Daftar Referensi
Dewi, N.K.N. (2013). Keluhan muskuloskletal pada sales promotion girl (SPG) mall
pemakai sepatu tumit tinggi di kota Denpasar tahun 2012. Artikel penelitian:
Community health, 1(2), 143-150.
Isnain, M. (2013). Hubungan antara tinggi hak sepatu dan indeks massa tubuh (IMT)
dengan keluhan nyeri punggung bawah pada sales promotion girl (SPG)
Ramayana Salatiga. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013, 2(1).
Nama : Rani Apriyani ( 04101003052 )
Studi pendahuluan dilakukan pada hari Sabtu, 8 februari 2014 pada Nn. A umur
21 tahun. Menurut Sales Promotion Girl (SPG) Matahari Department Store PSX
Palembang ini saat bekerja mereka diwajibkan memakai sepatu hak tinggi minimal 5
cm, dengan jam kerja 8 jam per shift. Saat bekerja mereka dilarang untuk duduk kecuali
saat jam istirahat yang berlangsung 1 jam. Nn. A mengakui sering merasa nyeri
punggung, nyeri sendi terutama daerah lutut, kejang otot betis, nyeri otot disekujur
tubuh saat bangun tidur serta mulai muncul varises pada daerah kaki. Hal ini dirasakan
wajar mengingat saat kita berdiri kaki menjadi tumpuan dari seluruh berat tubuh,
dengan mengenakan sepatu berhak tinggi maka beban yang diberikan kepada kaki
menjadi tujuh kali lebih besar dibandingkan dengan menggunakan sepatu rata tanpa hak
apalagi Nn. A setiap harinya bekerja menggunakan sepatu ber-hak 5 cm berdiri selama
7-8 jam.
Secara biomekanis, penggunaan alas kaki dengan hak tinggi mengakibatkan kaki
bertumpu ke depan dan mengakibatkan tekanan yang besar di bagian metatarsal kaki
(bagian yang dekat dengan jari kaki). Akibatnya tungkai kaki naik, postur tubuh bagian
atas berubah demi menjaga kesetimbangan dengan membuat tulang belakang semakin
tegak. Akibat dari adanya paksaan ini, postur tulang belakang terutama bagian
pinggang menjadi semakin cekung (lordosis). Casey Kerrigan, seorang profesor medis
dan rehabilitasi di Universitas Virginia, USA, juga telah melakukan studi tentang
bahaya sepatu hak tinggi bagi kesehatan sejak tahun 1990-an. Riset yang dilakukan Dr.
Kerrigan menunjukkan memakai stilleto menyebabkan tekanan pada lutut dan pinggul
meningkat 25% setiap kali melangkah. U.S. Departement of Health and Human Service,
faktor lain yang dapat menimbulkan varises yaitu keturunan atau genetik, umur, jenis
kelamin, kehamilan, obesitas dan posisi berdiri atau duduk dalam waktu yang lama.
Sumber Referensi
Maha, B.A.K (2013). Pengaruh Penggunaan Sepatu Hak tinggi Terhadap Resiko
Timbulnya Varises pada Tungkai Bawah. Eprints.undip.ac.id. diakses 9 februari 2014
Dini Mutmainnah
04101003053
Terjadinya Nyeri Tumit pada Sales Promotion Girl (SPG)
Contoh pekerjaan yang menuntut orang untuk selalu berdiri adalah Sales
Promotion Girl (SPG). Ketika bekerja, seorang SPG diwajibkan untuk selalu memakai
make up dan memakai sepatu berhak minimal 5 cm. Waktu kerja seorang SPG dalam
satu kali shift adalah 8 jam, dipotong waktu istirahat selama 1 jam, sehingga total waktu
kerjanya adalah 7 jam.
Selama 7 jam itu, seorang SPG tidak diperbolehkan untuk duduk dan tidak
disediakan fasilitas untuk duduk.Pada saat kami bertanya pada salah satu SPG di sebuah
pusat perbelanjaan, Nn.A (21 th) , ia mengatakan bahwa kesempatan untuk duduk hanya
diperoleh ketika jam istirahat tiba. Nn.A mengatakan efek yang dirasakannya setelah
berdiri selama 7 jam yaitu mulai timbul varises, pegal di betis, nyeri pada tumit, dan
nyeri pinggang (low back pain). Semua keluhan ini termasuk kedalam penyakit akibat
kerja bidang orthopaedi.Penyakit orthopaedi adalah penyakit yang mengenai sistem
muskuoskeletal sehingga menimbulkan gangguan fungsi pergerakan yang kemudian
menimbulkan hambatan bagi kegiatan penderita
Nyeri pada tumit dalam dunia medis disebut dengan plantar fasciitis. Plantar
fasciitis merupakan sejenis peradangan pada jaringan di telapak kaki. Gangguan ini
timbul sebagai akibat berdiri atau berjalan terlalu lama dengan menggunakan alas kaki
yang tidak tepat sehingga tekanan yang dialami kaki semakin berat. Hal ini memicu
peradangan dan rasa nyeri di ligamen fascia plantaris, yang terletak di telapak kaki di
daerah tumit.
Lama-kelamaan, plantar fasciitis akan mengalami pengapuran dan terbentuk
heel spur (penonjolan tulang di daerah tumit).
Referensi :
NIM : 04101003014
A. Latar Belakang
B. Pembahasan
Pada kasus pegawai pabrik karet PT X, pegawai yang bekerja pada bagian
keram basah yang bertugas dalam mencuci karet yang berbentuk lembaran-
lembaran tipis yang telah di oven, dimana pegawai pabrik yang bekerja delapan jam
perhari dan ditambah lembur empat jam selama bertahun-tahun ditemukan hampir
semua pegawainya mengeluh nyeri dibagian kakinya karena terus-terusan mencuci
karet dengan air yang dingin ditambah lagi rata-rata pegawai pabrik tersebut
merokok yang dapat memperberat kerja jantung dan pembuluh darah. Pada awalnya
pegawai pabrik di tempat kerja tersebut sering merasakan kaku pada kaki dan pada
jari-jari tangan serta kaki pegawai tersebut juga pucat, namun sekarang banyak
pegawainya yang mengeluh nyeripada kaki. Untuk mengurangi nyeri pada kaki
tersebut rata-rata pegawainya memakai sepatu bot karet sebagai pelindung diri.
Berdasarkan kasus tersebut maka para pegawai pada bagian keram basah
beresiko terkena sindrom Raynauds apabila hal ini tidak cepat diatasi, oleh sebab
itu peran perawat sangatlah penting. Sindrom Raynouds dalam skala berat harus
diatasi secara medis dengan mengkonsumsi obat-obatan dan harus diawasi oleh
dokter dan perawat. Dalam beberapa kasus saat ini, vasodilators (pengobatan
dengan relaksasi dan pelebaran pembuluh darah). Sedangkan dalam skala kecil
perawat dapat menganjurkan beberapa pencegahan, sepert:
Daftar Pustaka
Susana (04101003040)
Penyakit Akibat Kerja Nyeri Punggung Pada Pekerja Pengangkutan Karet Di
Pekerja pengankut karet yang bekerja di pabrik karet di bagian pengangkutan karet dari
lokasi penjmuran ke tempat pengumpulan karet yang akan di angkut oleh truk ke pabrik
karet yang lain untuk di olah. Bahaya akibat kerja yang dialami para pengangkut karet
yakni merasakan nyeri punggung bila mengangkut karet lebih berat dari biasanya. Karet
yang diangkut lebih dari 100 kg diangkut menggunakan gerobak. Dari segi
ergonomisnya di pabrik karet ini sudah cukup baik dengan cara menggunakan gerobak
daripada memanggul langsung ke punggung. Walaupun sudah cukup baik tetapi para
pekerja di haruskan untuk tetap menjaga keselamatan dan kesehatan dalam bekerja.
Pekerja pengangkut karet dalam sehari mereka berkerja 8 jam mengangkut karet
tergantung dari pasokan karet yang akan di distribusi. Waktu istirahat disesuaikan
dengan pekerjaan yang ada. Setiap hari para pekerja melakukan aktivitas yang sama.
dalam mengankut karet dengan menarik menggunakan gerobak tentu cedera kapanpun
bisa terjadi, misalnya cedera punggung akibat beratnya barang yang diangkut dan
dikerjakan secara berulang sehingga punggu terasa pegal, kram maupun nyeri di sekitar
punggung.
Pekerjaan yang paling beresiko terkena sakit punggung bawah adalah para pekerja day
care, penjual ritel, pekerja konstruksi, dan pengangkat barang. Terlalu sering
2007).
Jika mau mengangkat barang berat, selalu tekuk lutut dan gunakan kaki ketimbang
punggung. Saat duduk, gunakan kursi dengan penyangga yang baik yang tidak
memberikan tekanan pada lutut. jaga agar punggung tegak dan pertahankan postur yang
baik ketika kerja. setiap jam, berdiri dan strech dengan meletakkan tangan pada
punggung bagian bawah dan perlahan bungkukkan badan ke belakang (Ide, 2007).
Sebagian besar cedera punggung disebabkan mengangkat barang berat, terutama saat
berputar juga merupakan penyebab banyak terjadinya salah urat pada pungnggung. Rasa
sakit yang timbul pada punggung bagian bawah dan lebih terasa pada satu sisi di
bandingkan sisi yang lain. Rasa sakit di punggung bisa hilang dengan sendirinya.
Sebaiknya bagian yang sakit dikompres dengan es, ehingga rasa sakit dapat dikurangi
atau hilang. Sebaiknya beristirahat berbaring menggunakan kasur yang keras (Anies,
2005).
Gejalanya, rasa sakit yang membatasi aktivitas dan mengurangi kemampuan kerja.
Pencegahannya dengan cara olahraga secara teratur bisa membantu fisik agar tetap
usaha terkecil ketika dasar tumpuan diperbesar searah dengan gerakan yang akan
dihasilkan atau dilawan. Bila menarik objek, seseorang dapat memperlebar dasar
tumpuan dengan (1) memundurkan kaki bagian belakan bila orang itu berhadapan
dengan objek; atau (2) memajukan kaki bagian depan bila orang itu membelakangi
objek. Cara yang lebih mudah namun aman yaitu menarik objek ke arah pusat gravitasi
pergerakan objek bila menariknya (Berman, Snyder, Kozier & Erb; 2009)
a. Gunakan otot yang terpanjang dan terkuat pada waktu mengangkat atau mendorong
beban.
b. Gunakan sabuk serta sekat rongga tubuh untuk memperkokoh bagian panggul dan
pindahkan.
d. Gunakan berat badan sebagai kekuatan menarik atau mendorong dengan cara
daripada diangkat. Hal tersebut ditujukan untuk mengurangi tenaga yang diperluan.
f. Tempatkan kaki-kaki secara berjauhan untuk memperoleh dasar penopang yang
lebar bilamana diperlukan kestabilan tubuh yang lebih besar. Tekuk lutut san
Peran perawat:
resiko cedera mungkin masih menghantui para pekerja. Setidaknya para pekerja
pengankut karet menggunakan alas kaki yang yang nyaman setidaknya menggunakan
sepatu olahraga atau sepatu yang nyaman. Kemudian berat yang di angkut juga di
sesuaikan dengan berat tubuh sehingga meminimkan terjadinya cedera pada punggung.
Referensi:
Berman, Audrey., Snyder, Shirlee., Kozier, Barbara., & Erb, Glenora.(2009).Buku ajar
praktik keperawatan klinis ed. 5.Jakarta;EGC
1. Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja nasional (DK3N). Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3):
Jangan sampai global compact beraksi. Warta ekonomi; 2002.
2. Peraturan pemerintah No. 14 Tahun 1993
3.Undang-undang Kesehatan RI pasal 23 tentang Kesehatan Kerja. Jakarta: Depkes;1992.
4. Woro Riyadina. (2008). Cedera Akibat Kerja pada Pekerja Industri di Kawasan Industri Pulo Gadung
JakartaMaj Kedokt Indon, 58 (5),148-152
Songket adalah kain yang ditenun dengan menggunakan benang emas atau
benang perak. Selain benang emas atau perak, ada jenis benang sutera yang berwarna,
ada yang menggunakan benang sulam, ada yang menggunakan benang katun berwarna
dan sebagainya. Tetapi semua jenis benang tersebut dipergunakan untuk menghias
permukaan kain tenun, bentuknya seperti sulaman dan dibuat pada waktu yang
bersamaan dengan menenun dasar kain tenunnya.
Para pekerja tenun songket menghabiskan waktunya dari pagi hingga malam
hari untuk membuat songket. Hal itu kami ketahui dari pernyataan dari Cek Nani yaitu
salah satu pengrajin songket yang tinggal di daerah Tangga Buntung. Ia mengatakan
bahwa menenun songket merupakan hal yang asyik untuk dilakukan. Namun, saat
seseorang baru memulai untuk menenun songket lama kelamaan akan timbul rasa kaku
dan nyeri di bagian leher, pinggang, tangan, dan kaki. Pekerja tenun songket tersebut
mengatakan bahwa rasa sakit akan hilang setelah mereka beristirahat tanpa meminum
obat.
Beratnya intensitas kerja sering membuat stress kerja. Untuk pekerjaan manual
di sector industri yang memakan waktu selama 8jam, seseorang dapat bekerja paling
banyak 33% dari kapasitas maksimal tanpa merasa kelelahan. Sedangkan untuk
pekerjaan manual selama 10 jam, seseorang dapat bekerja hanya kira-kira 28%
kapasitas maksimal tanpa merasa kelelahan. Jam istirahat yang singkat tetapi lebih
sering, kurang menimbulkan stress kerja dibandingkan dengan jam istirahat yang
panjang namun lebih jarang.
Oleh karena itu kami membahas tentang penyakit penyebab kerja yang dialami
oleh penenun songket. Ada beberapa penyakit yang dialami oleh pekerja songket, salah
satunya adalah nyeri tengkuk.
Otot otot di bagian leher berguna untuk menyokong beban leher untuk
bergerak, tapi karena sangat sedikit dilindungi sehingga mudah terkena gangguan. Nyeri
pada tengkuk terjadi saat:
1. Trauma/Luka/Keseleo
Disebabkan oleh kecelakaan kendaraan yang menyebabkan cedera lecutan
( whiplash injury)
2. Ketegangan kronis pada otot dan tendon daerah tengkuk
Disebabkan oleh sikap yang tidak baik selama bekerja. Ligamen sangat regang,
otot menjadi lelah, sendi leher dan syaraf tertekan. Ini adalah penyebab dari
timbulnya nyeri tengkuk pada pengrajin songket. Posisi pengrajin yang selalu
duduk dengan leher yang tegang menyebabkan para pengrajin mengeluhkan
nyeri tengkuk.
3. Penyakit degenerative dan radang
Disebabkan karena perubahan diskus dan sendi yang prevalensinya meningkat
sesuai umur.
4. Herniasi diskus dari salah satu ruas tulang belakang
Diskus keluar dari antara ruas-ruas tulang belakang
5. Faktor psikososial
Beban kerja yang banyak, pekerjaan yang monoton dan control yang rendah
serta tingkat social
6. Kelainan kongenital
Lahir dengan bentuk vertebrata yang tidak normal/ ruas tulang belakang
menekan spinal cord pada sambungan yang lepas di leher
7. Infeksi
Gejala awal penyakit gondok, encephalitis & poliomyelitis, adalah kekauan dan
rasa sakit pada leher
8. Kanker / tumor ganas
Bila cukup besar dapat menekan saraf tepi dan spinal cord
9. Penyakit lain
Rheumatoid arthritis dan fibromyalgia
Sumber: Harrianto, Ridwan. 2002. Buku Ajar Kesehatan Kerja. Jakarta: EGC
Penyakit akibat kerja merupakan penyakit yang timbul karena hubungan kerja
atau yang disebabkan oleh pekerjaan dan sikap kerja (Sulistiono, 2003). Salah satu
penyakit akibat kerja yang menimbulkan gangguan pada tulang belakang adalah nyeri
punggung. Nyeri punggung adalah sindroma klinik yang ditandai dengan gejala utama
berupa nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di daerah tulang punggung (Sunarto,
2005).
Pengrajin songket adalah salah satu pekerjaan yang beresiko terjadinya cedera
dan kesakitan pada punggungnya, karena pekerjaan ini membutuhkan aktivitas duduk
yang lama dan mengangkat beban yang berulang-ulang sehingga membutuhkan peran
yang besar dari otot-otot punggung dan tulang belakang. Duduk yang terlalu lama dan
kesalahan dalam aktivitas mengangkat sangat memungkinkan pengrajin songket
mengalami gangguan nyeri punggung.
Nyeri punggung yang timbul karena posisi statis dalam bekerja dan bersifat
continue dapat mengakibatkan kehilangan jam kerja sehingga mengganggu
produktivitas kerja, yang mana insiden dan beratnya lebih sering dijumpai pada pekerja
wanita dibandingkan laki-laki (Samara, Basuki, dan Janis, 2005).
Nyeri yang berlanjut sampai tiga bulan atau lebih akan memasuki tahap kronis,
dan jika dibiarkan berlanjut tanpa dirawat dapat menimbulkan akibat-akibat fisik,
kejiwaan, dan sosial yang serius. Oleh karena itu penting sekali untuk mencegah jangan
sampai hal ini terjadi dan cara pencegahan yang paling efektif adalah menjalankan
program latihan yang secara bertahap akan menambah kemampuan bergerak,
kelenturan, dna peredaran darah (Shone, 1995). Salah satu latihan yang dapat membantu
untuk meredakan nyeri punggung adalah latihan peregangan (Eleanor dan Archard,
2007). Latihan dapat menurunkan kelemahan, menghilangkan stress, meningkatkan
kekuatan otot dan mencegah deformitas.
Nyeri punggung menjadi masalah utama para pekerja home industry Songket
Cek Nani di Tanggo Buntung. Di Tanggo Buntung terdapat pelayanan khusus di bidang
kesehatan yang memberikan pendidikan kesehatan dan pengetahuan tentang
keperawatan dan keselamatan kerja yang dapat membantu para pengrajin songket
tersebut untuk meminimalkan kecelakaan kerja demi meningkatkan produktivitas kerja
dan kelangsungan home industry Songket Cek Nani itu sendiri. Oleh karena itu,
diperlukan peran aktif tenaga kesehatan seperti perawat dan tenaga kesehatan lainnya
dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada.
Perawat sebagai petugas kesehatan memiliki peran yang sangat penting dalam
kesehatan dan keselamatan kerja, diantaranya adalah melakukan pemerikasaan fisik
bagi para pengrajin songket melakukan promosi kesehatan berkaitan dengan penyakit
akibat kerja seperti keluhan nyeri punggng dan memberikan pendidikan kesehatan
mengenai senam nyeri punggung pada para pengrajin songket guna meningkatkan
mobilitas, memperkuat otot-otot abdomen, punggung, dan ekstremitas bawah agar para
pengrajin yang menderita nyeri punggung dapat bekerja dengan optimal sehingga
meningkatkan produktivitas kerja mereka.
Sumber :
Helmi, N.Z., 2012, Buku Ajar Gangguan Muskuloskleteal. Jakarta : Salemba Medika
Jayson, Malcolm. 2002. Seri Kesehatan : Bimbingan Dokter pada Nyeri Punggung. Jakarta :
Dian rakyat
Samara, D., Basuki, B., Jannis, J., 2005. Duduk Statis Sebagai Faktor Resiko Terjadinya Nyeri
Punggung Bawah pada Pekerja Perempuan. Universa Medicina, 24(2):74
Noor, Yuliza. 2011. Hubungan Tehnik Mengangkat Beban dengan Keluhan Nyeri Punggung
pada Pekerja Pengangkut Barang di Pasar Klewer Surakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan :
Universitas Muhammadiyah Surakarta
NAMA : NURUL DWI KHAIRANI
NIM : 04101003043
Songket adalah salah satu kebudayaan Sumatera Selatan, yang sampai sekarang
masih dipelihara eksistensinya. Salah satu ciri khas dari tenun songket adalah motif atau
corak yang ditampilkan, yaitu khas melayu yang diuntai menggunakan benang emas dan
perak. Songket biasanya dipakai dalam upacara-upacara resmi , seperti upacara
pernikahan khas Sumatera Selatan. Keindahan tenun songket tidak begitu saja langsung
ada , tetapi juga tidak lepas dari kerja keras si pembuat tenun songket. Pekerja tenun
songket begitu teliti merangkai helaian benang hingga menjadi songket yang indah dan
bernilai tinggi.
Oleh karena itu kami membahas tentang penyakit yang dialami oleh para pekerja
tenun songket. Ada beberapa penyakit yang dialami oleh pekerja songket, salah satunya
adalah nyeri tungkai bawah.
Nyeri tungkai bawah akut merupakan sensasi subjektif dan tidak menyenangkan
yang terasa pada beberapa tempat di daerah tungkai bawah (Grace & Borley, 2006).
Para pekerja songket merasakan nyeri yang berulang-ulang pada tungkai bawah, mereka
mengatakan bahwa nyeri yang dirasakan mungkin karena beban alat yang ditopang pada
kaki. Pernyataan pekerja tenun songket tersebut sesuai menurut Schwartz (2000)
penyebab tersering pada kaki adalah metatarsalgia dan fasilitis plantaris, yang timbul
akibat beban yang berulang terus-menerus pada bagian kepala metatarsal atau bagian
perlekatan antara ligamentum plantaris dengan kalkaneus.penyebab lainnya dari nyeri
pada kaki dan pergelangan kaki adalah artritis, subkulasi tendon paroneus, dan fraktur
akibat penekanan dan sindroma terowongan tarsal. Bebadn yang berulang pada tibia
berperan pada timbulnya shin splints atau nyeri yang berhubungan dengan aktifitas
serta melunaknya bagian di atas tibia, seperti pada stress fraktur. Kram otot, trombosis
vena profunda, iskemia, atau pergeseran radiks nervus lumbalis dari siskus yang
mengalami herniasi atau stenosis spinalis adalah penyebab lainnya dari nyeri tungkai
bawah.
Dari studi pendahuluan yang kami lakukan , bahwa ada beberapa penyebab
terjadinya nyeri tungkai bawah pada pekerja tenun songket , yaitu duduk tertalu lama,
menahan beban yang terus menerus, dan kurangnya konsumsi air putih. Penjelasannya
seperti ini : duduk terlalu lama , karena penenun songket harus memenuhi pesanan yang
datang, sehingga harus menenun secara terus menerus agar targer pesanan dapat
tercapai, yang kedua menahan beban yang terus menerus juga berat, karena alat yang
diapakai terbuat dari kayu , dan ada beberapa alat tambahan yang harus ditopang,
terakhir kurang komsumsi air putih , karena mereka terlalu konsentrasi dalam menenun.
Seharusnya konsumsi air putih pada penenun songket lebih banyak daripada
orang yang tidak bekerja seperti itu. Bisa disetarakan dengan orang yang sering
berolahraga yang membutuhkan air putih untuk menggantikan keringat yang keluar
juga menyeimbangkan fungsi metabolisme tubuh. Pada pekerja tenun songket , air putih
sangatlah banyak diperlukan untuk membuat peredaran alirah darah lancar, dikarenakan
posisi penenun yang bisa menjadikan aliran darah menjadi tidak lancar.
Sumber :
Grace, Pierce A., Borley, Neil R.2006. At a glance ilmu bedah, edisi ketiga.Erlangga:Jakarta.
NIM : 04101003051
Songket merupakan kerajinan khas dari Sumatera Selatan yang masih diminati
setiap orang sampai sekarang. Kata songket berasal dari songka atau songkok, khas
palembang yang percaya bahwa pertama kali kebiasaan menenun dengan benang emas
dimulai. Istilah menyongket berarti menenun dengan benang emas dan perak.
Songket, biasanya dikenakan pada saat perayaan resmi atau pesta, dapat dikenakan
melilit tubuh seperti sarung, disampirkan di bahu, atau sebagai destar atau tanjak, hiasan
ikat kepala. Beberapa kain songket tradisional Sumatera memiliki pola yang
mengandung makna tertentu. Songket harus melalui delapan peringkat sebelum menjadi
sepotong kain dan masih ditenun secara tradisional.
Penenun songket harus teliti menenun helaian benang emas dan perak menjadi
kain dengan motif yang indah. Hal itu kami ketahui saat mendatangi kediaman salah
satu penenun songket di kawasan Tangga Buntung. Beliau mengatakan bahwa menenun
songket tidaklah mudah dan harus teliti. Bagaimana tidak, jika tidak teliti helaian
benang pada alat penenun songket akan berantakan dan motif songket tidak sesuai
dengan yang dikehendaki. Selain itu, apabila ketika menenun terdapat benang yang
putus, penenun songket harus teliti menyambung benang sehingga kain masih dapat
terjual.
Penenun songket yang kami datangi, Cek Nani, mengatakan bahwa kegiatan
menenun songket biasanya dimulai dari pagi hari, istirahat makan siang, dan dilanjutkan
hingga sore hari. Terkadang jika pesanan songket sedang membanjiri usahanya, beliau
dan pekerja yang lain akan menenun hingga malam hari. Menurut beliau, menenun
songket merupakan kegiatan yang asyik hingga saat memulai menenun tidak bisa
berhenti. Namun saat berhenti dari kegiatan menenun barulah mereka merasa kaku dan
pegal terutama di bagian tangan, tengkuk, punggung , dan tungkai. Tetapi Cek Nani
mengatakan bahwa nyeri yang mereka rasakan akan hilang sesudah beristirahat.
Ada beberapa penyakit yang dialami oleh pekerja songket, salah satunya adalah
nyeri pergelangan tangan.
Carpus atau pergelangan tangan merupakan sendi yang lentur yang terdiri dari
delapan tulang kecil yang disatukan oleh ligamen (Leigh Toselli, 2008). Tangan dan
pergelangan tangan merupakan anggota tubuh yang sering mengalami penyakit akibat
paling sering di gunakan. Posisi yang tidak ergonomis dalam kurun waktu yang lama
menyebabkan masalah pada pergelangan tangan.
Gejala OOS meliputi gerakan terbatas dan lemah pada atau sekitar otot dan
tendon di pergelangan tangan, jari, bahkan bengkak, dan mati rasa atau kebas (Leigh
Toselli, 2008). Cara mengatasi OOS ini dapat dengan mengistirahatkan tangan dari
tugas yang berulang. Tapi jika penenun songket menyepelekan sindrom ini, tentu akan
memperparah gejala nya seperti susah memegang benda atau alat. Sehingga seharusnya
para penenun songket menghindari menenun secara terus menerus tanpa beristirahat
guna mencegah terjadinya sindrom ini dan memerhatikan kesehatan sendi pergelangan
tangan mereka.
Sumber :
Toselli, Leigh. 2008. Panduan Lengkap Manikur dan Pedikur. Gramedia Pustaka
Utama : Jakarta
Bekerja di BANK adalah dambaan banyak orang. Tapi pada kenyataan nya
BANK juga termasuk tempat kerja beresiko untuk menyebaban beberapa keluhan
penyakit.
Keluhan tersebut juga dapat disebabkan oleh intensitas kedipan mata yang
minim saat berada di depan komputer sehingga produksi air mata menjadi berkurang.
Padahal dengan berkedip, air mata secara maksimal melumasi, melindungi, sekaligus
melancarkan distribusi oksigen ke mata. Sindroma ini akan semakin memburuk bila
berada di kondisi berangin dan ber-AC.
Peran perawat dalam masalah ini adalah sebagai pendidik yaitu dengan
memberikan penyuluhan berupa tindakan pencegahan kepada pegawai yang beresiko
mengalami Computer Vision Syndrome. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan
sebagai upaya meminimalisir terjadinya Computer Vision Syndrome adalah dengan cara:
(1) atur posisi duduk 90, (2) atur jarak pandang 45 - 75 cm, (3) istirahatkan
pandangan secara berkala, dianjurkan setiap 2 jam, (4) atur pencahayaan komputer,
jangan terlalu terang atau terlalu redup. Selain itu, Perawat juga berperan membantu
klien dalam hal meningkatkan pengetahuan klien mengenai Computer Vision
Syndrome, menjelaskan gejala penyakit nya, penyebab terjadinya, serta tindakan yang
diperlukan untuk meminimalisir terjadinya Computer Vision Syndrome. Dengan
demikian diharapkan akan terjadi perubahan perilaku dari klien sehingga klien dapat
tetap bekerja secara optimal tanpa mengalami masalah penglihatan.
Daftar Pustaka
Sulianta, Feri. 2010. Menjadi sehat dan produktif dalam kantor berbasis teknologi
informasi. Jakarta: PT Elek Media Komputindo.
Kurnia, Hendrawan. 2009. Kiat jitu tangkal penyakit orang kantoran. Yogyakarta:
Penerbit Best Publisher.
Nama : Harnanda Ginting
Nim : 04101003055
Dewasa ini penggunaan Air Conditioner (AC) dan kipas angin sebagai penyejuk
udara hampir digunakan setiap saat baik dirumah ataupun dikantor. Kondisi iklim tropis
yang terdapat di Indonesia semakin memaksakan diri untuk memiliki penyejuk udara
pada ruangan khususnya di ruangan perkantoran.
Peran perawat dalam masalah ini adalah sebagai pendidik yaitu dengan
memberikan penyuluhan kesehatan kepada pegawai BANK mengenai pengaruh dan
penyakit apa saja yang dapat disebabkan oleh penggunaan AC dalam jangka waktu
panjang, serta bagaimana cara menghindarinya. Dengan demikian diharapkan akan
terjadi perubahan perilaku pegawai sehingga pegawai dapat tetap bekerja secara nyaman
tanpa perlu khawatir efek yang akan ditimbulkan dari penggunaan AC
Daftar pustaka
Petugas BANK merupakan salah satu pekerjaan yang sangat di dambakan oleh
setiap orang. Dari pengamatan kami pada pekerja BANK didapatkan dalam melakukan
pekerjaan, sebagian besar dilakukan dalam posisi duduk dan berdiri, banyak melibatkan
penggunaan PC dan sering mengetik. Serta AC yang terus-menerus menyala juga tidak
baik untuk kesehatan kulit, pernafasan dan mata. Seperti hal nya pada Teller petugas
BANK yang memakai sepatu berhak tinggi (highheels) sering mengeluh sakit pada kaki,
pembengkakan pada kaki, varises, kelelahan otot, nyeri pinggang, serta kekakuan pada
leher dan bahu. Oleh sebab itu kami sangat tertarik untuk membahas masalah ini.
Nyeri pinggang (Low back pain) adalah keluhan rasa nyeri, ketegangan otot,
atau rasa kaku didaerah pinggang yaitu di pinggir bawah iga sampai lipatan bawah
bokong (plica glutea inferior), dengan atau tanpa disertai penjalaran rasa nyeri ke daerah
tungkai (sciatica) penyakit ini dapat terjadi akibat stress fisik yang berlebihan pada
sumsum tulang belakang yang normal, atau stress fisik yang normal pada sumsum
tulang belakang yang abnormal. Nyeri pinggang yang dipicu oleh penyakit-penyakit
organic (spinal/nonspinal) biasanya dapat diidentifikasi dengan adanya kelainan
gambaran radiologis tulang belakang. Penyakit ini diklasifikasikan sebagai nyeri
pinggang spesifik. Kenyataannya, hampir 90% kasus nyeri pinggang tidak dapat
diidentifikasi penyebabnya. Penyakit pinggang ini diklasifikasikan sebagai nyeri
pinggang nonspesifik.
Daftar Pustaka
NIM : 04101003016
DAFTAR PUSTAKA
Jeyaratnam, J., & David, Koh. (2010). Buku Ajar Praktik Kedokteran Kerja.
Jakarta: EGC
Aditama, Tjandra Yoga., & Tri, Hastuti (Ed). 2006. Kesehatan dan Keselamatan
Kerja. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
A. Latar Belakang
Pada saat proses produksi urea tersebut menghasilkan sianida yang berbahaya
bagi pernafasan.Pertama-tama, urea terurai menjadi asam sianat pada reaksi (NH2)2CO
HCNO + NH3. Kemudian asam sianat berpolimerisasi membentuk melamina dan
karbon dioksida: 6 HCNO C3H6N6 + 3 CO2
Pneumokoniosis merupakan penyakit paru akibat kerja yang disebabkan oleh
deposisi debu di dalam paru dan reaksi jaringan paru akibat pajanan debu tersebut.
Reaksi utama akibat pajanan debu di paru adalah fibrosis. Menurut kepres No.22 tahun
1993 pneumokonosis yang disebabkan pembentukan jaringan parut
(silikosis,antrakosis,asbestosis). Faktor utama yang berperan pada pathogenesis
pneumokoniosis adalah karakteristik partikel debu, jumlah, lama pajanan dan respons
saluran napas terhadap partikel debu. Salah satu industri yang menghasilkan debu yaitu
PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang, tepatnya di unit pengantongan pupuk urea (PPU).
Berdasarkan Material Safety Data Sheet (MSDS) Potensi debu urea terhadap kesehatan
yaitu dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan atas. Dari laporan sepuluh
besar penyakit di PT. Pusri tahun 2011 diperoleh bahwa Infeksi Saluran Pernafasan
merupakan penyakit tertinggi.
B. Pembahasan
PT. Pupuk Sriwijaya Palembang sebagai industri pupuk urea pertama dan
terbesar di Indonesia yang mengolah gas alam sedemikian rupa sehingga menjadi
ammonia dan melalui proses lebih lanjut diperoleh hasil akhir produk jadi berupa pupuk
urea butiran halus. merupakan salah satu industri yang menghasilkan bahan pencemar
debu urea dan dapat menyebabakan penyakit paru pada pegawai khusus nya di
pengantongan pupuk urea (PPU), Di unit tersebut pupuk urea curah ditumpahkan untuk
selanjutnya di masukkan ke kantong pupuk. Hasil curahan dan tumpukan pupuk
tersebutlah yang mengasilkan bahan pencemar yang berupa debu urea. Berdasarkan
pengukuran yang dilakukan bagian Hiperkes PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang pada
bulan Januari tahun 2013, didapat hasil pengukuran debu urea 11 mg/m3.Hasil ini
melebihi nilai ambang batas yang diperkenankan oleh Permenaker RI No 13 Tahun
2011 yaitu sebesar 10 mg/m3 Karena itu para pekerja di PPU berisiko terkena gangguan
pernapasan. berdasarkan laporan kunjungan polipabrik menurut unit kerja tahun
2011,departemen PUA (Pengantongan Urea dan Angkutan) merupakan unit kerja yang
pekerjanya paling banyak mengunjungi poli pabrik untuk berobat. Disamping itu dari
pekerja di unit PPU sendiri sudah ada keluhan tentang dampak debu tersebut terhadap
kesehatan saluran pernafasan mereka. dari 70 orang pekerja yang mengalami infeksi
saluran pernapasan sejumlah 34 orang (48,6%). (Flrencia,2013)
1. Definisi
Istilah pneumokoniosis berasal dari bahasa yunani yaitu pneumo berarti paru
dan konis berarti debu. Terminologi pneumokoniosis pertama kali digunakan untuk
menggambarkan penyakit paru yang berhubungan dengan inhalasi debu
mineral.Pneumokoniosis digunakan untuk menyatakan berbagai keadaan berikut:
1. Kelainan yang terjadi akibat pajanan debu anorganik seperti silika (silikosis), asbes
(asbestosis) dan timah (stannosis)
Debu adalah aerosol yang tersusun dari partikel-partikel padat yang bukan
termasuk benda hidup. Respons jaringan tubuh seseorang terhadap debu yang
terinhalasi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sifat fisik, kimia dan factor
pejamu. Efek debu terhadap paru dipengaruhi oleh tingkat pajanan debu. Tingkat
pajanan debu ditentukan oleh kadar debu rata-rata di udara dan waktu pajanan terhadap
debu tersebut.
3. Pertahanan Tubuh
Dalam tubuh silica tidak larut secara priode silica mengaktifkan inflamassome
dalam makrofag dan sel dendrid dan dengan nemikian menghasilkan pengolahan pro
interkulin 1 beta ke dalam bentuk matang.dan dapat menyebabakan kerusakan
irreversible.
Sebagian besar debu yang terinha;asi akan difiltrasi oleh saluran nafas atau
dibersihkan oleh silia di saluran nafas besar. system mekanik yaitu bersin,cairan yang
melapisi saluran nafas bersifat bakterisidal kemudian pertahanan spesifik dan humoral.
4. Diagnosis
mirip dengan penyakit interstisial paru difus seperti sarkoidosis, idiophatic pulmonary
fibrosis (IPF) atau interstitial lung disease (ILD) yang berhubungan dengan penyakit
kolagen vaskular.Beberapa pemeriksaan penunjang diperlukan untuk membantu dalam
diagnosis pneumokoniosis yaitu pemeriksaan radiologi, pemeriksaan faal paru dan
analisis debu penyebab.
5. Tata Laksana
6. Peran Perawat
Pencegahan yang paling utama yaitu penggunaan Alat Pelindung Diri,sebaik nya para
pekerja tidak menggunakan APD standar tetapi menggunakan masker N95 untuk
mencegah debu dan gas toksit masuk ke saluran pernafasan
Pencegahan Sekunder
yaitu dengan menskrinning Para pekerja yang beresiko rentan terkena pneumokinosis
seperti pekerja di bagian pengantongan pupuk urea dan juga pengobatan yang tepat pada
pekerja yang telah menunjukkan gejala awal ganguan pernafasan
Pencegahan Tersier
Daftar Pustaka
Departemen Kesehatan. 2007. Seri Pedoman Tatalaksana Penyakit Paru Akibat Kerja bagi Petugas
Kesehatan. Direktorat Bina Kesehatan Kerja, Jakarta.
Chemicals & Laboratory Equipment. 2000. Material Safety Data sheet Urea MSDS.[on line]. Dari :
http://science.lab.com[10 April 2013]
Florencia, Dinda A. 2013, pengaruh pajanan debu urea terhadap infeksi saluran pernafasan akut (ispa)
pada pekerja di unit pengantongan pupuk urea (ppu) pt.pupuk sriwidjaja palembang tahun 2013,
[Skripsi]. Fakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas Sriwijaya, Indarlaya.
Susanto,Dwi Agus. (2011). Pneumokinosis. Jornal Indonesia Medical Assosiation, 61(12), 503-510.
A. Latar Belakang
Saat ini masih banyak tenaga kerja yang bekerja pada kondisi tidak nyaman dan
berpotensi menyebabkan penyakit atau gangguan kesehatan. Menurut International
Labor organization (ILO) setiap tahun terjadi 1,1 juta kematian yang disebabkan
oleh penyakit atau yang din sebabkan oleh pekerjaan. Sekitar 300.000 kematian terjadi
dari 250 juta kecelakaan dan sisanya adalah kematian karena penyakit akibat kerja
dimana diperkirakan terjadi 160 juta penyakit akibat hubungan pekerjaan baru setiap
tahunnyan (Buchari, 2007).
Sebagian besar gangguan kesehatan di Indonesia terjadi pada sektor industri,
baik di industri kecil, nenengah ataupun yang sudah mencakup skala nasional. Industri
pupuk buatan salah satu dari contoh tempat kerja yang berpotensi menyebabkan
gangguan kesehatan. Di Indonesia PT Pusri Palembang merupakan contoh perusahaan
penghasil pupuk kima terbesar bagi konsumsi negara.
PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri) adalah perusahaan yang didirikan
sebagai pelopor produsen pupuk urea di Indonesia pada tanggal 24 Desember 1959 di
Palembang Sumatera Selatan, dengan nama PT Pupuk Sriwidjaja (Persero). Pusri
memulai operasional usaha dengan tujuan utama untuk melaksanakan dan menunjang
kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional,
khususnya di industri pupuk dan kimia lainnya (pusri.co.id).
Bahan baku pembuatan pupuk urea diperoleh dari pemprosesan gas amonia.
Amonia adalah senyawa kimia berupa gas yang berbau tajam. Pabrik Amonia PT Pusri
Palembang menghasilkan amonia sebagai hasil utama dan carbon dioxide sebagai hasil
samping yang keduanya merupakan bahan baku pupuk urea. Bahan baku pembuatan
amonia adalah gas bumi yang diperoleh dari Pertamina dengan komposisi utama metana
(CH4) sekitar 70% dan Karbon dioksida (CO2) sekitar 10%. Steam atau uap air
diperoleh dari air Sungai Musi setelah mengalami suatu proses pengolahan tertentu di
Pabrik Utilitas. Sedangkan udara diperoleh dari lingkungan, dan sebelum udara ini
digunakan sebagai udara proses, ditekan terlebih dahulu oleh kompressor udara.
Gas dari amonia inilah yang dapat menganggu kesehatan para tenaga kerja PT
Pusri terutama pekerja di Pabrik amonia karena dapat mengakibatkan keracunan. Pada
Sepetember 2000 di mana sedikitnya 28 orang mengalami keracunan gas amoniak yang
berasal dari bocornya tabung amoniak (ardiansyah, 2010). Selain itu kawasan PT Pusri
terletak di Kecamatan Kalidoni yang merupakan kawasan padat penduduk juga
mengakibatkan masyarakat rentan akan limbah dari amoniak tersebut sehingga kualitas
lingkungan hidup di sekitar kawasan tersebut semakin menurun.
B. Pembahasan
Gas amoniak merupakan gas yang toxik dengan nilai ambang batas di udara untuk 8
jam kerja adalah 25 ppm, sifat lain adalah merupakan gas yang higroskopis, mudah
menyerap air dan mempunyai kelarutan terhadap air dengan semua komposisi didalam
air.
Racun adalah zat yang ketika tertelan, terhisap, diabsorbsi, menempel pada kulit
atau dihasilkan di dalam tubuh dalam jumlah relatif kecil menyebabkan cedera dari
tubuh dengan adanya reaksi kimia (Purwanto, 2013). Keracunan adalah masuknya zat
toksin/ racun yang dapat membahayakan tubuh. Amonia sendiri merupakan bahan racun
yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit, mata dan tenggorokan. Bahaya terhadap
manusia yaitu pada konsentrasi NH3 = 90 ppm, pH mencapai 11 dan ini merupakan
racun (toxik), sebagai gas amoniak menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan, mata
dan kulit (susyanto, 2007).
Senyawa amonia (NH3) merupakan senyawa yang mempunyai bau yang khas.
Menghirup senyawa ini pada konsentrasi tinggi dapat menyebabkan pembengkakan
saluran pernafasan dan sesak nafas. Terkena amonia pada konsentrasi 0.5% (v/v) selama
30 menit dapat menyebabkan kebutaan (chem-is-try.org).
Batasan amonia terhadap kesehatan adalah sebagai berikut :
1. 0,5 ~ 1,0 ppm : bau mulai tercium
2. 2,0 ppm : batas maximal paparan kebauan di area pemukiman secara terus
menerus (24 jam) Kep. Men LH Nomor 50/MEN-LH/II/96.
3. 25 ppm batas maximal paparan di area kerja (8 jam) Surat Edaran Menaker
Nomor 02/MENAKER/78.
4. 40 ppm : beberapa orang mungkin akan menderita iritasi ringan.
5. 100 ppm : iritasi pada mata dan rongga hidung setelah beberapa menit terpapar.
6. 400 ppm : iritasi berat pada tenggorikan, rongga hidung dan saluran pernafasan
akut.
7. 700 ppm : iritasi berat pada mata.
8. 1700 ppm : pemaparan > 30 menit korban akan terbatuk-batuk dan berakibat fatal.
9. 5000 ppm : korban menderita edema serius, tercekik, sesak nafas dan berakibat
fatal dalam waktu singkat.
Gejala dan tanda keracunan amonia (medisato.com)
1. Muntah
2. Batuk
3. Rasa Sakit/Nyeri Perut
4. Kebiruan Bibir
5. Kebiruan Kuku Tangan
6. Kegelisahan
7. Demam
8. Rasa Sakit/Nyeri Tenggorokan
9. Kesulitan Bernapas
10. Rasa Sakit/Nyeri Dada
C. Peran Perawat
Fungsi perawat kesehatan kerja (AAOHN,1994; dikutip Permatasari, 2009):
1. Melakukan supervisi terhadap kesehatan pekerja
2. Melakukan surveilens terhadap lingkungan kerja
3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja
4. Mencegah terjadinya penyakit akibat kerja
5. Penatalaksanaan pelayanan baik yang berhubungan maupun yang tidak
berhubungan dengan pekerjaan, kecelakaan kerja serta pelayanan kesehatan
dasar
6. Mengatur dan mengkoordinasikan pertolongan pertama di tempat kerja
7. Melakukan konseling untuk pekerja
8. Melakukan upaya rehabilitasi untuk pekerja yang kembali bekerja setelah
megalami kecelakaan atau dirawat di rumah sakit.
Daftar Pustaka:
Permatasari, Henny. 2009. Peran Perawat Kesehatan Kerja.
(http://www.docstoc.com/docs/21283205/Peran-Perawat-Kesehatan-Kerja-
Occupational-Health-Nursing, diakses 26 Februari 2014)
Purwanto, Sigit (2013). Keracunan. Materi Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
I. Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sriwijaya.
Susyanto. 2007. Antisipasi PT Pupuk Kaltim terhadap bahaya kebocoran system
tanki penyimpan amoniak. Tesis. Program Magister Ilmu Lingkungan Program
Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang: dipublikasikan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Upaya Kesehatan Kerja adalah upaya penyerasian antara kapistas kerja, beban
kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya, agar diperoleh
Produktivitas kerja yang optimal (UU Kesehatan Tahun 1992 Pasal 23). Konsep dasar
daru Upaya Kesehatan Kerja ini adalah Identifikasi permasalahan, Evaluasi dan
dilanjutkan dengan tindakan pengendalian.
Penyebab penyakit akibat hubungan kerja dapat dibagi atas 5 golongan, yaitu :
1. Golongan Fisik
Bising, vibrasi, radiasi, suhu ekstrim, tekanan, dll
2. Golongan Kimiawi
ada lebih kurang 100.000 bahan kimia yang digunakan dalam proses industry,
namun dalam daftar penyakit ILO baru dapat diidentifikasi 31 bahan kimia
sebagai penyebab.
3. Golongan Biologi
bakteri, virus, jamur, parasit
4. Golongan Fisiologik
disini tempat kerja yang kurang ergonomis, tidak sesuai dengan fisiologi dan
anatomi manusia
5. Golongan Psikososial
beban kerja terlalu berat, monotoni pekerjaan dsb.
Ada dua elemen pokok dalam mengidentifikasi penyakit akibat hubungan kerja :
Definisi dan Jenis Penyakit yang Berhubungan dengan Pekerjaan (Work Related
Desease)
a. Definisi
Dalam pelaksanaan pekejaan sehari-hari pekerja diberbagai sektor akan terpajan
penyakit akibat kerja. Resiko ini bervariasi mulai dari yang paling ringan sampai
yang paling berat tergantung jenis pekerjaan. Oleh karena itu penyakit akibat kerja
merupakan penyakit artificial atau man made desease.
Banyak definisi tentang penyakit akibat kerja, yang semuanya terkait dengan
alat kerja dan pekerjaan. Secara sederhana penyakit akibat kerja merupakan sesuatu
yang disebabkan atau diperburuk oleh pajanan ditempat kerja. Sedangkan definisi
lain, penyakit akibat kerja adalah suatu masalah kesehatan yang disebabkan oleh
pajanan berbahaya ditempat kerja.
Dalam hal ini pajanan berbahaya yang dimaksud antara lain :
Debu, gas atau uap
Suara atau kebisingan
Racun
Getaran
Radiasi
Infeksi kuman/virus
Suhu panas/dingin yang ekstreem
Tekanan udara tinggi/rendah yang ekstrem
Penyakit akibat kerja merupakan manifestasi dari kesehatan kerja, atau kondisi
kesehatan dari tenaga kerja. Kesehatan kerja meliputi bberbagai upaya penyerasian
antara pekerja dengan pekerjaan dan lingkungan kerja baik fisik maupun psikis
dalam hal cara / metode kerja dan kondisi yang bertujuan :
Penyakit Muskuloskeletal
Pelepasan energi mekanik yang berulang-ulang/akibat posisi kerja yang kurang
ergonomis untuk jangka waktu yang lama, dapat menimbulkan gangguan
muskuloskeletal, seperti repetitive strain injury, nyeri pinggang bagian bawah, dan
hand arm vibration syndrome.
Kanker akibat Kerja
Contoh kanker akibat kerja antara lain leukimia, terutama mielositik akut dan
limfositik kronik pada pekerja yang terpajan benzana atau yang berhubungsn dengan
radiasi sinar radioaktif; mesotelioma dan kanker paru akibat terpajan oleh asbes;
kanker lidah pada pekerja lapangan akibat terpajan sinar matahari; kanker kandung
kemih pada pekerja yang berhubungan dengan proses dan penggunaan zat pewarna
derivat benzena ( industri cat, tekstil, kabel, pekerja salon, tukang listrik); kanker
kelenjar getah bening; kanker hatri akibat terpajan oleh vinil klorida (bahan mentah
PVC).
Penyakit akibat kerja karena faktor fisik
Tuli akibat kerja dapat diakibatkan tempat kerja yang terlalu bising. Radiasi
ionisasi pada pekerja yang menggunakan unsur radioaktif ( pekerja tambang
uranium, pajanan gas radon pada penggalian terowongan, operator pusat tenaga
nuklir, radiologis) akan mengakibatkan gangguan sistem hemopoitik, sistem saluran
pencernaan, dan sistem saraf. Radiasi non ionisasi pada pekerja lapangan yang
banayk terpajan sinar ultraviolet (sinar matahari) dan sinar inframerah (pada
pengelasan dan industri pengecoran logam) mengakibatkan gangguan kesehatan
akibat efek panas yang ditimbulkan oleh sinar tersebut. Heat stress terutama banyak
terjadi pada pekerja yang bekerja ditempat yang panas, misalnya pengecoran logam;
penyakit ini dapat terjadi pula pada pekerja fisik yang memakai baju kerja terbuat
dari plastik untuk mencegah pajanan zat kimia sehingga penguapan keringat
terganggu. Hand Arm vibration syndrome dapat terjadi pada para pekerja yang
menggunakan peralatan genggam yang menimbulkan vibrasi, misalnya cakram
penggosok, gergaji listrik, bor angin, penumbuk beton listrik.
Gangguan Reproduksi
Infertilitas dapat disebabkan oleh pajanan beberapa zat kimia seperti merkuri,
pestisida pada wanita hamil. Abortus spontan dapat terjadi akibat pajanan gas
anestesi, timah hitam,dan cadmium.
Gangguan kesehatan akibat kerja lain
Beberapa zat kimia seperti pestisida, logam berat, dan beberapa pelarut organik
dapat mengakibatkan gangguan kesehatan pada bebrapa sistem tubuh. Misalnya,
beberepa pelarut organik dapat menyebabkan gangguan pada kulit, sistem saraf,
sistem hemopoietik dan hati. Timah hitam dapat menyebabkan gangguan pada sistem
saraf , sistem reproduksi, sistem hemopoietik dan ginjal
Aditama, Tjandra Yoga dan Hastuti, Tri. 2006. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia.
Efendi, Ferry & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
1. Yang termasuk jenis kanker akibat kerja oleh terpajan sinar matahari adalah..
a. Kanker kulit
b. Kanker lidah
c. Kanker hati
d. Kanker darah (leukimia)
e. Kanker kelenjar getah bening
2. Bronkitis menahun merupakan salah satu penyakit saluran pernafasan akibat kerja,
yang disebabkan oleh...
a. No2 (kompor gas)
b. Debu kayu
c. cadmium
d. Debu kapas (bisinosis)
e. Gas radon
3. Emfisema merupakan penyakit saluran nafas akibat kerja, yang disebabkan oleh..
a. No2 (kompor gas)
b. Debu kayu
c. cadmium
d. Debu kapas (bisinosis)
e. Gas radon
1. Low back pain termasuk jenis gangguan atau penyakit akibat kerja pada
a. Penyakit muskuloskletal
b. Penyakit jiwa akibat kerja
c. Penyakit infeksi
d. Kanker akibat kerja
e. Penyakit akibat kerja karena factor fisik
2. Berikut ini jenis pekerjaan yang dapat beresiko terjadinya low back pain adalah
a. Pekerja yang terpajan benzena
b. Pekerja di tempat terlalu bising
c. Pekerja lapangan yang terpajan sinar UV
d. Sales Promotion Girl (SPG)
e. Pekerja fisik yang bekerja memakai baju plastik
4. Berikut yang termasuk tindakan pencegahan pada kasus low back pain adalah
1. Pemberian medikamentosa dengan analgesic (OAINS/ NSAID)
2. Latihan tentang biomekanika tubuh, metode dan bahaya kerja
3. Pembedahan
4. Melaporkan setiap gangguan nyeri punggung yang dirasakan
Jawaban : C
2. Berikut ini merupakan penyebab penyakit akibat kerja golongan fisik, kecuali
a. Bising
b. parasit
c. radiasi
d. suhu ekstrim
e. tekanan
jawaban : B
3. Penyakit akibat kerja yang dapat terjadi pada pekerja yang berdiri selama berjam-jam
adalah
1.Varises
2. Low Back Pain
3. Plantar fasciitis
4. retinopati
Jawaban : A
1.Nyeri tengkuk pada penenun songket terjadi karena aktivitasnya dilakukan dengan cara.
1. manual dengan duduk
2. manual dengan berdiri
3. pekerjaannya selalu duduk
4. benar semua
Jawab : 1,3 (B)
2. Penyebab nyeri tengkuk yang paling sering dialami oleh penenun songket adalah.
a. ketegangan otot d. kelainan kongenital
b. penyakit paget e. kanker
c. aktivitas yang selalu dilakukan dengan berdiri
Jawab: A
3. Pengrajin songket dengan insiden besar terjadi low back pain adalah ..
a. laki-laki
b. perempuan
c. lansia
d. laki-laki dan perempuan
e. BSSD
jawab : B
5. Dampak nyeri yang berlanjut sampai tiga bulan atau lebih adalah .
a. kronis
b. akut
c. kematian
d. fraktur
e. BSSD
jawab : A
7. Pada pekerja tenun songket, penyebab rasional terjadinya nyeri tungkai bawah, kecuali...
a. kurang minum air putih
b. fraktur
c. menahan beban pada kaki terlalu lama
d. duduk terlalu lama
e. fasilitis plantaris
Jawab : B
Dhia Diana Fitriani (04101003051)
9. Gerakan terbatas dan lemah pada atau sekitar otot dan tendon di pergelangan tangan,
jari, bahkan bengkak, dan mati rasa atau kebas merupakan gejala dari ...
a. Whiplash injury d. Plantar fasciitis
b. Cramping e. Repetitive Strain Injury
c. Claudication
Jawab : e
10. Berikut ini penyakit yang dapat diderita penenun songket ...
1. Nyeri punggung 3. Nyeri Pergelangan tangan
2. Nyeri tengkuk 4. Nyeri tungkai
Jawab : e (1, 2, 3, dan 4)
1. Berikut ini adalah gejala yang benar pada penderita sindrom Raynauds adalah
1. Kesemutan
2. kehilangan sedikit rasa atau mati rasa jari kaki, jari tangan, hidung atau telinga.
3. Pemutihan dari jari, biasanya tanpa mempengaruhi jempol.
4. Jari menjadi biru terasa dingin dan mati rasa
Jawaban : E
2. Berikut ini adalah faktor pemicu terjadinya sindrom Raynauds, kecuali
a. Lingkungan kerja yang dingin
b. Lingkungan kerja yang panas
c. Gangguan emosional
d. Getaran mesin di tempat kerja
e. Merokok
Jawaban : B
3. Bagian tubuh yang sering terkena sindrom Raynauds adalah
a. mata
b. gigi
c. abdomen
d. tangan dan kaki
e. punggung
jawaban : D
4. Cara mencegah terjadinya sindrom Raynauds, kecuali
a. Memakai pakain yang tepat untuk cuaca dingin dengan memakai lapisan, sarung
tangan, mantel, topi dan syal.
b. Hindari cuaca dingin ekstrim dengan memakai sarung tangan pakai saat bekerja
di air dingin atau mencapai ke dalam freezer
c. Mengkonsumsi kopi untuk menghangatkan tubuh
d. Melindungi tangan dan kaki dari cedera.
e. Berolahraga secara teratur dan minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi.
Jawaban: C
Susana 04101003040
Pertanyaan I
Posisi tubuh yang tidak baik dalam memindahkan barang yang berat adalah ....
A. Mengangkat
B. Menarik
C. Mendorong
D. Membungkuk
E. Menggeser
Jawab: D
Untuk mengurangi rasa nyeri pada punggung ketika punggung terasa nyeri adalah
Jawab: B
Jawab : B
MIFTA HUSSAADAH
04101003027
Soal K3
2. Menurut Lampiran II PP. No. 14 Tahun 1993 sebelum dikeluarkannya UU No. 3 Tahun 1992,
yang termasuk cacat (anatomis maupun fungsional) adalah, kecuali
1. Dibawah ini yang termasuk gejala dari Computer Vision Syndrome adalah ..
1. Mata perih 3. Pandangan kabur
2. Sakit leher 4. Lelah
Jawab : D
4. Dampak dari penggunaan AC bagi kesehatan adalah.
1. Iritasi mata 3. Sakit kepala
2. Hidung tersumbat 4. Gangguan pernapasan
Jawab : D
Jawab : E
Jawab : C
Jawab : E
10. Apa peran perawat pada petugas BANK untuk mencegah masalah ini....
1. Sebagai pendidik 3. Memberikan Asuhan keperawatan
2. Memberikan penyuluhan 4. Fasilitator
1. Berikut ini, penyakit akaibat kerja apa saja yang mungkin terjadi di lingkungan
pabrik pupuk sriwijaya, kecuali ?
a. Dermatitis kontak
b. Pneumokoniosis
c. Keracunan amoniak
d. Diare
e. Kerusakan kulit
Jawaban : D. Diare
a. Debu pupuk
b. Gas amoniak
c. Penyakit menular
d. Kekurangan gizi
e. Merokok
e. Mengawetkan pupuk
c. Mengurangi produksi
d. Meningkatkan kewaspadaan
a. Gesekan
b. Lingkungan
c. Bakteri
d. Tekanan
e. Jamur
a. Arsen
b. Petroleum
c. Pemutih
d. Krom
e. pewarna
Apa tujuan latihan biomekanika tubuh bagi pekerja dan dampak bila tidak
dilakukan bagi kesehatan pekerja?
Jawaban:
- Pada prinsipnya latihan biomekanika tubuh ini dilakukan pada saat penerimaan
pekerja baru. Tujuan dari latihan ini adalah untuk menjelaskan komponen system
musculoskeletal tubuh dan interaksinya, mensimulasikan kondisi bahaya dari
melakukan pekerjaan, memperkirakan resiko yang mungkin muncul dari pekerjaan
yangg akan dilakukan dan untuk kesehatan pekerja sendiri yaitu meminimalkan
keluhan pada sistem kerangka otot.
- Dampak bila tidak latihan atau memahami biomekanika tubuh bagi kesehatan
pekerja yaitu musculoskeletal disorder yang diakibatkan kelelahan dan keletihan
terus menerus karena waktu yang lama dari beban otot yang terus menerus pada
posisi tubuh yang statis. Seperti pada SPG dapat menyebabkan resiko gangguan
musculoskeletal nyeri pinggang (low back pain). Pada SPG diwajibkan untuk
memakai high heels < 5cm. Pemakaian high heels dengan posisi tubuh berdiri
selama kurang lebih dari 7 jam akan menyebabkan posisi anatomi tulang belakang
SPG menjadi tidak normal dan membuat otot pada daerah punggung cedera.
Memakai sepatu dengan hak yang lebih tinggi dari 5 cm saat bekerja membuat kaki
SPG terus- menerus plantar fleksi sehingga posisi anatomi tulang belakang
berubah, artinya punggung akan terus menerus hiperekstensi untuk menjaga
keseimbangan, sehingga otot yang berada pada punggung bagian bawah dalam
keadaan tegang. Peningkatan ketegangan serabut otot dalam waktu yang lama dapat
menimbulkan nyeri pada daerah pinggang pada SPG.
Sumber referensi : Harrianto, R.(2009). Buku ajar kesehatan kerja. Jakarta: EGC.
Isnanin, M.(2013). Hubungan antara tinggi hak sepatu dan indeks massa
tubuh dengan keluhan nyeri punggung bawah pada SPG ramayana
Salatiga. Jurnal kesehatan masyarakat 2013, 2.
Selain faktor berdiri lama, apakah ada faktor lain yang bisa mempengaruhi
terjadinya varices vena? Dan apakah ada cara yang bisa dilakukan untuk melakukan
pencegahan terjadinya varices?
Jawaban :
1. Riwayat Keluarga
Ditunjukkan dengan terjadinya penyakit yang sama pada beberapa anggota
keluarga.
2. Usia
Seiring bertambahnya usia insiden Varices Venaakan meningkat. Dinding vena
menjadi lemah karena lamina elastis menjadi tipis dan atrofik bersama dengan
adanya degenerasi otot polos. Disamping itu akan terdapat atrofi otot betis sehingga
tonus otot menurun.
3. Overwheight/obesitas
Resiko terkena Varices vana lebih tinggi pada seseorang dengan BMI (Body
Mass Index) yang tinggi dibanding seseorang dengan usia yang sama dengan berat
badan sesuai.
4. Multiparitas kehamilan
Pengaruh hormonal, peningkatan volume darah, dan obstruksi akibat
pembesaran uterus merupakan penyebab Varices vena pada kehamilan. Beberapa
penelitian mendapatkan bahwa terjadi prevalensi varics vena yang lebih tinggi
pada penderita dengan kehamilan lebih dari dua kali.
5. Merokok
Pada perokok, modifikasi kimia diduga terjadi pada endothelium vena.
Modifikasi ini dapat menyebabkan peningkatan tonisitas vasomotor dan proliferasi
otot polos. Reaksi ini bisa menjelaskan perubahan dalam dinding vena yang
menyebabkan terjadinya Varice vena.
6. Konsumsi alkohol
Pada studi kasus yang dilakukan di Perancis, penyalahgunaan alkohol
mengindikasikan risiko yang lebih tinggi insufisiensi vena tungkai bawah. Alkohol
menyebabkan vasodilatasi segera dan penurunan tekanan darah yang diikuti oleh
rebound elevasi tekanan darah.
Pada penyakit nyeri sendi pergelangan tangan dapat di atasi hanya dengan
mengistirahatkan tangan. Bagaimana cara mencegah nyeri tersebut?
Cara mencegah yang pertama yaitu dengan senam tangan dan jari.
Cara mencegah yang kedua adalah tidak melakukan tugas yang berulang secara
terus menerus tanpa mengistirahatkan tangan.
Sumber referensi : Toselli, L.(2008). Panduan lengkap manikur dan pedikur. Jakarta:
Gramedia Pustaka utama.
Jawaban :
a. Angkat bahu
Gerakan pertama yang harus anda lakukan adalah mengangkat kedua bahu. Sambil
menarik napas, angkatlah bahu sampai mendekati telinga selama kurang lebih 3
detik. Setelah itu buanglah napa sambil menjatuhkan bahu. Ulangi hal ini sebanyak
5 kali.
b. Miringkan kepala
Secara perlahan, miringkan kepala ke arah kanan. Jatuhkan telinga kanan ke arah
bahu kanan. Apabila sudah mencapai titik maksimal, lakukan gerakan yang sama di
sisi berikutnya (kiri). Ulangi gerakan ini masing-masing 5 kali, namun tidak perlu
lama-lama.
c. Regangkan dada
d. Mengangguk
Tundukkan dagu ke dada secara perlahan selama kurang lebih 3 detik. Pastikan
hanya leher yang bergerak, jangan libatkan punggung bagian atas. Setelah itu
tegakkan lagi kepala, kemudian dongakkan sampai otot-otot di area kerongkongan
tertari. Lakukan hal ini hingga 5 kali, namun tidak perlu lama-lama.
e. Pijat sendiri
Langkah terakhir yang bisa anda lakukan adalah memijat sendiri bahu anda.
Letakkan tangan kiri di bahu kanan, kemudian miringkan kepala anda ke kiri. Pijat
bahu secara ringan di titik-titik yang terasa pegal, lakukan secara perlahan. Jika
sudah nyaman, ulangi gerakan ini pada sisi yang lain.
Jawaban :
Pengaruh stretching terhadap nyeri punggung bawah (Sumaryanti, 2005) antara lain
:
Jawaban :
Cacat tetap sebagian adalah cacat yang keadaannya menetap untuk selama-lamanya
yang secara langsung atau tidak langsung mengaki-batkan berkurangnya
kemampuan untuk menjalankan pekerjaan. Adapun yang disebut cacat tetap total
adalah cacat yang keadaannya menetap untuk selama-lamanya yang secara
langsung atau tidak langsung dapat mengakibatkan hilangnya secara total
kemampuan untuk menjalankan pekerjaan.
Dari narasumber yang sempat kami wawancarai yang bekerja di pabrik karet X
mengatakan bahwa salah satu penyakit akibat kerja yang sangat sering diderita
pegawai pabrik karet X Kertapati terutama yang berkaitan langsung dengan mesin
penggiling karet adalah cacat anatomis seperti jari buntung, tangan buntung.
Jawaban :
Prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam melakukan mekanik tubuh agar tidak
menimbulkan cedera, antara lain:
a. Gunakan otot yang terpanjang dan terkuat pada waktu mengangkat atau
mendorong beban.
b. Gunakan sabuk serta sekat rongga tubuh untuk memperkokoh bagian panggul
pindahkan.
d. Gunakan berat badan sebagai kekuatan menarik atau mendorong dengan cara
diperluan.
f. Tempatkan kaki-kaki secara berjauhan untuk memperoleh dasar penopang yang
lebar bilamana diperlukan kestabilan tubuh yang lebih besar. Tekuk lutut san
berat melakukan peregangan atau strech dengan cara letakkan tangan di bagian
punggung bawah dan tarik punggung ke arah belakang lakukan strech sebelum
dan setelah mengangkat barang yang berat. Dan jika mengalami nyeri di bagian
punggung berikan kompres es untuk mengurangi nyeri pada punggung dan tidur
(APD) seperti apa yang sesuai untuk pekerja di pabrik pengolahan amonia?
Jawaban :
DAMPAK PEMAPARAN AMONIAK TERHADAP MANUSIA.
Batasan amoniak terhadap kesehatan adalah sbb :
pengantongan pupuk urea dan kerjasama apa yang dapat dilakukan perawat untuk
perusahaan?
Jawaban :
mekanisme terjadinya pneumokinosis yaitu kita ketahui bahwa proses
pembuatan urea dibuat dari bahan baku gas CO2 dan liquid NH3 yang disupply
dari pabrika ammonia. yang melaiui 6 tahap dalam tahap tersebut urea akan
pengantongan pupuk urea debu urea bertebaran dan dari hasil pengamatan ada
pekerja yang tidak memakai APD.debu urea dan gas yg di hasilkan tersebut
merupakan bahan kimia yang iritan terhadap pernafasan awal nya masing
masing pegawai memiliki daya tahan tubuh yg berbeda kemudian terpapar zak
urea dan zat kimia lain nya kemudian terjadi alveolitis alergik dan damapk parah
yang dapat dilakukan perawat yaitu kita sebagai perawat di perusahan tersebut
dilengkapi data data yang falid seperti kita harus mengumpulkan dan
melaporkan bahawa dari data kunjungan poli klinik di PT.Pusri yang paling
urea, dan dari data poliklinik juga di temukan bahwa penyakit saluran
kita ikuti dengan saran sesuai ranah kerja perawat yaitu mulai dari pencegahan
karyawan di sarankan untuk tidak menerima karyawan yang merokok karena hal
memiliki paru yang baik dan terpapar zat organic untuk di hirup melalui
pernafasan maka hal orang tersebut rentan terserang penyakit dan akan
agar tidak terhirup pekerja yaitu masker type N95. Pencegahan sekunder yaitu,
kerja seharus nya lebih menertibkan lagi pekerja untuk memakai APD sesuai