Anda di halaman 1dari 171

Kelainan Telinga

Wandy

OTITIS EKSTERNA

Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut

maupun kronis disebabkan oleh bakteri dapat


terlogalisir atau difus, telinga rasa sakit
kelembaban, penyumbatan liang telinga, trauma
local dan alergi lapisan protektif
edema epitel skuamosa trauma local
bakteri masuk Otitis eksterna

Batasan
Otitis eksterna adalah radang merata kulit

liang telinga yang disebabkan oleh kuman


maupun jamur (otomikosis) dengan tandatanda khas yaitu rasa tidak enak di liang
telinga, deskuamasi, sekret di liang telinga
dan kecenderungan untuk kambuhan.
Pengobatan amat sederhana tetapi
membutuhkan kepatuhan penderita
terutama dalam menjaga kebersihan liang
telinga.

Etiologi
usia remaja dan dewasa muda
pemaparan terhadap air, ex : berenang pada air

yang tercemar
trauma mekanik
goresan atau benda asing
Idiopatik
Trauma
Iritan
bakteri atau fungal
Alergi (obat tetes telinga >>)
Lingkungan (lembab)

Patofisiologi
Fisiologis :

sel-sel kulit yang mati dibuang dari gendang telinga


melalui saluran telinga.
Patologis :
- cotton bud mengganggu mekanisme
pembersihan dan mendorong sel-sel kulit yang mati
ke arah gendang telinga kotoran menumpuk +
penimbunan air yang masuk ke dalam saluran
ketika mandi atau berenang infeksi
# Kulit yang basah dan lembut pada saluran telinga
lebih mudah terinfeksi oleh bakteri atau jamur.

Klasifikasi Otitis Eksterna


A. Penyebab tidak diketahui :
Malfungsi kulit : dermatitis seboroita,

hiperseruminosis, asteotosis
Eksema infantil : intertigo, dermatitis infantil.
Otitis eksterna membranosa.
Meningitis kronik idiopatik.
Lupus erimatosus, psoriasis.

Cont..
B. Penyebab infeksi
Bakteri gram (+) : furunkulosis, impetigo, pioderma,

ektima, sellulitis, erisipelas.


Bakteri gram (-) : Otitis eksterna diffusa, otitis
eksterna bullosa, otitis eksterna granulosa,
perikondritis.
Bakteri tahan asam : mikrobakterium TBC.
Jamur dan ragi (otomikosis) : saprofit atau patogen.
Meningitis bullosa, herpes simplek, herpes zoster,
moluskum kontangiosum, variola dan varicella.
Protozoa
Parasit

Cont..
C. Erupsi neurogenik : proritus simpek,

D.

E.

F.
G.
H.

neurodermatitis lokalisata/desiminata, ekskoriasi,


neurogenik.
Dermatitis alergika, dermatitis kontakta
(venenat), dermatis atopik, erupsi karena obat,
dermatitis eksamatoid infeksiosa, alergi fisik.
Lesi traumatika : kontusio dan laserasi, insisi
bedah, hemorhagi (hematom vesikel dan bulla),
trauma (terbakar, frosbite, radiasi dan kimiawi).
Perubahan senilitas.
Deskrasia vitamin.
Diskrasia endokrin.

Otitis Eksterna Sirkumskripta


(Furunkel/ bisul)
Infeksi bermula dari folikel rambut di liang

telinga yang disebabkan oleh bakteri


stafilokokus dan menimbulkan furunkel di liang
telinga di 1/3 luar
Gejala klinis
rasa sakit (ringan - berat, sangat mengganggu,

rasa nyeri makin hebat bila mengunyah makanan).


kurang pendengaran (bila furunkel menutup liang
telinga).
Rasa sakit bila daun telinga ketarik atau ditekan.
Terdapat tanda infiltrat atau abses pada 1/3 luar
liang telinga.

Cont..
Penatalaksanaan
Lokal :
stadium infiltrat berikan tampon yang dibasahi dengan 10%

ichthamol dalam glycerine, diganti setiap hari.


stadium abses lakukan insisi pada abses dan tampon larutan
rivanol 0,1%.
Sistemik :
Antibiotika (pertimbangan infeksi yang cukup berat).
orang dewasa ampisillin 250 mg qid, eritromisin 250 qid.
anak-anak diberikan dosis 40-50 mg per kg BB.

Analgetik
Parasetamol 500 mg qid (dewasa).
Antalgin 500 mg qid (dewasa).

# Pada kasus-kasus berulang tidak lupa untuk mencari faktor


sistemik yaitu adanya penyakit diabetes mellitus.

Otitis Eksterna Difus


Otitis eksterna difus adalah infeksi pada 2/3 dalam liang

telinga akibat infeksi bakteri.


Bakteri penyebab yaitu Pseudomonas >>, Staphylococcus

albus, Escheria coli.


Tanda klinis
Kulit liang telinga terlihat hiperemis dan udem yang batasnya

tidak jelas.
Tidak terdapat furunkel (bisul).
Manifestasi klinis
= otitis eksterna sirkumskripta (furunkel = bisul).
Kandang sekret berbau namun tidak bercampur lendir (musin).

Cont..
Pengobatan
masukkan tampon yang mengandung

antibiotik ke liang telinga supaya terdapat


kontak yang baik antara obat dengan kulit
yang meradang.
kadang-kadang diperlukan obat antibiotika
sistemik.

Otomikosis
Infeksi jamur di liang telinga dipermudah

oleh kelembaban yang tinggi di daerah


tersebut, ex: jamur aspergilus >>, kandida
albikans, jamur lain.
Gejalanya
rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga,

tetapi sering pula tanpa keluhan.

Cont..
Pengobatannya :
Bersihkan liang telinga.
Larutan asam asetat 2-5% dalam alkohol yang

diteteskan ke liang telinga biasanya dapat


menyembuhkan.
Kadang-kadang diperlukan juga obat anti-jamur
(sebagai salep) yang diberikan secara topikal.

Gejala Klinis
1. Rasa sakit
2. Rasa penuh pada telinga
3. Gatal
4. Kurang pendengaran

Tanda-Tanda Klinis
Menurut MM. Carr secara klinik otitis
eksterna terbagi :
Otitis Eksterna Ringan : kulit liang telinga

hiperemis dan eksudat, liang telinga


menyempit.
Otitis Eksterna Sedang : liang telinga sempit,
bengkak, kulit hiperemis dan eksudat positif
Otitis Eksterna Komplikas : Pina/Periaurikuler
eritema dan bengkak
Otitis Eksterna Kronik : kulit liang telinga/pina
menebal, keriput, eritema positif.

Cont..
Menurut Senturia HB (1980) :
Tanda klasik Otitis diffuse acute : Eritema

kulit, sekret yang kehijau-hijauan dan edema


kulit liang telinga.
Sekret bau busuk (-)
Otitis eksterna diffusa dapat dibagi atas 3
stadium yaitu :
Pre Inflammatory
Peradangan akut (ringan/ sedang/ berat)
Radang kronik

Diagnosis Banding
Otitis eksterna nekrotik
Otitis eksterna bullosa
Otitis eksterna granulose
Perikondritis yang berulang
Kondritis
Furunkulosis dan karbunkulosis
Dermatitis, seperti psoriasis dan dermatitis

seboroika.
Squamous sel karsinoma (adanya rasa sakit pada
daerah mastoid), dapat disingkirkan dengan
pemeriksaan biopsi

MIRINGITIS

Definisi
Miringitis Infeksiosa (Infectious Myringitis)

adalah suatu peradangan pada gendang


telinga yang disebabkan oleh infeksi virus
atau bakteri.

Manifestasi klinis
Pada gendang telinga ditemukan lepuhan-

lepuhan berisi cairan (vesikel).


Nyeri timbul secara tiba-tiba dan
berlangsung selama 24-48 jam.
Jika disertai demam dan hilangnya
pendengaran kemungkinan penyebabnya
adalah infeksi bakteri.

Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala

dan hasil pemeriksaan telinga dengan


otoskop.

Terapi
Infeksi diatasi dengan antibiotik.
Untuk mengurangi nyeri diberikan obat

pereda nyeri atau dilakukan pemecahan


vesikel.

MASTOIDITIS

DEFINISI
MASTOIDITIS : PROSES PERADANGAN PADA

PROSESUS MASTOIDEUS
DAPAT TIMBUL PADA ANAK-ANAK ATAU
ORANG DEWASA
AKIBAT OTITIS MEDIA AKUT DENGAN
PENGOBATAN YG TIDAK TUNTAS ATAU
TERLAMBAT

ETIOLOGI
S. AUREUS : PALING SERING
S. PNEMONIEAE : PADA ANAK-ANAK

PATOFISIOLOGI
INFEKSI
TELINGA
TENGAH

FAKTOR
PENDERITA

FAKTOR
BAKTERI

TERLAMBATNYA ATAU
TIDAK ADEKUATNYA
PENGOBATAN

PENURUNAN SISTEM
IMUN
BENTUK TULANG
LETAK TULANG

DINDING BAKTERI
RESISTENSI OBAT
KEKUATAN PENETRASI

GEJALA
KULIT

YANG
MELAPISI
PROSESU
MASTOIDEUS
MENJADI
MERAH,
BENGKAK,DAN NYERI
DAUN TELINGA TERDORONG KE SAMPING
DAN BAWAH
DEMAM
KELUAR CAIRAN KENTAL DARI TELINGA
LEBIH DARI 3 MINGGU
DAPAT TERJADI HILANGNYA PENDENGARAN

DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMERIKSAAN FISIK
Kemerahan pada kompleks mastoid
Keluarnya cairan baik bening maupun berupa

lendir (warna bergantung dari bakteri)


Matinya jaringan keras (tulang, tulang rawan)
Adanya abses (kumpulan jaringan mati dan
nanah)
Proses peradangan yang tetap melebar ke
bagian dan organ lainnya.
Riwayat
infeksi
pada
telinga
tengah
sebelumnnya.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan kultur mikrobiologi
Pengukuran sel darah merah dan sel darah

putih yang menandakan adanya infeksi


Pemeriksaan cairan sumsum
CT- Scan kepala
MRI Kepala
Foto Polos Kepala

PENGOBATAN
ANTI BIOTIK
ANTI NYERI
ANTI INFLAMASI
PEMBEDAHAN : MASTOIDEKTOMI

PENCEGAHAN
PENGOBATAN INFEKSI TELINGA YANG
ADEKUAT

OTITIS MEDIA AKUT

DEFINISI
Peradangan pada sebagian atau seluruh

dari selaput permukaan telinga tengah,


tuba eustachius, antrum mastoid, dan selsel mastoid.
Otitis media berdasarkan gejalanya dibagi
atas :
otitis media supuratif
otitis media non supuratif

EPIDEMIOLOGI
Banyak terdapat pada anak-anak
sistem kekebalan tubuh anak masih

dalam perkembangan.
saluran Eustachius pada anak lebih lurus
secara horizontal dan lebih pendek.
adenoid pada anak relatif lebih besar
dibanding orang dewasa.

ETIOLOGI
Beberapa bakteri tersering penyebab otitis

media akut adalah bakteri-bakteri saluran


pernafasan bagian atas seperti
streptokokus, stafilokokus, E. coli,
pneumokokus, dan hemofilus influenza.

PATOFISIOLOGI
Normal telinga tengah memiliki

penghalang sehingga biasanya dalam


keadaan steril terdapat infeksi bakteri
pada nasofaring dan faring mekanisme
pencegahan penjalaran penyakit oleh
enzim pelindung & bulu halus tuba bila
sistem perlindungan ini tidak berfungsi
akibat peradangan/sumbatan tuba,
terjadilah OMA.

PERJALANAN PENYAKIT
Stadium penyumbatan tuba eustachius

terdapat gambaran retraksi membran timpani


membran timpani berwarna normal atau keruh pucat
sukar dibedakan dengan otitis media serosa virus
Stadium Hiperemis

pembuluh darah tampak lebar dan edema pada membran timpani


mekret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang

serosa sehingga sukar terlihat


Stadium Supurasi

membran timpani menonjol ke arah luar


sel epitel superfisial hancur
terbentuk eksudat purulen di kavum timpani
pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta nyeri

di telingatambah hebat.

Stadium Perforasi

Membran timpani ruptur


Keluar nanah dari telinga tengah
Pasien lebih tenang, suhu badan turun, dan dapat

tidur nyenyak
Stadium Resolusi

Bila membran timpani tetap utuh, maka perlahan-

lahan akan normal kembali


Bila terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang dan
mengering
Resolusi dapat terjadi tanpa pengobatan bila virulensi
rendah dan daya tahan tubuh baik.
Stadium perforasi dapat menetap dan berubah menjadi

Otitis Media Supuratif Kronik.

DIAGNOSIS
Gejala yang timbul bervariasi bergantung pada stadium

dan usia pasien, pada usia anak anak umumnya


keluhan berupa rasa nyeri di telinga dan demam.
Biasanya ada riwayat infeksi saluran pernafasan atas
sebelumnya.
Pada remaja atau orang dewasa biasanya selain nyeri

terdapat gangguan pendengaran dan telinga terasa


penih.
Pada bayi gejala khas Otitis Media akut adalah panas
yang tinggi, anak gelisah dan sukar tidur, diare, kejangkejang dan sering memegang telinga yang sakit.

TERAPI
Bergantung pada stadiumnya,
pada stadium oklusi untuk melebarkan kembali

saluran eustachius, dengan pemberian obat tetes


hidung berupa dekongestan HCl efedrin 0,5% untuk
<12 tahun, 1% untuk >12 tahun. selain itu sumber
infeksi harus segera diobati.
pada stadium hiperemis diberikan antibiotik, anti

peradangan, dan anti nyeri. Pada anak, ampisilin


diberikan dengan dosis 50-100 mg/kg BB perhari
dibagi dalam 4 dosis, atau amoksisilin 40mg/kg
BB/hari dibagi 3 dosis, atau eritromisin 40 mg/kg
BB/ hari ,minimal 7 hari.

pada stadium supurasi pemberian antibiotik dan

dilakukan miringotomi
pada stadium perforasi obat cuci telinga H2O2
3% selama 3-5 hari, dan antibiotik yang adekuat.

GANGGUAN TUBA EUSTACHIUS

Definisi
Tuba Eustachius

Merupakan saluran yang menghubungkan


rongga telinga tengah dengan nasofaring.
Pada anak, tuba lebih pendek, lebih lebar
dan kedudukannya lebih horizontal dari
tuba orang dewasa.

Tuba Eustachius terdiri dari:


Cartilago Dua pertiga dalam (ke arah
nasofaring)
Tulang Sepertiganya

FUNGSI
Ventilasi
Drainase Sekret
Proteksi

Fungsi ventilasi dapat dibuktikan


dengan

Perasat
Valsava

Perasat
Toynbee

Cara: meniupkan dengan keras


dari hidung sambil hidung
dipencet serta mulut ditutup
Tuba Terbuka terasa udara
masuk ke dalam rongga telinga
tengah yang menekan
membrane timpani ke arah
lateral
KI: ada infeksi pada jalan napas
atas

Cara: menelan ludah sambil


hidung dipencet serta mulut
ditutup.
Hasil: Tuba Terbuka terasa
membrane timpani tertarik ke
medial

Gangguan Fungsi Tuba


1) Tuba Terbuka Abnormal
tuba terus menerus terbuka, sehingga udara masuk ke telinga
tengah waktu respirasi.
Etiologi
hilangnya jaringan lemak di sekitar mulut tuba
penyakit kronis (rhinitis atrofi dan faryngitis),
gangguan fungsi otot seperti Myastenia Gravis, penggunaan obat
anti-hamil pada wanita dan penggunaan esterogen pada laki-laki.
Gejala
berupa rasa penuh dalam telinga tengah atau autofoni
Karena mengganggu mengakibatkan stress berat.

Pemeriksaan Klinis
membran timpani yang atrofi, tipis, dan
bergerak pada respirasi (a telltale diagnostic
sign).
Terapi
cukup dengan obat penenang
bila tidak berhasil digunakan pemasangan pipa
ventilasi (Grommet)

2) Myoklonus palatal
Kontraksi ritmik dari otot-otot palatum yang
terjadi secara periodic. Hal ini menimbulkan
bunyi klik dalam telinga pasien dan kadangkadang dapat didengar oleh pemeriksa.
3) Palatoskisis
Terjadi gangguan otot tensor veli palatine
dalam membuka tuba.
dilakukan koreksi sedini mungkin

4) Obstruksi tuba
Terjadi oleh berbagai kondisi, seperti peradangan di
nasofaring, peradangan adenoid atau tumor nasofaring
Gejala
Gejala klinik awal adalah terbentuknya cairan pada
telinga tengah (otitis media serosa)
setiap pasien dewasa dengan otitis media kronik
unilateral harus dipikirkan adanya ca nasofaring.
Sumbatan mulut tuba di nasofaring juga bisa
disebabkan oleh tampon posterior hidung (Bellocq
tempon) atau oleh sikatriks akibat trauma operasi
(adenoidektomi)

BAROTRAUMA

DEFINISI

Gangguan telinga karena perubahan


tekanan telinga luar dan telinga tengah
ETIOLOGI

Penyumbatan pada tuba eustakius


- Faktor Resiko
* Perubahan ketinggian
* Hidung tersumbat akibat alergi,
pilek
atau infeksi saluran nafas atas.

GEJALA

- Nyeri telinga
- Kehilangan pendengaran
- Rasa penuh di telinga
DIAGNOSA

Dengan otoskop akan tampak


penggembungan ringan atau retraksi

PENGOBATAN

menguap
mengunyah permen karet
menghisap permen
menelan
PENCEGAHAN

dekongestan atau antihistamin

Benign Paroxysmal
Positional Vertigo (BPPV)

DEFINISI
BPPV merupakan vertigo yang ditandai

dengan episode berulang singkat yang


dipicu oleh perubahan posisi kepala

Merupakan penyebab tersering dari vertigo yang

berulang
Disebabkan oleh stimulasi abnormal dari cupula

karena

adanya

free-floatingotoliths

(canalolithiasis) atau otolith yang telah beradhesi


dengan cupula (cupulolithiasis) dalam satu dari tiga
kanal semisirkular

EPIDEMIOLOGI
BPPV adalah gangguan keseimbangan perifer yang

sering dijumpai, kira-kira 107 kasus per 100.000


penduduk
Lebih banyak pada perempuan usia tua (51-57 tahun)
Jarang ditemukan pada orang berusia dibawah 35

tahun yang tidak memiliki riwayat cedera kepala


BPPV sangat jarang ditemukan pada anak

ETIOLOGI
50% kasus

idiopatik
jejas atau trauma kepala leher
infeksi telinga tengah
operasi stapedektomi
Timbul spontan, disebabkan kelainan di otokonial
berupa deposit yang berada di kupula bejana
semisirkuler posterior. Deposit ini menyebabkan
bejana menjadi sensitif
terhadap perubahan
gravitasi yang menyertai keadaan posisi kepala
yang berubah

PATOFISIOLOGI
Lepasnya debris otolith dapat menempel pada

cupula (cupulolithiasis) atau dapat mengambang


bebas di kanal semisirkular (canalolithiasis)
Debris otholith menyingkir dari cupula dan

memberikan sensasi berputar melalui efek


gravitasi langsung pada cupula atau dengan
menginduksi aliran endolymph selama gerakan
kepala di arah gravitasi

Terdapat 2 teori besar yang dipercaya sebagai


patofisiologi BPPV :
1. Teori cupulolithiasis
Deposit cupula (heavy cupula) akan memicu efek
gravitasi pada krista. Namun, gerakan debris yang
bebas mengambang adalah mekanisme patofisiologi
yang saat ini diterima sebagai ciri khas BPPV
2. Teori canalolithiasis

Partikel mengambang bebas bergerak di bawah


pengaruh gravitasi ketika merubah posisi kanal
dalam bidang datar vertical. Tarikan hidrodinamik
partikel
menginduksi
aliran
endolymph,
menghasilkan perpindahan cupular dan yang
penting mengarah ke respon yang khas diamati

GEJALA
Vertigo (penderita merasa berputar atau

sekelilingnya berputar)
Durasi singkat (datang tiba-tiba)
Posisional (hanya timbul saal perubahan

posisi biasanya saat akan ke tempat tidur,


berguling dari satu sisi ke sisi lainnya,
bangkit dari tempat tidur di pagi hari,
mencapai sesuatu yang tinggi atau jika
kepala ditengadahkan ke belakang)

Kadang rasa mual


Cemas
Tidak terjadi gangguan pendengaran atau

tinitus

bedanya dg penyakit Meniere

DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Penderita biasanya mengeluh vertigo dengan onset
akut kurang dari 10-20 detik akibat perubahan
posisi kepala. Posisi yang memicu adalah berbalik
di tempat tidur pada posisi lateral, bangun dari
tempat tidur, melihat ke atas dan belakang, dan
membungkuk. Vertigo bisa diikuti dengan mual

2. Pemeriksaan fisik
Pendengaran penderita normal, tidak
ada nistagmus spontan, dan pada
evaluasi neurologis normal
Pemeriksaan

fisik standar untuk BPPV

adalah
a. Perasat Dix-Hallpike
b. Tes kalori

a.

Perasat Dix-Hallpike
Tidak boleh dilakukan pada pasien yang
memiliki masalah dengan leher dan punggung

Pada orang normal nistagmus dapat timbul


pada saat gerakan provokasi ke belakang,
namun saat gerakan selesai dilakukan tidak
tampak lagi nistagmus

Pada pasien BPPV setelah provokasi


ditemukan nistagmus yang timbulnya lambat,
40 detik, kemudian nistagmus menghilang
kurang dari satu menit bila sebabnya
kanalitiasis, pada kupulolitiasis nistagmus dapat
terjadi lebih dari satu menit, biasanya serangan
vertigo berat dan timbul bersamaan dengan
nistagmus

Perasat Dix-Hallpike

b. Tes Kalori
Tes kalori ini dianjurkan oleh Dick dan Hallpike.
Pada cara ini dipakai 2 macam air, dingin (30oC)
dan panas (44oC). Volume air yang dialirkan
kedalam liang telinga masing-masing 250 ml,
dalam waktu 40 detik.

DD
Vestibular neuritis
Labirintitis
Penyakit Meniere

PENATALAKSANAAN
1.

Terapi medikamentosa

2.

Manuver manuver
a.

Canalith Reposisi Prosedur (CRP)/Epley


Manuver

3.

b.

Latihan Semont Liberatory

c.

Latihan Brandt Daroff

Terapi bedah

1. Terapi Medikamentosa
Obat anti vertigo, seperti dimenhydrinate

(Dramamine),
belladonna
alkaloid
scopolamine
(Transderm-Scop),
dan
benzodiazepine (Valium), diindikasikan
untuk mengurangi gejala pusing dan mual
sebelum melakukan CRM
Obat

rutin seperti vestibular supresan


(misalnya antihistamin dan benzodiazepine)
tdk dianjurkan pada pasien BPPV

2. Manuver manuver

a.

Canalith Reposisi Prosedur (CRP)/Epley


manuver

b. Latihan Semont Liberatory

c. Latihan Brandt Daroff

3. Terapi Bedah
- Intervensi bedah diterapkan jika seluruh
manuver/latihan telah dicoba dan gagal
-

Pada incratable BPPV dilakukan transeksi


nervus ampula posterior yang mempersarafi
kanal posterior (singular neurectomy) atau
oklusi kanal semisirkular posterior (saluran
penutup)

EDUKASI
Untuk meringankan gejala vertigo dapat dilakukan :
- Tidur dengan posisi kepala yang agak tinggi
- Bangunlah secara perlahan dan duduk terlebih

dahulu sebelum kita berdiri dari tempat tidur


- Hindari posisi membungkuk bila mengangkat
barang
- Hindari posisi mendongakkan kepala, misalnya
untuk mengambil suatu benda dari ketinggian
- Gerakkan kepala secara hati-hati jika kepala kita
dalam posisi datar (horisontal) atau bila leher
dalam posisi mendongak

MENIERE DISEASE

HISTORI
Pada 1861, Prosper Mnire Menggambarkan sindrom dari

ketulian, dari Meniere tinnitus dan vertigo yang disebabkan


cedera pada labirin.
Pada tahun 1938, Hallpike dan Cairns menggambarkan

patologi hipertensi (hidrops) endolimfatik

DEFINISI
Definisi yang pasti belumlah jelas
Pada tahun 1972 The American Academy of Ophthalmology and

Otolaryngologi Committee mendefinisikan Menieres disease adalah


Suatu penyakit dengan gangguan membran telinga dalam dengan ciriciri gangguan pendengaran, vertigo dan tinnitus yang secara patologik
berhubungan dengan distensi hidrop dari sistem endolimfatik.

EPIDEMIOLOGI
Terdapat 1.000 kasus dari 100.000 orang
Dengan puncak insiden antara usia 30 sampai 60 tahun
Sindrom Menier biasanya lebih banyak pada perempuan

dibanding laki - laki

PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
Terdapat dua cairan penting yang mengisi

telinga dalam yaitu endolimf dan perilimf


Perbedaan tekanan pada kedua cairan ini
tekanan kepada jaringan syaraf di membran
gangguan pendengaran yaitu tinnitus,
vertigo dan rasa penuh ditelinga

PATOFISIOLOGI
Peningkatan

tekanan endolimfe pecahnya membran yang

memisahkan perilimf (cairan miskin kalium) dengan endolimf (cairan


kaya kalium)
Pemeriksaan histopatologi tulang temporal ditemukan pelebaran
dan perubahan morfologi pada membran reissner.

PATOFISIOLOGI

FISIOPATOGENIA

ETIOLOGI
Etiologi penyakit ini belum diketahui secara pasti
Patologi utama dari penyakit ini adalah pengembungan system endolimfatik
akibat peningkatan volume endolimfe
Beberapa faktor etiologi :
1. Kegagalan penyerapan oleh kantong endolimf,
2. Genetik,
3. Reaksi alergi,
4. Pengaruh neurokimia dan hormonal abnormal pada aliran darah yang
menuju ke labirin,
5. Gangguan elektrolit dalam cairan labirin,
6. Anatomi dan infeksi virus,
7. Gangguan autoimun.

FAKTOR ETIOLOGI SEKUNDER


Gangguan perkembangan
Status endokrin dan metabolik abnormal
Sifilis
Otitis Media Kronik
Keseimbangan cairan yang terganggu
Leukaemia

TRIAS MENIERE
TRIAS

BERKURANGNYA

VERTIGO

TINNITUS

PENDENGARAN
SECARA
PROGRESIF

GEJALA KLINIS
Vertigo episodik
Tuli sensorineural
Tinnitus
Perasaan penuh atau tekanan pada telinga yang terkena

VERTIGO EPISODIK

Serangan vertigo onsetnya tiba-tiba, pasien merasa dirinya berputar


atau sekitarnya yg berputar

Serangan terjadi dengan periode spontan remisi dalam beberapa


minggu, bulan atau tahun
Menurut Lermoyez(1919) vertigo episodik didahului meningkatnya
tinnitus dan gangguan pendengaran.

TULI SENSORINEURAL
Tuli biasanya berfluktuasi dan progresif

Pendengaran yang berkurang yang berfluktuasi merupakan tanda khas


penyakit ini
Tuli sensorineural pada gangguan kokhlea biasanya terjadi penurunan
ketajaman pendengaran
Dysacusis dimana suara yang ditangkap penderita tidak normal dan
menyerupai suara kaleng.

TINITUS
Biasanya ini merupakan gejala awal dari suatu meniere disease

Tinnitus dapat terjadi terus menerus atau pun hilang timbul dan
biasanya berupa tinnitus nada rendah dengan suara bergemuruh
Pada awal tinnitus terdengar keras ketika pendengaran berkurang
dan tinnitus akan lebih ringan pada saat pendengaran membaik

Perasaan Penuh atau Tekanan


Pada Telinga Yang Terkena
Gejala penuh pada telinga juga berfluktuasi

Bisa bersamaan dengan vertigo

DIAGNOSA
Diagnosa di permudah dengan adanya kriteria menieres disease ini

berupa vertigo episodik, tinnitus dan tuli sensorineural


Untuk mendukung diagnosa diperlukan:

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan THT Rutin
Pemeriksaan Penunjang

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Full blood count
Laju endap darah
Urea dan Elektrolit
VDRL(Venereal disease research laboratory test )
TPHA(Treponema pallidum haemagglutination antibody)
Glukosa ad Random dan GTT
Cholesterol dan Trygliserida
Tyroid fungtion test

DIAGNOSIS BANDING
Menurut Stahle dan Klockhoff (1986) membagi diagnosa banding menieres disease
Kondisi dengan vertigo tanpa gejala auditori
~ Vestibular neuronitis dan BPPV
Kondisi tanpa vertigo tapi dengan gejala auditori
~ Tuli mendadak, Vestibular Schwannomas
Kondisi dengan kombinasi gejala auditori dan vertigo
~ Cogans Syndrom, Craniovertebral Junction Abnormalities, Migrain, Non
Spesifik Cochleovestibulopathies.

PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pasien dengan menieres disease terbagi atas penanganan secara
umum, pada seragan akut dan fase kronik
A. Penanganan secara umum

Penenangan kecemasan pasien dan mengatur pola hidup sehat


B. Penanganan pada serangan akut

Tirah baring

Obat-obatan sedatif vestibular untuk mengurangi vertigo diantaranya


Dimenhydrinate (Dramamine),Promethazinet heoclate (Avomine),Prochlorperazine
(stemetil).

PENATALAKSANAAN
Diazepam (Valium atau Calmpose) 5-10 mg(IV) Obat ini memiliki

efek sedatif dan juga penekanan dari nukleus vestibular medial


Vasodilator:
Inhalasi dari Carbogen ( 5% CO2 dengan 95 % O2)
Histamin Drip. Histamin diphosphate 2,75 mg dicampur
kedalam 500 ml glukosa (IV) tetesan lambat.

PENATALAKSANAAN
Penanganan pada fase kronis
Obat sedatif vestibular.
Prochlorperazine(stemetil) 10 mg , 3 X sehari, ( 2 Bln) kemudian
diturunkan menjadi 5 mg , 3 X sehari pada bulan berikutnya
Vasodilator. Asam Nikotinik , 50 mg satu jam sebelum makan 3 X
sehari . Dosisnya dapat ditingkatkan secara perlahan untuk
mendapatkan flushing pada kulit.
Betahistine(vertin) 8-16 mg, 3 X sehari

Diuretik. Kadang kadang pemakaian diuretik furosemid tablet 40 mg,

dikosumsi pada hari yang lain dengan suplemen potassium membantu


untuk mengontrol serangan ulang.
Propantheline bromide (Probanthine) 15 mg, 3 X Sehari dapat
diberikan secara tunggal atau pun kombinasi dengan vasodilator dan
cukup efektif.

Hormon. Penanganan harus diarahkan untuk menemukan gangguan

endokrin dan pemberian terapi yang cocok dan sesuai dengan


gangguan metabolik yang ada.
Steroid dapat membantu karena efek anti radang dan efek pada sistem
imun.

Steroid

dapat

mengurangi

vertigo,

Kemungkinan efek menurunkan tekanan yang ada.

tinnitus

dan

tuli,

TERAPI BEDAH
Terapi bedah dilakukan medikamentosa gagal memberikan hasil

yang maksimal setelah 3-6 bulan.

Terapi bedah dapat dibagi menjadi non destruktif (Konservatif) dan


destruktif.

Prosuder nondestruktif diindikasikan pada pendengaran yang masih

serviceable sedangkan prosuder destruktif menghilangkan kemampuan


sensori telinga dalam dan mengorbankan sisa pendengaran.

MOTION SICKNESS

Kejadian
Sekitar 33% dari orang yang rentan

terhadap mabuk bahkan dalam keadaan


ringan seperti berada di sebuah perahu di
air tenang, meskipun hampir 66% dari
orang yang rentan dalam kondisi yang lebih
berat.

DEFINISI
suatu kondisi di mana ada perselisihan

antara gerakan visual dirasakan dan rasa


sistem vestibular dari gerakan

ETIOLOGI
Hipotesis yang paling umum untuk

penyebab penyakit gerakan adalah bahwa


ia berfungsi sebagai mekanisme
pertahanan terhadap neurotoksin

JENIS
3.1 Gerak dirasakan tetapi tidak terlihat
3.1.1 Carsickness atau sakit Mobil
3.1.2 mabuk udara
3.1.3 Laut mabuk
3.1.4 sentrifugal
3.1.5 karena berputar Pusing
3.2 Gerak yang terlihat tapi tidak merasa
3.2.1 penyakit Gerak karena film dan video lainnya
3.2.2 Simulasi penyakit
3.2.3 penyakit Gerak karena Virtual Reality
3.2.4 Ruang sakit
3.3 Gerakan yang dilihat dan dirasakan tapi tidak sesuai
3.3.1 Efek Coriolis

PENGOBATAN
4.Pengobatan
4.1 Kegiatan
4.2 Obat
4.3 Elektronik
5 Lihat juga
6 Referensi
7 Pranala luar

TRAUMA TELINGA

Trauma Telinga Luar


Laserasi
Sering mengorek2 telinga dengan jari atau suatu jepit
rambut atau klip kertas
laserasi dinding kanalis
perdarahan sementara
pasien cemas hubungi
dokter
Tidak
memerlukan pengobatan tapi hentikan
perdarahan
Kalau ada laserasi hebat pada aurikula eksplorasi dulu
apakah ada kerusakan tulang rawan atau tidak. Tulang
rawan perlu diperiksa sebelum reparasi plastik pada
kulit. Kalau ada luka infeksi pada perikondrium beri
antibiotik profilaktik

Frosbite
Frosbite

pada aurikulatimbul cepat pada suhu


rendah+angin dingin yang kuat. Terjadi perubahan yang
perlahan-lahantidak terasa nyeri sampai telinga
(tergantung pada dalamnya cedera dan lamanya paparan).
Cedera dianggap sebagai kerusakan selular dan gangguan
mikrovaskular. Yang mengarah pada iskemia lokal.
Terapi:
Pemanasan cepat dengan air hangat bersuhu anatar 100108 derajat sampai terlihat tanda-tanda pencairan.
Beri analgesik
Kalau ada infeksi beri antibiotik

Hematoma
Sering ditemukan pada pegulat atau petinju.
Kalau tidak diobati terbentuknya telinga bunga kol
Terapi: insisi dan drainase kumpulan darah dalam
kondisi sterilpemasangan balut tekan pada konka
Terapi paling baik dilakukan segera setelah cedera,
sebelum terjadi organisasi hematoma
*Para pegulat diingatkan untuk memakai pelindung
kepala pada saat berlatih

Trauma Telinga Tengah


Perforasi

membran timpani : karena adanya


tekanan mendadak (trauma ledakan) atau adanya
benda asing dalam liang telinga
Gejala :
nyeri, sekret berdarah, gangguan pendengaran

Perawatan :
Perforasi bersih tanpa komplikasi : melindungi telinga
dari air dan pemberian antibiotik sistemik
Perforasi terkontaminasi : tetes telinga antibiotik. Jangan
menutup perforasi sampai infeksi teratasi.

Trauma Telinga Dalam


Energi akustik
Energi mekanis
Pada cedera yang mengakibatkan trauma mekanis

terhadap tulang temporal, maka dapat terjadi fraktur pada


tulang tersebut, yang biasanya disertai dengan gangguan
lainnya berupa gangguan kesadaran, hematoma subdural
atau epidural.
Fraktur temporal :
Fraktur longitudinal : berawal dari foramen magnum dan berjalan

ke luar menuju ke liang telinga. Telinga biasanya berdarah dan


terjadi gangguan pendengaran yang konduktif.
Fraktur tranversal : sering menyebabkan cedera labirin dan saraf
fasialis karena garis frakturnya melintasi labirin.

GANGGUAN PENDENGARAN PADA


GERIATRI

Proses Degenerasi Organ


Pendengaran
Telinga luar
Berkurangnya elastisitas jaringan daun
telinga dan liang telinga.
Kelenjar-kelenjar sebasea dan seruminosa
produksinya berkurang
Penyusutan jaringan lemak
Kulit daun telinga/liang telinga
keringtrauma
Serumen mengumpul, mengeras, dan
menempel dengan jaringan kulit liang telinga.

Serumen cenderung menumpuk karena

terjadi peningkatan produksi serumen dari


bagian 1/3 liang telinga, bertambah
banyaknya rambut liang telinga, yang
tampak lebih tebal dan panjang.
Membran timpani, tulang-tulang
pendengaran, otot-otot di telinga tengah

Telinga dalam
sensorik, saraf, pembuluh darah, jaringan
penunjang, maupun sinaps saraf, rentan
terhadapat proses degeneratif.
Organ corti paling
Perubahan pada sel-sel rambut luar di
bagian basal koklea sangat
berpengaruhnya dalam penurunan ambang

Perubahan Scr Mikroskopik


Membran timpani menipis dan lebih kaku
Arthritis sendi sering terjadi pada antar

tulang-tulang pendengaran
Atrofi dan degenerasi serabut-serabut otot
pendengaran di telinga tengah
Proses penulangan dan perkapuran pada
tulang rawan di sekitar Tuba Eustachius.

TULI KONDUKTIF
Berkurangnya elastisitas dan bertambah

besarnya ukuran pinna daun telinga


Atrofi dan bertambah kakunya liang telinga
Penumpukan serumen
Membran timpani bertambah tebal dan
kaku
Kekauan sendi tulang-tulang pendengaran

Kelenjar serumen atrofi, produksi

berkurang serumen menjadi lebih kering,


serumen prop
Membran timapani kaku dan tebal
Kekakuan persendian tulang-tulang
pendengaran menyebabkan tuli konduksi

TULI SARAF
Etiologi
Presbikusis akibat proses degenerasi dgn
faktor pendukung: herediter, pola
makanan, arterioskerosis, infeksi, bising,
gaya hidup atau bersifat multifaktor.
Progresifitas penurunan pendengaran
dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin,
laki-laki lebih cepat dibandingkan
perempuan.

Patologi
Proses degenerasi menyebabkan
perubahan struktur koklea dan N.VIII.
Koklea atrofi dan degenerasi sel-sel
rambut penunjang pada organ Corti.
Perubahan vaskular terjadi pada stria
vaskularis.
Ukuran sel-sel ganglion, saraf, dan myelin
akson saraf penurunan jumlah.

Klasifikasi

Gejala Klinik
Keluhan utama, berkurangnya pendengaran
secara perlahan-lahan dan progresif, simetris
pada kedua telinga
Telinga berdenging (tinitus nada tinggi). Pasien
dapat mendengar suara percakapan, tapi sulit
untuk memahaminya, bila diucapkan dengan
cepat di tempat bising (cocktail party deafness).
Bila intensitas suara ditinggikan akan timbul
rasa nyeri di telinga, disebabkan oleh faktor
kelelahan saraf (recruitment).

Diagnosis
pemeriksaan otoskopik, membran timpani
suram, mobilitasnya berkurang.
Tes penala didapatkan tuli sensorineural.
Pemeriksaan audiometrik nada murni
menunjukkan suatu tuli saraf nada tinggi,
bilateral, dan simetris.
Pemeriksaan audiometrik tutur
menunjukkan adanya gangguan
diskriminasi wicara (speech discrimination).

Penatalaksanaan
Rehabilitasi ,pemasangan alat bantu
dengar (hearing aid).
Kombinasikan dengan latihan membaca
ujaran (speech reading) dan latihan
mendengar (audiotory training).

MOTION
MOTIONSICKNESS
SICKNESS
TULI PADA ANAK

Klasifikasi
Tuli sebagian fungsi pendengaran

berkurang, masih bisa berkomunikasi dg


atau tanpa alat bantu dengar.
Tuli total fungsi pendengaran sangat

terganggu sehingga tidak dapat


berkomunikasi sekalipun mendapat
perkerasan (amplified)

Etiologi
Prenatal (herediter, trimester pertama

infeksi, malnutrisi, gangguan metabolik,


obat ototoksik)
Perinatal (prematuritas, BBLR, tindakan dg

alat, hiperbilirubinemia, asfiksia, anoksia


otak)
Postnatal (infeksi bakterial, infeksi viral,

perdarahan telinga tengah, trauma


temporal)

Faktor Resiko (menurut Joint


Committee on Infant Hearing)
Riwayat keluarga dg gangguan

pendengaran bawaan
Riwayat infeksi prenatal (TORCHS)
Kelainan anatomi telinga
Lahir Prematur
BBLR
Persalinan dg tindakan
Hiperbilirubinemia
Asfiksi berat, APGAR rendah

Pemeriksaan
Free Field Test
Behavioral Observation
Conditioned Test
Audiometri nada murni
Brain Evoked Response Audiometri

Rehabilitasi
Secepat mungkin, saat px berusia 2-3

tahun
Bisa menggunakan alat bantu dengar
Implan koklea (indikasi: tuli saraf berat
bilateral atau tuli total bilateral)

Kelainan Telinga Akibat


Ototoksik
Merupakan kelainan telinga akibat efek

kerusakan karena efek toksik obat di telinga


dalam, kokleal, dan atau vestibuler.

Agen Ototoksik
Antibiotik
Aminoglikosida

pentobarbital

Streptomisin

heksadin

Dihidrostreptomisin
Neomisin

Diuretik
Furosemid
Bumetamid
Manitol

Analgetik dan antipiretik


Salisilat
Kinin
klorokuin

Antineoplastik
bleomisin
nitrogen mustard
cis-platinum

Lain-lain

mandelamin
praktolol
Zat kimia

karbon monoksida
nikotin
alcohol
kalium bromat

Air raksa
Emas
Timbale
arsen

Logam Berat

Efek Ototoksik
Dari semua jenis antibiotik, neomisin memiliki efek

yang paling berbahaya terhadap pendengaran,


diikuti oleh kanamisin dan amikasin. Viomisin,
gentamisin dan tobramisin bisa mempengaruhi
pendengaran dan keseimbangan.
Antibiotik streptomisin lebih banyak mempengaruhi
keseimbangan. Vertigo (perasaan berputar) dan
gangguan keseimbangan akibat streptomisin
cenderung bersifat sementara. Tetapi kadang bisa
terjadi sindroma Dandy, dimana gangguan
keseimbangan bersifat menetap dan berat sehingga
penderita mengalami kesulitan jika berjalan dalam
ruangan yang gelap.

Antibiotik streptomisin lebih banyak

mempengaruhi keseimbangan. Vertigo


(perasaan berputar) dan gangguan
keseimbangan akibat streptomisin cenderung
bersifat sementara. Tetapi kadang bisa terjadi
sindroma Dandy, dimana gangguan
keseimbangan bersifat menetap dan berat
sehingga penderita mengalami kesulitan jika
berjalan dalam ruangan yang gelap.

Jika diberikan suntikan asam etakrinat dan

furosemid kepada penderita gagal ginjal yang


juga menjalani pengobatan dengan antibiotik,
akan terjadi tuli permanen atau tuli
sementara.
Aspirin dalam dosis yang sangat tinggi yang
digunakan dalam jangka panjang bisa
menyebabkan tuli dan tinnitus (telinga
berdenging), yang biasanya bersifat
sementara. Kuinin bisa menyebabkan tuli
permanen.

Jika terjadi perforasi gendang telinga, obat-

obat yang bisa menyebabkan kerusakan


telinga tidak dioleskan/diteteskan langsung ke
dalam telinga karena bisa diserap ke dalam
cairan di telinga dalam.

Penatalaksanaan
Obat obat ototoksik harus segera

dihentikan.
Alat bantu dengar (ABD)
Psikoterapi
Pemasangan implan koklea (Cochlear
implant).

PROGNOSIS
Pada umumnya kurang baik tetapi

tergantung pada :
Jenis obat
Jumlah
Lamanya pengobatan
Kerentanan pasien.

TULI MENDADAK

Tuli mendadak
Definisi:
Tuli yang terjadi secara tiba-tiba.
Jenis ketulian sensorineural.
Penurunan pendengaran sensorineural 30dB atau lebih, paling sedikit tiga
frekuensi berturut-turut pada pemeriksaan audiometric dan berlangsung
kurang dari 3 hari.

Etiologi:

Iskemia koklea
Dapat disebabkan oleh spasme, thrombosis atau perdarahan arteri
auditiva interna.
Iskemia mengakibatkan degenerasi luas pada sel-sel ganglion stria
vaskularis dan ligaen spiralis pembentukan jaringan ikat dan
penulangan.

Infeksi virus

Ex: virus parotis, virus campak, virus influenza B, dan mononucleosis


menyebabakn kerusakan pada organ corti, membrane tektoria, dan
selubung myelin saraf akustikus.

Trauma kepala

Trauma bising yang keras

Perubahan tekanan atmosfer

Autoimun

Obat ototoksin

Penyakit Meniere

Neuroma akustik

Gejala:

Timbul mendadak atau menahun secara tidak jelas.

Dapat unilateral atau bilateral

Disertai tinitus dan vertigo

Diagnosis:

Anamnesis

Bagaimana proses terjadinya tuli, gejala yang menyertai serta factor


predisposisi.

Pemeriksaan fisik dan THT

Audiologi

Tes penala: rinne positif, weber lateralisasi ke telinga yang sehat,


Schwabach memendek. (tuli sensorineural)

Laboratorium

Untuk memeriksa kemungkinana infeksi virus, bakteri, hiperlipidemia,


hiperfibrinogen, hipotiroid, penyakit autoimun, faal hemostatis.

Pemeriksaan penunjang lainnya.

Penatalaksanaan:

Total bed rest selama dua minggu

Vasodialtasi : complamin injeksi

Prednisone (kortikosteroid)

Vitamin C 500 mg 1x1 tablet/hari

Neurobion (neurotonik) 3x1 tablet/hari

Diet rendah garam dan rendah kolesterol

Inhalasi oksigen 4x15 menit (2liter/menit)

Obat anti virus sesuai penyebabnya

Hipertonik oksigen terapi (HB)

Pemasangan alat bantu dengar

Psikoterapi

Evaluasi pendengaran dilakukan setiap minggu dalam satu


bulan (kallinen et al,1997):

Sangat baik : perbaikan lebih dari 30dB pada 5 frekuensi

Sembuh : perbaikan ambang pendengaran kurang dari 30dB pada


frekuensi 250Hz, 500Hz, 1000Hz, 2000Hz, dan di bawah 25dB pada
frekuensi 4000Hz

Baik : bila rerata perbaiakn 10-30 dB pada 5 frekuensi

Tidak ada perbaikan : terdapat perbaikan kurang dari 10 dB pada 5


frekuensi.

NOICE INDUCED HEARING


LOSS

PENDAHULUAN
Indonesia termasuk negara dg prevalensi

ketulian cukup tinggi.


Kemajuan peradaban penggunaan mesin
dan transportasi berat bising.
Bising menyebabkan kerugian milyaran
rupiah.

Contd
Industri yang sering menyebabkan

kebisingan: pertambangan, pembuatan


terowongan, penggalian (peledakan,
pengeboran), mesin-mesin berat, mesin dg
pembakaran kuat (pesawat terbang, bajaj,
truk), mesin tekstil, dan uji coba mesin jet.

BISING
Kebisingan: suara yang tidak dikehendaki.
Bising: bunyi yang tidak diinginkan dari

usaha atau kegiatan dalam tingkat dan


waktu tertentu yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan dan kenyamanan
manusia.

Nilai Ambang Batas Kebisingan


Peruntukan kawasan /
lingkungan kegiatan

Tingkat kebisingan (dB)

Peruntukan Kawasan
1. Perumahan dan pemukiman

55

2. Perdagangan dan jasa

70

3. Perkantoran dan perdagangan

65

4. Ruang terbuka hijau

50

5. Industri

70

6. Pemerintahan dan fasilitas umum

60

7. Rekreasi

70

8. Khusus :- Bandar udara- Stasiun Kereta


Api - Pelabuhan Laut- Cagar Budaya

70

Lingkungan Kegiatan
1. Rumah Sakit atau sejenisnya

55

2. Sekolah dan sejenisnya

55

3. Tempat ibadah dan sejenisnya

55

TULI AKIBAT BISING


T.A.B adalah tuli sensorineural yang terjadi

akibat terpapar oleh bising yang cukup


keras dan dalam jangka waktu yang cukup
lama.

Faktor yang Berpengaruh


Intensitas kebisingan
Frekuensi kebisingan
Lamanya waktu pemaparan
Kerentanan individu
Jenis Kelamin
Usia
Kelainan di telinga tengah

Patogenesis
Tuli akibat bising mempengaruhi organ

Corti di Koklea, terutama sel-sel rambut.


Sel-sel rambut luar menunjukkan
degenerasi kurang kaku mengurangi
respon thd stimulasi.
Stereosilia hilang sel-sel rambut mati
jar.parut timbul

Contd
Sel-sel rambut dalam dan sel penunjang

rusak akibat tingginya intensitas bising.


Kerusakan pada sel rambut luas timbul
degenerasi saraf.

Gambaran Klinis
Kesulitan dalam menerima & membedakan

bunyi konsonan.
Tidak dapat mendengar bunyi dg nada
tinggi.
Tuli sensorineural, bilateral.
Tinitus.
Terjadi peningkatan ambang dengar
sementara dan menetap.

Gangguan Non-auditory
Gangguan komunikasi wicara.
Gangguan konsentrasi.
Gangguan tidur.
Stress.

Anamnesis
Pada awalnya sulit bicara di lingkungan

bising.
Jika bicara, mendekatkan telinga ke arah
orang yang berbicara.
Bicara dengan suara menggumam.
Marah jika orang berbicara tidak jelas.
Sering timbul tinitus.

Pemeriksaan Fisik
Tidak ada kelainan anatomis telinga luar

sampai gendang telinga.


Pemeriksaan THT dilakukan seksama untuk
menyingkirkan DD infeksi telinga, trauma
telinga, dan gangguan telinga akibat toksik
dan alergi.

Penatalaksanaan
Memindahkan kerja dari tempat bising.
Menggunakan alat pelindung telinga: ear

plug, ear muff, dan helmet.


Pemasangan alat bantu dengar (jika tuli
sudah menyebabkan kesulitan komunikasi).
Latihan pendengaran, lip reading,
membaca gerak anggota badan dan mimik.

Contd
Rehabilitasi suara, agar dapat

mengendalikan volume, tinggi rendah, dan


irama percakapan.
Jika telah mengalami tuli total bilateral
dapat dipasang implan koklea.

Prognosis
T.A.B adalah tuli sensorineural menetap.
Tidak dapat diobati dg obat atau

pembedahan.
Alat bantu dengar hanya sedikit
manfaatnya bagi pasien.
Dianjurkan pemasangan implan koklea.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai