Anda di halaman 1dari 65

DIARE KRONIK

PEMBIMBING :
dr. HARTANIAH SADIKIN Sp.A
OLEH :
Zifyon R. Ardho
01 - 148

DEFINISI
Diare kronik adalah diare
melanjut sampai 2 minggu
atau lebih dengan atau
tanpa kegagalan
pertumbuhan
(failure to thrive)

KLASIFIKASI DIARE KRONIK

Arasus dkk., 1979


Watery

stools / tinja berair


Fatty stools / tinja berlemak
Bloody stools / tinja berdarah

A. WATERY STOOLS (1)


1.

2.

3.

Gastroenteropati alergi
Alergi protein susu sapi (CMPA atau CMPSE)
Alergi protein kedele
a. Defisiensi disakaridase
Defisiensi lactase sering sekunder
Defisiensi sukrase - isomaltase
b. Malabsorpsi glukosa - galaktosa
Defek imun primer

A. WATERY STOOLS (2)


4.
5.

6.

Infeksi usus oleh virus, bakteri, dan parasit


(Giardia)
CSBS (Contaminated Small Bowel Syndrome)
Obstruksi usus, blind loops, malrotasi, short
bowel syndrome, dan sebagainnya
Penyakit Hischsprung, enterokolitis
Diare persisten dengan atau tanpa intoleransi
karbohidrat

A. WATERY STOOLS (3)


7.

Diare sehubungan dengan penyakit


endokrin
Hyperparatiroid

Insufisiensi adrenal

Diabetes mellitus
Diare sehubungan dengan tumor

Carcinoma medulla tiroid

Ganglioneuroma

Zollinger -- Ellison syndrome


Malabsorbsi asam empedu -- cholerrhoic
diarrhea

8.

9.

B. FATTY STOOLS (1)


1.

2.
3.

Insufisiensi pancreas, PEM, BBLR


Hipoplasi (Schwachman syndrome)
Cystic fibrosis, celiac disease.
Limfangiektasi usus
Kolestasis
Atresia biliaris ekstra atau intrahepatik
Hepatitis neonatal
Sirosis hepatis

B. FATTY STOOLS (2)


4.
5.
6.

Steatorea akibat obat (misal : neomycine,


cholestryamine)
CSBS (Contaminated Short Bowel
Syndrome)
Abetalipoproteinemia, gastroenteropati
alergi, defek imun primer, enteropati
akrodermatitis, anemia defisiensi besi,
penyakit whipple

C. BLOODY STOOLS
1.
2.
3.

4.
5.

V.Campylobacter, Salmonella, Shigella


(disentri basil)
Disentri amuba
Inflammatory bowel disease
Kolitis ulseratif
Penyakit Crohn
Entero-Kolitis Pseudomembranosa
Diare sehubungan dengan lesi anal

PATOFISIOLOGI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Diare osmotik
Diare sekretorik
Bakteri tumbuh lampau, asam empedu
dan asam lemak.
Tidak adanya mekanisme absorpsi ion
Kerusakan mukosa
Motilitas usus yang abnormal
Sindrom diare kronik

DIARE OSMOTIK
Akibat terdapatnya makanan atau zat
yang
tidak
dapat
diserap
akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam
rongga usus meninggi, sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit ke dalam
rongga usus. Isi rongga usus yang
berlebihan ini akan merangsang usus
untuk mengeluarkannya sehingga timbul
diare

DIARE SEKRETORIK
Akibat rangsangan tertentu (misal oleh
toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit ke
dalam rongga usus dan selanjutnya diare
timbul karena terdapat peningkatan isi
rongga usus.

DIAGNOSIS
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan dan pengobatan diare kronik


tergantung kepada penyebabnya.
Koreksi parenteral dan dehidrasi
Pengobatan:
a. Obat anti diare
b. Obat anti mikroba
c. Kolestiramin
d. Operasi
Setelah rehidrasi initial, proper feeding adalah
esensial bagi penyembuhan diare kronik.
Protein yang adekuat, energi dan nutrien esensial
ASI perlu dilanjutkan, bahkan waktu rehidrasi
initial.

MENERANGKAN PENANGGULANGAN
DIARE PADA KELUARGA.
Beri cairan u/
cegah dehidrasi
Oralit, LGG, sop, air
tajin, air putih.

