Anda di halaman 1dari 26

REAKTOR ALIR PIPA

TEKNIK REAKSI KIMIA 2

Disusun oleh :
Desi Permatasari (3335141349)
Herlina Rahma O. (3335140243)
Zakiah Nuranisa (3335140297)

REACTOR PLUG FLOW


Adalah suatu alat yang digunakan
untuk

mereaksikan

suatu

reaktan

dalam hal ini fluida dan mengubahnya


menjadi

produk

mengalirkan
pipa

fluida

dengan

tersebut dalam

secara

(continuous).

cara

berkelanjutan

Biasanya

reaktor

ini

dipakai untuk mempelajari berbagai


proses kimia
perubahan

yang penting seperti

kimia

senyawa,

reaksi

Ciri ciri utama RAP


1. Pola aliran adalah PF, dan RAP adalah vessel tertutup
2. Kecepatan aliran volumetric dapat bervariasi secara kontinyu ke arah
aliran sebab perubahan densitas
3. Setiap elemen fluida mrp sistem tertutup (dibandingkan RATB) ; yaitu
tidak ada pencampuran ke arah axial, meskipun terjadi pencampuran
sempurna searah radial (dalam vessel silinder)
4. Sebagai konsequensi dari (3) sifat2 fluida dapat berubah secara
kontinyu ke arah radial, tapi konstan secara radial (pada posisi axial
tertentu)
5. Setiap elemen fluida mempunyai residence time yang sama seperti

Kegunaan RAP
Model RAP sering digunakan untuk sebuah reaktor yang mana
sistem reaksi (gas atau cair) mengalir pada kecepatan relative
tinggi (Re>>, sampai mendekati PF) melalui suatu vessel
kosong atau vessel yang berisi katalis padat yang di packed
Disini tidak ada peralatan seperti pengaduk untuk menghasilkan
backmixing
Reaktor dapat digunakan dalam operasi skala besar untuk
produksi komersial, atau di laboratorium atau operasi skala pilot
untuk mendapatkan data perancangan

APLIKASI
Reaksi Skala Besar
Reaksi Cepat
Reaksi homogen
Reaksi heterogen
Produksi terus-menerus
Reaksi pada Suhu Tinggi

Keuntungan

Tingkat perubahannnya besar


dalam setiap volumenya

Kerugian

temperaturnya

Bekerja dalam periode waktu


yang cukup lama tanpa

Tingginya temperature yang


tidak diinginkan dapat
terjadi

Proses pemberhentian dan


pembersihannya mahal

tenaga kerja sehingga upah


produksi rendah
Perpindahan kalornya baik
sekali
Operasinya terus-menerus

Sulit mengontrol

Ilustrasi contoh RAP skematik

Persamaan

Neraca Massa

perancangan untuk RAP

Tinjau reaksi :
Neraca Massa : .................. (1)
Untuk mendapatkan volume :
........ (2)
Pes. 2 dinyatakan dalam space time
...........(3)
Karena

Bila

pers (1) dituliskan kembali dalam gradient terhadap

perubahan posisi x dalam RAP, asumsi reaktor berbentuk silinder


dengan jari-jari R. volume reaktor dari pemasukan sampai posisi x
adalah

Substitusi dV ke pers. (1) di peroleh


... (4)

Gambar 2. interpretasi per (2) atau (3) secara grafik

Neraca Energi
Pengembangan neraca energi untuk RAP, kita
pertimbangkan hanya operasi keadaan tunak, jadi
kecepatan akumulasi diabaikan.
Kecepatan entalpi masuk dan keluar oleh (1) aliran, (2)
transfer panas, (3) reaksi mungkin dikembangkan atas
dasar diferensial control volume dV.


1) Kecepatan

entalpi masuk oleh aliran kecepatan keluar oleh aliran

2) Kecepatan transfer panas ke (atau dari) control volume

Dengan U adalah koefisien perpindahan panas keseluruhan, adalah


temperature sekitar diluar pipa pada titik tinjuan, dan dAadalah
perubahan luas bidang transfer panas.


3) Kecepatan

entalpi masuk/terbentuk (atau keluar/terserap) oleh

reaksi

Jadi, persamaan neraca energy keseluruhan (1), (2), dan (3)


menjadi :
.(5)

Persaan diatas mungkin lebih sesuai ditransformasi ke


hubungan T dan ,
karena

Dan

. (7)

Dengan D adalah diameter pipa atau vessel, substitusi persmaan


(6) dke (7) :
(8)
Jika digunakan persamaan (1) dan (8) untuk mengeliminasi dV dan
dAp dari persamaan (5), didapatkan :
(9)

Persamaan

(5) dapat ditransformasi ke temperature

sebagai fungsi x (panjang reactor), gunakan persamaan


(6) dan (7) untuk eliminasi dAp dan dV
(10)
Untuk kondisi adiabatic persamaan (9) dan (10) dapat
disederhanakan dengan menghapus term U

Neraca Momentum

Sebagai

Rule of Thumb, untuk fluida kompresibel, jika perbedaan

tekanan antara pemasukan dan pengeluaran lebih besar dari 10


sampai 15%, perubahan tekanan seperti ini mempengari konversi,
dan harus dipertimbangkan jika merancang reactor.
Dalam situasi ini, perubahan tekanan dsepanjang reactor harus
ditentukan secara simultas dengan perubahan fA dan perubahan T
Dapat ditentukan dengan persamaan Fanning atau Darcy untuk aliran
dalam pipa silinder dapat digunanakan :
(11)

Dimana,

P adalah tekanan, x adalah posisi axial dalam reactor,

adalah densitas fluida, u adalah kecepatan linier, f adalah factor friksi


Fanning, D adalah diameter reactor, dan q adalah laju alir
volumetrik; , u, dan q dapat bervariasi dengan posisi.
Nilai f dapat ditentukan melalui grafik untuk pipa smooth atau dari
korelasi.
Korelasi yang digunakan untuk aliran turbulen dalam pipa smooth dan
untuk bilangan Re antara 3000 dan 3000000

Example 15.6
Consider the gas-phase decomposition of ethane
(A) to ethylene at 750C and 101 kPa (assume
both constant) in a PFR. If the reaction is firstorder with kA = 0.534/s (Froment and Bischoff,
1990, p. 351), and t = 1 s, calculate xA. For
comparison, repeat the calculation on the
assumption that density is constant. (In both
cases, assume the reaction is irreversible).

Answer:
Reaksi:
C H (A)

2

C2H4 (B) + H2

(C)

Kondisi operasi: Isotermal &


Isobarik

V = FA0

T = 750 oC

FA0 = CA0 q0

P = 101 kPa
kA = 0.534/s
t=1s
xA? = tidak konstan

V = CA0 q0
V/q0 = CA0

t = V/q0

xA? = konstan
t = CA0

Neraca Massa:
- =0
=
dV = FA0

(-rA) = kA CA = kA FA/q = kA FA0


(1-xA)/q

t = CA0

= CA0

t=
q = q0 (1+xA)

= uv -

u = 1+xA

dv =

du = dxA

v=

v = -ln (1-xA)
= (1+xA) (-ln (1-xA)) = (-1xA) ln (1-xA) + (xA-1) ln (1-xA)
xA

t=
t=
kA t =

= -2 ln (1-xA) xA

kA t = -2 ln (1-xA) xA
(0.534/s) (1 s) = -2 ln (1-xA) xA
0.534 = -2 ln (1-xA) xA
Dari hasil solver/trial & error, diperoleh
nilai xA = 0.361 untuk = tidak
konstan.


= konstan, harga q
Untuk
= q0. Maka:
t=

t=
kA t =
kA t = -ln (1-xA)
(0.534/s) (1 s) = -ln (1-xA)
-0.534 = ln (1-xA)
(1-xA) = e^(-0.534)
(1-xA) = 0.5863
-xA = 0.5863 1
xA = 0.414

Example 15.7
A gas-phase reaction between butadiene (A) and ethene (B)
is conducted in a PFR, producing cyclohexene (C). The feed
contains equimolar amounts of each reactant at 525C (T0)
and a total pressure of 101 kPa. The enthalpy of reaction is
- 115 kJ(mol A)-, and the reaction is first-order with
respect to each reactant, with kA = 32,000 e^(-13,850/T)
m3/mol s. Assuming the process is adiabatic and
isobaric, determine the space time required for 25%
conversion of butadiene.
Data: CPA = 150 J/mol K; CPB = 80 J/mol K; CPC = 250 J/mol K

Answer
Reaksi:
C4H6 (A) + C2H4 (B)
C6H10 (C)
Kondisi operasi: Nonisotermal &
Isobarik
Adiabatik (Q=0)

dV = FA0
V = FA0
FA0 = CA0 q0

T = 525 oC = 798 K
P = 101 kPa

V = CA0 q0

HrA = -115000 J/mol

V/q0 = CA0

kA = 32000 e^(-13850/T) m^3/mol.s

t = V/q0

xA = 0.25
CPA = 150 J/mol K
CPB = 80 J/mol K

t = CA0

CPC = 250 J/mol K


A:B = 1:1

CA = CB

t? = tidak konstan

(-rA) = kA CA2 = kA (FA/q )2 = kA FA02 (1xA)2/q2

t= CA0

=
=
q2 = q02 (1-0.5xA)2 T2/T02
t=

CA0 = = =
CA0 = =
CA0 = 7.6116 mol/m3

Neraca Energi: Q = 0
-m cp dT + U (Ts-T) + (-H) (-rA)

dV = 0
m cp dT = (-H) (-rA) dV

t=

m cp dT = (-H) (-rA) FA0


m cp dT = (-H) FA0 dxA
Ft CP dT = (-H) FA0 dxA

Ft
CP
= FA CPA + FB CPB + FC CPC
Ft CP = FA0 [(CPA + CPB) + xA (CPC
CPB CPA)

T = 798 + 115000

T = 798 + 115000
T = 798 + [ln (230 + 20 xA) ln (230)]

Integrasi persamaan:
Ft CP dT = (-H) FA0 dxA

T = 798 + 5750 [ln (230 + 20 xA)


5.4381]

Ft CP =

Ft CP (T-T0) =
T T0 =

t=

T = T0 +

y=
T = T0 +

t = (y1+2y2+2y3+.+yn)
T = T0 +

xA

T (K)

kA (m^3/mol.s)

y (s)

797.8810263

0.000925676

687729058.6

0.025

810.367459

0.001209533

556943583.9

0.05

822.8268355

0.001566791

455164076.3

0.075

835.2592728

0.002012885

375268179.3

0.1

847.6648871

0.002565728

312032541

0.125

860.0437939

0.003245974

261590873.2

0.15

872.396108

0.004077282

221056003.6

0.175

884.7219434

0.005086604

188253694.2

0.2

897.0214133

0.006304466

161533404.2

0.225

909.2946303

0.007765259

139632543.3

0.25

921.5417063

0.009507529

121578255.2

t (s)

15.86582829

Anda mungkin juga menyukai