang kehilangan
/ kemungkinan kehilangan penglihatan
- Tunjukkan pemberian tetes mata, contoh menghitung
tetesan, menikuti jadwal, tidak salah dosis
- Lakukan tindakan untuk membantu pasien
menanganiketerbatasan penglihatan, contoh, kurangi
kekacauan,atur perabot, ingatkan memutar kepala ke
subjek yang terlihat; perbaiki sinar suram dan masalah
penglihatan malam.
- Kolaborasi obat sesuai dengan indikasi

c. Ansitas b. d faktor fisilogis, perubahan status kesehatan, adanya


nyeri, kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan ditandai
dengan ketakutan, ragu-ragu, menyatakan masalah tentang
perubahan kejadian hidup.
Intervensi :
- Kaji tingkat ansitas, derajat pengalaman nyeri/timbul nya gejala tibatiba dan pengetahuan kondisi saat ini.
-

Berikan informasi yang akurat dan jujur. Diskusikan kemungkinan


bahwa pengawasan dan pengobatan mencegah kehilangan
penglihatan tambahan.

Dorong pasien untuk mengakui masalah dan mengekspresikan


perasaan

Identifikasi sumber/orang yang menolong.

d. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis,


dan pengobatan b.d kurang terpajan/tak mengenal sumber, kurang
mengingat, salah interpretasi, ditandai dengan ;pertanyaan,
pernyataan salah persepsi, tak akurat mengikuti instruksi, terjadi
komplikasi yang dapat dicegah.

Intervensi :
- Diskusikan perlunya menggunakan identifikasi,
- Tunjukkan tehnik yang benar pemberian tetes mata.
- Izinkan pasien mengulang tindakan.
- Kaji pentingnya mempertahankan jadwal obat, contoh tetes mata.
- Diskusikan obat yang harus dihindari, contoh midriatik, steroid dsb
- Identifikasi efek samping/reaksi merugikan dari pengobatan
- Dorong pasien membuat perubahan yang perlu untuk pola hidup
- hindari aktivitas seperti mengangkat berat, baju ketat
- Diskusikan pertimbangan diet berserat, cairan adekuat
- Anjurkan anggota keluarga memeriksa secara teratur tanda
glaukoma.

NORMAL

Anda mungkin juga menyukai