W
(35TAHUN) DENGAN KEHAMILAN 12
MINGGU KOMPLIKASI ABORTUS
INKOMPLETUS DI RUANG SERUNI LT.III
RSUD TARAKAN JAKARTA
Oleh:
NIM
Latar Belakang
Peran Perawat
TINJAUAN TEORI
ABORTUS DAN ASUHAN
KEPERAWATAN
Pengertian
Abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan pengeluaran
hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan
dengan usia gestasi kurang dari 20 minggu dan berat janin
kurang dari 500 gram (Mitayani, 2009: hal. 22)
Perubahan sistem
endokrin
Perubahan sistem
pernapasan
Perubahan sistem
gastrointestinal
Perubahan sistem
reproduksi
Perubahan dinding perut
dan kulit
Perubahan sistem gastrointestinal
Adaptasi Psikologi
kehamilan
1. Sressor pada kehamilan
a. Pengaruh hormonal
b. Hubungan suami istri
c. Ingin support
berlebihan
d. Perubahan hubungan
e. Ketidaknyamanan fisik
f. Keluarga
g. Perubahan body image
h. Khawatir keadaan bayi
i. Emosi
2. Perubahan psikologi
kehamilan
1. Perubahan trimester
1 (1-3bulan)
2. Perubahan trimester
2 (4-6bulan)
3. Perubahan trimester
3 (7-9bulan)
PENYEBAB
Manifestasi klinis
faktor
Perdarahan banyak/sedikit
(stosel),amenorhea, sakit perut,
mulas mulas, sudah keluar fetus
atau jaringan, terjadi infeksi alat
genital: demam, nadi cepat,
berbau, uterus membesar dan
lembek, nyeri tekan, leukositosis.
Pada PD abortus baru saja
penyakit-penyakit kronis,
faktor nutrisi
Kelainan
pertumbuhan
hasil konsepsi
Kelainan
plasenta
Infeksi akut
Kelainan
traktus
genitalis
Oksigenasi
Toksin, bakteri
plasenta
virus
terganggu
Perdarahan dalam desidua
basalis
Nekrosis jaringan
sekitar
Hasil konsepsi lepas
(aborsi)
Villi korialis menembus
lebih dala (8Villi korialis menembus
14minggu)
desidua (< 8 minggu)
Lepas
Lepas
sebagian
seluruhnya
Tindakan
perdarahan
curretage
Nyeri
Resiko infeksi
Anxietas. ketakutan
Penatalaksanaan Medis
Tes Diagnostic
Diagnosis abortus inkomplit ditegakkan berdasarkan :
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisis
3. Pemeriksaan Penunjang : Pemeriksaan laboratorium
berupa tes kehamilan,hemoglobin, leukosit, waktu bekuan,
waktu perdarahan, trombosit., dan GDS.Pemeriksaan USG
ditemukan kantung gestasi tidak utuh, ada sisa hasil
konsepsi.
Terapi
1. Dalam keadaan gawat karena kekurangan darah, dapat
dipasang infuse dan transfuse darah.
2. Diikuti kerokan:
3. Pengobatan : berikan uterotonika, antibiotika untuk
menghindari infeksi.
Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan
cairan vaskuler dalam jumlah berlebih.
2. Perubahan perfusi jaringan b/d hipovolemia
3. Ketakutan b/d ancaman kematian pada diri
sendiri dan janin
4. Nyeri b/d dilatasi serviks, trauma jaringan,
dan kontraksi uterus.
5. Resiko tinggi terjadi infeksi b/d penahanan
hasil konsepsi, perdarahan, kondisi vulva
lembab.
6. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik,
penurunan sirkulasi
TINJAUAN KASUS
A. Identitas Klien
Klien bernama Ny. W, berumur 35tahun , masuk pada tanggal 28- Juli-2010, jam
masuk pada pukul 19.15 WIB di ruang Seruni RSUD Tarakan Jakarta di kamar 303,
agama Islam, suku Sunda, pendidikan SD, status perkawinan kawin, dan merupakan
kawin ketiga.
B. Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan
1.
DS:
a). Klien mengatakan ada alergi obat
(penicillin),
b).Klien mengatakan ada alergi /pantangan
makanan, yaitu telor, udang, ikan asin.
c). Klien mengatakan kadang tanpa sadar suka
menggaruk lukanya karena gatal.
DO:
a). Turgor kulit sedang, warna kulit kemerahan,
kebersihan kulit kotor apalagi kulit terdapat
lesi dibagian lengan dan betis akibat alergi
obat dan makanan (Tampak seperti koreng)
C. Perencanaan
Diagnosa Pertama:
a). Observasi keluhan umum dan keadaan klien.
b). Observasi tanda-tanda vital/TTV
c). Observasi perdarahan: Jumlah, warna, bau.
d). Observasi hasil USG dan Lab (Hb,Ht, Eritrosit)
e). Observasi tetesan infuse RL 30pm
f). Anjurkan klien untuk minum banyak (>2000-2500cc)
g). Monitor Intake dan output 24 Jam
h). Informed consent pada keluarga untuk dilakukan curretage yang dilakukan
oleh dokter spesialis kandungan.
Kolaborasi :
i). Kolaborasi dengan dokter kandungan untuk melakukan tindakan curettage.
j). Kolaborasi dalam pemberian obat : Oksitosin IV
k). Kolaborasi dalam Pemberian sujmlah cairan pengganti : tranfusi darah :
Jenis, jumlah.
Diagnosa kedua
Mandiri:
a). Observasi perdarahan: jumlah, warna, bau.
b). Informed consent pada keluarga untuk dilakukan curretage
yang dilakukan
oleh dokter spesialis kandungan.
c). Terangkan pada klien pentngnya perawatan vulva hygne
selama masa perdarahan
d). Lakukan perawatan vulva
e). Anjurkan pada suami agar tidak melakukan hubungan
senggama selama masa perdarahan.
f). Terangkan pada klien cara mengidentifikasi infeksi : gatal,
suhu tubuh
meningkat, merasa panas.
Kolaborasi :
g). Berikan obat antibiotic : Amoxicilin
h). Kolaborasi dengan dokter kandungan untuk melakukan
tindakan curettage
Diagnosa ketiga
Mandiri:
a). Beri makan dalam keadaan hangat dan minum air
hangat
b). Beri makan sedikit tapi sering
c). Beri makanan kesukaan
d). Hindari makanan pantangan penyebab alergi
e). Lakukan kebersihan mulut setiap sebelum dan
sesudah makan
f). Hindari makanan yang membuat mual
Kolaborasi:
Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian Diit TKTP
(Tinggi kalori dan Tinggi Protein).
Diagnosa keempat
Mandiri:
a). Evaluasi perkembangan kemampuan klien
melakukan
aktivitas
b). Kaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi
uterus/kandungan
c). Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan
aktivitas sehari-hari
d). Bantu klien untuk melakukan tindakan sesuai
dengan
kemampuan/kondisi klien.
e). Kaji tingkat kemampuan klien untuk
beraktivitas.
Diagnosa kelima
Mandiri:
a). Jelaskan tentang keadaan dan prognosis klien tentang Abortus
b). Lakukan penyuluhan tentang KB (keluarga berencana)
c). Berikan kesempatan pada klien untuk bertanya
d). Berikan pujian yang tepat atas usaha dan keputusan yang tepat untuk
dilakukan program KB kembali
Diagnosa keenam
Mandiri:
a). Anjurkan pada klien untuk menghindari makanan yang membuat alergi
b). Anjurkan pada klien untuk tidak menggaruk luka yang ada
c). Anjurkan pada klien agar luka tidak terkena air, apabila luka itu masih
berdarah atau basah
d). Anjurkan pada klien menggunakaan salep :Ketanomidazole
D. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai rencana
yang dibuat
E. Evaluasi
Diagnosa 1 :
Evaluasi pada pukul 16.00 hari/tanggal= Sabtu, 31 Juli 2010.
S= Klien mengatakan pusing sudah berkurang, darah keluar sedikit,
menggunakan softex biasa, warna sudah kecoklatan.
O= Keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, konjungtiva anemis, klien
masih tampak pucat, lemas, masih keluar darah sedikit, warna kecoklatan, bau
khas, menggunakan softex ukuran biasa, mukosa bibir sedikit lembab dan tidak
terlalu pecah-pecah. Hasil TTV: TD 100/70mmHg, N= 86x/menit, RR=20x/menit,
S= 36.5C. Hasil Lab tanggal 30-Juli-2010: Hb= 6.8gr/dl, Ht= 20.9%, Eritrosit=
2.12jt. Klien meminum obat tanpa resep dokter (Sangobion, Amoxcillin 3x1 tab)
A= Masalah teratasi sebagian
P= Lanjutkan intervensi: Libatkan keluarga untuk memantau klien dirumah
a). Observasi keluhan umum dan keadaan klien.
b). Observasi suhu tubuh dan perdarahan: jumlah, warna, bau.
c). Anjurkan klien untuk minum banyak (>2000-2500cc/ 8-10gelas)
d). Anjurkan pada klien untuk tetap meminum obat penambah darah sesuai
aturan
e). Anjurkan pada klien apabila keadaan lebih buruk periksa kedokter atau
klinik terdekat
Diagnosa kedua
Evaluasi pada pukul 16.20 hari/tanggal= Sabtu, 31 Juli 2010.
S= Klien mengatakan pusing sudah berkurang, darah keluar sudah sedikit,
menggunakan softex biasa, warna sudah kecoklatan.
O= Keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, masih lemas,dan pucat, masih
ada darah tapi sedikit keluarnya, warna sudah kecoklatan, bau khas, menggunakan
softex ukuran biasa. Hasil TTV: TD 100/70mmHg, N= 86x/menit, RR=20x/menit, S=
36.5C. Hasil Lab tanggal 30-Juli-2010: Leukosit= 16.800/ul.
A= Masalah teratasi sebagian
P= Lanjutkan intervensi: : Libatkan keluarga untuk memantau klien dirumah
a). Kaji kondisi keluaran darah : Jumlah, Warna, Bau.
b). Mengingatkan pada klien pentingnya perawatan vulva hygne selama masa
perdarahan
dengan melakukan perawatan vulva 2x/hari
c). Ingatkan pada klien cara mengidentifikasi infeksi : gatal, suhu tubuh meningkat,
merasa panas
bagian vagina.
d). Anjurkan klien tetap meminum obat antibiotic : Amoxcilin
e). Anjurkan pada klien apabila keadaan lebih buruk segera bawa ke dokter atau
klinik terdekat.
Diagnosa ketiga
Evaluasi pada pukul 16.30 hari/tanggal= Sabtu, 31 Juli 2010.
S= Klien mengatakan sudah tau caranya untuk meningkatkan BB tapi nafsu
makan masih kurang baik dan akan tetap mencoba mengikuti saran dari
perawat.
O= Keadaan umum sedang, konjungtiva anemis, klien pucat dan masih terlihat
lemas, tampak klien beristirahat. Klien memakan kue kering 2 potong. Hb
masih pada tanggal 29-07-2010 yaitu 6.8gr/dl
A= Masalah teratasi sebagaian
P= Lanjutkan intervensi: : Libatkan keluarga untuk memantau klien dirumah
a). Anjurkan makan dalam keadaan hangat dan minum air hangat
b). Anjurkan makan sedikit tapi sering TKTP(Ikan, Tahu, tempe, sayur hijau)
c). Makan makanan kesukaan
d). Hindari makanan pantangan penyebab alergi
e). Lakukan kebersihan mulut setiap sebelum dan sesudah makan
f). Hindari makanan yang membuat mual: Pedas, bergas.
Diagnosa keempat
Evaluasi pada pukul 16.40 hari/tanggal= Sabtu, 31 Juli
2010.
S= Klien mengatakan aktivitas masih dikurangi, masih
banyak istirahat.
O= Kondisi klien masih lemas, tetapi aktivitas
dilakukan
sendiri.
A= Masalah teratasi sebagian
P= Lanjutkan intervensi : Libatkan keluarga untuk
memantau
klien dirumah
a). Bantu klien dalam melakukan aktivitas
b). Anjurkan klien untuk banyak istirahat
Diagnosa kelima
Evaluasi pada pukul 16.00 hari/tanggal= Jumat, 30 Juli 2010.
S= Klien tampak terlihat sudah tenang, klien sudah tau akibatnya
dan pasrah dan klien akan memium jamu-jamuan untuk
mengeluarkan sisa janinya dirahim, klien mengatakan sudah tidak
cemas, dan tau tentang manfaat penggunaan KB yang tepat dan
klien memutusakan kembali untuk menggunakan KB suntik.
O=Klien terlihat tenang, tidak bertanya-tanya, dan sudah mengerti
tentang penjelasan dari evaluasi yang sudah dilakukan.
A= Masalah teratasi
P= Pertahankan intervensi : anjurkan klien untuk melihat
leaflet/brosur dan dibaca kembali apabila ada yang kurang
dipahami.
Diagnosa keenam
Evaluasi pada pukul 16.50 hari/tanggal= Sabtu, 31 Juli 2010.
S= Klien mengatakan tidak menggaruk lukanya kecuali sedang gatal, dan klien
menggunakan salep untuk mengobatinya.
O= Luka/ bekas garukan bagian lengan dan betis sudah banyak yang kering,
tetapi masih ada luka yang masih basah dan darah sdikit keluar akibat
garukan (kemungkinan gatal yang tidak tertahankan),
A= Masalah teraasi sebagian
P =.Lanjutkan intervensi: Libatkan pada keluarga atau teman terdekat klien
a). Tetap anjurkan pada klien untuk menghindari makanan yang membuat
alergi
b). Tetap njurkan pada klien untuk tidak menggaruk luka yang ada
c). Tetap anjurkan pada klien agar luka tidak terkena air, apabila luka itu
masih
berdarah
atau basah
PEMBAHASAN
Pembaha
san
Teori
Faktor janin,
1.
Penyebab faktor ibu,
faktor
bapak,
faktor
genetic,
faktor
anatomi
genital,
faktor
endokrin,
faktor
infeksi,
faktor
imunologi,
penyakitpenyakit
kronis, obatobat
rekreasional
Kasus
faktor
janin,
faktor ibu,
resiko dari
faktor
endokrin
dan faktor
nutrisi.
Analisa
Kesenjangan
-faktor bapak
yang merupakan
infeksi sperma
dan faktor
genetic,: karena
tidak dilakukan
pengecekan
laboratorium
tentang kualitas
sperma dan
kelainan
kromosom.
-Faktor anatomi:
karena ibu baru
pertama kali
mengalami
abortus dan
Faktor
pendukun
g
Terdapat
data yang
lengkap,
klien
kooperatif
,
dan waktu
cukup
untuk
Menganali
sa.
Pembahas
an
Teori
Kasus
Analisa
Kesenjangan
Faktor
pendukun
g
1. Penyebab
Faktor janin,
faktor ibu,
faktor
bapak,
faktor
genetic,
faktor
anatomi
genital,
faktor
endokrin,
faktor
infeksi,
faktor
imunologi,
penyakitpenyakit
kronis, obatobat
rekreasional
dan faktor
nutrisi.
faktor
janin,
faktor ibu,
resiko dari
faktor
endokrin
dan faktor
nutrisi.
- Faktor infeksi
:tidak dilakukan
pemeriksaan
TORCH
( toxoplasma,
rubella,
cyitomegalovirus,
) dan malaria
saat masa
kehamilan.
Terdapat
data yang
lengkap,
klien
kooperatif
,
dan waktu
cukup
untuk
Menganali
sa.
-Faktor
immunologi:
biasanya
terdapat pada
abortus spontan
yangberulang.
Inkompatibilitas
golongan darah
A,B,O dengan
reaksi antigen
antibody karena
Pembaha
san
Teori
Manifestas Perdarahan
banyak/sedik
i klinis
it
(stosel),ame
norhea, sakit
perut, mulas
mulas, sudah
keluar fetus
atau
jaringan,
terjadi
infeksi alat
genital:
demam, nadi
cepat,
berbau,
uterus
membesar
dan lembek,
nyeri tekan,
leukositosis.
Pada PD
abortus baru
saja didapati
serviks
Kasus
Analisa
Kesenjangan
Faktor
pendukun
g
pusing, lemas,
tidak nafsu
makan, keluar
stosel , warna
darah merah
terang, tidak
nyeri perut dan
mules (-). TTV
N=96x/mnt,
TD=
100/60mmHg,
S= 36,5c,
konjungtiva
anemis. Hasil
lab HB= 6.6
gr/dl, HT= 20.9
5%, Eritrosit =
2.12 jt, Leukosit
= 16.800/mm3.
USG = Adanya
kantong
kehamilan,
terdapat
perdarahan
pada uterus
dan masih ada
jaringan yang
tersisa.
adanya
kerjasama
antara
penulis
dengan
klien yang
kooperatif
dan
adanya
pemeriks
aan
penunjan
g
yang
terdapat
pada
rekam
medic
klien
Pembaha
san
Teori
Kasus
Komplika
si
-Perdarahan
-Perforasi
uterus
- infeksi
- Syok
perdarahan
- infeksi
- Resiko
syok
hipovolemik
Hipovolemik
Penatala
ksanaan
medis
-Diagnostik:
a.Anamnese
b.Pemeriksa
an fisis
c.Pemeriksa
an lab: Hb,
Ht, Eritrosit,
tes
kehamilan
Terapi:
a.Cairan
infus
b.Tranfusi
darah
c.Obat
Diagnostik:
-Sama
sesuai teori
Terapi:
Cairan infus
Analisa
Kesenjangan
tidak terjadi
perforasi uterus
karena tidak
dilakukan
kerokan
/curretage pada
klien
Tidak dilakukan
pemberian
tranfusi darah
dan obat karena
tidak tau
prosedur
perawatan di
rumah sakit ,
tidak ada sodara
terdekat datang,
dan saat
temannya
Faktor
pendukun
g
Terdapat
hambatan
:
penentua
n umur
kehamilan
pada
klien,
penghitun
gan HPHT
menurut
Naegele
usia
kehamilan
klien saat
ini 12
minggu,
tetapi di
buku
status
Pembahasa
n
Diagnosa
keperawat
an
Teori
Kasus
6 dignosa
keperawat
an
2 diagnosa
keperawatan
sesuai teori:
- Kekurangan
Analisa Kesenjangan
- Perubahan perfusi
jaringan : tidak ada
penurunan kesadaran
akibat syok hipovolemik.
klien diberikan terapi
volume
cairan yaitu RL 30/Tpm ,
cairan
dianjurkan minum
-Intoleransi
banyak untuk
aktivitas
menggantikan cairan
yang hilang.
Sesuai kasus:
-Resiko
-Ketakutan b/d ancaman
penyebaran kematian pada diri
sendiri dan janin tidak
Infeksi
diangkat: mekanisme
- kekurangan koping klien adaptif,
nutrisi
klien tidak gelisah, klien
- kurangnya
tampak tenang dan
menerimanya dengan
pengetahuan pasrah, tidak ada
-Kerusakn
disorientasi.
integritas
kulit
Nyeri b/d dilatasi
serviks, trauma jaringan,
Faktor
pendukun
g
adanya
kerjasama
antara
penulis
dengan
klien yang
kooperatif
dan
adanya
pemeriks
aan
penunjan
g
yang
terdapat
pada
rekam
medic
klien
Pembahasa
n
Diagnosa
keperawat
an
Teori
Kasus
6 dignosa 2 diagnosa
keperawat keperawatan
an
sesuai teori:
- Kekurangan
volume
cairan
-Intoleransi
aktivitas
Sesuai
kasus:
-Resiko
penyebaran
Infeksi
- kekurangan
nutrisi
- kurangnya
pengetahuan
-Kerusakn
integritas
kulit
Analisa Kesenjangan
Faktor
penduku
ng
Pembahas
an
Teori
Kasus
Analisa Kesenjangan
Diagnosa
keperawat
an
6 dignosa
keperawa
tan
2 diagnosa
keperawatan
sesuai teori:
Kekurangan
-Informasi kesehatan
penting untuk
kehidupan, informasi
bisa dilihat dari media
visual maupun
audiovisual. Bagi yang
mempunyai latar
belakang pendidikan dan
tingkat kepedulian
kesehatan kurang,
memerlukan informasi.
volume
cairan
-Intoleransi
aktivitas
Sesuai
kasus:
-Resiko
Faktor
penduk
ung
Pembahas
an
Teori
Kasus
Perencana
an
Disesuaik
aan
dengan
perencan
aan
masingmasing
diagnosa
Disesuaikan
dengan
kondisi klien
untuk
dilakukan
perencanaan
mengacu
pada
masingmasing
diagnosa
-Pada diagnosa
1,2,3,5,6
disesuaikan
dengan kondisi
klien
perencanaanya.
Melakukan
tindakan
sesuai
dengan
kondisi klien
yang
mengacu
pada
perencanaan
dari masing-
Pelaksana
an
Melakuka
n sesuai
dengan
perencan
aan
masingmasing
diagnosa
Analisa
Kesenjangan
-Pada diagnosa 4
sesuai dengan
teori.
Faktor
pendukung
adanya
kerjasama
antara penulis
dan perawat/
bidan
diruangan,
penulis tidak
mendapatkan
hambatan
dalam
perumusan
perencanaan
karena
perencanaan
disesuaikan
dengan teori
dan kondisi
klien
Faktor
penghambat:
klien
pulang
paksa karena
kehendak
klien sendiri
sehingga
Pembahas
an
Evaluasi
Teori
Kasus
Analisa
Kesenjangan
Faktor
pendukung
Disesuaik
aan
dengan
Kriteria
hasil dari
masingmasing
diagnosa
Disesuaikan
dengan
kriteria hasil
dari
perencanaan
yang
mengacu
pada
masingmasing
diagnosa
Pada keenam
diagnosa yang
teratasi hanya
satu yaitu
diagnosa kelima :
kurangnya
pengtahuan
mengenai abortus
dan keluarga
berencana
adanya
kerjasama
antara penulis
dan
perawat/bidan
diruangan dan
klien yang
cukup
kooperatif
untuk
dilakukan
homecare,
Kelima diagnosa
lainnya teratasi
sebagin karena
perawatan tidak
dilakukan secara
maksimal akibat
dari klien pulang
paksa. .
Faktor
penghambat:
melakukan
homecare
tempatnya
terpencil jauh
dari jalan,
ssolusinya
menanyakan
alamat yang
dituju dan
Kesimpulan
Dalam melakukan pengkajian pada kasus etiologi abortus yaitu faktor dari ibu,
faktor
nutrisi, resiko kelainan hormone endokrin. Pada manifestasi klinis yaitu pusing,
lemas,
tidak nafsu makan, keluar stosel yang tidak terlalu banyak, warna darah merah
terang, klien tidak nyeri bagian perut dan mules sudah berkurang.
Pada komplikasi yaitu terjadi perdarahan dan infeksi dan beresiko terjadisyok
hipovolemik.
Pada penatalaksanaan terapi diberikan cairan infuse RL 30 tpm.
Pada tahap perumusan diagnose keperawatan, penulis mendapatkan kesenjangan
antara teori dan kasus. Diagnose keperawatan secara teori ada 6 diagnosa,
sedangkan pada kasus ada 2 diagnosa yang sesuai dengan teori, dan ada 4
diagnosa ditegakan tetapi tidak ada pada teori
Pada tahap perencanaan penulis menyusun intervensi sesuai dengan diagnose
prioritas
yang sudah ditegakan, didalam penyusunan intervensi penulis mengacu pada
intervensi
yang sudah terdapat pada teori dan ditambah intervensi yang sesuai dengan kondisi
klien
Saran
JAGA DAN
RAWATLAH
IBU DAN
CALON
BAYINYA