Anda di halaman 1dari 25

FITOFARMAKA

VI. KINA (CINCHONA LEDGERIANA LINN.)


Ulasan Umum

Kulit kayu Cinchona (Rubiaceae) mengandung kinin,


kuinidin, dan alkaloid yang digunakan sebagai anti
malaria.
Garam kinin memiliki rasa pahit alami dan juga
penggunannya pada pembuatan soft-drinks (minuman
ringan), sedangkan kuinidin sulfat telah diketahui
kegunaannya pada penyakit kardiak (jantung) seperti
fibrilasi atrial dan takikardia ventrikular.

Tanaman

Ada 65 spesies genus Cinchona, terdistribusi dari ketinggian


800 hingga 2800 m pada Pegunungan di Amerika Selatan.
Kulit kayu C.Ledgeriana, C.Officinalis, C.Calisaya, dan
C.Succirubra bersamaan dengan banyak sekali hibridanya
dipasarkan karena kandungan alkaloidnya yang tinggi.
C.ledgeriana Moens kandungan alkaloid pada tanaman pohon
ini terdapat pada kulit kayu akar, batang pohon dan batang
cabang adalah kinin. Hibrida (ledgeriana x succirubra)
menghasilkan pohon yang lebih tegap yang ditanam dibawah
kondisi pertumbuhan yang kurang disukai dan menjadi lebih
diminati meskipun dengan hasilnya yang lebih rendah.

Lanjutan...
C.officinalis Linn adalah pohon yang lemah mencapai
ketinggian 6 m, memiliki kandungan kinin pada bagian kulit
kayu akar, batang pohon, dan cabang.
C.succirubra Pavon beradaptasi pada range pertengahan (1200
hingga 200 m) untuk menahan kelembapan yang tinggi dan
kondisi kekeringan.Tanaman ini kaya akan alkaloid dan
memiliki kandungan kinidina tinggi tetapi kandungan kinin
rendah.
C.calisaya Wood lebih memilih ketinggian lebih rendah (400
hingga 1000 m), kelembapan yang tinggi dan tumbuh subur di
Indonesia.

Tanah dan iklim


Pohon kina lebih menyukai tanah yang dalam, irigasi baik, kaya
akan lempung hingga tanah asam (pH 4,5 hingga 6) pada
lereng landai.
Spesies ini tumbuh subur pada iklim sub-sedang hingga
lembab sedang, curah hujan tinggi (150 hingga 400 cm), dan
cuaca hangat dengan variasi minor pada temperatur
maksimum dan minimum selama periode pertumbuhan.
Tanaman ini menghindari kondisi terendam air dan pembekuan
yang dapat mematikan tanaman yang sedang tumbuh.

Preparasi (persiapan) lahan dan penanaman


Preparasi (persiapan) lahan
Lahan untuk penanaman harus disiapkan dengan baik 1 tahun kedepan dari
penanaman aktualnya.
Tanah ini diberi paparan sinar matahari dan semua gulma dihilangkan.
Tindakan pencegahan biasa seperti selokan, jembatan, dll dilakukan untuk
melindungi erosi tanah pada persiapan lahan.
Pohon yang teduh seperti pohon ek Silver (Grevillea robusta) dan Pangra
(Erythrina suberosa) ditanam pada jarak yang luas di lahan ini untuk
menyediakan naungan parsial pada pohon yang sedang tumbuh.

Penanaman
Metode biji/benih dan propagasi vegetatif seperti pemotongan
akar, lapisan cetakan, okulasi, celah perkuncupan, pelapisan
udara, dll digunakan untuk membiakan tanaman ini.
Sekitar 50 g benih disebar dari februari hingga April dengan
menyebar pada persemaian yang disiapkan dengan baik, diberi
banyak pupuk tergantung pada kondisi cuaca.
Persemaian dijaga kelembapannya dan diberi naungan. Benih
mulai melakukan germinasi pada 20 hingga 25 hari dan
semaian tumbuh 3 hingga 4 pasang daun dalam waktu 4
sampai 6 bulan, kemudian ditransplantasikan selama bulan
Juni kedalam polybag 30 x 12 cm. Tanah pada polybag diisi
dengan daun dan pasir dengan rasio 5:1.

Hama dan penyakit

Peredaman terjadi kadang kala pada persemaian


dan fungisida tembaga digunakan untuk
mengontrolnya. Pembusukan akar (Fomis
lamaysis), bintil akar, dan dieback (penyakit karena
cendawan) juga dilaporkan dari tanaman kina.
Insiden yang tinggi dari penyakit ini lebih
disebabkan karena kondisi terendam air.
Perbaikan pada kondisi drainase dan
penyemprotan campuran bordeaux membantu
mencegah kerusakan.

Pemanenan dan hasil


Tanaman disiangi pada usia 6 tahun saat 50% pohon dicabut dan dikuliti,
diulang pada usia 8 tahun dan terakhir sisa pohonnya dicabut diakhir umur 12
tahun. Dimanapun lahan yang digunakan untuk penanaman baru, pohon ini
dipotong 5 cm, untuk menghindari pemisahan ujungnya.
Ujung/pucuk ini beregenerasi kedalam beberapa tunas selama musim hujan
selanjutnya. Biasanya, dua tunas dipelihara untuk tumbuh sehingga memiliki
siklus pertumbuhan pohon lainnya pada lahan tersebut untuk 8 hingga 10
tahun.
Kulit kayu dihilangkan dengan mengelupas batang pada ketinggian 60 cm
dari tanah dan dikeringkan secara terbuka. Pengeringan ini mengurangi berat
60 hingga 70%.
Kulit kayu akar diambil dengan cara yang sama. Rata-rata menghasilkan 5
ton kulit kayu kering per hektar yang diperoleh dari penanaman tersebut. Kulit
kayu ini mengandung sekitar 30 alkaloid kimia, dimana kinin adalah yang
paling penting. kandungan ini menurun pada kulit kayu batang pohon dan
memiliki kandungan rendah pada cabang dan ranting

GINSENG (PANAX GINGSENG NEES.)


Ulasan umum

Akar ginseng (Araliaceae) pada dasarnya merupakan adaptogen yang


dilaporkan meningkatkan fungsi tubuh, digunakan sebagai tonik dan
digunakan untuk mengurangi depresi dan memperpanjang harapan usia.
Akarnya mengandung saponin (ginsengenin, stigmasterol, fitosterol,
sitosterol, glukosida, dan deukosterin) disamping juga mengandung pati,
resin, minyak volatil, panakuilon, getah, dan senyawa lainnya. Akar seperti
ini memiliki permintaan mendunia untuk digunakan pada makanan
kesehatan.

Tanaman

Merupakan tanaman dengan pertumbuhan yang lambat, tanaman herbal


yang tetap hijau mencapai tinggi 30 hingga 60 cm pada usia 5 tahun. Ini
memiliki akar tebal dan gemuk.
Tanaman ini memiliki tiga hingga lima senyawa palmat (palmately), daun
bertangkai, masing-masing lima lembar. Lembaran daun ini bentuknya
sederhana, oval hingga membujur, memiliki dimensi 15 x 8 cm, dengan
pinggiran bergerigi (serrated).
Pada tahun ketiga selama Juni dan Juli, tanaman memiliki 6 hingga 20
bunga putih kehijauan yang berbentuk melingkar. Ini membentuk palang
oval, berdiameter 1 cm, menjadi merah saat masak.
Biji segarnya tidak menghasilkan germinasi selama 12 hingga 18 bulan. Ini
harus dikeringkan tetapi dijaga untuk stratifikasi pada tanah lembab antara
lapisan pasir dan yang ditutupi dengan serbuk gergaji selama beberapa
bulan. Proses stratifikasi ini membuat embrio biji berkembang.

Tanah dan iklim


Ginseng diketahui berada pada hutan beriklim sedang teduh
berkayu, dingin, dan kaya jenis tanaman. Tanaman ini lebih
menyukai tanah dengan irigasi yang baik, asam (pH 5,5 hingga
6,5), sedikit berpasir-liat, kaya akan materi organik dan garam
abu (kalium karbonat). Walaupun menyukai tempat teduh,
tempat penanaman harus dihadapkan kearah timur laut untuk
mendapatkan paparan sinar matahari hangat.
Tumbuh subur pada lokasi yang menerima 80 hingga 110 cm
curah hujan dan lokasi ini ditutupi salju pada musim dingin.

Preparasi (persiapan) lahan dan penanaman

Biasanya, lahan hutan atau lahan yang ada dijaga untuk tidak ditanami selama 1 tahun yang
dipilih untuk pembiakan.
Lahan ini dibajak 6 hingga 8 kali dan disisir serta diberi paparan sinar matahari pada cuaca
kering.
kompos atau rumput hijau pada 50 hingga 80 ton/ha dicampur dengan tanah pada persiapan
lahan. Persemaian diberi pupuk yang banyak dan dihadapkan pada timur laut sehingga
mendapat paparan sinar matahari.
Lapisan paling atas persemaian ini dibuat dengan kuantitas sama dari pasir dan humus atau
sampah hutan. Biji yang distratfikasi disebar selama Oktober hingga November pada tempat
persemaian dengan jarak 10 hingga 12 cm. Germinasi sangatlah lambat dan memerlukan 2
hingga 4 bulan saat sekitar 30% biji mengalami germinasi.
Tempat persemaian digali dengan hati-hati dan ditanam pada tempat permanen dengan jarak
10 cm memiliki lebar 60 cm dan ketinggian 15 hingga 20 cm.

Lanjutan...

Transplantasi ini bisa dilakukan setiap saat antara Oktober hingga


November dan Maret hingga April, tetapi penanaman pada musim gugur
lebih disukai.
Tanaman ini disiangi setelah satu tahun untuk memelihara jaraknya 15
hingga 20 cm. Tanaman ini memunculkan daunnya tahunan dan daun yang
kering dihilangkan dari tanah.
Tanaman yang sedang tumbuh ini disediakan naungan teduh dengan
menumbuhkan pohon sistem atap berbuluh, yang mana 75% cahaya
terpangkas selama musim panas, tetapi ini membuat adanya sirkulasi udara
yang bebas.
Pada musim dingin, tempat persemaian ini harus ditutupi dengan 4 hingga 6
cm lapisan daun kering untuk melindungi akar menjadi beku dan mengalami
pembusukan. Penutupan dengan daun ini dihilangkan selama musim semi.

Pemupukan, irigasi, dan interkultur

Tanaman ini tidak diberi perlakuan dengan


pupuk anorganik. Tempat penyemaiannya
disediakan dengan pupuk kandang dari Mei
hingga Juli dan penanamannya diberi
kompos/rumput hijau tiga kali diantara Mei
hingga Juli dimasing-masing tahun.
Penyiangan dilakukan sebagaimana untuk
menjaga tanaman bebas dari gulma. Irigasi
disediakan dua kali sebulan.

Hama dan penyakit


Tikus dan binatang pengerat lainnya membahayakan
pertumbuhan tanaman dan memakan akarnya. Sejumlah besar
fungi (jamur) dilaporkan menyerang tanaman ginseng seperti
Alternaria panax, Collectorichum dematium, Phoma panacicola,
Phyllosisticta panax, Rumularia destructans, Verticillum, Alboatrum, Rhizactoria solani, dll. Pembiakan yang bersih
direkomendasikan untuk memelihara kesehatan tanaman untuk
mendapatkan hasil akar yang lebih banyak.

Beberapa nematoda juga telah diidentifikasi menyerang


ginseng seperti Aphelenchoides panax, Heterodera marionl,
Meloidodync sp, Caconema radicicola yang menyebabkan
buhul akar dan mengurangi hasil yang didapatkan.

Pemanenan dan hasil

Tanaman ini digali setelah 4 hingga 5 tahun setelah penanaman. Akarnya


digali secara hati-hati tanpa merusaknya. Penggalian dilakukan pada musim
kering dari Juli hingga Oktober.
Akar yang masak memiliki panjang 10 cm dan ketebalan 2,5 cm. Rata-rata 2
hingga 2,5 ton/ha akar kering yang dihasilkan. Akar yang telah digali tidak
boleh digosok tetapi disebar pada jaring luas pada temperatur 40 o hingga
44oC dalam ruang yang memiliki ventilasi baik selama beberapa hari dan
kemudian 35oC selama beberapa hari berikutnya.
memerlukan 10 hingga 15 hari untuk mengeringkan akar secara sempurna.
Produksi ini harus memperhatikan penampilannya untuk menguasai harga
pasar yang tinggi. Ini harus dilindungi dari pembusukan atau terlalu panas
yang menhancurkan warna, penampilan dan teksturnya.

BELLADONNA (ATROPA BELLADONNA LINN.)


Ulasan umum
Daun dan akar Atropa belladonna (Solanaceae) merupakan
obat penyakit neralgia dan nyeri otot, memiliki alkaloid tropan
dimana kandungan hiosikamin tinggi, sedangkan atropin dan
hiosin ada dengan jumlah yang sedikit. Akarnya digunakan
untuk penggunaan eksternal.
Alkaloid hiosikamin secara khusus diberikan sebagai agen praanastesi untuk memeriksa sekresi pada tenggorokan dan
pernapasan serta untuk melegakan kejang urat dan
melemaskan otot.

Tanaman

Atropa belladonna Linn adalah tanaman herbal kecil, perennial, bercabang yang
tumbuh yang beriklim sedang.
Daunnya berganti, bertangkai pendek, berbentuk lanceolate, memiliki dimensi 20
hingga 32 x 10 hingga 12 cm, memiliki bunga bentuk lonceng, berwarna ungu pada
dua hingga empat ketiak daun selama Juni hingga September. Buahnya bundar,
berry dengan biji banyak, yang masak pada pergantian musim gugur menjadi
berwarna keunguan hingga hitam. Akarnya panjang, tebal, dan runcing serta berada
dikedalaman tana 12 hingga 20 cm.
Spesies gabungannya, A.acuminata Royle ex.Lindley, terjadi di hutan dengan pohon
berdaun jarum (konifer) di Himalaya barat; ini memiliki kandungan alkaloid yang
sama dan dikenal sebagai substitusi lokalnya.
Tanaman belladonna masih harus ditanam selama 3 hingga 4 tahun, menghasilkan
dua atau empat pemanenan daun-daunan per tahun. Sejumlah kultivar A.belladonna
ditumbuhkan dibeberapa negara-negara Eropa dan diketahui menghasilkan daundaunan dan kandungan alkaloid tinggi.

Tanah dan Iklim

Tanaman belladonna tumbuh subur pada tanah


dengan irigasi baik, celah lempung dalam hingga
tanah liat-lempung, tanah asam, kaya akan humus.
Walaupun tanaman ini toleran dengan naungan
parsial, tetapi pertumbuhannya paling baik dibawah
kondisi cuaca cerah, panas, dan hangat dimana curah
hujan tinggi (160 cm) dan terdistribusi dengan baik
pada periode pertumbuhan. Kondisi tergenang air
(waterlogged) dan beku berbahaya bagi pertumbuhan
tanaman ini.

Preparasi (persiapan) lahan dan penanaman

Tanah harus dikerjakan dengan baik pada kedalaman 30 cm dengan mengulang


pembajakan dan penyisiran tanah hingga bongkahan tanah hancur. Tanah ini harus
ada dengan ukuran yang tepat dan diberikan sedikit gradien (kemiringan) untuk
drainase.
Penanaman bisa dilakukan dengan baik melalui benih/biji. Biji kecil, berwarna coklat
hingga hitam, Baik dengan penyebaran langsung di tanah atau menumbuhkannya di
kebun bibit dengan persemaian dan penanaman ulangnya di tanah dilakukan
kemudian. Sekitar 4 kg benih diperlukan untuk menumbuhkan tanaman yang cukup
di kebun pembibitan untuk penanaman 1 ha tanah.
Lapisan bijinya memiliki substannsi larut air yang menginhibisi germinasi dan harus
dihilangkan dengan membasuh biji pada air mengalir selama beberapa jam.
Perlakuan benih dengan etil alkohol selama 3 jam, diikuti dengan dibasuh pada air
mengalir meningkatkan germinasinya. Biji yang diperlukan untuk penyebaran
langsung sekitar 20 kg/ha.

Lanjutan...
Benih ini bisa diberi perlakuan dengan Captan atau Agrasan 4
g/kg dan disebar pada tanah atau kebun bibit persemaian yang
telah dipersiapkan dengan baik pada pertengahan musim gugur
atau pada awal musim semi.
Germinasi muncul dari 10 hingga 21 hari, tergantung pada
temperatur tanah dan muncul hingga 40 sampai 50% pada 30
hari berikutnya.
Penyemaian tumbuh menjadi dua hingga tiga daun pada periode
tiga bulan saat tanaman ini bisa ditanam di tanah 60 x 45 atau 60
x 60 pada permulaan hujan musim panas (Juni hingga Juli).
Penanaman batas (ridge planting) direkomendasikan untuk lahan
yang memiliki curah hujan tinggi.

Pemupukan, irigasi, dan interkultur

Tanaman ini membutuhkan nutrisi yang


banyak.
Tergantung pada status kesuburan tanahnya
Tanaman ini diberi irigasi pada interval 10
hingga 15 hari pada cuaca kering dengan dua
hingga tiga penyiangan dengan cangkul pada
usia 1 tahun.

Hama dan Penyakit


Ulat tanah (cutworms/Agrotis flammantara) menyerang penyemaian
pada kebun pembibitan dan tanaman muda di tanah. Perlakuan
tanah dengan Aldrin melindungi pertumbuhan tanaman.
Kerusakan (Pythium spp.) seringkali dilaporkan. Ini dikontrol dengan
menyemprotkan larutan kloropikrin (0,2%). Pembusukan akar
(Fusarium spp.) adalah penyakit umum lainnya dimana air
mengalami stagnansi selama beberapa saat pada tanah. Ini sulit
untuk dihilangkan seutuhnya, tetapi dengan memperbaiki drainase
dan kondisi tanah yang lebih kering akan meminimalisir intensitas
terjadinya.
Tanaman yang terinfeksi harus dicabut dan dibakar serta memeriksa
tanah akan adanya penyebaran penyakit lainnya.

Pemanenan dan hasil


Panenan daun-daunnya memiliki kandungan alkaloid maksimum pada tahap pembungaan awal
dan berkurang secara progresif seperti halnya berada pada titik terendah saat buahnya masak
dimusim gugur.
Dua atau empat belukar dari daunnya diambil dari tahun ke-2 pada interval yang pendek.
Tanaman ini diambil daunnya pada tinggi 20 hingga 25 diatas tanah pada cuaca panas tetapi
panen pada musim gugur akan memotong pada daun yang tingginya mendekati 4 hingga 6 cm
diatas tanah.
Bahan yang dipanen ini dikeringkan dengan cepat dengan menyebar diatas tanah dan terkena
sinar matahari selama 2 hingga 3 hari dan diaduk secara berkala sehingga akan memelihara
warna hijaunya.
Tangkai daun dihilangkan setelah hasil panen ini kering sepenuhnya. Akar digali setelah
tanaman berusia 3 hingga 4 tahun di musim gugur. Akar berdaging dewasa dipotong menjadi
bagian kecil-kecil dan dikeringkan dibawah sinar matahari.
Pengeringan dengan tiupan udara panas 40oC memastikan kualitas hasil ini. Panenan daun
dan akar segar ini kehilangan 80 dan 70% beratnya selama pengeringan. Hasil panenan sekitar
1 ton/ha per tahun dan 3 hingga 4 kuintal/ha akar kering diakhir musim. Ini mengandung
minimal 0,3 dan 0,4% total alkaloid pada daun dan akar, dihitung sebagai hiosikamin. Hasil
kering harus dikemas pada karung polythene dan disimpan di gudang dengan dengan ventilasi
yang baik.

Anda mungkin juga menyukai