Anda di halaman 1dari 31

Case Report

KORPUS ALIENUM KORNEA


Persentator:
Ruthsuyata Siagian
Perseptor:
dr. Yulkhaizar, Sp.M
dr. Yuda Saputra, Sp.M
RSUD JEND. AHMAD YANI
METRO
2016

Pendahuluan
Corpus alienum adalah benda asing yang menyebabkan terjadinya cedera

mata, sering mengenai sclera, konjungtiva dan kornea. Kebanyakan


cedera bersifat ringan, beberapa cedera dapat berakibat serius. Corpus
alienum kornea adalah benda asing yang terdapat pada kornea seperti
serpihan logam, kaca, atau pun serpihan bahan-bahan organic. Corpus
alienum yang masuk ke dalam mata dapat mengakibatkan reaksi
inflamasi yang hebat serta timbul kerusakan. Benda asing pada kornea
dapat terjadi dimana saja dan biasanya tanpa disengaja. Trauma biasanya
terjadi pada saat bekerja ataupun pada cuaca berangin (Ilyas, 2008).
Trauma pada mata dapat mengenai jaringan di bawah ini secara terpisah
atau menjadi gabungan trauma jaringan mata. Trauma dapat mengenai
jaringan mata seperti kelopak, konjungtiva, kornea, uvea, lensa, retina,
papil saraf optik, dan orbita. Kerusakan mata akan memberikan penyulit
sehingga mengganggu fungsi penglihatan (Ilyas, 2008; Vaughan, 2010).

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Tuan S
Usia
: 48 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Pekerjaan
: Pekerja bangunan
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Alamat
: Sidomulyo
Tanggal periksa
: 19 Desember 2016

ANAMNESIS
Keluhan Utama

Keluhan Tambahan
Mata kiri merah

Mata kiri terasa mengganjal, berair,

nyeri dan pandangan kabur

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke poli mata RSAY dengan keluhan mata

kiri merah yang dirasakan sejak 4 hari lalu. Mata merah


timbul setelah terkena serpihan besi. Mata merah
dirasakan semakin lama semakin berat dan terus
menerus sepanjang hari disertai nyeri sehingga aktivitas
pasien terganggu. Mata kiri juga terasa mengganjal,
berair dan nyeri. Untuk mengurangi keluhan pasien
berobat ke bidan dan diberikan obat tetes mata tetapi
setelah pemakaian 2 hari keluhan tidak berkurang. 2 hari
yang lalu pasien merasakan pandangan mulai kabur
secara perlahan-lahan di mata kiri.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat Penyakit
Keluarga

Hipertensi (-)
Diabetes melitus (-)
Riwayat penglihatan kabur (-)

Hipertensi disangkal
Diabetes melitus disangkal

PEMERIKSAAN FISIK
KU

: TSS
KS : CM
Tensi: 130/80 mmHg
Nadi :80 x/menit
regular, isi dan tegangan
cukup
Nafas: 16 x/menit
Suhu: 370 C (axiller)

Kepala

: dbn
Leher : dbn
Thorax
:dbn
Abdomen :dbn
Extremitas :dbn

STATUS OFTALMOLOGI

Okuli Dekstra
6/7,5
Tidak dilakukan
Dalam batas normal

Pemeriksaan
Visus
Koreksi
Supersilia

Okuli Sinistra
6/15
Tidak dilakukan
Dalam batas normal

Edema (-), spasme (-)

Palpebra Superior

Edema (+), spasme (+)

Edema (-), spasme (-)

Palpebra Inferior

Edema (-), spasme (-)

Dalam batas normal

Silia

Dalam batas normal

Orthoforia, eksothalmus (-),

Bulbus Okuli

strabismus (-)

strabismus (-)

Baik ke segala arah


Injeksi

konjungtiva

Orthoforia, eksothalmus (-),

Gerak Mata
(-),

Konjungtiva Bulbi

corpal (-), secret (-)

Baik ke segala arah


Injeksi

konjungtiva

(+),

corpal (-), secret (-)

Corpal (-), secret (-)

Konjunktiva Forniks

Corpal (-), secret (-)

Hiperemis (-), corpal (-)

Konjungtiva palpebra

Hiperemis (+), corpal (-)

Ikterik (-), hiperemis (-)

Sklera

Ikterik (-), hiperemis (-)

Jernih

Kornea

Defek (-), neovaskularisasi


(-),

udem

parasentral

(-),
inferior

corpal
(+),

infiltrat (+)
Bening, kedalaman cukup,

Kamera Okuli Anterior

hifema (-), hipopion (-)


Coklat, kripte (+), tremulan
(-), neovaskularisasi (-)

Bening, kedalaman cukup,


hifema (-), hipopion (-)

Iris

Coklat, kripte (+), tremulan


(-), neovaskularisasi (-)

Bulat, central, regular,

Pupil

Bulat, central, regular,

diameter 3 mm, reflek

diameter 3 mm, reflek

cahaya (N +)

cahaya (N +)

Jernih

Lensa

Jernih

Negatif

Shadow test

Negatif

Tidak dilakukan

Fundus Reflek

Tidak dilakukan

Tidak diperiksa

Corpus Vitreum

Tidak diperiksa

T dig N
Dalam batas normal

Tensio Oculi
System Canalis
Lacrimalis

T dig N
Dalam batas normal

RESUME
Laki-laki usia 48 tahun datang ke poli mata RSAY dengan keluhan

mata kiri merah yang dirasakan sejak 4 hari lalu. Mata merah timbul
setelah terkena serpihan besi. Mata merah dirasakan semakin lama
semakin berat dan terus menerus sepanjang hari disertai nyeri
sehingga aktivitas pasien terganggu. Mata kiri juga terasa mengganjal,
berair dan nyeri. Untuk mengurangi keluhan pasien berobat ke bidan
dan diberikan obat tetes mata tetapi setelah 2 hari pemakaian
keluhan tidak berkurang. 2 hari yang lalu pasien merasakan
pandangan mulai kabur secara perlahan-lahan di mata kiri. Pada
pemeriksaan fisik tanda-tanda vital dalam batas normal. Pada
pemeriksaan ofthalmologi didapatkan visus OD 6/7,5 dan OS 6/15,
palpebra superior OS edema (+), spasme (+), konjungtiva bulbi OS
injeksi (+), konjungtiva palpebra OS hiperemis (+), kornea OS
didapatkan corpal gram di parasentral inferior (+) dan infiltrat (+) .

ANJURAN
PEMERIKSAAN

DIAGNOSA KERJA

Slit Lamp
Fluorescein

OS corpus alienum gram kornea +

Keratitis

PROGNOSA
Quad ad vitam

: ad bonam
Quad ad functionam : dubia ad bonam
Quad ad sanationam : dubia ad bonam

PENATALAKSANAAN
Terapi medikamentosa

Topikal:

Levofloksasin 1-2 tetes/ jam


OS
Gentamisin eye ointment 1x1
malam OS

Terapi nonmedikamentosa

Sistemik:

Ciprofloxacin 2x 500mg
Metil prednisolon tab 3x 4mg
Asam mefenamat tab 3x
500mg
Ranitidin 2x1 tab

Ekstraksi Corpal dengan anestesi lokal

(Panthocain) OS

Edukasi
Istirahat
Menutup mata ketika keluar rumah
Tidak mengucek mata
Memakai obat secara teratur
Kontrol kembali untuk ekstraksi corpal
Menggunakan kacamata atau Google saat bekerja

TINJAUAN PUSTAKA

CORPUS ALIENUM
Corpus alienum adalah benda asing, merupakan

salah satu penyebab terjadinya cedera mata, sering


mengenai sclera, kornea, dan konjungtiva.

Benda yang masuk ke dalam bola mata dibagi dalam

beberapa kelompok, yaitu (Bashour, 2008) :

Benda logam, seperti emas, perak, platina, timah, besi tembaga


Benda bukan logam, seperti batu, kaca, bahan pakaian
Benda inert, adalah benda yang terbuat dari bahan-bahan yang
tidak menimbulkan reaksi jaringan mata, jika terjadi reaksinya
hanya ringan dan tidak mengganggu fungsi mata. Contoh :
emas, platina, batu, kaca, dan porselin
Benda reaktif, terdiri dari benda-benda yang dapat
menimbulkan reaksi jaringan mata sehingga mengganggu
fungsi mata. Contoh : timah hitam, seng, nikel, alumunium,
tembaga

Beratnya kerusakan pada organ-organ di dalam bola

mata tergantung dari (Bashour, 2008):

Besarnya corpus alienum,


Kecepatan masuknya,
Ada atau tidaknya proses infeksi,
Jenis bendanya.

Patofisiologi
Benda asing dapat merangsang timbulnya reaksi

inflamasi, mengakibatkan dilatasi pembuluh darah


dan kemudian menyebabkan udem pada kelopak
mata, konjungtiva dan kornea. Sel darah putih juga
dilepaskan, mengakibatkan reaksi pada kamera okuli
anterior dan terdapat infiltrate kornea. Jika tidak
dihilangkan, benda asing dapat menyebabkan infeksi
dan nekrosis jaringan (Bashour, 2008).

Gambaran Klinik
Nyeri
Sensasi benda asing
Fotofobia
Mata merah
Mata berair banyak
Dalam pemeriksaan oftalmologi: visus normal atau

menurun, adanya injeksi konjungtiva atau injeksi


silar, terdapat benda asing pada bola mata,
fluorescein (+) (Bashour, 2008; Vaughan, 2010).

Diagnosis
Anamnesis kejadian trauma
Pemeriksaan tajamm penglihatan kedua mata
Pemeriksaan dengan oftalmoskop
Pemeriksaan keadaan mata yang terkena trauma
Bila ada perforasi, maka dilakukan pemeriksaan x-

ray orbita

Penalataksanaan

Pencegahan

Mengeluarkan benda asing tersebut dari bola

mata dengan pemberian anestesi lokal


(Vaughan, 2010).

Pencegahan agar tidak masuknya benda

asing ke dalam mata, baik dalam bekerja


atau berkendara, maka perlu
menggunakan kaca mata pelindung
(Bashour, 2008).

Ekstraksi corpal

Komplikasi
Gangguan visus
Reaksi inflamasi
Sikatrik
Perdarahan

Analisis Kasus
Pada laporan kasus ini, anamnesis dilakukan secara

autoanamnesis. Pasien datang ke poli mata RSAY dengan


keluhan mata kiri merah yang dirasakan sejak 4 hari lalu.
Mata merah timbul setelah terkena serpihan besi. Mata
merah dirasakan semakin lama semakin berat dan terus
menerus sepanjang hari disertai nyeri sehingga aktivitas
pasien terganggu. Mata kiri juga terasa mengganjal, berair
dan nyeri. Untuk mengurangi keluhan pasien berobat ke
bidan dan diberikan obat tetes mata tetapi setelah
pemakaian 2 hari keluhan tidak berkurang. 2 hari yang
lalu pasien merasakan pandangan mulai kabur secara
perlahan-lahan di mata kiri.

Keluhan ini mengarah pada terdapatnya benda asing berupa

serpihan besi pada mata kiri pasien. Kemudian dilakukan


pemeriksaan ofthalmologi didapatkan visus OD 6/7,5 dan OS
6/15, palpebra superior OS edema (+), spasme (+), konjungtiva
bulbi OS injeksi (+), konjungtiva palpebra OS hiperemis (+)
dan kornea OS corpal gram di parasentral inferior (+), infiltrat
(+). Dari hasil pemeriksaan dapat disimpulkan bahwa pada mata
kiri pasien terdapat benda asing pada daerah kornea. Benda
asing dapat merangsang timbulnya reaksi inflamasi,
mengakibatkan dilatasi pembuluh darah dan kemudian
menyebabkan udem pada kelopak mata, konjungtiva dan
kornea. Sel darah putih juga dilepaskan, mengakibatkan reaksi
pada kamera okuli anterior dan terdapat infiltrate kornea.

Penatalaksanaan pada pasien berupa terapi medikamentosa.

Terapi medikamentosa yang diberikan berupa pemberian


antibiotik topikal Levofloksasin pada mata kiri setiap jam dan
antibiotik sistemik Ciprofloxacin 2x500mg untuk mencegah
terjadinya infeksi, steroid berupa Metil prednisolon tablet 3x
4mg diberikan untuk menekan proses inflamsi. Asam
mefenamat tablet 3x 500mg diberikan untuk meredakan nyeri
serta ranitidin 2x1 tablet untuk mengurangi efek samping pada
asam mefenamat dan metil prednisolon. Tindakan berupa
ekstraksi Corpal dengan anestesi lokal (Panthocain) setelah OS
tenang merupakan terapi utama yang harus dilakukan pada
pasien. Tindakan ini selain untuk penanganan gejala juga untuk
mencegah komplikasi penyakit pasien lebih lanjut.

Daftar Pustaka
Bashour M., 2008. Corneal Foreign Body. Available on

http://emedicine.medscape.com/ article/
Guython, Arthur C. 2012. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Jakarta: EGC.
Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3. 2008. Balai
Penerbit FKUI Jakarta.
Rior dan Eva, P., 2010. Anatomi & Embriologi Mata. In:
Vaughan, Asbury. Oftalmologi Umum Edisi 17. Jakarta:
EGC.
Vaughan, Daniel. Oftalmologi Umum, Edisi 17. 2010.
Widya Medika Jakarta.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai