Cairan Elektrolit
Penderita Stroke
AIRIZA AHMAD
Konas PERDOSSI VI
Stroke Adalah :
Brain Attack atau CEREBROVASCULAR
ACCIDENT
1. Serangan tiba-tiba, tanpa peringatan
Kedarutatan medis --- penanganan segera
2. Mengenai Organ Vital = ggn fungsi otak
3. Hampir selalu ada faktor risiko
4. Dapat menimbulkan kematian atau
kecacatan permanen.
Patogenesa
Hiperakut Akut
Emg
Post acute
Sub Akut
RS
RS
Unit Stroke P3SN
Kom
Pemulihan
Hiperakut
Pasca Patogenesa
Rumah/RBM/
Homecare
Post acute
Akut
Sub Akut
Adaptasi
Lesi
Prevensi
Restorasi
Pendekatan : Multidisiplin Terpadu
Rehabilitasi
Manajemen Nutrisi
Tujuan : agar individu dapat memperoleh
makanan yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan nutrisinya guna menunjang
kesejahteraan dan kesehatan yang optimal
Pengaturan status nutrisi pada stroke:
Stadium pra dan pascapatogenesa: prevensi
primer dan sekunder: "Think Food First when
talking with Patients".
Stadium patogenesa: mencegah komplikasi CFR , morbiditas
Problem Nutrisi
Proses penyakit
VS
Proses penyembuhan
Sangat
dipengaruhi
nutrisi
Usia
P
e
n
y
e
b
a
b
S
u
m
b
a
t
a
n
V
a
s
c
u
l
a
r
I
n
t
e
r
n
a
l
Uncontrolable
Keturunan
Tekanan Darah
Viskositas darah
Arterosclerosis
Controlable
Lipid Darah
Gula Darah
Uric Darah
E
k
s
t
e
r
n
a
l
Gizi/Diet
Intake Makanan
Aktifitas Fisik
Outcome Energy
Merokok
Perilaku
Stress
Alkohol & Drugs
Udara
Polusi
Suhu/Iklim
Dokter Ahli
Penyakit Saraf
Perawat
Terlatih
Ahli Diit
Pasien &
Keluarga
MODEL KERJASAMA TERPADU DI UNIT STROKE
faktor objektif
- adanya komorbiditas, penyakit
penyerta lain
- ggn gigigeligi, ggn kesehatanmulut
- poli farmasi (lebih dari 3 macam)
- disfagia, penyakit pernafasan
- sehari-hari melakukan diit tertentu
- kehilangan berat badan (10% dalam
6 bln atau > 5% dalam 1 bulan
terachir)
- berat badan, indeks massa badan
saat masuk
- lingkar otot lengan atas <15 persentil
- asites, retensi cairan
- dekubitus
- serum albumin < 3.5 g/dl
Skrining Disfagia
Check kesadaran (Y/T)
Kooperatif (Y/T)
Y
Check : tracheostomy (Y/T)
Refleks oral primitif (Y/T)
Salah satu T
NPO
Periksa ulang
Semua T
Check : Suspek pneumonia aspirasi (Y/T)
Perkiraan aspirasi (Y/T)
Tidak bisa lepas dari O2 < 30mnt (Y/T)
Membutuhkan suction (Y/T)
Gangguan pernafasan dada (Y/T)
Tersedak karena saliva/sekret (Y/T)
Salah satu Y
Lanjutkan NPO
Semua T
Test menelan bedside
Y = Ya
T = Tidak
Salah satu Y
Lanjutkan NPO
Periksa ulang
Kerja sama t wicara
Bening
< 200 cc
> 200 cc
Pasien puasa
Spoel NGT/ 6 jam
NGT dibuka/tutup
Pasien puasa
Makanan cair/NGT
bertahap
Daldijono, 1998
Penilaian BB
Kekurangan (%)
Risiko
0 10
10 15
Aman
Memasuki zona bahaya
Pertimbangkan
makanan tambahan
20 25
Daerah bahaya
Harus dukungan nutrisi
30 35
Risiko kematian
Secepatnya terapi nutrisi
Derajat Malnutrisi
Derajat
Klinis
Lab
Albumin serum
Ringan
< 5%
Sedang
5 10%
Berat
> 10%
Kumala 2001
Peranan Albumin
Transporter obat, antibiotik, free radical dan
toksin
Hipoalbuminemia --------- bioavaibility obat tgg
Hipoalbuminemia --------- mengganggu adaptasi
fisiologis thd keadaan sakit: imunosupression,
edem, kekuatan otot, temperatur badan
Hipoalbuminemia = gejala bukan penyakit
Konstr alb berhub. linear dg
komplikasi --------------- kematian
Penyebab Hipoalbuminemia
N = Nutrisi
S = Sintesis
SA = serum alb.
TER = Transcapillary
Escape Rate
D = Degradasi
Kehilangan
Degradasi alb
Kebocoran
Ballmer : Clinical Nutrition
20(3) 263-264 (2001)
Produksi berkurang
Intake protein
Sintesis alb
Hubungan Stroke
Akut dengan
Respons Stress
Stroke Akut
Aktivasi Respon Stres
(-)
Peningkatan Kortisol
Hiperkatabolisme :
Penguraian protein dari otot skelet
Stimulus respons stress :
Hipovolemia, hipoksemia, nyeri,
Asidosis, kurang gerak, hormonal
Keadaan sepsis dan toksin bakteria
Angiat Siregar, Tesis 2003
Pemberian nutrisi
(a.l. dg protein
tinggi)
Dukungan Nutrisi
Oral
Enteral
Parenteral
Medium Calorie with complete nutrients
KH : 1200 1500 kal
Asam amino 1 g/kg BB
Prinsip : If the gut works, use it.
Nutrisi Enteral
Keuntungan
Fisiologis
Mempertahankan fungsi Imunitas /
Barrier gut
Murah
Kerugian
Instabilitas hemodinamik diarhea
Butuh waktu lama untuk full support
Nutrisi Parenteral
Keuntungan
Untuk tambahan bila oral kurang
Dapat mencapai support < 24 jam
Kerugian
atrofi sistem limfatik GIT
Terpapar septik
Over growth bakteri
Translokasi micro organisme
Gangguan elektrolit
Gangguan elektrolit : penyebab umum
disfungsi neurologis, gejala seperti kejang/
ggn kesadaran.
Bbrp gangguan system saraf sentral
gangguan elektrolit.
Hiperosmolar
Hiper Na + (> 145 mEq/L) sel mengkerut
Sel saraf membuat glut, taurine dan
urea (1-2h)
Bila > 160 mEq/L mekanisme gagal ensefalopati
Pengluaran ADH haus retensi renal
Na
(Langkah 1)
Pem. Serum (Na < 135 mEQ/
(Langkah 2)
Periksa Osmolaritas serum
Hipertonis >280 mOsm/kg)
Pertimb aktif substans yang lain
(glukosa, mannitol atau sorbitol
Konsentrated urin
(>200 mOsm/)
Diringer: The Neurologist 12;3;2006
(Langkah 4)
Periksa Vol
Hipervol: CHF, Cirrhosis Euvol: SiADH
Diluted urin
(<100 mOsm/)
Beer potomania
Hipovol: CSW
SiADH
Eu/hiper vol
Stabil,
N,
N,
N,
N,
CSW
Hipovol
Stabil,
N,
Mungkin +
N,
N,
N,
N,
Hipo Kalemia
Hipo K (<3.5 mEq/L, !< 1.5 mEq/L
aritmia, kelemahan otot)
Causa:
distribusi abN int dan ekst
kehilangan K yang berlebihan (diarrhea,
sweating, starvation)
Hiper Kalemia
Hiper K (>5.5 mEq/L, ! > 6mEq/L) hati2 cardiac
arrest
Sering pada injury, kejang lama, keracunan
digitalis, lokal tissue iskemia
Pem EKG ada kelainan pada gelombang T,
Kompleks QRS melebar
Terapi :
TERIMA KASIH