Anak
Diare

Beri makanan
u/cegah
malnutrisi

ASI, susu, makanan


padat

Bawa ke
petugas
kesehatan

Diare & muntah


berulang, rasa haus
, demam, darah
feses

3 hari tidak
membaik

LAPORAN KASUS

IDENTITAS

Nama
Tgl lahir (umur)
Jenis kelamin
Alamat

Agama

:
:
:
:

An. N
20-12-05 (1 thn 9/12 bln)
Laki-laki
Asrama Yonkav 7 RT 05/RW
06 Pasar rebo Jakarta Timur
: Kristen

IDENTITAS ORANG TUA


Ayah
Ibu
Nama
: Tn. TA
Umur
: 29 tahun
Suku bangsa: Batak
Agama
: Kristen
Pendidikan : ABRI
Pekerjaan : ABRI

Nama
: Ny. Y.K
Umur
: 26 tahun
Suku bangsa : Batak
Agama
: Kristen
Pendidikan : Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Hubungan dengan orang tua : anak kandung

RIWAYAT KEHAMILAN DAN


KELAHIRAN
Kehamilan :
Perawatan antenatal : teratur
Penyakit kehamilan : disangkal
Kelahiran :
Tempat kelahiran
Penolong persalinan
Cara persalinan
pusat 3x
Penyulit persalinan
Masa gestasi

: rumah sakit
: dokter
: sectio cesaria karena terlilit tali
: disangkal
: cukup bulan

Keadaan bayi :
- Berat badan lahir
- Panjang badan lahir
- Lingkar kepala
- Langsung menangis
- Nilai APGAR
- Kelainan bawaan

: 3000 gram
: 46 cm
: ibu lupa
: tidak diketahui
: disangkal

RIWAYAT
PERKEMBANGAN

Pertumbuhan gigi pertama : 6 bln


Psikomotor
Duduk
: 7 bln
Jalan sendiri : 11 bln
Perkembangan Pubertas : Gangguan perkembangan mental/emosi : -

RIWAYAT IMUNISASI
JENIS
BCG
DPT

II

III

4 bulan

6 bulan

ULANGAN

0 bulan
2 bulan

POLIO
0 bulan
CAMPAK
HEPATITIS B

2 bulan

4 bulan

9 bln
0 bln

.:. Kesan imunisasi dasar tidak lengkap menurut


PPI

6 bulan
18 bulan

RIWAYAT MAKANAN
Umur
(bulan)

A.S.I/P.A.S.I

Buah/bisk
uit

Bubur
susu

Bubur
tim

0-2

ASI

2-4

ASI

4-6

ASI

6-8

ASI

8-10

PASI

10-18

PASI

RIWAYAT YANG PERNAH


DIDERITA
Penyakit

Umur

Penyakit

Umur

Diare
Otitis
Radang paru
Tuberkulosis
Kejang
Ginjal
Jantung
Darah
Difteri

Morbili
Parotitis
Demam
berdarah
Demam tifoid
Cacingan
Alergi
Kecelakaan
Operasi

10 bln
-

RIWAYAT KELUARGA

No

Corak Reproduksi : P1 A0
Umur

1th
9/12
bula
n

Kelami
n

Hidu
p

Laki laki

Lahir Abortu
Mati
Mat
s
(sebab
i
)
-

Ket.

pasie
n

Data Keluarga
Keterangan

AYAH

IBU

Perkawinan ke

Umur saat
menikah

27 thn

24 thn

Konsanguitas

Penyakit

Disangkal

Disangkal

DATA KEPEMILIKAN
RUMAH
Kepemilikan rumah :
Rumah Dinas
Keadaan rumah :
konstruksi tembok, sinar
matahari cukup, ventilasi
cukup 5 buah), kamar
mandi 1 di dalam rumah,
atap asbes, lantai ubin.
Keadaan lingkungan :
jarak antar rumah
berdekatan, saluran got
ada, tempat
pembuangan sampah di
belakang rumah.

RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Keluhan

Utama
Keluhan Tambahan

:
:

Diare
Batuk

3 minggu SMRS pasien mencret hingga 10 x dalam


sehari, sebanyak 20 cc setiap kali berak, tidak
berlendir, tidak berdarah, tetapi berbau seperti telur
busuk. 3 hari sebelum berak berak penderita ganti
susu dari Dancow ke Frisian Flag. Sedangkan
makanan yang diberikan seperti biasa (PASI dan
bubur bayi). Tetapi ibu penderita mengaku kadang
kadang makanan yang diberkan ke anaknya dikunyah
dulu olehnya baru kemudian diberikan ke anaknya.
Selama berak berak, penderita tidak diberi obat.
Selain berak berak, penderita juga demam tetapi
tidak diukur, lalu dikompres dengan air dingin. Selama
berak berak itu penderita tidak pernah muntah dan
makanan sehari hari diberi bubur putih tanpa lauk
pauk dan teh manis serta susu.

2 minggu SMRS pasien masih berak berak hingga


10x, bentuk dan warnanya sama dengan berak yang
pertama kali. Untuk itu pasien diberi bubur putih
campur gula merah. Karena orangtua sudah mulai
khawatir, lalu pasien dibawa ke klinik kesehatan RS
Kesdam. Pasien mendapat obat dalam bentuk puyer.
Pada waktu dibawa ke RS Kesdam penderita mulai
batuk batuk dan berdahak, tetapi tidak sesak. 2 hari
kemudian penderita masih berak berak seperti
semula. Sementara batuk batuk berdahak masih
berlangsung. Oleh karena itu pasien dibawa berobat
ke dokter anak dan diberi obat puyer antibiotik dan
penurun panas. Setelah makan obat dari dokter anak
tersebut keluhan tidak berkurang. Atas anjuran
dokter anak, susu Frisian Flag diganti dengan LLM.
Sementara bubur campur gula merah masih terus
diberikan dan anak mulai panas / demam.

9 hari SMRS pasien masih berak berak seperti


semula walaupun telah makan obat dari dokter
anak.

3 hari SMRS pasien masih berak berak, warna


kehijauan. Karena pasien masih berak berak, atas
inisiatif orangtua pasien diberikan imodium tablet
selama 2 hari berturut turut, sehingga diare mulai
berkurang. Sementara penderita masih batuk dan
berdahak, dan juga demam.

2 jam SMRS pasien berak berak kembali 6x sehari,


dan BB penderita terlihat mulai menurun walaupun
tidak ditimbang. Akhirnya pendeita dibawa ke RS FK
UKI untuk dirawat

RIWAYAT PENYAKIT YANG PERNAH DIDERITA


Disangkal

RIWAYAT PENYAKIT DALAM KELUARGA


Disangkal

RIWAYAT PENYAKIT PADA ANGGOTA


KELUARGA LAIN / ORANG LAIN SERUMAH
Disangkal

PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal : 4/10/ 2007
PEMERIKSAAN UMUM
KU
: Tampak sakit sedang
(lemas, terpasang infus)
Kesadaran : Compos Mentis (menangis kuat)
Tensi
: Tdk diukur
FN
: 120 x/mnt (regular, adekuat, isi
cukup,
kuat angkat)
FR
: 43 x/mnt (regular, adekuat)
S
: 37,3 C (axilla)

Data Antropometri
Berat badan = 12 kg
Panjang badan =
36 cm
Status gizi :
BB/BB (P50) x 100% = 12/12,5 x 100% = 96 %
PB/PB (P50) x 100% = 63/76.5 x 100% = 82,3 %
BB/PB BB (P50) x 100%= 12/6.9 x 100% = 173 %
Kesan : Gizi baik

PEMERIKSAAN FISIK

Kepala : Bulat, Mesochepali, UUB cekung, rambut


hitam, distribusi merata, tdk mudah dicabut.
Mata : Kelopak mata agak cekung, air mata +
Hidung : Btk Biasa, cavum nasi lapang - lapang,
sekret -/-, pernafasan cuping hidung Telinga : Normotia, serumen +/+
Mulut : Mukosa bibir kering, lidah kotor berselaput
putih
Leher : KGB tdk teraba membesar

Thoraks :
I
: Pergerakan dinding dada simetris, retraksi Pal : Stem fremitus ka = ki
Per : Sonor ka = ki
A
: BND bhronkovesicular, Rh +/+, Wh -/-, BJ
I/II normal, gallop -, murmur
Abdomen :
I
: Perut tampak buncit
A
: BU (+) 6 x/mnt (meningkat)
Pal : Supel, hepar & lien tdk teraba, Nyeri
Epigastrium Per : Tympany, Nyeri ketok
Ekstremitas : Akral sedikit dingin, capillary refill < 2
Kulit
: Turgor sedikit melambat

LAB dari RS Sebelumnya

Darah Lengkap

Hb.g/dl
Leukosit
Trombosit
Mik.HT
Hit. Jenis :

:
:
:
:

10,3 g/dl
12.200 /uL
266.000 /uL
31 %

Eosinofil
:2
N. Segmen
Monosit
:3

Urin

Eritrosit 0
Lekosit 2
Urobilin +
pH asam

: 70

Analisa Elektrolit
Na : 142 mmol
K : 4,3 mmol
Cl : 110 mmol

NB : Orangtua mencatat nilai nilai lab tersebut tidak


keseluruhan

DIAGNOSIS KERJA

Diare Kronis dehidrasi sedang + Anemia

DIAGNOSIS BANDING
Diare kronik dehidrasi sedang e.c bakteri
Diare kronik dehidrasi sedang e.c virus
Diare kronik dehidrasi sedang e.c
intoleransi laktosa
Diare Persisten

ANJURAN PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Pemeriksaan

Darah lengkap
Urin lengkap
Feses lengkap
Analisa Feses
Kultur Fese
Elektrolit

PROGNOSIS
Ad vitam
: Bonam
Ad sanationum : Dubia ad bonam
Ad functionum : Bonam

PENATALAKSANAAN

Rawat inap
IVFD : Asering 50 tts/mnt (4 jam pertama)
Habis, ganti KaEn 3B 10 tts/mnt (makro)
Mm/
Lakto B 2 x 1 sachet (PO)
Nymico 3 x 8 cc (PO)
Flagil 2 x 1 cth (PO)
Pedialyte 120 cc tiap muntah/ mencret

FOLLOW UP 3 JAM
(BB 12 kg)

S:
O:
KU :Tampak Sakit Sedang (tampak lemas, terpasang infus)
Kes : Compos mentis (menangis kuat)
FN : 120 x/mnt (Reguler,isi cukup,kuat angkat)
FP : 43 x/mnt (Reguler, adekuat)
S: 37,3 C (axilla)
Kepala : UUB cekung
Mata
: Kelopak mata agak cekung, air mata + sedikit
Telinga : Normotia, serumen +/+, sekret -/Mulut : Mukosa bibir kering, lidah kotor berselaput putih
Abdomen :
I
: Perut tampak membuncit
A
: BU (+) 5 x/mnt normal
Pal
: Supel, Hepar lien tdk teraba,
Per
: Tympany, NK

FOLLOW UP 3 JAM (2)


Ekstremitas : Akral sedikit dingin, capillary refill <
2
Kulit : Turgor sedikit melambat
Hidung, leher, pemeriksaan dada abdomen
dalam batas normal.
Lab Darah lengkap
LED
: 15 mm / jam
Hb
: 10,9 g/dl
Ht : 32 %
Eritrosit : 4,05 juta / ul
Leukosit : 9.700/ l
Trombosit : 273.000/l
Hitung jenis
: -/-/17/36/47/-

FOLLOW UP 3 JAM (3)


A : Diare kronik dehidrasi sedang + Anemia
P:
IVFD : Asering 50 tts/mnt 4 jam pertama
(makro)
Habis, ganti KaEn 3B 10 tts/mnt (makro)
Mm/
Lakto B 2 x 1 sachet (PO)
Nymico 3 x 8 cc (PO)
Flagil 2 x 1 cth (PO)
Pedialyte 120 cc tiap muntah/ mencret

FOLLOW UP 5 Oktober
2007
S : Diare 4x, ampas +, warna kehijauan, lendir +
(BB
12 kg)
O:

KU : Tampak Sakit Sedang (tampak lemas, terpasang infus)


Kes: Compos mentis (menangis kuat, gerak aktif)
FN : 100 x/mnt (Reguler, adekuat, isi cukup, kuat angkat)
FP : 43 x/mnt (Reguler, Adekuat)
S : 37,3 C (axilla)
Kepala : UUB agak cekung
Mata : Kelopak mata cekung, air mata (+) sedikit
Telinga : Normotia, serumen +/+, sekret -/Mulut : Mukosa bibir kering, lidah kotor berselaput putih
Abdomen :
I : Perut tampak datar
A
: BU + 5x/mnt normal
Pal : Supel, Hepar lien tdk teraba
Per : Tympany, NK

FOLLOW UP 5 Oktober
2007

Hasil LAB (5/10/07)


Analisa Elektrolit
Na : 139 mmol
K
: 3,5 mmol
Cl : 107 mmol
A : Diare Kronik dalam perbaikan + Anemia
P
IVFD : KaEn 3B 10 tts/mnt (makro)
Mm/
Lakto B 2 x 1 sachet (PO)
Nymico 3 x 8 cc (PO)
Flagil 2 x 1 cth (PO)
Pedialyte 120 cc tiap muntah/ mencret

FOLLOW UP 6 Oktober
2007
S : Diare12
4x
(BB
kg)

O:
KU : Tampak Sakit Ringan (gerak aktif)
Kes : Compos mentis (menangis kuat)
FN : 135 x/mnt (Reguler, adekuat, isi cukup, kuat angkat)
FP : 36 x/mnt (Reguler, Adekuat)
S
: 36,3C (axilla)
Kepala : dalam batas normal
Mata
: dalam batas normal
Telinga : Normotia, serumen +/+, secret -/Mulut : dalam batas normal
Ekstremitas : Akral dingin, capillary refill < 2
Kulit
: Turgor cukup

FOLLOW UP 6 Oktober
2007

A : Diare kronik dehidrasi ringan + Anemia


P:
Diet : Nutrillion soya dan bubur Preda
Mm/
Lakto B 2 x 1 sachet (PO)
Nymico 3 x 8 cc (PO)
Flagil 2 x 1 cth (PO)
Pedialyte 120 cc tiap muntah/ mencret (PO)
Zinc 1 x 20 (PO)

FOLLOW UP 7 Oktober
2007
S : Mencret 4x, isi air dan ampas
(BB
13 kg)
O : Ku : Tampak Sakit Ringan

Kes : Compos mentis (dapat berkomunikasi, gerak aktif)


FN : 120 x/mt (Reguler, adekuat, isi cukup, kuat angkat)
FP : 38 x/mt (Reguler, Adekuat)
S
: 36,3 C (axilla)
Kepala
: dalam batas normal
Mata
: Kelopak mata tidak cekung
Mulut
: dalam batas normal
Abdomen
: dalam batas normal
Ekstremitas : Akral hangat, capillary refill < 2
Kulit
: dalam batas normal

FOLLOW UP 7 Oktober
2007

A : Diare kronik terehidrasi + Anemia


P:
Diet : Nutrillion soya dan bubur Preda
Mm/
Lakto B 2 x 1 sachet (PO)
Nymico 3 x 8 cc (PO)
Flagil 2 x 1 cth (PO)
Pedialyte 120 cc tiap muntah/ mencret (PO)
Zinc 1 x 20 (PO)

FOLLOW UP 8 Oktober 2007

(BB 13 kg)

S : BAB 1x, sedikit, warna hijau, 5 cc


O:
Ku : Tampak Sakit Ringan
Kes : Compos mentis (dapat berkomunikasi, gerak aktif)
FN : 120 x/mnt (Reguler, adekuat, isi cukup, kuat angkat)
FP : 28 x/mnt (Reguler, Adekuat)
S
: 36,5 C (axilla)
Kepala
: dalam batas normal
Mata
: dalam batas normal
Mulut
: dalam batas normal
Abdomen
: dalam batas normal
Ekstremitas : dalam batas normal
Kulit
: dalam batas normal

FOLLOW UP 8 Oktober
2007

A : Diare kronik tanpa dehidrasi + Anemia


P:
Diet : Nutrillion soya dan bubur Preda
Mm/
Lakto B 2 x 1 sachet (PO)
Nymico 3 x 0,8 cc (PO)
Flagil 2 x 1 cth (PO)
Pedialyte 120 cc tiap muntah/ mencret (PO)
Zinc 1 x 20 (PO)
Boleh pulang

ANALISA KASUS

Pasien, seorang anak laki laki umur 1 tahun, 9


bulan, BB 8 kg, PB 75 cm, di rawat di RSU FK UKI
dengan diagnosa Diare Kronis. Dari anamnesis
ditemukan diare >2 minggu, mencret mencret
hingga 10 x / hari, 20cc, berbau busuk, tidak
berlendir, tidak berdarah. Walaupun diberi obat
keluhan tidak berkurang, berat badan pasien
semakin berkurang namun tidak ditimbang. Dari
pemeriksaan fisik ditemukan anak tampak sakit
sedang, UUB tidak cekung, kelopak mata cekung,
air mata (+), mukosa bibir kering, lidah kotor,
perut tampak buncit.

Diare yang seharusnya akut menjadi


kronis dikarenakan penanganan yang tidak
baik dari rumah sakit sebelumnya (tidak
diperbolehkan minum, tidak diperbolehkan
makan buah buahan, dll). Bila ditangani
secara tepat, maka diare akan teratasi.
Adanya diare pada pasien ini dikarenakan
salah satu penyebab mikroorganisme
penyebab diare adalah bakteri. Sesuai
dengan patogenesisnya terjadinya diare
oleh bakteri adalah bakteri masuk ke
traktus digestivus dan berkembang biak
didalam
traktus
digestivus.
Bakteri
tersebut akan mengeluarkan toksinnya

Toksin akan merangsang peningkatan


enzim adenilat siklase pada epitel usus
(bila toksin tidak tahan panas disebut
labile toksin = LT) atau enzim guanil
siklase (bila toksin bersifat tahan panas,
disebut stable toxin = ST). Akibat dari
peningkatan aktivitas enzim ini akan
menyebabkan peningkatan cAMP & cGMP
yang
mempunyai
kemampuan
merangsang sekresi klorida, natrium, dan
air dari dalam sel ke lumen usus serta

Menghambat absorbsi natrium, klorida,


dan air dari lumen usus ke dalam sel. Hal
ini akan menyebabkan peninggian tekanan
osmotik didalam lumen usus. Kemudian
akan terjadi hiperperistaltik usus untuk
mengeluarkan cairan yang berlebihan
dalam lumen usus. Bila kemampuan
penyerapan berkurang atau sekresi cairan
berlebih maka akan terjadi diare

Pada
pemeriksaan
lab
didapatkan
peningkatan
netrofil
batang
dan
limfositosis absolut, hal ini menandakan
adanya suatu proses infeksi
Pemeriksaan feses tidak dilakukan, karena
pasien
menolak
untuk
melakukan
pemeriksaan lab tersebut karena faktor
ekonomi. Hal ini menyebabkan tidak dapat
diketahuinya faktor penyebab dari diare
tersebut

Untuk terapi rehidrasi diberikan cairan


Asering selama 4 jam pertama
Asering
50 tetes/mnt (makro). Kemudian tetap
dilanjutkan dengan KAEN 3B untuk
maintenance. Kaen 3B 10 tetes/menit
(makro)
Pada terapi medikamentosa :
Pedialyte 120 cc sebagai pencegah
dehidrasi akibat kehilangan elektrolit
pasca muntah/mencret
Zinc digunakan untuk meningkatkan
nafsu makan pada anak tersebut.

Nymico 3 x 0,8 cc untuk mengobati


kandidiasis di rongga mulut
Flagil 2 x 1 cth sebagai anti amuba
Pemberian
Probiotik
terdiri
dari
Lactobacillus & Bifidobacteria pada
saluran cerna akan memiliki efek yang
positif karena berkompetensi untuk
nutrisi dan reseptor saluran cerna
sehingga
bermanfaat
dalam
mempersingkat lamanya diare

berupa Lacto B 2 x 1 sacchet .

PENUTUP
Masalah diare kronik adalah lebih kompleks
dibanding diare akut. Perlu diadakan
pendekatan
masalah
(anamnesis,
pemeriksaan
klinis,
laboratorium
dan
pemeriksaan penunjang) yang sangat teliti
untuk mendapatkan diagnosis yang lebih
tepat agar pengobatannya dapat berhasil.
Penanganan yang cepat dan tepat dapat
menghindari keadaan yang lebih buruk
sehingga prognosis penyakit ini dapat
menjadi baik.

TeRiMa KaSiH

Anda mungkin juga menyukai