Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

W
(35TAHUN) DENGAN KEHAMILAN 12
MINGGU KOMPLIKASI ABORTUS
INKOMPLETUS DI RUANG SERUNI LT.III
RSUD TARAKAN JAKARTA

Oleh:
NIM

RINNA SEPTIANY SUPENDI


: 07044

AKADEMI KEPERAWATAN YAYASAN RS. JAKARTA


JAKARTA
2010

Latar Belakang

Peran Perawat

TINJAUAN TEORI
ABORTUS DAN ASUHAN
KEPERAWATAN
Pengertian
Abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan pengeluaran
hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan
dengan usia gestasi kurang dari 20 minggu dan berat janin
kurang dari 500 gram (Mitayani, 2009: hal. 22)

Abortus inkompletus : perdarahan pada kehamilan muda


dimana sebagian dari hasil konsepsi telah keluar dari
kavum uteri melalui kanalis serviks yang tertinggal pada
desidua atau plasenta.( Rukiyat, 2010: hal.143)

Jadi kesimpulan dari abortus inkompletus adalah


pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan
sebelum 20 minggu yang bisa menyebabakan perdarahan
pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil konsepsi
telah keluar dari kavum uteri melalui kanalis serviks yang
tertinggal pada desidua atau plasenta.

Adaptasi fisiologi kehamilan


Perubahan sistem kardiovaskuler

Perubahan sistem
endokrin
Perubahan sistem
pernapasan
Perubahan sistem
gastrointestinal

Perubahan sistem
reproduksi
Perubahan dinding perut
dan kulit
Perubahan sistem gastrointestinal

Adaptasi Psikologi
kehamilan
1. Sressor pada kehamilan

a. Pengaruh hormonal
b. Hubungan suami istri
c. Ingin support
berlebihan
d. Perubahan hubungan
e. Ketidaknyamanan fisik
f. Keluarga
g. Perubahan body image
h. Khawatir keadaan bayi
i. Emosi

2. Perubahan psikologi
kehamilan

1. Perubahan trimester
1 (1-3bulan)
2. Perubahan trimester
2 (4-6bulan)
3. Perubahan trimester
3 (7-9bulan)

PENYEBAB

Manifestasi klinis

Faktor janin, faktor ibu,


faktor
bapak,
genetic,

faktor

faktor anatomi genital,


faktor endokrin, faktor
infeksi, faktor imunologi,

Perdarahan banyak/sedikit
(stosel),amenorhea, sakit perut,
mulas mulas, sudah keluar fetus
atau jaringan, terjadi infeksi alat
genital: demam, nadi cepat,
berbau, uterus membesar dan
lembek, nyeri tekan, leukositosis.
Pada PD abortus baru saja

penyakit-penyakit kronis,

didapati serviks terbuka, diraba

obat-obat rekreasional dan

sisa sisa jaringan dalam kanalis

faktor nutrisi

servikalis atau kavum uteri.

Kelainan
pertumbuhan
hasil konsepsi

Kelainan
plasenta

Infeksi akut

Kelainan
traktus
genitalis

Oksigenasi
Toksin, bakteri
plasenta
virus
terganggu
Perdarahan dalam desidua
basalis
Nekrosis jaringan
sekitar
Hasil konsepsi lepas
(aborsi)
Villi korialis menembus
lebih dala (8Villi korialis menembus
14minggu)
desidua (< 8 minggu)
Lepas
Lepas
sebagian
seluruhnya
Tindakan
perdarahan
curretage
Nyeri
Resiko infeksi

Anxietas. ketakutan

Kurangnya volume cairan


Perubahan perfusi jaringan

Penatalaksanaan Medis
Tes Diagnostic
Diagnosis abortus inkomplit ditegakkan berdasarkan :
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisis
3. Pemeriksaan Penunjang : Pemeriksaan laboratorium
berupa tes kehamilan,hemoglobin, leukosit, waktu bekuan,
waktu perdarahan, trombosit., dan GDS.Pemeriksaan USG
ditemukan kantung gestasi tidak utuh, ada sisa hasil
konsepsi.
Terapi
1. Dalam keadaan gawat karena kekurangan darah, dapat
dipasang infuse dan transfuse darah.
2. Diikuti kerokan:
3. Pengobatan : berikan uterotonika, antibiotika untuk
menghindari infeksi.

Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan
cairan vaskuler dalam jumlah berlebih.
2. Perubahan perfusi jaringan b/d hipovolemia
3. Ketakutan b/d ancaman kematian pada diri
sendiri dan janin
4. Nyeri b/d dilatasi serviks, trauma jaringan,
dan kontraksi uterus.
5. Resiko tinggi terjadi infeksi b/d penahanan
hasil konsepsi, perdarahan, kondisi vulva
lembab.
6. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik,
penurunan sirkulasi

TINJAUAN KASUS
A. Identitas Klien
Klien bernama Ny. W, berumur 35tahun , masuk pada tanggal 28- Juli-2010, jam
masuk pada pukul 19.15 WIB di ruang Seruni RSUD Tarakan Jakarta di kamar 303,
agama Islam, suku Sunda, pendidikan SD, status perkawinan kawin, dan merupakan
kawin ketiga.
B. Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan
1.

Kurangnya volume cairan b/d kehilangan vaskuler dalam jumlah berlebihan


DS: Klien mengatakan pusing saat turun dari tempat tidur apalagi ke toilet, masih
ada keluar darah sedikit sedikit 1 softex dan warna darah merah terang
DO: Keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, Pada saat dilakukan
pemeriksaan TTV
N=96x/menit, irama teratur denyut kuat,
TD=100/60mmHg, S=36,5C, RR= 20x/menit., Konjungtiva anemis, Membran
mukosa kering, bibir pecah-pecah, minum 500cc dalam, 6jam (2000cc=24jam),
Klien mengganti pembalut 2x/hari, darah masih keluar, 120cc, warna merah,
bau khas,Klien tampak lemas, Terpasang infuse RL 30tpm,Hasil lab Hb= 6.6
gr/dl, Ht= 20.9 5%, Eritrosit = 2.12 jt,Hasil USG = Adanya kantong kehamilan,
terdapat perdarahan pada uterus dan masih ada jaringan yang tersisa.

2. Resiko penyebaran infeksi b/d Penahanan


hasil konsepsi dan perdarahan.
DS:
a). Klien mengatakan masih ada keluar darah sedikit
sedikit 1 softex dan warna darah merah terang
DO:
a).Keadaan umum sedang, kesadaran composmentis,
Pada saat dilakukan pemeriksaan TTV
N=96x/menit, irama teratur denyut kuat,
TD=100/60mmHg, S=36,5C, RR= 20x/menit.
b).Klien mengganti pembalut 2x/hari, darah masih
keluar, 120cc, warna merah, bau khas
c). Klien tampak lemas dan pucat
d). Hasil Lab: Leukosit 16.800/mm3
e). Hasil USG = Adanya kantong kehamilan, terdapat
perdarahan pada uterus dan masih ada jaringan
yang tersisa.

3. Resiko kekurangan nutrisi b/d intake in


adekuat
DS:
a). Klien mengatakan kurang nafsu makan
b).Klien mengatakan ada alergi /pantangan makanan, yaitu telor,
udang, ikan asin
c). Klien mengatakan selama hamil nafsu makan berkurang
walaupun setiap hari klien makan 3x.
d). Klien mengatakan BB sebelum hamil 47kg, dengan TB 160cm.
tetapi BB saat ini menjadi 46kg. Akibat kurang nafsu makan.
DO:
a). Konjungtiva anemis
b). Ada pantangan dan toleransi makanan yaitu telor,udang, ikan
asin, klien menghabiskan 1/4porsi dari makanan yang
disediakan.
c). BB sekarang 46 kg, TB 160 cm, LLA 15.2cm. IMT (bb/tb 2(cm-m))=
(46/1.602=46/2.56=17.9=kurus). (N= 18-24)
d). Hasil lab Hb= 6.6 gr/dl

4. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan


fisik
DS:
a). Klien mengatakan pusing saat turun dari tempat tidur
apalagi ke toilet.
b). Klien mengatakan masih merasa lemas
c).Klien mengatakan selama dirumah sakit tidak beraktivitas
karena mengalami abortus dan tidur kurang 3jam.
DO:
a). Klien tampak lemas, muka klien tampak pucat.
b). Konjungtiva anemis
c). Hasil lab Hb= 6.6 gr/dl
d).Keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, Pada
saat dilakukan pemeriksaan TTV N=96x/menit, irama
teratur denyut kuat, TD=100/60mmHg, S=36,5C, RR=
20x/menit.

5. Kurangnya pengetahuan b/d kurangnya


informasi
DS
a). Klien mengatakan saat ini tidak tahu sedang hamil karena
klien terbiasa setiap bulannya siklus menstruasi tidak
teratur, bisa lebih cepat bisa lebih lambat.
b). Klien mengatakan pernah menggunakan KB suntik tahun
2002 sampai 2004, selama menggunakan alat kontrasepsi
klien memiliki masalah tidak mendapat haid, kurang nafsu
makan dan berat badan menjadi turun.
c). Klien mengatakan ingin menggunakan alat kontrasepsi lagi
tetapi masih bingung harus menggunakan kontrasepsi
seperti apa yang sesuai dengan kondisinya saat ini
d). Klien mengatakan ada alergi obat, dan sudah tidak
mempunyai keinginan untuk hamil kembali
DO:
Klien sering bertanya-tanya tentang KB, tampak klien ingin
dilakukan penyuluhan tentang KB.

6. Kerusakan Integritas kulit b/d alergi


obat dan makanan

DS:
a). Klien mengatakan ada alergi obat
(penicillin),
b).Klien mengatakan ada alergi /pantangan
makanan, yaitu telor, udang, ikan asin.
c). Klien mengatakan kadang tanpa sadar suka
menggaruk lukanya karena gatal.
DO:
a). Turgor kulit sedang, warna kulit kemerahan,
kebersihan kulit kotor apalagi kulit terdapat
lesi dibagian lengan dan betis akibat alergi
obat dan makanan (Tampak seperti koreng)

C. Perencanaan
Diagnosa Pertama:
a). Observasi keluhan umum dan keadaan klien.
b). Observasi tanda-tanda vital/TTV
c). Observasi perdarahan: Jumlah, warna, bau.
d). Observasi hasil USG dan Lab (Hb,Ht, Eritrosit)
e). Observasi tetesan infuse RL 30pm
f). Anjurkan klien untuk minum banyak (>2000-2500cc)
g). Monitor Intake dan output 24 Jam
h). Informed consent pada keluarga untuk dilakukan curretage yang dilakukan
oleh dokter spesialis kandungan.
Kolaborasi :
i). Kolaborasi dengan dokter kandungan untuk melakukan tindakan curettage.
j). Kolaborasi dalam pemberian obat : Oksitosin IV
k). Kolaborasi dalam Pemberian sujmlah cairan pengganti : tranfusi darah :
Jenis, jumlah.

Diagnosa kedua
Mandiri:
a). Observasi perdarahan: jumlah, warna, bau.
b). Informed consent pada keluarga untuk dilakukan curretage
yang dilakukan
oleh dokter spesialis kandungan.
c). Terangkan pada klien pentngnya perawatan vulva hygne
selama masa perdarahan
d). Lakukan perawatan vulva
e). Anjurkan pada suami agar tidak melakukan hubungan
senggama selama masa perdarahan.
f). Terangkan pada klien cara mengidentifikasi infeksi : gatal,
suhu tubuh
meningkat, merasa panas.
Kolaborasi :
g). Berikan obat antibiotic : Amoxicilin
h). Kolaborasi dengan dokter kandungan untuk melakukan
tindakan curettage

Diagnosa ketiga
Mandiri:
a). Beri makan dalam keadaan hangat dan minum air
hangat
b). Beri makan sedikit tapi sering
c). Beri makanan kesukaan
d). Hindari makanan pantangan penyebab alergi
e). Lakukan kebersihan mulut setiap sebelum dan
sesudah makan
f). Hindari makanan yang membuat mual
Kolaborasi:
Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian Diit TKTP
(Tinggi kalori dan Tinggi Protein).

Diagnosa keempat
Mandiri:
a). Evaluasi perkembangan kemampuan klien
melakukan
aktivitas
b). Kaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi
uterus/kandungan
c). Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan
aktivitas sehari-hari
d). Bantu klien untuk melakukan tindakan sesuai
dengan
kemampuan/kondisi klien.
e). Kaji tingkat kemampuan klien untuk
beraktivitas.

Diagnosa kelima
Mandiri:
a). Jelaskan tentang keadaan dan prognosis klien tentang Abortus
b). Lakukan penyuluhan tentang KB (keluarga berencana)
c). Berikan kesempatan pada klien untuk bertanya
d). Berikan pujian yang tepat atas usaha dan keputusan yang tepat untuk
dilakukan program KB kembali

Diagnosa keenam
Mandiri:
a). Anjurkan pada klien untuk menghindari makanan yang membuat alergi
b). Anjurkan pada klien untuk tidak menggaruk luka yang ada
c). Anjurkan pada klien agar luka tidak terkena air, apabila luka itu masih
berdarah atau basah
d). Anjurkan pada klien menggunakaan salep :Ketanomidazole

D. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai rencana
yang dibuat
E. Evaluasi
Diagnosa 1 :
Evaluasi pada pukul 16.00 hari/tanggal= Sabtu, 31 Juli 2010.
S= Klien mengatakan pusing sudah berkurang, darah keluar sedikit,
menggunakan softex biasa, warna sudah kecoklatan.
O= Keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, konjungtiva anemis, klien
masih tampak pucat, lemas, masih keluar darah sedikit, warna kecoklatan, bau
khas, menggunakan softex ukuran biasa, mukosa bibir sedikit lembab dan tidak
terlalu pecah-pecah. Hasil TTV: TD 100/70mmHg, N= 86x/menit, RR=20x/menit,
S= 36.5C. Hasil Lab tanggal 30-Juli-2010: Hb= 6.8gr/dl, Ht= 20.9%, Eritrosit=
2.12jt. Klien meminum obat tanpa resep dokter (Sangobion, Amoxcillin 3x1 tab)
A= Masalah teratasi sebagian
P= Lanjutkan intervensi: Libatkan keluarga untuk memantau klien dirumah
a). Observasi keluhan umum dan keadaan klien.
b). Observasi suhu tubuh dan perdarahan: jumlah, warna, bau.
c). Anjurkan klien untuk minum banyak (>2000-2500cc/ 8-10gelas)
d). Anjurkan pada klien untuk tetap meminum obat penambah darah sesuai
aturan
e). Anjurkan pada klien apabila keadaan lebih buruk periksa kedokter atau
klinik terdekat

Diagnosa kedua
Evaluasi pada pukul 16.20 hari/tanggal= Sabtu, 31 Juli 2010.
S= Klien mengatakan pusing sudah berkurang, darah keluar sudah sedikit,
menggunakan softex biasa, warna sudah kecoklatan.
O= Keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, masih lemas,dan pucat, masih
ada darah tapi sedikit keluarnya, warna sudah kecoklatan, bau khas, menggunakan
softex ukuran biasa. Hasil TTV: TD 100/70mmHg, N= 86x/menit, RR=20x/menit, S=
36.5C. Hasil Lab tanggal 30-Juli-2010: Leukosit= 16.800/ul.
A= Masalah teratasi sebagian
P= Lanjutkan intervensi: : Libatkan keluarga untuk memantau klien dirumah
a). Kaji kondisi keluaran darah : Jumlah, Warna, Bau.
b). Mengingatkan pada klien pentingnya perawatan vulva hygne selama masa
perdarahan
dengan melakukan perawatan vulva 2x/hari
c). Ingatkan pada klien cara mengidentifikasi infeksi : gatal, suhu tubuh meningkat,
merasa panas
bagian vagina.
d). Anjurkan klien tetap meminum obat antibiotic : Amoxcilin
e). Anjurkan pada klien apabila keadaan lebih buruk segera bawa ke dokter atau
klinik terdekat.

Diagnosa ketiga
Evaluasi pada pukul 16.30 hari/tanggal= Sabtu, 31 Juli 2010.
S= Klien mengatakan sudah tau caranya untuk meningkatkan BB tapi nafsu
makan masih kurang baik dan akan tetap mencoba mengikuti saran dari
perawat.
O= Keadaan umum sedang, konjungtiva anemis, klien pucat dan masih terlihat
lemas, tampak klien beristirahat. Klien memakan kue kering 2 potong. Hb
masih pada tanggal 29-07-2010 yaitu 6.8gr/dl
A= Masalah teratasi sebagaian
P= Lanjutkan intervensi: : Libatkan keluarga untuk memantau klien dirumah
a). Anjurkan makan dalam keadaan hangat dan minum air hangat
b). Anjurkan makan sedikit tapi sering TKTP(Ikan, Tahu, tempe, sayur hijau)
c). Makan makanan kesukaan
d). Hindari makanan pantangan penyebab alergi
e). Lakukan kebersihan mulut setiap sebelum dan sesudah makan
f). Hindari makanan yang membuat mual: Pedas, bergas.

Diagnosa keempat
Evaluasi pada pukul 16.40 hari/tanggal= Sabtu, 31 Juli
2010.
S= Klien mengatakan aktivitas masih dikurangi, masih
banyak istirahat.
O= Kondisi klien masih lemas, tetapi aktivitas
dilakukan
sendiri.
A= Masalah teratasi sebagian
P= Lanjutkan intervensi : Libatkan keluarga untuk
memantau
klien dirumah
a). Bantu klien dalam melakukan aktivitas
b). Anjurkan klien untuk banyak istirahat

Diagnosa kelima
Evaluasi pada pukul 16.00 hari/tanggal= Jumat, 30 Juli 2010.
S= Klien tampak terlihat sudah tenang, klien sudah tau akibatnya
dan pasrah dan klien akan memium jamu-jamuan untuk
mengeluarkan sisa janinya dirahim, klien mengatakan sudah tidak
cemas, dan tau tentang manfaat penggunaan KB yang tepat dan
klien memutusakan kembali untuk menggunakan KB suntik.
O=Klien terlihat tenang, tidak bertanya-tanya, dan sudah mengerti
tentang penjelasan dari evaluasi yang sudah dilakukan.
A= Masalah teratasi
P= Pertahankan intervensi : anjurkan klien untuk melihat
leaflet/brosur dan dibaca kembali apabila ada yang kurang
dipahami.

Diagnosa keenam
Evaluasi pada pukul 16.50 hari/tanggal= Sabtu, 31 Juli 2010.
S= Klien mengatakan tidak menggaruk lukanya kecuali sedang gatal, dan klien
menggunakan salep untuk mengobatinya.
O= Luka/ bekas garukan bagian lengan dan betis sudah banyak yang kering,
tetapi masih ada luka yang masih basah dan darah sdikit keluar akibat
garukan (kemungkinan gatal yang tidak tertahankan),
A= Masalah teraasi sebagian
P =.Lanjutkan intervensi: Libatkan pada keluarga atau teman terdekat klien
a). Tetap anjurkan pada klien untuk menghindari makanan yang membuat
alergi
b). Tetap njurkan pada klien untuk tidak menggaruk luka yang ada
c). Tetap anjurkan pada klien agar luka tidak terkena air, apabila luka itu
masih
berdarah

atau basah

d). Tetap anjurkan pada klien menggunakaan salep ketanomidazole Sesuai


yang
yang dibutuhkan.

PEMBAHASAN
Pembaha
san

Teori

Faktor janin,
1.
Penyebab faktor ibu,

faktor
bapak,
faktor
genetic,
faktor
anatomi
genital,
faktor
endokrin,
faktor
infeksi,
faktor
imunologi,
penyakitpenyakit
kronis, obatobat
rekreasional

Kasus

faktor
janin,
faktor ibu,
resiko dari
faktor
endokrin
dan faktor
nutrisi.

Analisa
Kesenjangan
-faktor bapak
yang merupakan
infeksi sperma
dan faktor
genetic,: karena
tidak dilakukan
pengecekan
laboratorium
tentang kualitas
sperma dan
kelainan
kromosom.
-Faktor anatomi:
karena ibu baru
pertama kali
mengalami
abortus dan

Faktor
pendukun
g
Terdapat
data yang
lengkap,
klien
kooperatif
,
dan waktu
cukup
untuk
Menganali
sa.

Pembahas
an

Teori

Kasus

Analisa
Kesenjangan

Faktor
pendukun
g

1. Penyebab

Faktor janin,
faktor ibu,
faktor
bapak,
faktor
genetic,
faktor
anatomi
genital,
faktor
endokrin,
faktor
infeksi,
faktor
imunologi,
penyakitpenyakit
kronis, obatobat
rekreasional
dan faktor
nutrisi.

faktor
janin,
faktor ibu,
resiko dari
faktor
endokrin
dan faktor
nutrisi.

- Faktor infeksi
:tidak dilakukan
pemeriksaan
TORCH
( toxoplasma,
rubella,
cyitomegalovirus,
) dan malaria
saat masa
kehamilan.

Terdapat
data yang
lengkap,
klien
kooperatif
,
dan waktu
cukup
untuk
Menganali
sa.

-Faktor
immunologi:
biasanya
terdapat pada
abortus spontan
yangberulang.
Inkompatibilitas
golongan darah
A,B,O dengan
reaksi antigen
antibody karena

Pembaha
san

Teori

Manifestas Perdarahan
banyak/sedik
i klinis

it
(stosel),ame
norhea, sakit
perut, mulas
mulas, sudah
keluar fetus
atau
jaringan,
terjadi
infeksi alat
genital:
demam, nadi
cepat,
berbau,
uterus
membesar
dan lembek,
nyeri tekan,
leukositosis.
Pada PD
abortus baru
saja didapati
serviks

Kasus

Analisa
Kesenjangan

Faktor
pendukun
g

pusing, lemas,
tidak nafsu
makan, keluar
stosel , warna
darah merah
terang, tidak
nyeri perut dan
mules (-). TTV
N=96x/mnt,
TD=
100/60mmHg,
S= 36,5c,
konjungtiva
anemis. Hasil
lab HB= 6.6
gr/dl, HT= 20.9
5%, Eritrosit =
2.12 jt, Leukosit
= 16.800/mm3.
USG = Adanya
kantong
kehamilan,
terdapat
perdarahan
pada uterus
dan masih ada
jaringan yang
tersisa.

- klien sakit perut


(-), mulas (-),
uterus membesar
(-), nyeri tekan (-),
perdarahan berbau
(-), perdarahan
mendadak (-),
dikarenakan sudah
ada sebagian
konsepsi yang
keluar 3hari yang
lalu sehingga
kontraksi uterus
menurun.

-klien kurang nafsu


makan karena
sebelum masuk
rumah sakit
mengalami nyeri
perut akibat dari
kontraksi uterus
sehingga klien
lebih
memperioritaskan

adanya
kerjasama
antara
penulis
dengan
klien yang
kooperatif
dan
adanya
pemeriks
aan
penunjan
g
yang
terdapat
pada
rekam
medic
klien

Pembaha
san

Teori

Kasus

Komplika
si

-Perdarahan
-Perforasi
uterus
- infeksi
- Syok

perdarahan
- infeksi
- Resiko
syok
hipovolemik

Hipovolemik

Penatala
ksanaan
medis

-Diagnostik:
a.Anamnese
b.Pemeriksa
an fisis
c.Pemeriksa
an lab: Hb,
Ht, Eritrosit,
tes
kehamilan
Terapi:
a.Cairan
infus
b.Tranfusi
darah
c.Obat

Diagnostik:
-Sama
sesuai teori
Terapi:
Cairan infus

Analisa
Kesenjangan
tidak terjadi
perforasi uterus
karena tidak
dilakukan
kerokan
/curretage pada
klien
Tidak dilakukan
pemberian
tranfusi darah
dan obat karena
tidak tau
prosedur
perawatan di
rumah sakit ,
tidak ada sodara
terdekat datang,
dan saat
temannya

Faktor
pendukun
g
Terdapat
hambatan
:
penentua
n umur
kehamilan
pada
klien,
penghitun
gan HPHT
menurut
Naegele
usia
kehamilan
klien saat
ini 12
minggu,
tetapi di
buku
status

Pembahasa
n
Diagnosa
keperawat
an

Teori

Kasus

6 dignosa
keperawat
an

2 diagnosa
keperawatan
sesuai teori:
- Kekurangan

Analisa Kesenjangan

- Perubahan perfusi
jaringan : tidak ada
penurunan kesadaran
akibat syok hipovolemik.
klien diberikan terapi
volume
cairan yaitu RL 30/Tpm ,
cairan
dianjurkan minum
-Intoleransi
banyak untuk
aktivitas
menggantikan cairan
yang hilang.
Sesuai kasus:
-Resiko
-Ketakutan b/d ancaman
penyebaran kematian pada diri
sendiri dan janin tidak
Infeksi
diangkat: mekanisme
- kekurangan koping klien adaptif,
nutrisi
klien tidak gelisah, klien
- kurangnya
tampak tenang dan
menerimanya dengan
pengetahuan pasrah, tidak ada
-Kerusakn
disorientasi.
integritas

kulit
Nyeri b/d dilatasi
serviks, trauma jaringan,

Faktor
pendukun
g
adanya
kerjasama
antara
penulis
dengan
klien yang
kooperatif
dan
adanya
pemeriks
aan
penunjan
g
yang
terdapat
pada
rekam
medic
klien

Pembahasa
n
Diagnosa
keperawat
an

Teori

Kasus

6 dignosa 2 diagnosa
keperawat keperawatan
an
sesuai teori:
- Kekurangan
volume
cairan
-Intoleransi
aktivitas
Sesuai
kasus:
-Resiko
penyebaran
Infeksi
- kekurangan
nutrisi
- kurangnya
pengetahuan
-Kerusakn
integritas
kulit

Analisa Kesenjangan

-Resiko tinggi infeksi b/d


penahanan hasil
konsepsi: perdarahan;
kondisi vulva lembab.
Diangkat. Karena Masih
mengalirnya darah
melalui jalan lahir akan
menyebabkan daerah
tersebut dalam kondisi
lembab apabila tidak
diberihkan beresiko
untuk masuknya
mikroorganisme dari luar
yang memicu untuk
terjadinya infeksi
- Kekurangan nutrisi b.d
intake in adekuat. Intake
in adekuat
mempengaruhi
metabolisme dalam
tubuh, karena tubuh
memerlukan
keseimbangan antara

Faktor
penduku
ng

Pembahas
an

Teori

Kasus

Analisa Kesenjangan

Diagnosa
keperawat
an

6 dignosa
keperawa
tan

2 diagnosa
keperawatan
sesuai teori:
Kekurangan

-Informasi kesehatan
penting untuk
kehidupan, informasi
bisa dilihat dari media
visual maupun
audiovisual. Bagi yang
mempunyai latar
belakang pendidikan dan
tingkat kepedulian
kesehatan kurang,
memerlukan informasi.

volume
cairan
-Intoleransi
aktivitas
Sesuai
kasus:
-Resiko

-Alergi salah satu


penyebab reaksi simpang
makanan, terjadi proses
penyebaran
peradangan lama Pada
alergi terdapat gangguan
Infeksi
metabolisme sulfat,
- kekurangan Bahan makanan
nutrisi
mengandung sulfur yang
- kurangnya
masuk ketubuh melalui
konjugasi fenol
pengetahua
menggannggu saluran
n
cerna, diduga juga

Faktor
penduk
ung

Pembahas
an

Teori

Kasus

Perencana
an

Disesuaik
aan
dengan
perencan
aan
masingmasing
diagnosa

Disesuaikan
dengan
kondisi klien
untuk
dilakukan
perencanaan
mengacu
pada
masingmasing
diagnosa

-Pada diagnosa
1,2,3,5,6
disesuaikan
dengan kondisi
klien
perencanaanya.

Melakukan
tindakan
sesuai
dengan
kondisi klien
yang
mengacu
pada
perencanaan
dari masing-

Pada diagnosa 1,2


tidak dilakukan
tindakan
kolaborasi yaitu:
tranfusi darah,
tindakan
curretage,
pemberian obat
karena klien
menolak,

Pelaksana
an

Melakuka
n sesuai
dengan
perencan
aan
masingmasing
diagnosa

Analisa
Kesenjangan

-Pada diagnosa 4
sesuai dengan
teori.

Faktor
pendukung
adanya
kerjasama
antara penulis
dan perawat/
bidan
diruangan,
penulis tidak
mendapatkan
hambatan
dalam
perumusan
perencanaan
karena
perencanaan
disesuaikan
dengan teori
dan kondisi
klien

Faktor
penghambat:
klien
pulang
paksa karena
kehendak
klien sendiri
sehingga

Pembahas
an
Evaluasi

Teori

Kasus

Analisa
Kesenjangan

Faktor
pendukung

Disesuaik
aan
dengan
Kriteria
hasil dari
masingmasing
diagnosa

Disesuaikan
dengan
kriteria hasil
dari
perencanaan
yang
mengacu
pada
masingmasing
diagnosa

Pada keenam
diagnosa yang
teratasi hanya
satu yaitu
diagnosa kelima :
kurangnya
pengtahuan
mengenai abortus
dan keluarga
berencana

adanya
kerjasama
antara penulis
dan
perawat/bidan
diruangan dan
klien yang
cukup
kooperatif
untuk
dilakukan
homecare,

Kelima diagnosa
lainnya teratasi
sebagin karena
perawatan tidak
dilakukan secara
maksimal akibat
dari klien pulang
paksa. .

Faktor
penghambat:
melakukan
homecare
tempatnya
terpencil jauh
dari jalan,
ssolusinya
menanyakan
alamat yang
dituju dan

Kesimpulan
Dalam melakukan pengkajian pada kasus etiologi abortus yaitu faktor dari ibu,
faktor
nutrisi, resiko kelainan hormone endokrin. Pada manifestasi klinis yaitu pusing,
lemas,
tidak nafsu makan, keluar stosel yang tidak terlalu banyak, warna darah merah
terang, klien tidak nyeri bagian perut dan mules sudah berkurang.
Pada komplikasi yaitu terjadi perdarahan dan infeksi dan beresiko terjadisyok
hipovolemik.
Pada penatalaksanaan terapi diberikan cairan infuse RL 30 tpm.
Pada tahap perumusan diagnose keperawatan, penulis mendapatkan kesenjangan
antara teori dan kasus. Diagnose keperawatan secara teori ada 6 diagnosa,
sedangkan pada kasus ada 2 diagnosa yang sesuai dengan teori, dan ada 4
diagnosa ditegakan tetapi tidak ada pada teori
Pada tahap perencanaan penulis menyusun intervensi sesuai dengan diagnose
prioritas
yang sudah ditegakan, didalam penyusunan intervensi penulis mengacu pada
intervensi
yang sudah terdapat pada teori dan ditambah intervensi yang sesuai dengan kondisi
klien

Pada tahap pelaksanaan tindakan secara mandiri dari


masing-masing
diagnosa dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan
tetapi
terdapat hambatan untuk melakukan rencana tindakan pada
diagnosa
pertama dan kedua dari segi kolaborasi, yaitu klien menolak
untuk
dilakukan tindakan curettage, pemberian transfuse dan klien
pulang
paksa. Sehingga dilakukan homecare satu hari untuk
pelaksanaan
agar tercapai 3x24jam.
Pada tahap evaluasi disesuaikan dengan perencanaan yang
sudah
disusun. Dari 6 diagnosa yang penulis tegakan hanya 1 yang
teratasi,
yaitu klien sudah mengerti tentang alat kontrasepsi yang
tepat pasca
abortus dan 5 diagnosa lainnya teratasi sebagian

Saran

Diharapkan klien mau melakukan


pemeriksaan USG ulang untuk mendeteksi
konsepsi apakah masih tersisa atau sudah
habis semua, dan kliem mau melakukan pola
hidup sehat dengan memakan makanan
bergizi dan melakukan pemasangan alat KB
pasca abortus, dan mengurangi aktivitas.
Diharapkan perawat ruangan selalu
melengkapi data sesuai masalah yang timbul
pada klien sehingga masalah yang timbul
pada klien sesuai dengan kondisi dan
perkembangan kesehatan.

Foto home care


( me and my patient)

JAGA DAN
RAWATLAH
IBU DAN
CALON
BAYINYA

TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA..

Anda mungkin juga menyukai