Anda di halaman 1dari 35

PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA GIZI BURUK YANG

MENDAPAT PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN


PEMULIHAN DI PUSKESMAS PEKAN LABUHAN TAHUN 2013

Journal Reading
Ni ketut Meri Mira Wati

Pembimbing : dr. Yoseph

Latar Belakang

Gizi adalah unsur yang sangat penting, gizi

mempengaruhi kualitas manusia. Pada anak-anak


Kualitas dilihat dari kecerdasan dan kemampuan
fisik pada anak-anak.
Anak sangat membutuhkan gizi pada masa
pertumbuhan dalam jumlah yang cukup dan
memadai.
Apabila terjadi kurang gizi atau gizi sangat
kurang dapat menyebabkan gangguan tumbuh
kembang secara fisik

Menurut Riskesdas tahun 2007 prevalensi status

gizi di Indonesia menurut BB/U adalah gizi


buruk : 5,4%, gizi kurang 13 %, Menurut BB/TB
sangat kurus 6,2%
Menurut Riskesdas Pada tahun 2010 gizi buruk
berdasarkan BB/U yakni 4,9% gizi kurang 13%
Data status gizi di provinsi sumatra utara tahun
2007 adalah gizi buruk 8.4%, gizi kurang 14,3% ,
Menurut indeks BB/TB sangat kurus 9,1%, kurus
7,9%
Data di Sumatra Utara Pada tahun 2010 indeks
BB/U : gizi buruk 7,8%, gizi kurang 13,5%

Menurut survei penilaian status gizi (PSG) pada

status gizi buruk dan kurang dari PSG (Penilaian


Status Gizi) tahun 2005-2009
Mengalami penurunan sejak 2006. Penurunan
bermakna terutama pada kasus balita dengan gizi
buruk, bisa turun 50% dalam 3 tahun (20062009) dari 8% jadi 4%
Dilain pihak penurunan kasus gizi kurang lebih
lambat sekitar 2% yaitu dari 21% jadi 16%
Dengan angka sebesar 20.2% prevalensi gizi
kurang dan gizi buruk disumut masih kategori
tinggi

Manfaat Penelitian
Sebagai sumber informasi untuk Puskesmas dalam

hal pencapaian berat badan balita gizi buruk selama


diberikan PMT-P
Sumber informasi bagi masyarakat tentang
pengaruh PMT-P dengan peningkatan berat badan
balita gizi buruk selama perawatan

Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Penelitian
ini

merupakan
penelitian
observasional dengan menggunakan data
sekunder untuk melihat efek dari Pemberian
Makanan Tambahan Pemulihan terhadap
peningkatan berat badan balita gizi buruk di
Puskesmas Pekan Labuhan tahun 2013.
Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Pekan
Labuhan Kota Medan dengan alasan bahwa
Puskesmas Pekan Labuhan merupakan salah satu
unit pelayanan kesehatan yang berada di daerah

Populasi dan Sampel


Populasi : balita gizi buruk dan mendapatkan

PMT-P di Puskesmas Pekan Labuhan Kota


Medan 2013
Sampel : sampel dalam penelitian ini adalah
balita yang memenuhi kriteria inklusi yaitu
balita gizi buruk dan mendapatkan PMT-P
selama 90 hari di Puskesmas Pekan Labuhan
Kota Medan 2013 yaitu 18 balita.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder yang diperoleh dari
Laporan Puskesmas dan catatan pemantauan
status gizi balita gizi buruk dari Januari sampai

Kriteria inklusi
kriteria inklusi yaitu balita gizi buruk dan

mendapatkan PMT-P selama 90 hari di


Puskesmas Pekan Labuhan Kota Medan 2013
yaitu 18 balita.

Kriteria Ekslusi :

Tidak dijelaskan kriteria eklusi dalam penelitian.

HASIL

Mencakup dua kelurahan yaitu kelurahan Pekan

Labuhan dan Kelurahan Nelayan Indah.


Dalam pelayanan kesehatan, Puskesmas Pekan
Labuhan dibantu satu satelit yaitu Puskesmas
Pembantu (Pustu) Nelayan indah yang terletak di
Kelurahan Nelayan Indah.

Karakteristik balita gizi buruk


Kondisi gizi buruk sangat banyak dialami oleh

balita (usia <59 bulan) dengan beragam faktor


yang mempengaruhi.
Pada penelitian ini karakteristik gizi buruk
dibedakan berdasarkan jenis kelamin, usia,
status BBL, imunisasi riwayat penyakit,
karakteristik kepala keluarga dan ibu yang
meliputi : umur, suku, pendidikan terakhir,
pekerjaan utama,
Karakteristik keluarga : jumlah anggota keluarga,
jumlah balita, pendapatan keluarga, sumber air
bersih, dan jenis rumah

Dari data diatas dapat dilihat bahwa balita gizi

buruk lebih banyak terjadi pada laki-laki 12


orang sedangkan pada perempuan 6 orang.
Balita yang mengalami gizi buruk 2 orang
BBLR, 8 balita tidak memiliki imunisasi yang
lengkap.dan 6 balita menderita ISPA diawal
PMT-P.

Karakteristik kepala keluarga

Dari data diatas kepala keluarga yang paling

dominan adalah 21-35 tahun.


Pendidikan terakhir kepala keluarga paling
banyak adalah tamatan SMP sebanyak 8 orang.
Suku yang paling dominan adalah suku jawa 7
orang.

Karakteristik ibu balita

Rata-rata usia ibu balita dalam rentang 21-35

tahun sebanyak 15 orang.


Suku yang paling banyak adalah suku jawa 7
orang.
Dan sebanyak 17 ibu balita berperan penuh
sebagai ibu rumah tangga.

Karakteristik keluarga

Jumlah anggota keluarga paling banyak adalah

keluarga sedang dengan jumlah 5-6 orang.


Jumlah balita dirumah paling banyak adalah satu
orang.
Pendapatan keluarga sama 1 juta sebanyak 9
orang dan pendapatan keluarga 1 juta-2 juta
sebanyak 9 orang
Keluarga balita dengan rumah tidak permanen
paling banyak yakni 12 orang.

Pembahasan
PMT ada 2 (dua) macam yaitu PMT Pemulihan

dan PMT Penyuluhan.


PMT Penyuluhan diberikan satu bulan sekali di
posyandu dengan tujuan disamping untuk
pemberian makanan tambahan juga sekaligus
memberikan contoh pemberian makanan
tambahan yang baik bagi ibu balita.
PMT Pemulihan adalah PMT yang diberikan
selama 90 hari pada balita gizi buruk dengan
tujuan untuk meningkatkan status gizi balita
tersebut.

Dari hasil penelitian pada balita gizi buruk,

setelah mendapatkan PMT-P mengalami


perubahan atau peningkatan.
Dimana pada bulan I pemberian PMT-P belum
semua balita yang mengalami peningkatan berat
badan.
Hal ini dapat dikarenakan penyakit penyerta
balita dan juga belum stabilnya sistem
pencernaan tubuh balita karena gizi buruk.
Pada bulan II, keseluruhan balita (100%)
mengalami peningkatan BB meskipun
perubahannya tidak signifikan.
Pada bulan ke III pemberian PMT-P semua
balita mengalami perubahan yang semakin baik

Hal ini bisa disebabkan karena riwayat penyakit

balita seperti ISPA.


Menurut Pudjadi (2003), dampak penyakit
infeksi terhadap pertumbuhan dan status gizi
adalah menurunnya berat badan. Keadaan
demikian disebabkan oleh hilangnya nafsu makan
pada penderita infeksi (ISPA) sehingga masukan
gizi dan energi kurang dari kebutuhan.

Dalam pemberian PMT-P tidak hanya diberikan

makanan olahan pabrik berupa susu formula


maupun biskuit namun juga tetap mengolah
produk/hasil lokal seperti bubur kacang ijo dan
hasil pangan lainnya.
Selama pemberian PMT-P tidak ada pencatatan
khusus tentang 6
frekuensi PMT-P yang habis dan yang sisa
sehingga sangat sulit menduga masalah kenaikan
berat badan balita yang mayoritas mengalami
kenaikan pada bulan II dan III.

KESIMPULAN
PMT-Pemulihan memberikan perubahan pada

berat badan balita gizi buruk dimana pada bulan


I hanya 7 balita (39%) yang mengalami
peningkatan,
Pada bulan II sebanyak 18 balita (100%)
mengalami peningkatan namun belum signifikan
Pada bulan III 18 balita (100%) telah
mengalami peningkatan yang signifikan.

Makanan yang diberikan oleh pihak Pusat

Pemulihan Gizi (PPG) Puskesmas Pekan


Labuhan adalah produk makanan lokal.
Makanan biasa yang diolah di dapur Puskesmas
Pekan Labuhan dan juga makanan produk pabrik
berupa biskuit dan susu formula WHO F 75
selama 2 hari pertama dan susu Formula WHO
F 100 selama 5 hari setelah F 75.

Critical appraisal

Desain umum
Apakah desain yang digunakan?

jawab : deksriptive observasional menggunakan


data sekunder.
Manakah populasi target, populasi terjangkau
dan sampel?
jawab : populasi target : balita gizi buruk di
Medan utara, populasi terjangkau: balita gizi
buruk di kecamatan medan labuhan, Sampel :
balita gizi buruk di Puskesmas Pekan labuhan
tahun 2013
Bagaimana cara pemilihan sampel : sampel
dipilih berdasarkan data sekunder di puskesmas

Adakah variabel bebas, variabel tergantung?

jawab : variabel bebas : peningkatan berat badan


balita gizi buruk, variabel tergantung : pemberian
makanan tambahan pemulihan.
Apakah hasil utama penelitian?
Jawaban : PMT-Pemulihan memberikan
perubahan pada berat badan balita gizi buruk
selama 3 bulan masa pemantauan.

Internal validity
Hubungan Non-kausal :
Apakah hasil diperngaruhi bias?
jawab : iya, karena pemberian makanan
tambahan tanpa pemantauan, makanan yang
diberikan tidak tercatat jumlah kalorinya, menu
pokok utama rumahan tidak tercatat.
jumlah anggota keluarga lebih dominan 5-6
orang sebanyak 10 keluarga.
Apakah hasil dipengaruhi faktor peluang?
Jawab : iya, karena dari karakteristik ibu
didapatkan 94% ibu bekerja sebagai ibu rumah

Apakah observasi dipengaruhi perancu?

jawab : iya, peningkatan berat badan pada balita


dipengaruhi banyak hal seperti makanan pokok
yang diberikan orang tua (MPASI) , susu
formula, makanan snack lainnya.

Hubungan kausal
Apakah hubungan waktu benar?

jawab : iya hubungan waktu benar berdasarkan data


riskesdas dan data gizi buruk balita yang diambil
pada tahun 2013.
Apakah asosiasi kuat?
jawab : iya hubungan asosiasi kuat.
Apakah ada hubungan dosis?
jawab : tidak ada.
Apakah hasil konsisten dalam penelitian ini?
jawab : iya hasil penelitian ini cukup konsisten

Validitas eksternal
Apakah hasil dapat diterapkan pada subjek terpilih?

jawab : iya hasil dapat diterapkan pada subjek terpilih


dalam hal ini balita gizi buruk di medan utara
Apakah hasil dapat diterapkan pada populasi terjangkau?
jawab : iya, hasil ini dapat diterapkan pada subjek terpilih
dalam hal ini puskesmas pekan labuhan
Apakah hasil dapat diterapkan pada populasi yang lebih
luas?
jawab : tidak bisa karena faktor perancu yang
mempengaruhi hasil bila diterapkan pada populasi yang
lebih luas pemantauan harus lebih ketat dengan data yang
lebih spesifik lagi.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai