Anda di halaman 1dari 39

Konsep Asuhan

Keperawatan Gastric
Carcinoma

Definisi
Kanker lambung merupakan bentuk neoplasma maligna gastrointestinal.
Karsinoma lambung merupakan bentuk neoplasma lambung yang paling
sering terjadi dan menyebabkan sekitar 2,6% dari semua kematian akibat
kanker (Cancer Facts and Figures, 1991)
Kanker lambung adalah salah satu penyakit pembunuh manusia dengan
jumlah kematian 14.700 setiap tahun. Kanker lambung terjadi pada
kurvatura kecil atau antrum lambung dan adenokarsinoma. Factor lain
selain makanan tinggi asam yang menyebabkan insiden kanker lambung
mencakup Inflamasi lambung, anemia pernisiosa, aklorhidria ( tidak
adanya hidroklorida ). Ulkus lambung, bakteri H, plylori, dan keturunan.
( Suzanne C. Smeltzer )

Kanker lambung adalah suatu keganasan yang terjadi dilambung,


sebagian besar adalah dari jenis adenokarsinoma.Jenis kanker lambung
lainnya adalah leiomiosarkoma (kanker otot polos) dan limfoma. Kanker
lambung lebih sering terjadi pada usia lanjut. Kurang dari 25% kanker
tertentu terjadi pada orang dibawah usia 50 tahun (Osteen, 2003).

Kanker lambung pada pria merupakan keganasan terbanyak ketiga


setelah kanker paru dan kanker kolorektal, sedangkan pada wanita
merupakan peringkat keempat setelah kanker payudara, kanker serviks
dan
kanker
kolorektal
(Christian,
1999).

Etiologi
Penyebab pasti dari kanker lambung belum diketahui
Faktor yang bisa meningkatkan perkembangan kanker lambung:
1. Faktor predisposisi
a. Faktor genetic
Sekitar 10% pasien yang mengalami kanker lambung memiliki hubungan genetik.
adanya mutasi dari gen E-cadherin terdeteksi pada 50% tipe kanker lambung.
Adanya riwayat keluarga anemia pernisiosa dan polip adenomatus juga
dihubungkan dengan kondisi genetik pada kanker lambung (Bresciani, 2003).
b. Faktor umur
Terjadi pada usia 50-70 tahun, tetapi sekitar 5 % pasien kanker lambung berusia
kurang dari 35 tahun dan 1 % kurang dari 30 tahun (Neugut, 1996)

2. Faktor presipitasi
a. Konsumsi makanan yang diasinkan, diasap atau yang diawetkan.
Intake diet dari makanan yang diasinkan Kandungan garam yang masuk kedalam
lambung akan memperlambat pengosongan lambung memfasilitasi konversi golongan
nitrat menjadi carcinogenic nitrosamines di dalam lambung memberi kontribusi
terbentuknya kanker lambung (Yarbro, 2005).
b. Infeksi H.pylori.
H.pylori adalah bakteri penyebab lebih dari 80% tukak lambung (Fuccio, 2007).
Bakteri H.pylori menempel di permukaan dalam tukak lambung melalui interaksi antara
membran bakteri lektin dan oligosakarida spesifik dari glikoprotein membran sel-sel epitel
lambung (Fuccio, 2009).
c. Sosioekonomi.
Kondisi sosioekonomi yang rendah dilaporkan meningkatkan risiko kanker lambung,
namun tidak spesifik.

d. Mengonsumsi rokok dan alkohol.


Pasien dengan konsumsi rokok lebih dari 30 batang sehari dan dikombinasi dengan
konsumsi alkohol kronik akan meningkat risiko kanker lambung (Gonzales, 2003)
e. NSAIDs.
Inflamasi polip lambung bisa terjadi pada pasien yang mengonsumsi NSAIDs dalam
jangkan waktu yang lama dan hal ini (polip lambung) dapat menjadi prekursor kanker
lambung. Kondisi polip lambung akan meningkatkan risiko kanker lambung (Houghton,
2006).
f. Anemia pernisiosa.
Kondisi ini merupakan penyakit kronis dengan kegagalan absorpsi kobalamin (vitamin
B12), disebabkan oleh kurangnya faktor intrinsik sekresi lambung. Kombinasi anemia
pernisiosa dengan infeksi H.pylori memberikan kontribusi penting terbentuknya
tumorigenesis pada dinding lambung (Santacrose, 2008).

Patofisiologi

Penyebab kanker lambung tidak diketahui tetapi dikenal faktor-faktor predisposisi


tertentu. Faktor genetik memegang peranan penting, dibuktikan karsinoma lambung
lebih sering terjadi pada orang dengan golongan darah A. Selain itu faktor ulkus gaster
adalah salah satu faktor pencetus terjadinya karsinoma gaster(Sjamsuhidajat , 1997).

Pada stadium awal, karsinoma gaster sering tanpa gejala karena lambung masih dapat
berfungsi normal. Gejala biasanya timbul setelah massa tumor cukup membesar
sehingga bisa menimbulkan gangguan anoreksia, dan gangguan penyerapan nutrisi di
usus sehingga berpengaruh pada penurunan berat badan yang akhirnya
menyebabkan kelemahan dan gangguan nutrisi. Bila kerja usus dalam menyerap
nutrisi makanan terganggu maka akan berpengaruh pada zat besi yang akan
mengalami penurunan yang akhirnya menimbulkan anemia dan hal inilah yang
menyebabkan gangguan pada perfusi jaringan penurunan pemenuhan kebutuhan
oksigen di otak sehingga efek pusing sering terjadi(Sjamsuhidajat , 1997).

Pada stadium lanjut bila sudah metastase ke hepar bisa mengakibatkan hepatomegali.
Tumor yang sudah membesar akan menghimpit atau menekan saraf sekitar gaster
sehingga impuls saraf akan terganggu, hal ini lah yang menyebabkan nyeri tekan
epigastrik(Sjamsuhidajat , 1997).

Adanya nyeri perut, hepatomegali, asites, teraba massa pada rektum, dan kelenjar
limfe supraklavikuler kiri (Limfonodi Virchow) yang membesar menunjukkan penyakit
yang lanjut dan sudah menyebar. Bila terdapat ikterus obstruktiva harus dicurigai
adanya penyebaran di porta hepatik(Sjamsuhidajat , 1997).

Kasus stadium awal yang masih dapat dibedah untk tujuan kuratif memberikan angka
ketahanan hidup 5 tahun sampai 50 %. Bila telah ada metastasis ke kelenjar limfe
angka tersebut menurun menjadi 10 %. Kemoterapi diberikan untuk kasus yang tidak
dapat direseksi atau dioperasi tidak radikal. Kombinai sitostatik memberikan perbaikan
30-40% untuk 2-4 bulan(Sjamsuhidajat , 1997).

Pembedahan dilakukan dengan maksud kuratif dan paliatif. Untuk tujuan kuratif
dilakukan operasi radikal yaitu gastrektomi (subtotal atau total) dengan mengangkat
kelejar limfe regional dan organ lain yang terkena. Sedangkan untuk tujuan paliatif
hanya dilakukan pengangkatan tumor yang perforasi atau berdarah (Sjamsuhidajat ,

Pathway

Klasifikasi
Early gastric cancer (tumor ganas lambung dini). Berdasarkan hasil pemeriksaan radiolog
dapat dibagi atas:
1. Tipe I (pritrured type)
Tumor ganas yang menginvasi hanya terbatas pada mukosa dan sub mukosa yang
berbentuk polipoid. Bentuknya ireguler permukaan tidak rata, perdarahan dengan atau
tanpa ulserasi.
2. Tipe II (superficial type)
Dapat dibagi atas 3 sub tipe.
a. Tipe II.a. (Elevated type)
Tampaknya sedikit elevasi mukosa lambung.Hampir seperti tipe I, terdapat sedikit
elevasi dan lebih meluas dan melebar.
b. Tipe II.b. (Flat type)
Tidak terlihat elevasi atau depresi pada mukosa dan hanya terlihat perubahan pada
warna mukosa.
c. Tipe II.c. (Depressed type)
Didapatkan permukaan yang iregular dan pinggir tidak rata (iregular) hiperemik /
perdarahan.

Advanced gastric cancer (tumor ganas lanjut). Menurut klasifikasi Bormann dapat dibagi
atas :
1. Bormann I.
Bentuknya berupa polipoid karsinoma yang sering juga disebut sebagai fungating dan
mukosa di sekitar tumor atropik dan iregular.
2. Bormann II
Merupakan Non Infiltrating Carsinomatous Ulcer dengan tepi ulkus serta mukosa
sekitarnya menonjol dan disertai nodular.Dasar ulkus terlihat nekrotik dengan warna
kecoklatan, keabuan dan merah kehitaman.Mukosa sekitar ulkus tampak sangat
hiperemik.
3. Bormann III.
Berupa infiltrating Carsinomatous type, tidak terlihat bats tegas pada dinding dan
infiltrasi difus pada seluruh mukosa.
4. Bormann IV
Berupa bentuk diffuse Infiltrating type, tidak terlihat batas tegas pada dinding dan
infiltrasi difus pada seluruh mukosa.

Gambar Skala

Manifestasi klinis
Gejala awal dari kanker lambung sering tidak pasti karena kebanyakan tumor ini dikurvatura kecil,
yang hanya sedikit menyebabkan ganguan fungsi lambung.Beberapa penelitian telah
menunjukkan bahwa gejala awal seperti nyeri yang hilang dengan antasida dapat menyerupai
gejala pada pasien ulkus benigna.Gejala penyakit progresif dapat meliputi tidak dapat makan,
anoreksia, dyspepsia, penurunan BB, nyeri abdomen, konstipasi, anemia dan mual serta muntah
(Harnawati, 200, KMB).

Gejala klinis yang ditemui antara lain(Davey, 2005):


a. Anemia, perdarahan samar saluran pencernaan dan mengakibakan defisiensi Fe mungkin
merupakan keluhan utama karsinoma gaster yang paling umum.
b. Penurunan berat badan, sering dijumpai dan menggambarkan penyakit metastasis lanjut.
c. Muntah, merupakan indikasi akan terjadinya (impending) obstruksi aliran keluar lambung.
d. Disfagia
e. Nausea
f. Kelemahan
g. Hematemesis
h. Regurgitasi
i. Mudah kenyang
j. Asites perut membesar
k. Kram abdomen

emeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan radiologi yang sering digunakan jenis penyakit ini adalah endoskopi, endoskopi
merupakan pemeriksaan yang paling sensitif dan spesifik untuk mendiagnosa karsinoma
gaster.Endoskopi dengan resolusi tinggi dapat mendeteksi perubahan ringan pada warna, relief
arsitektur dan permukaan mukosa gaster yang mengarah pada karsinoma dini gaster (Lumongga,
2008).
Pemeriksaan radiologi dengan menggunakan barium enema masih digunakan di Jepang sebagai
protokol untuk skrinning, bila kemudian dijumpai kelainan selanjutnya dilakukan pemeriksaan
dengan endoskopi (Lumongga, 2008).
2. Pemeriksaan sitologi
Pemeriksaan sitologi pada gaster dilakukan melalui sitologi brushing. Pada keadaan normal,
tampak kelompok sel-sel epitel superfisial yang reguler membentuk gambaran seperti honey
comb. Sel-sel ini mempunyai inti yang bulat dengan kromatin inti yang tersebar merata
(Lumongga, 2008).
Pada keadaan gastritis, sel tampak lebih kuboidal dengan sitoplasma yang sedikit dan inti sedikit
membesar.Pada karsinoma, sel-sel menjadi tersebar ataupun sedikit berkelompok yang irreguler,
inti sel membesarn hiperkromatin dan mempunyai anak inti yang multipel atau pun giant nukleus
(Lumongga, 2008).
Pemeriksaan sitologi brushing ini jika dilakukan dengan benar, mempunyai nilai keakuratan

3. Pemeriksaan makroskopis
Secara makroskopis ukuran karsinoma dini pada lambung ini terbagi atas dua golongan, yaitu tumor
dengan ukuran < 5 mm, disebut dengan minute dan tumor dengan ukuran 6 10 mm disebut
dengan small (Lumongga, 2008).
Lokasi tumor pada karsinoma lambung ini adalah pylorus dan antrum (50-60%), curvatura minor
(40%), cardia (25%), curvatura mayor (12%).Paling banyak terjadi karsinoma lambung pada daerah
daerah curvatura minor bagian antropyloric (Lumongga, 2008).
4. Pemeriksaan laboratorium (Hamsafir, 2010)
Anemia (30%) dan tes darah positif pada feses dapat ditemukan akibat perlukaan pada dinding
lambung.LED meningkat.Fractional test meal ada aklorhidria pada 2/3 kasus kanker
lambung.Elektrolit darah dan tes fungsi hati kemungkinan metastase ke hati.
5. Radiologi (Hamsafir, 2010) :
a. Foto thorax : dipakai untuk melihat metastase Paru.
b. Barium Meal Double-contrastadditional defect, iregularitas mukosa tumor primer atau
penyebaran tumor ke esofagus/ duodenum.
c. Ultrasonografi abdomen untuk mendeteksi metastase hati.
d. CT scan atau MRI pada thorax, abdomen, dan pelvis lihat ekstensi tumor transmural, invasi
keorgan dan jaringan sekitar, metastasis kelenjar, asites.Untuk menilai proses penyebaran tumor
seperti : menilai keterlibatan serosa, pembesaran KGB dan metastase ke hati dan ovarium.

6. CT Staging pada karsinoma lambung (Hamsafir, 2010) :


1) Stage I : Massa intra luminal tanpa penebalan dinding.
2) Stage II : Penebalan dinding lebih dari 1 cm.
3) Stage III : Invasi langsung ke struktur sekitarnya.
4) Stage IV : Penyakit telah bermetastase.
7. Endoskopi dan Biopsi (Hamsafir, 2010) :
a. Sebagai Gold Standar pemeriksaan malignitas gaster.
b. Ultrasound Endoskopi kedalaman infiltrasi tumor & melihat
pembesaran limf.selika dan perigastrik (> 5mm).

Komplikasi
a. Perforasi
Dapat terjadi perforasi akuta dan perforasi kronika
1. Perforasi akut
AIRD 1935 menjumpai 35 penderita demean perforasi akut yang terbuka dari karsinoma
ventrikuli. Yang sering terjadi perfirasi yaitu: tipe ulserasi dari kanker yang letaknya di kurvatura
minor, diantrium dekat pylorus. Biasanya mempunyai gejala-gejala yang mirip demean perforasi
dari ulkus peptikum. Perforasi ini sering dijumpai pada pria (Hadi, 2002).
2. Perforasi kronika
Perforasi yang terjadi sering tertutup oleh jaringan didekatnya, misalnya oleh omentum atau
bersifat penetrasi.Biasanya lebih jarang dijumpai jika dibandingkan dengan komplikasi dari ulkus
benigna.Penetrasi mungkin dijumpai antara lapisan omentun gastrohepatik atau dilapisan bawah
dari hati.Yang sering terjadi yaitu perforasi dan tertutup oleh pancreas. Dengan terjadinya
penetrasi maka akan terbentuk suatu fistul, misalnya gastrohepatik, gastroenterik dan gastrokolik
fistula (Hadi, 2002).
b. Hematemesis
Hematemesis yang masif dan melena terjadi 5 % dari karsinoma ventrikuli yang gejalagejalanya mirip seperti pada perdarahan massif maka banyak darah yang hilang sehingga
timbullah anemia hipokromik(Hadi, 2002).
c. Obstruksi

Penatalaksanaan
Tidak ada pengobatan yang berhasil menangani karsinoma lambung kecuali mengangkat
tumornya.Bila tumor dapat diangkat ketika masih terlokalisasi di lambung, pasien dapat sembuh.
Bila tumor telah menyebar ke area lain yang tidak dapat dieksisi secara bedah penyembuhan tidak
dapat dipengaruhi. Pada kebanyakan pasien ini, paliasi efektif untuk mencegah gejala seperti
obstruksi, dapat diperoleh dengan reseksi tumor.
Bila gastrektomi subtotal radikal dilakukan, punting ambung dianastomosisikan pada jejunum,
seperti pada gastrektomi ulkus. Bila gastrektomi total dilakukan kontinuitas gastrointestinal
diperbaiki dengan anastomosis diantara ujung esophagus dan jejunum. Bila ada metastasis pada
organ vital lain, seperti hepar, pembedahan dilakukan terutama untuk tujuan paliatif dan bukan
radikal.Pembedahan paliatif dilakukan untuk menghilangkan gejala obstruksi dan disfagia.
Untuk pasien yang menjalani pembedahan namun tidak menunjukkan perbaikan, pengobatan
dengan kemoterapi dapat memberikan control lanjut terhadap penyakit atau paliasi.Obat
kemoterapi yang sering digunakan mencakup kombinasi 5-fluorourasil (5FU), Adriamycin, dan
mitomycin-C.Radiasi dapat digunakan untuk paliasi pada kanker lambung.( brunner& suddart,
2001)

Pengaruh pengobatan anti kanker pada status nutrisi:


1. Kemoterapi
Kemoterapi mempunyai kontribusi pada terjadinya malnutrisi dengan berbagai sebab
antara lain mual, stomatitis atau sariawan, gangguan saluran pencernaan dan
penurunan nafsu makan. Hal di atas selain mempengaruhi status nutrisi juga dapat
mempengaruhi hasil dari pengobatan kemoterapi. Efek samping yang terjadi
berhubungan dengan dosis, lama terapi, jenis obat dan respon individual.
2. Radioterapi
Radioterapi juga berkontribusi pada terjadinya malnutrisi pada penderita kanker.
Beratnya malnutrisi yang terjadi ditentukan oleh tempat dilakukan radiasi, dosis dan
lama radiasi.
Radiasi abdomen/pelvis: menyebabkan diare, gastritis, mual, muntah.

3. Pembedahan
Tergantung dari operasi yang dilakukan. Pembedahan
merupakan terapi primer untuk penderita dengan
kanker pada traktus gastro intestinal atau saluran
pencernaan yang mungkin dikombinasi dengan
kemoterapi atau radiasi. Tumor yang berada di saluran
pencernaan biasanya akan bermasalah pada masalah
nutrisi. Beberapa contoh akibat pembedahan pada
saluran cerna;
Operasi gaster: penurunan absorbsi vitamin B12.

KONSEP
DASAR
ASUHAN
Pemeriksaan fisik
KEPERAWATAN
1. Persepsi kesehatan-pemeliharaan kesehatan
a. Apakah ada riwayat kanker pada keluarga
b. Status kesehatan dan penyakit yang diderita, upaya yang dilakukan
c. Lingkungan tempat tinggal klien
d. Tingkat pengetahuan dan kepedulian pasien
e. Hal-hal yang membuat status kesehatan pasien berubah : merokok, alkohol, obat-obatan, polusi, lingkungan, ventilasi.
2. Nutrisi metabolik
a. Jenis, frekuensi dan jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari
b. Adanya mual, muntah, anorexia, ketidakmampuan memenuhi kebutuhan nutrisi
c. Adanya kebiasaan merokok, alkohol dan mengkonsumsi obat-obatan tertentu.
d. Ketaatan terhadap diet, kaji diet khusus
e. Jenis makanan yang disukai (pedas, asam, manis, panas, dingin)
f. Adanya makanan tambahan
g. Nafsu makan berlebih/kurang
h. Kebersihan makanan yang dikonsumsi

3.

Eliminasi

a.

Pola BAK dan BAB: frekuensi, karakteristik, ketidaknyamanan, masalah pengontrolan

b.

Adanya mencret bercampur darah

c.

Adanya Diare dan konstipasi

d.

Warna feses, bentuk feses, dan bau

e.

Adanya nyeri waktu BAB

4.

Aktivitas dan latihan

a.

Kebiasaan aktivitas sehari hari

b.

Kebiasaan olah raga

c.

Rasa sakit saat melakukan aktivitas

5.

Tidur dan istirahat

a.

Adanya gejala susah tidur/insomnia

b.

Kebiasaan tidur per 24 jam

6.

Persepsi kognitif

a.

Gangguan pengenalan (orientasi) terhadap tempat, waktu dan orang

b.

Adanya gangguan proses pikir dan daya ingat

c.

Cara klien mengatasi rasa tidak nyaman(nyeri)

d.

Adanya kesulitan dalam mempelajari sesuatu

7.

Persepsi dan konsep diri

a.

Penilaian klien terhadap dirinya sendiri

8.

Peran dan hubungan dengan sesame

a.

Klien hidup sendiri/keluarga

b.

Klien merasa terisolasi

c.

Adanya gangguan klien dalam keluarga dan masyarakat

9.

Reproduksi dan seksualitas

a.

Adanya gangguan seksualitas dan penyimpangan seksualitas

b.

Pengaruh/hubungan penyakit terhadap seksualitas

10. Mekanisme koping dan toleransi terhadap stess


a.

Adanya perasaan cemas,takut,tidak sabar ataupun marah

b.

Mekanisme koping yang biasa digunakan

c.

Respon emosional klien terhadap status saat ini

d.

Orang yang membantu dalam pemecahan masalah

11. Sistem kepercayaan


Agama yang dianut, apakah kegiatan ibadah terganggu
Pemeriksaan diagnostic
1.

Seri GI atas menunjukkan massa padat

2.

Scan CT abdomen menunjukkan massa padat

3.

Pemeriksaan endoskopi memberi visualisasi langsung terhadap lesi dan memungkinkan pengambilan spesimen untuk biopsi dan

pemeriksaan sitologi
4.

JDL menunjukkan anemia (hb, hmt, dan jumlah sel darah di bawah normal)

Pemberian nutrisi:
a. Melalui mulut/peroral
Pada penderita kanker yang mengalami anoreksia dan
perubahan rasa kecap pemberian makanan peroral menjadi
masalah dan perlu mendapat perhatian khusus. Seperti:
Penyajian makanan harus dapat membangkitkan nafsu makan.
Pada umumnya nafsu makan lebih baik pagi hari.
Makanan diberikan sediki-sedikit tetapi sering. Cara ini terbukti
memberi hasil pada sebagian besar pasien karena jumlah
kalori dapat dipenuhi dengan cara yang tidak memberatkan.
Diit tinggi kalori dan protein.

Pada penderita gangguan rasa kecap: pengolahan


makanan sebaiknya diberi bumbu lebih banyak, dan
disajikan dengan bentuk dan aroma yang baik.
Penderita dengan ganguan menelan: makanan
diberikan dalam bentuk yang mudah ditelan misalnya
ditambah kuah, diberikan diit lunak, makanan
dicincang/digiling/disaring.
Penderita dengan sariawan: konsistensi makanan harus
lembut agar mudah ditelan, hindari makanan terlalu
panas, berbumbu tajam, terlalu asam.

b. Nutrisi enteral/melalui pipa


Bila pemberian makanan melalui mulut tidak dapat
diterima/belum adekuat maka penderita kanker dengan
fungsi saluran cerna masih baik akan diberikan makanan
melalui pipa. Pipa melalui hidung paling sering digunakan
karena lebih mudah.
Selain itu pipa dapat juga bermuara di lambung maupun
usus halus tergantung lokasi tumor.

c. Nutrisi parenteral
Pemberian nutrisi parenteral mempunyai risiko tetapi
pada keadaan tertentu cara ini perlu dipertimbangkan.
Misalnya pada penderita kanker dengan gangguan
fungsi saluran cerna, operasi pemotongan usus yang
luas atau obstruksi. Pada penderita dengan nutrisi
parenteral ini perlu dipantau dengan ketat karena selain
mahal juga efek samping nutrisi ini cukup besar.

Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi


No

Jenis Nutrisi

Kebutuhan Tubuh

Anjuran Makanan

Karbohidrat

Karbohidrat cukup, yaitu sisa


dari kebutuhan energy total

Sumber
karbohidrat
kompleks, misal
nasi merah, roti
gandum, kentang
Hindari Makanan
yang mengandung
karbohidrat seperti
kentang goreng /
keripik kentang

Lemak

Lemak sedang, yaitu 15-20 %


dari kebutuhan energy total

Batasi cemilan
enak tapi tak
sehat, ganti
dengan jagung
rebus, kacang
rebus, edamame
rebus, chestnut,
dan polong-

No

Jenis Nutrisi

Kebutuhan Tubuh

Anjuran Makanan

Protein

Protein tinggi, yaitu 1-1,5


g/kg BB
Protein yang dibutuhkan
sebesar 90-100 g per hari

Perbanyaklah
makan ikan laut,
ayam kampung
atau ayam organic,
Konsumsi susu dan
olahannya pilih
yang rendah lemak
atau susu kedelai.
Yoghurt pilih lah
yang berasa plain

Vitamin

Vitamin A,B kompleks, C dan


E. Terutama B12 karena
penatalaksanaan operasi
gaster akan menyebabkan
defisiensi B12

Konsumsi cukup
sayur dan buah ( 45 macam setiap
hari ). Misalnya
apel, papaya,
alpukat/kiwi/mangg
a, jambu merah/
strawberry/buah
naga, jeruk dll.
Bayam merah,
bayam hijau, daun

No

Jenis Nutrisi

Kebutuhan Tubuh

Anjuran Makanan

Mineral

Rendah iodium bila sedang


menjalani medikasi radioaktif
internal.

Sumber yodium
seperti garam
beryodium dan
makanan laut

Cairan

Cairan yang cukup, minimal 2


liter/hari

Air putih, hindari


minuman
berakohol dan
bersoda

Karbohidrat

2. Lemak

3. Protein

4. Vitamin

5. Mineral

6. Cairan

Kelompok:
AYU AULIA

(470115004)

DEWI AGUSTINA
MITA DWI RAHMAWATI
MUHAMMAD RIFQI AKBAR P
WENTRI DIAH YUNITA SARI
YAHYA ADI NORCAHYO

(470115007)
(470115022)
(470115023)
(470115037)
(470115039)

Anda mungkin juga menyukai