Anda di halaman 1dari 22

Nyeri Kepala

dr. Oscar Nurhadi, Sp. S


Banjarmasin
Oktober 2016

Definisi
Nyeri kepala adalah rasa nyeri di bagianbagian kepala termasuk kulit kepala, wajah
(termasuk area orbitotemporal), dan interior
kepala.
Nyeri kepala merupakan salah satu keluhan
utama terbanyak yang membuat pasien
datang ke tempat praktek

Epidemiologi
Menurut Sjahrir, tahun 2004, berdasarkan hasil
pengamatan insidensi jenis penyakit di Medan: Nyeri
kepala menduduki komposisi jumlah pasien terbanyak
yang berobat jalan ke dokter saraf
1. Sefalgia 42%
2. Osteo artritis 9,5%
3. Stroke 7,7%
4. LBP 7,3%
5. Insomnia 4%
6. Epilepsi 3,8%
7. Vertigo 3,6%
8. Bells Palsy 3,2%
9. HNP 2,5%
10. Neuropati 2,3%

Klasifikasi dan etiologi

Nyeri kepala Primer


1. Migren
2. Tension Type Headache
3. Cluster Headache
4. Nyeri kepala Primer lainnya

1.

2.

3.

4.

5.
6.

7.

8.

Nyeri kepala Sekunder

Nyeri kepala yang berkaitan dengan trauma kepala


dan/ leher
Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan vaskuler
kranial atau servikal
Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan non
vaskuler intrakranial
Nyeri kepala yang berkaitan dengan substansi atau
withdrawal nya
Nyeri kepala yang berkaitan dengan infeksi
Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainana
homeostasis
Nyeri kepala atau nyeri vaskuler yang berkaitan
dengan kelainan kranium, leher, mata, telinga, hidung,
sinus, gigi, mulut, atau struktur fasial atau kranial lain
Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan psikiatrik.

1.

2.

Neuralgia kranial, sentral, atau nyeri fasial


primer dan nyeri kepala lainnya
Neuralgia kranial dan penyebab sentral
nyeri fasial
Nyeri kepala lainnya, neuralgia kranial,
sentral, atau nyeri fasial primer.

Secara umum, etiologi tersering dari nyeri


kepala adalah TTH dan migrain.

Penyebab Nyeri Kepala Sekunder

Patofisiologi

Mekanisme nyeri kepala secara garis besar


merupakan reseptor nyeri yang teraktivasi
di sekitar otak, tulang tengkorak, wajah,
sinus, ataupun gigi.

CLUSTER HEADACHE (CH)

Cluster headache merupakan nyeri kepala yang


menyebabkan nyeri periorbital ataupun temporal
unilateral yang hebat, dengan gejala otonomik ipsilateral
(ptosis, lakrimasi, rhinorrhea, kongesti nasal).
Elizabeth L, Anne D. Cluster Headache. Orphanet Journal of Rare Diseases. 2008

CH lebih sering dialami oleh pria, biasanya bermula pada


usia 20-40 tahun. Prevalensi CH di AS adalah 0,4%.
Biasanya CH bersifat episodik, pasien mengalami nyeri
sebanyak >1 kali per hari selama 1-3 bulan, diikuti dengan
remisi selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Patofisiologi CH masih belum diketahui, namun sementara
ini diduga berhubungan dengan disfungsi hipotalamus.
Konsumsi alkohol juga dapat memicu munculnya CH
(dalam periode serangan, tidak pada periode remisi).

Tanda dan Gejala CH

Serangan biasanya datang pada saat yg sama


setiap hari, seringkali sampai membangunkan
pasien dari tidur.
Nyeri selalu bersifat unilateral di orbitotemporal
Nyeri sangat hebat yang memuncak dalam
hitungan menit, dan menurun perlahan dalam
30-60 menit.
Pasien gelisah, tidak seperti pasien migrain yang
lebih memilih diam di ruangan gelap
Didapatkan tanda otonomik berupa kongesti
nasal, rhinorrhea, lakrimasi, Horners Syndrome,
yang berlokasi di sisi yang sama dengan nyeri
kepala.

Tatalaksana CH
Untuk menghilangkan serangan: Triptan
parenteral, dihydroergotamine, atau O2 100%
Untuk profilaksis jangka panjang:
verapamil, lithium, topiramate, atau divalproex
Semua pasien memerlukan tatalaksana
preventif, karena serangan CH bersifat sering.
Prednisone (60mg/hari) dapat menjadi pilihan,
jika dibandingkan dengan obat preventif lain
yang memiliki onset yang lebih lambat.

Migrain
Migrain merupakan nyeri kepala episodik.
Gejala biasanya bertahan 4-72 jam, lokasi
nyeri unilateral, memberat saat aktifitas,
dan disertai dengan rasa mual, fotofobia,
dan fonofobia
Aura didapatkan pada 25% pasien migrain,
yang biasanya muncul sebelum keluhan
nyeri kepala.

Epidemiologi Migrain
Migrain merupakan penyebab nyeri kepala
sedang sampai berat
Prevalensi Migrain di Amerika lebih banyak
mengenai wanita (18%) dibanding pria (6%)
Migrain banyak didapatkan pada pasien
dewasa muda, dan sedikit sekali pada usia
>50 tahun.

Patofisiologi Migrain
Migrain dianggap sebagai nyeri neurovaskular
dengan proses perubahan neuronal sentral
(hipereksitabilitas kortikal, depresi kortikal
yang menyebar) dan keterlibatan sistem
trigeminovaskular (memicu pelepasan
neuropeptida, yang menyebabkan inflamasi
pada pembuluh darah kranial dan duramater)
Beberapa pemicu yang berpotensi
menyebabkan migraine: konsumsi alkohol,
stimulasi aferen berlebihan (cahaya silau, bau
menyengat), perubahan cuaca, stress
emosional, faktor hormonal.

Tanda dan Gejala Migrain

Seringkali didahului dengan gejala prodromal


(sensasi saat dimulainya serangan migrain)
berupa perubahan mood, hilangnya nafsu
makan, mual
Munculnya aura pada 25% pasien. Aura
dideskripsikan sebagai gangguan neurologis
sementara yang mempengaruhi keseimbangan,
koordinasi otot, gangguan berbicara, ataupun
penglihatan.
Nyeri kepala bervariasi mulai dari tingkat
sedang sampai berat dengan lama serangan 4
jam sampai beberapa hari, biasanya berkurang
dengan istirahat

Tatalaksana Migrain

Hilangkan pemicu migrain


Nyeri kepala ringan sedang: NSAID atau
acetaminophen. Analgesik yang mengandung
opioid, kafein, ataupun butalbital biasanya
menolong untuk serangan ringan-sedang,
namun cenderung menyebabkan pemakaian
berlebihan (overused) dan malah dapat memicu
nyeri kepala (Medication Overuse Headache).
Nyeri kepala berat: disarankan penggunaan
triptan. Merupakan agonis reseptor serotonin
selektif. Bukan merupakan analgesik, namun
dapat memblokade pelepasan neuropeptida
vasoaktif yang memicu migrain.

Tension Type Headache


(TTH)
TTH dapat bersifat episodik ataupun kronik
TTH episodik berlangsung <15 hari per
bulan, sangat sering dijumpai, kebanyakan
pasien mengalami keluhannya berkurang
dengan analgetik.
TTH yang berlangsung >15 hari per bulan
termasuk dapat disebut TTH kronis.

Tanda dan Gejala TTH


Nyeri pada TTH biasanya ringan sampai
sedang
Nyeri kepala berlokasi di oksipital dan
frontal, bilateral dan menyebar ke seluruh
bagian kepala.
Tidak disertai mual ataupun muntah, dan
tidak memburuk saat aktivitas
Pemicu TTH antara lain: gangguan tidur,
stress emosional, nyeri/tegang pada leher.

Tatalaksana TTH
Amitriptyline dapat digunakan sebagai
preventif terjadinya TTH kronis
Untuk sebagian besar TTH ringan-sedang,
analgesik seperti aspirin dan
acetaminophen dapat digunakan.
Untuk nyeri kepala berat, dapat digunakan
analgesik yang mengandung opioid

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai