Anda di halaman 1dari 43

BST

KEJANG DEMAM KOMPLEKS +


DIARE AKUT DISENTRI +
DEHIDRASI RINGAN-SEDANG
Presentan :
Seviana Annisa
Preseptor:
dr. Linda Marlina SpA

Identitas Pasien

Nama
Jenis kelamin
Tanggal lahir
Usia
Alamat

: By. K
: Laki-laki
: 6 Oktober 2015
: 1 tahun 2 bulan 8 hari
: Lengkong Besar No. 41

Tanggal masuk RS : 13 Desember 2016


Tanggal pemeriksaan: 14 Desember 2016

Identitas Orang tua Pasien


Nama ayah : Tn. M
Umur : 54 tahun
Pekerjaan : Swasta
Nama ibu
: Ny. S
Umur : 48 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta

Keluhan Utama

Kejang

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke IGD RS Muhammadiyah
diantar oleh kedua orangtua pasien dengan keluhan
kejang 30 menit SMRS, kejang terjadi sebanyak 1
kali dan berlangsung sekitar 3 menit. Menurut ibu
pasien, sebelum kejang pasien sedang dipangku,
tangan pasien sedang memegang mainan dan
pasien masih sadar. Kemudian ketika kejang, tangan
dan kaki pasien kelojotan, mata mendelik ke atas,
dan pasien tidak sadar ketika dipanggil oleh ibunya.
Setelah kejang pasien sadar dan langsung menangis.

Keluhan kejang didahului dengan demam


sejak 8 jam SMRS. Demam muncul tiba-tiba,
awalnya hangat terlebih dahulu pada pagi hari lalu
lama kelamaan demamnya semakin tinggi.
Keluhan kejang disertai dengan kebiruan disekitar
mulut pasien. Ibu pasien tidak mengukur suhu
tubuh pasien dengan thermometer. Demam
dirasakan terus menerus sampai dengan pasien
mengalami kejang.

Keluhan demam disertai dengan mencret


yang dialami bersamaan dengan terjadinya
demam. Keluhan mencret terjadi sebanyak 5
kali dalam sehari. Mencret dengan konsistensi
cair, berwarna kehijauan, berlendir, berdarah,
tidak berbau amis, dan tidak seperti cucian
beras. Dalam sehari pasien bisa megganti
pampers sebanyak 5 kali dan banyaknya
hampir memenuhi 2/3 pampers.

Ibu pasien mengatakan setelah 5 jam pasien


masuk ke ruang perawatan, pasien kembali
mengalami kejang. Kejang terjadi sebanyak 1 kali,
berlangsung selama 2 menit. Menurut ibu pasien,
sebelum kejang pasien sedang berbaring di kasur
dan pasien masih sadar. Kemudian ketika kejang,
tangan dan kaki pasien kelojotan, mata mendelik ke
atas, dan pasien tidak sadar ketika dipanggil oleh
ibunya. Setelah kejang pasien sadar dan langsung
menangis dan meminta untuk digendong oleh
ibunya.

Menurut ibu pasien tidak ada riwayat kejang


tanpa didahului demam. Ibu pasien menyangkal
adanya kejang berulang sampai pasien dibawa ke
IGD. Tidak ada riwayat kejang lebih dari 30 menit. Ibu
pasien menyangkal adanya penurunan kesadaran
yang lama pada pasien. Tidak ada riwayat muntah
yang menyembur yang terjadi secara tiba-tiba tanpa
didahului rasa mual. Tidak ada riwayat terjatuh
ataupun terbentur di bagian kepala. Ibu pasien
menyangkal anaknya mengeluhkan sakit kepala
hebat.

Ibu pasien menyangkal untuk keluhan


demam disertai dengan bintik-bintik
kemerahan pada kulit, nyeri otot, nyeri
tulang, nyeri sendi, ataupun nyeri ulu hati.
Ibu pasien juga menyangkal adanya
bersin-bersin, hidung tersumbat, pilek,
sakit kepala, mata berair. Ibu pasien juga
menyangkal adanya batuk, suara menjadi
serak, dan nyeri menelan.

Ibu pasien juga menyangkal adanya cairan yang


keluar dari telinga pasien. Ibu pasien juga
menyangkal adanya muntah, nyeri pinggang,
nyeri perut bawah, nyeri saat BAK, dan BAKnya
menjadi keruh. Menurut ibunya setelah mencret
pasien terlihat lemas, matanya terlihat cekung,
ketika menangis air matanya masih keluar,
bibirnya kering, dan pasien terlihat lebih haus
dari biasanya.

Menurut ibu pasien keluhan kejang


yang didahului demam pada pasien ini baru
pertama kali terjadi. Om pasien memiliki
riwayat kejang demam seperti pasien.
Keluhan demam dan mencret pada pasien
belum diobati. Karena demam terus
menerus tinggi, ibu pasien membawa pasien
ke RS Muhammadiyah, ketika diperjalanan
pada jam 16.00 pasien mengalami kejang.

Keluhan kejang pada pasien belum diobati


dan langsung dibawa ke IGD RS
Muhammadiyah dan pasien disarankan
untuk
dirawat
inap.
Ibu
pasien
mengatakan mencuci tangannya sebelum
memberi makan, menyiapkan makanan,
dan menyusi anaknya, namun terkadang
hal tersebut lupa untuk dilakukan.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien pernah dirawat di rumah sakit selama
beberapa hari pada saat baru lahir karena
penyakit kuning.
Riwayat Penyakit Keluarga
Om pasien memiliki riwayat yang sama dengan
pasien yaitu, mengalami kejang yang didahului
dengan demam.

Riwayat Kehamilan dan Persalinan

Pasien merupakan anak ketiga. Selama masa


kehamilan, ibu pasien rutin kontrol kehamilan ke
dokter spesialis kandungan. Ibu pasien mengaku
adanya riwayat tekanan darah tinggi. Ibu pasien
menyangkal
adanya
riwayat
perdarahan,
keputihan, demam atau sakit dan riwayat jatuh atau
terbentur selama masa kehamilan.

Pasien dilahirkan di rumah sakit pada usia


kehamilan cukup bulan, dengan berat badan lahir
3100 gram dan panjang badan lahir 50 cm. Ibu
pasien tidak ingat lingkar kepala pasien saat lahir.
Pasien dilahirkan dengan operasi sesar, karena ibu
memiliki riwayat hipertensi dan akan disteril setelah
melahirkan bayinya. Riwayat persalinan lama
disangkal. Setelah lahir, pasien langsung menangis,
tidak ada penyulit seperti terlilit tali pusar ataupun
dan kebiruan. Ibu mengatakan adanya riwayat
kuning pada bayi.

Anamnesis Makanan
0-6 bulan ASI + MPASI
8-12 bulan ASI + MPASI + bubur saring
12 bulan-14 bulan ASI + MPASI + nasi tim

Riwayat Imunisasi
Pasien mengatakan anaknya telah mendapatkan
imunisasi dasar lengkap
di rumah sakit :
Hepatitis B
: 0 bulan
BCG, Polio I
: 1 bulan
DPT-HB +HiB +Polio II
: 2 bulan
DPT-HB + HiB + Polio III
: 3 bulan
DPT-HB + HiB + Polio IV : 4 bulan
Campak : 9 bulan

Riwayat Tumbuh Kembang


Motorik kasar : 3 bulan mengangkat kepala, 4 bulan
tengkurap, 9 bulan bisa berdiri dengan berpegangan
Motorik halus : 3 bulan bisa menggenggam mainan, 8
bulan mengulurkan tangan untuk meraih mainan
Bahasa
: 3 bulan mengoceh, 6 bulan membuat
suara tanpa arti, 9 bereaksi terhadap suara
Sosial
: 1 bulan mengenal ibu, 6 bulan makan kue
sendiri, 9 bulan merengek menarik tangan ibu

Pemeriksaan Fisik
Kesadaran
: Compos mentis
Kedaan umum
: Tampak sakit
sedang
Tanda Vital
Nadi
: 100x/menit
Respirasi
: 24x/menit
Suhu
:36,6oC

Antropometri
Usia
: 1 tahun 2 bulan 8 hari
Berat badan : 8,9 kg
Tinggi badan : 76 cm
Lingkar kepala: 46 cm

Kesimpulan Status Gizi (Z-score)

- BB/U
: Diantara 0 s/d -2 (Normal)

- PB/U
: Diantara 0 s/d -2 (Normal)

- BB/PB
: Diantara -1 s/d -2(Normal)

- LK/U
: Diantara 0 s/d -1 (Normal)

- Kesan
: Status gizi baik

Kulit
Ruam (-)
Kepala
Bentuk
Rambut
Fontanel
Mata

Telinga
Hidung

: Normocephal
: Halus, lembut
: Cekung (+)
: Konjungtiva anemis (-/-), Sklera
(-/-), Pupil bulat isokor, reflex cahaya
+/+
: Bentuk dan letak normal, sekret (-/-)
: Bentuk normal, sekret (--/--),

Mulut
:
Bibir
: Sianosis (-)
Mukosa: Kering (+)
Faring : Hiperemis (-)
Tonsil : T1, T1, tidak hiperemis

Toraks : bentuk dan gerak simetris, retraksi intercostal

(-)
Cor : ictus cordis tidak terlihat dan tidak terpalpasi, S1
dan S2 murni regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo
:
Inspeksi : Bentuk normal, pergerakan simetris,

retraksi(-)
Palpasi
: Pergerakan simetris
Perkusi
: Paru kanan = kiri sonor
Auskultasi: VBS kanan=kiri, ronkhi (+/+), wheezing (+/+),

Abdomen
- Inspeksi: Cembung, hiperemis (-),
retraksi epigastrium (-)
- Palpasi : Lembut, nyeri tekan (-), turgor kulit
melambat
Liver
: Tidak teraba
Lien
: Tidak teraba
- Perkusi
: Timpani
- Auskultasi
: Bising usus (+)

Anogenital

Ekstrimitas
Akral hangat
CRT< 2 detik

Fimosis (-), Hipospadi (-),


Epispadi (-), Balanitis (-),
Edema (-), Hiperemis (-),Sekret:

Neurologis
Refleks Fisiologis :
Patella (+/+), Brachioradialis (+/+)
Tanda rangsang meningens:
Kaku kuduk
: (-)
Brudzinsky I,II, III : (-)
Refleks patologis:
Babinski : (-/-)
Chaddock : (-/-)
Oppenheim
: (-/-)

Pasien laki laki berusia 1 tahun 2 bulan 8 hari dengan status


gizi baik datang ke IGD diantar oleh ibunya dengan keluhan
kejang 30 menit SMRS, kejang terjadi sebanyak 1 kali dan
berlangsung sekitar 3 menit. Menurut ibu pasien, sebelum
kejang pasien sedang dipangku, tangan pasien sedang
memegang mainan dan pasien masih sadar. Kemudian
ketika kejang, tangan dan kaki pasien kelojotan, mata
mendelik ke atas, dan pasien tidak sadar ketika dipanggil
oleh ibunya. Setelah kejang pasien sadar dan langsung
menangis. Keluhan kejang disertai dengan kebiruan di sekitar
mulut pasien. Keluhan kejang diawali dengan demam 8 jam
SMRS. Demam muncul tiba-tiba, awalnya hangat kemudian
lama-kelamaan meningkat.

Keluhan demam disertai dengan mencret yang terjadi


sebanyak 5 kali dalam sehari. Mencret dengan konsistensi
cair, berwarna kehijauan, berlendir, berdarah, tidak berbau
amis, dan tidak seperti cucian beras. Dalam sehari pasien
bisa megganti pampers sebanyak 5 kali dan banyaknya
hampir memenuhi 2/3 pampers. Setelah mencret pasien
terlihat lemas, matanya terlihat cekung, ketika menangis air
matanya masih keluar, bibirnya kering, dan pasien terlihat
lebih haus dari biasanya. Kesadaran composmentis, tampak
sakit sedang. Tanda-tanda vital dalam batas normal. Dalam
pemeriksaan fisik didapatkan fontanel cekung, mukosa
mulut kering, turgor kulit melambat.

Diagnosis Banding
Kejang Demam Kompleks + Diare akut disentri +
Dehidrasi Ringan-Sedang
Kejang Demam Sederhana + Diare akut disentri
+ Dehidrasi Ringan-Sedang

Usulan Pemeriksaan
Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit
NS-1
Urin rutin
Feses rutin makroskopik dan mikroskopik

Diagnosis Kerja
Kejang Demam Kompleks + Diare
akut disentri + Dehidrasi RinganSedang

Penatalaksanaan

Umum
Rawat inap
Tirah baring
Bila kejang, posisikan pasien secara miring
untuk mencegah aspirasi. Bersihkan muntahan
atau lender di mulut/hidung. Walaupun
kemungkinan lidah tergigit, jangan memasukan
sesuatu ke dalam mulut.
Teruskan pemberian ASI sesering-seringnya

Khusus
Terapi Oksigen 1l/m via nasal kanul
Infus cairan RL

Total kebutuhan cairan dengan Holiday


Segar (BB = 19 kg)

100 x 8,9 = 890ml/24 jam

200 ml (ASI), 770ml (infus RL)

700ml:24 jam = 29gtt/menit

Antikonvulsan
Diazepam (dosis 0,3-0,5 mg/kgBB) tiap 8
jam
Diazepam per rektal diberikan 4,45mg
Antipiretik
Parasetamol syrup (10-15mg/kgBB) dosis
oral setiap 8 jam
8,9 x 10mg= 89mg/dosis, 3 kali sehari

Edukasi
Kejang
Jelaskan pada orangtua bahwa kejang
demam sebagian besar tidak berbahaya.
Jelaskan pada orangtua cara menangani
kejang demam di rumah. Orangtua harus
menyediakan obat anti kejang, obat
penurun panas di rumah. Jika pasien
kejang, sgeera masukan obat diazem ke
rektal.

Diare
Berikan nasihat kepada orangtua mengenai 4 aturan terapi di
rumah, berika cairan tambahan, berikan suplemen zinc,
teruskan pemberian makan, berikan cairan tambahan
(sebanyak yang anak inginkan).
Berikan ASI sesering-seringnya. Bisa juga berikan kuah sup,
kuah sayuran, air cucian beras, air putih.
Orangtua segera membawa anaknya ke pelayanan kesehatan
apabila diare makin bertambah.
Berikan pengarahan cara mencampur ORS

0-2 tahun : 50-100mL setiap diare dan diantaranya


Berikan suplemen zinc

0-6 bulan: 10mg/hari selama 14 hari

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai