Anda di halaman 1dari 18

BAB II

PELESTARIAN
LINGKUNGAN

LINGKUNGAN DAN
PERMASALAHANNYA

Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada

di sekitar manusia serta mempengaruhi kehidupan


manusia baik secara langsung maupun tidak
langsung baik biotik maupun abiotik.
Lingkungan biotik adalah lingkungan yang hidup,
misalnya tanah, pepohonan, dan para tetangga.
Sedangkan lingkungan abiotik mencakup benda
-benda tidak hidup seperti rumah, gedung, dan
batu, air, udara, dan sebagain ya.
Lingkungan biotik dan abiotik tersebut harus
berjalan secara seimbang agar menciptakan
kehidupan yang baik dan berkelanjutan.

Kerusakan

lingkungan
yang
disebabkan oleh peristiwa alam
dampaknya tidak seluas dari
kerusakan yang disebabkan oleh
ulah manusia.
Dampak yang diakibatkan oleh
peristiwa alam biasanya bersifat
lokal dan tidak terjadi sekala
luas. Namun kerusakan yang
disebabkan oleh ulah manusia
lebih berdampak luas.

Perubahan

ekosistem lingkungan yang


paling utama disebabkan oleh perilaku
masyarakat yang kurang baik
dalam
pemanfaatan sumber-sumber daya dalam
rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal
inilah yang menyebabkan adanya perubahan
ekosistem.
Perubahan ekosistem suatu lingkungan
terjadi
dengan
adanya
kegiatan
masyarakat seperti pemanfaatan lahan yang
dijadikan sebagai daerah pertanian sehingga
dapat mengurangi luas lahan lainnya.

Kerusakan ekosistem membawa dampak bukan hanya

pada keanekaragaman terhadap flora dan fauna juga


dapat mmbawa pengaruh lain terhadap masyarakat itu
sendiri seperti longsor, banjir dan erosi.
Kerusakan lingkungan bisa disebabkan oleh

sampah.
Sampah yang
semakin
banyak dapat menimbulkan
penguapan sungai dan kehabisan zat asam yang sangat
dibutuhkan bagi mikroorganisme yang hidup di sungai.

Serta dapat pula disebabkan dari pembuangan limbah

cair dari kapal dan pemanfaatan terhadap penggunaan


air panas yang dapat menimbulkan laut menjadi
tercemar.

Upaya untuk menanggulangi masalah kerusakan

yang terjadi pada lingkungan perlu diadakan


konservasi.
Konservasi dapat diartikan sebagai upaya untuk
memelihara lingkungan mulai dari lingkungan
keluarga, masyarakat sampai bangsa.
Pengelolaan sumber daya alam merupakan
usaha secara sadar dengan cara menggali
sumber daya alam, tetapi tidak merusak sumber
daya
alam
lainnya
sehingga
dalam
penggunaannya
harus
memperhatikan
pemeliharaan dan perbaikan kualitas dari
sumber daya alam tersebut.

CARA MENGATASI KERUSAKAN

LINGKUNGAN
1)Menerapkan penggunaan teknologi yang ramah

lingkungan pada pengelolaan sumber daya alam


baik yang dapat maupun yang tidak dapat
diperbaharui
dengan memperhatikan daya
dukung dan daya tampungnya.
2)Untuk menghindari terjadinya pencemaran
lingkungan dan kerusakan sumber daya alam
maka diperlukan penegakan hokum secara adil
dan konsisten.
3)Memberikan
kewenangan
dan
tanggung
jawab secara bertahap terhadap pengelolaan
sumber daya alam dan lingkungan hidup.

4) Pengelolaan
sumber daya
alam dan
lingkungan
hidup secara
bertahap dapat dilakukan dengan cara membudayakan
masyarakat dan
kekuatan ekonomi.
5) Untuk mengetahui keberhasilan dari pengelolaan
sumber daya
alam dan lingkungan hidup dengan penggunaan
indikator harus
diterapkan secara efektif.
6) Penetapan konservasi yang baru dengan
memelihara
keragaman
konservasi yang sudah ada sebelumnya.
7) Mengikutsertakan
masyarakat dalam rangka
menanggulangi
permasalahan lingkungan global.

PEMBANGUNAN
BERWAWASAN LINGKUNGAN

Upaya peningkatan kualitas manusia secara


bertahap
dengan
memperhatikan
faktor
lingkungan.
Pada
prosesnya,
pembangunan
ini
mengoptimalkan manfaat sumber daya al am,
sumber daya manusia, dan ilmu pengetahuan
dengan menserasikan ketiga komponen tersebut
sehingga dapat berkesinambungan.
Dalam
memanfaatkan
lingkungan
sebagai
penopang
pembangunan
harus
pula
memperhitungkan
keterbatasannya,
sehingga
tidak boleh serakah agar tidak habis pada saat ini.

Hal-hal penting dalam pelaksanaan


pembangunan berwawasan lingkungan
antara lain sebagai berikut:
1)Proses

pembangunan
hendaknya
berlangsung
terusmenerus dengan ditopang kualitas lingkungan dan manusia
yang berkembang secara berkelanjutan.
2)Pembangunan
yang
dilakukan
memungkinkan
meningkatkan
kesejahteraan generasi sekarang tanpa
mengurangi kesejahteraan generasi yang akan dating.
3)Lingkungan hidup memiliki keterbaasan sehingga dalam
pemanfaatannya
akan mengalami pengurangan dan
penyempitan.
4)Semakin baik kualitas lingkungan maka semakin baik pula
pengaruhnya terhadap kualitas hidup yang tercermin antara
lain pada meningkatnya usia harapan hidup dan menurunnya
tingkat kematian.
5)Penggunaan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui,
dilakukan sehemat mungkin dan dicari sumber daya
alternatif
lainnya
sehingga
dapat
digunakan selama
mungkin.

Karakteristik Pembangunan
Berwawasan Lingkungan dan
Pembangunan Berkelanjutan:
1) Menggunakan pendekatan integrative
Dengan menggunakan pendekatan integratif maka
keterkaitan yang kompleks antara manusia dengan
lingkungan dapat dimungkinkan untuk masa kini dan masa
yang akan datang.

2)
Menggunakan
panjang

pandangan

jangka

Pandangan jangka panjang dapat digunakan untuk


merencanakan pengelolaan dan pemanfaatan sumb er
daya yang mendukung pembangunan agar secara
berkelanjutan dapat dimanfaatkan.

3) Menjamin pemerataan dan keadilan


Strategi pembangunan yang berwawasan lingkungan
dilandasi oleh pemerataan distribusi lahan dan faktor
produksi, pemerataan kesempatan perempuan, dan
pemerataan ekonomi untuk kesejahteraan.

4) Menghargai keanekaragaman hayati


Keanekaragaman hayati merupakan dasar bagi
tatanan lingkungan. Pemeliharaan keanekaragaman
hayati memiliki kepastian bahwa sumber daya alam
selalu tersedia secara berlanjut u ntuk masa kini dan
masa yang akan datang.

Keanekaragaman hayati atau


biodiversitas (biological
divercity)
adalah berbagai macam variasi
bentuk, penampilan, jumlah, dan
sifat yang tampak pada berbagai
tingkatan persekutuaan mahluk
hidup yang meliputi tingkatan
ekoistem, tingkatan jenis (spesies),
dan keanekaragaman ekosistem.

1) Menjamin kelestarian fungsi ekosistem

sebagai penyangga kehidupan.


TUJUAN KONSERVASI
2) Mencegah terjadinya kepunahan spesies
yang disebabkan oleh kerusakan habitat
KEANEKARAGAMAN
dan pemanfaatan (termasuk
HAYATI
perdagangan) yang tidak terkendali.
3) Menyediakan sumber plasma nutfah
untuk mendukung pengembangan dan
budidaya kultivar-kultivar tanaman
pangan, obat-obatan, maupun hewan
ternak.

Menurut IUCN terdapat beberapa kriteria


mengenai kriteria risiko kepunahan suatu
takson di level spesies dan di bawahnya:
1) Punah (ExtinctEX)

Sebuah takson dinyatakan punah apabila tidak terdapat


keraguan bahwa individu terakhir telah mati. Pernyataan
punahnya sebuah takson perlu didasari dengan survei
intensif di habitat yang telah diketahui pada kondisi,
musim, dan siklus hidup yang tepat.
2) Punah di Alam Liar (Extinct in the WildEW)

Sebuah takson dinyatakan punah di alam liar apabila


individu yang bertahan hidup hanya ditemukan di
penangkaran atau fasilitas konservasi. Pernyataan
punahnya seuatu takson di alam bebas perlu didasari
hasil survei di habitat yang diketahui dengan
memperhatikan musim dan siklus hidup takson

3) Bahaya Kritis (Critically Endangered

CR)
Sebuah takson dikatakan dalam bahaya kritis apabila
dalam proses evaluasi ditemukan bahwa takson
tersebut memenuhi kriteria A sampai E untuk
critically endangered (lihat dari link acuan, panjang
banget soalnya)

4) Bahaya (EndangeredEN)
Sebuah takson dikatakan dalam bahaya apabila
dalam proses evaluasi ditemukan bahwa takson
tersebut memenuhi kriteria A sampai E untuk
endangered (lihat darilink acuan, panjang banget
soalnya)

5) Rentan (VulnerableVU)
Sebuah takson dikatakan rentan apabila dalam
proses evaluasi di temukan bahwa takson tersebut
memenuhi kriteria A sampai E untuk vulnerable
(lihat dari link acuan, panjang banget soalnya)

6) Menuju Terancam (Near threatened


NT)
Sebuah takson dinyatakan menuju terancam
apabila telah dievaluasi berdasarkan kriteria dan
tidak sampai masuk dalam kategori bahaya kritis,
bahaya, atau rentan. Namun secara kuantitatif
memiliki nilai yang dekat dengan kriteria
terancam.

7) Tidak Terancam (Least ConcernLC)

Sebuah takson dinyatakan tidak terancam apabila telah


dievaluasi berdasarkan kriteria dan tidak sampai masuk
dalam kategori bahaya kritis, bahaya, atau rentan.
Kemudian tingkat penyebaran dan abundansi takson
sangat luas sehingga tidak ada kekhawatiran atas
kepunahan.
8) Data Tidak Lengkap (Deficient DataDD)

Sebuah takson dikatakan dalam kategori data tidak


lengkap apabila evaluasi untuk menguji risiko
kepunahannya tidak dapat dilaksanakan. Sebabnya
adalah kurangnya informasi atas abundansi serta
distribusi takson. Hal ini menunjukkan bahwa untuk
mengetahui risiko kepunahan takson diperlukan riset
derta survei yang lebih lanjut.
9) Tidak Dievaluasi (Not EvaluatedNE)

Sebuah takson dikatakan tidak dievaluasi apabila belum


ada proses evaluasi yang dijalankan untuk menilai risiko
kepunahannya

Anda mungkin juga menyukai