BAB IV
4. 1 Delignifikasi
(a) (b)
Gambar 2. (a) Sampel sebelum delignifikasi (b) Sampel setelah
delignifikasi
23
24
hilang dan lepas sehingga didapatkan sampel selulosa yang akan digunakan
untuk proses sakarifikasi dan fermentasi.
Pada fermentasi ini pH awal yang digunakan yaitu pada 5 dan pada
suhu kamar berkisar 270C. Diharapkan dengan kondisi fermentasi ini kadar
etanol yang diperoleh tinggi. Hal ini karena keadaan lingkungan optimal
untuk fermentasi oleh Sacharomyces cereviseae adalah pada suhu 25-300C
dengan pH 4-5.
Pengamatan pada hasil fermentasi adalah sampel memilki aroma
seperti tape dan sedikit gelembung udara pada sampel. Aroma tape
ditimbulkan oleh senyawa hasil fermentasi, sedangkan gelembung udara
merupakan hasil samping berupa karbondioksida. Hasil fermentasi yang
didapatkan disaring guna memisahkan larutan hasil fermentasi dari sampel.
Hasil larutan fermentasi kemudian didestilasi hingga didapatkan campuran
antara air dan etanol. Pada saat proses destilasi, peneliti mengalirkan air es
pada kondensor menggunakan alat tambahan berupa pompa air yang biasa
digunakan di akuarium. Selain itu, peneliti juga menggunakan penampung
destilat yang dierndam dalam air es. Hal ini dimaksudkan untuk mempercepat
pengembunan uap etanol hasil destilasi dan mencegah destilat menguap
kembali.
berat jenis yang pertama kali dilakukan adalah pengukuran berat jenis
larutan standar etanol yang akan digunakan untuk membuat kurva standar
etanol. Larutan standar etanol yang dibuat adalah 1%, 5%, 10%, 15 %, 20%,
25%, 30%, 35%, 40%, 45% dan 50%. Pemilihan kadar larutan standar ini
didasarkan pada kemungkinan rentang keberadaan kadar etanol dalam larutan
sampel. Pembuatan larutan standar dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
mengencerkan larutan etanol yang kadarnya sudah diketahui, yaitu 96%
menggunakan aquadest. Pengenceran dilakukan dengan hati-hati sehingga
larutan standar yang didapatkan sesuai dengan yang diharapkan.
Data kadar larutan standar etanol dan berat jenisnya dari hasil
perhitungan dibuat dalam bentuk kurva standar etanol, disajikan pada gambar
dibawah ini :
1,01
Berat Jenis 𝒈𝒓/𝒎𝑳
1
0,99 y = -0,0014x + 1,0004
0,98 R² = 0,9999
0,97
0,96
0,95
0,94
0,93
0,92
0 10 20 30 40 50 60
Konsentrasi (%)
kuat (Hasan, 2001). Artinya, semakin besar kadar etanol dalam larutan, maka
berat je
larutan akan semakin kecil. Demikian sebaliknya, semakin kecil kadar etanol
dalam larutan, maka berat jenis larutan akan semakin besar. Hal ini karena
berat jenis etanol lebih kecil daripada berat jenis aquades. Sehingga, semakin
besar kadar etanol, yang berarti semakin banyak jumlah etanol di dalam
larutan, maka berat jenis larutan akan semakin kecil.
Pengukuran kadar larutan sampel etanol menggunakan metode berat
jenis dilakukan dengan prosedur yang sama dengan pengukuran pada larutan
standar etanol. Pengukuran berat sampel menggunakan neraca analitik
dilakukan sebanyak 3 sampel tiap perlakuan dan tiga kali penimbangan tiap
sampel. Perulangan ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil yang lebih
akurat. Kemudian dari berat jenis larutan sampel setiap perulangan
penimbangan, dicari kadar etanol dalam larutan sampel dengan cara
mengalurkan pada kurva standar menggunakan persamaan garis lurus dari
kurva standar, yaitu y = -0,0014x + 1,0004.
Dari Tabel 3 hasil fermentasi yang terbentuk tidak hanya etanol tetapi
juga asam-asam organik seperti asam asetat dan asam laktat sehingga pH
akhir menjadi lebih rendah. Selain itu etanol yang terbentuk diduga
35
BAB V
5. 1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan , dapat disimpulkan hal-
hal sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh waktu terhadap produksi etanol dari serabut kelapa pada
proses sakarifikasi dan fermentasi simultan 7 hari diperoleh kadar etanol
tertinggi yaitu 5,25%.
2. Terdapat pengaruh kadar Saccharomyces cerevisiae terhadap produksi etanol
dari serabut kelapa pada proses sakarifikasi dan fermentasi simultan, kadar
etanol semakin meningkat dari kadar 1%- 15% yaitu kadar etanol tertinggi
pada kadar Saccharomyces cerevisiae 15% yaitu 7,87% akan tetapi
mengalami penurunan pada kadar Saccharomyces cerevisiae 20%.
3. Kadar optimum Saccharomyces cerevisiae terhadap produksi etanol dari
serabut kelapapada proses sakarifikasi dan fermentasi simultan yaitu 15%
(b/b), kadar etanol yang terbentuk yaitu 7,87%.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan , maka dapat disarankan bahwa.
1. Penentuan waktu optimum dari proses sakarifikasi dan fermentasi ini
perlu divariasikan waktu sampai terbentuk kondisi optimum etanol yang
didapatkan untuk melihat pengaruh waktu yang optimal.
2. Berkaitan dengan proses fermentasi, sebaiknya dilakukan pembuatan
starter Saccharomycescerevisiaeagar dapat berkembang biak dengan baik
dan dapat maksimal mengubah glukosa menjadi etanol.
36
37
DAFTAR PUSTAKA
Stevens, Malcolm. Kimia Polimer. Terjemahan Iis Sopyan. 2007. Jakarta : PT. Perca
1
0,99
y = -0,0014x + 1,0004
0,98 R² = 0,9999
0,97
0,96
0,95
0,94
0,93
0,92
0 10 20 30 40 50 60
Konsentrasi (%)
44
Hasil Pengukuran Berat Sampel Dalam Piknometer (25 mL) Pengaruh kadar
Yeast Saccharomyces cerevisiae
Tabel Standar Deviasi (SD) Perhitungan Kadar Etanol dan Koefisien Varian
(KV)
Rumus :
Standar Deviasi : SD = -( )2
n-1
Pengaruh Waktu
No Treatment Kadar Rata-Rata Standar Deviasi Koefisien
(Perlakuan) Etanol (%) Kadar Etanol Varian (%)
(%)
A ( 3 hari ) 4,0
1 A’ ( 3 hari ) 4,021 4,014 4,014±0,012124 0,3
A’’(3 hari ) 4,021
B ( 4 hari ) 4,207
2 B’ (4 hari ) 4,40 4,285 4,285±0,101681 2,3
B’’(4 hari ) 4,248
C ( 5 hari ) 4,607
3 C’(5 hari ) 4,585 4,554 4,554±0,073002 1,6
C’’(5 hari) 4,471
D (6 hari ) 4,835
4 D’( 6 hari ) 4,985 4,849 4,849±0,130512 2,6
D’’(6 hari ) 4,725
E ( 7 hari ) 5,242
5 E’ ( 7 hari ) 5,264 5,259 5,259±0,015133 0,2
E’’ ( 7 hari ) 5,271
52
No Treatment pH akhir
A (1%) 3,38
1
A’ ( 1 % ) 3,45
A’’( 1 % ) 3,42
B (5%) 3,45
2 B’ (5 % ) 3,41
B’’(5 % ) 3,40
C ( 10 % ) 3,44
3 C’( 10 % ) 3,40
C’’10 %) 3,46
D (15 % ) 3,45
4 D’( 15 % ) 3,49
D’’(15 % ) 3,51
E ( 20 % ) 3,40
5 E’ ( 20 % ) 3,33
E’’ ( 20 % ) 3,46
54
Uji Statistik Anova One Way Pengaruh Waktu terhadap Kadar Etanol
Ho : A1=A2=A3=A4=A5
Ha : A1≠A2≠A3≠A4≠A5
∑ ∑
∑
( )
( )
( )
( )
6. F HITUNG
Ftabel = F(0,95)(4,10)
Ftabel = 3, 84
8. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan dan table distribusi F dengan taraf signifikansi
0,05 diperoleh hasil sebagai berikut:
F hitung ≥ F table
21,52 ≥ 3,84
Uji Statistik Anova One Way Pengaruh Waktu terhadap Kadar Etanol
Ho : A1=A2=A3=A4=A5
Ha : A1≠A2≠A3≠A4≠A5
∑ ∑
∑
( )
( )
58
( )
( )
6. F HITUNG
Ftabel = F(0,95)(4,10)
Ftabel = 3, 84
8. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan dan table distribusi F dengan taraf signifikansi
0,05 diperoleh hasil sebagai berikut:
F hitung ≥ F table
105,65≥ 3,84
RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Diri
1 Nama Feki Desfran Zely
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 NPM A1F010022
4 Tempat, Tanggal Lahir Bengkulu, 02 Januari 1992
5 Alamat Jl, Amalia 4 Dusun Besar Kota Bengkulu
6 Nomor HP 085758367851
7 E-Mail Feki_desfranz@ymail,com
8 Alamat asal (Orang tua) Jl, Amalia 4 Dusun Besar Kota Bengkulu