Anda di halaman 1dari 35

PEMERIKSAAN FISIK

THT-KL

PERSIAPKAN MENTAL PASIEN


Mempersiapkan perasaan pasien untuk
menghindari rasa takut dan stres sebelum
melakukan pemeriksaan fisik
Memberi penjelasan dengan benar tentang
tujuan dan cara pemeriksaan
Memberitahukan tentang kemungkinan
adanya rasa sakit dan tidak nyaman yang
timbul selama pemeriksaan

PERSIAPAN ALAT-ALAT
Lampu kepala
Suction, dengan tip suction
segala ukuran
Corong telinga
Spatel tongue
Otoskop
Aplikator (alat pelilit) kapas
Pengait serumen
Pinset telinga
Kaca laring
Korek
Garpu tala 1 set(128Hz, 256
Hz, 512 Hz, 1024 Hz, 2048 Hz)

TELINGA
Anamnesis Telinga
1) gangguan pendengaran/pekak (tuli)
2) suara berdenging/berdengung (tinitus)
3) rasa pusing yang berputar (vertigo),
4) rasa nyeri di dalam telinga (otalgia)
5) keluar cairan dari telinga (otore).

PEMERIKSAAN TELINGA

Inspeksi
keadaan dan bentuk daun telinga
daerah belakang telinga ada tidaknya
peradangan
sikatriks.

Inspeksi
liang telinga apakah normal atau ada terdapat
kelainan telinga
infeksi,sekeret,serumen,benda asing dll

Inspeksi Membran timpani:

Warna
Bentuk
Letak
refleks cahaya
manubrium malei
processus brevis
plika maleolaris anterior dan posterior,

Pemeriksaan Pendengaran

Uji pendengaran untuk mengetahui jenis


ketulian
tuli konduktif
tuli perseptif (sensorineural

Uji pendengaran terdiri dari 3 macam yaitu


Tes Rinne, Tes Weber, dan Tes Schwabach.

Interprestasi
Cara Menggetarkan Garpu Tala
Arah getaran kedua kaki garpu tala searah dengan kedua
kaki garpu tala
Getarkan kedua kaki garpu tala dengan jari telunjuk dan
ibu jari( kuku)
Posisi / Letak Garpu Tala
Penting : Telinga tidak tertutup, kaca mata, giwang dilepas
Hantaran udara (AC) : arah kedua kaki garpu tala sejajar
dengan arah liang telinga kira kira 2,5 cm.
Hantaran tulang (BC) : pada prosesus mastoid, tidak boleh
menyinggung daun telinga

Tes Rinne
Membandingkan hantaran tulang dengan
hantaran udara pada satu telinga
Garpu tala digetarkan, tangkainya
diletakkan di prosesus mastoid. Setelah
tidak terdengar, garpu tala dipindahkan dan
dipegang kira-kira 2,5 cm di depan liang
telinga yang di periksa
Masih terdengar : Rinne (+), tidak terdengar
: Rinne (-)

Tes Weber
Membandingkan hantaran tulang telinga kiri dan
kanan penderita
Garpu tala digetarkan di linea mediana, dahi atau di
gigi insisivus atas kemudian tentukan bunyi terdengar
di mana ?
sama keras di kedua telinga
terdengar lebih keras di salah satu telinga
Penilaiannya ada atau tidak ada lateralisasi
Interpretasi
Lateralisasi ke telinga sakit ( tuli konduktif yang sakit)
Lateralisasi ke telinga sehat ( tulisaraf yang sakit)

Tes Schwabach

Membandingkan hantaran tulang yang diperiksa


dengan pemeriksa, dimana pemeriksa harus
normal
Garputala digetarkan, di letakkan di prosesus
mastoid yang diperiksa, setelah tidak terdengar
bunyi garputala dipindahkan ke prosesus mastoid
pemeriksa dan sebaliknya.

Interprestasi :
Schwabach memanjang gangguan konduksi
Schwabach memendek gangguan sensorineural
Schwabach sama Normal

Tes Bisik
Syarat :
Tempat :
Ruangan sunyi dan tidak ada echo (dinding dibuat tidak
rata, atau dilapisi soft board / gorden), serta ada jarak
sepanjang 6 meter

Penderita (yang diperiksa)


Mata ditutup/dihalangi agar tidak membaca gerak bibir
Telinga yang diperiksa dihadapkan ke arah pemeriksa
Telinga yang tidak diperiksa, ditutup atau dimasking
dengan menekan-nekan tragus ke arah MAE oleh pembantu
pemeriksa. Bila tak ada pembantu, telinga ditutup kapas
yang dibasahi gliserin
Mengulang dengan keras dan jelas kata-kata yang dibisikan

Syarat :
Pemeriksa :
Kata-kata dibisikkan dengan udara cadangan paru-paru,
sesudah ekspirasi biasa
Kata-kata yang dibisikan terdiri dari 1 atau 2 suku kata
yang dikenal penderita, biasanya kata-kata benda yang
ada disekeliling kita.
Kata harus mengandung huruf lunak (frekuensi rendah)
dan huruf desis (frekuensi tinggi)

Teknik pemeriksaan:
Penderita dan pemeriksa sama-sama berdiri,
penderita tetap ditempat, sedang pemeriksa yang
berpindah tempat.
Mulai pada jarak 1 meter, dibsikan 5 atau 10 kata
(umunya 5 kata)
Bila semua kata dapat didengar, pemeriksa mundur
ke jarak 2 meter dibisikan kata lain dalam jumlah
yang sama.

Teknik pemeriksaan:
Bila didengar semua mundur lagi, sampai pada jarak
dimana penderita mendengar 80% kata-kata
(mendengar 4 kata dari 5 kata dibisikan), pada jarak
itulah tajam pendengaran telinga yang di tes.
Untuk memastikan apakah hasil tes benar maka
dapat dites ulang. Misalnya tajam pendengaran 3
meter, maka bila pemeriksa maju ke arah 2 meter
penderita akan mendengar semua kata yang
dibisikan (100%) dan bila pemeriksa mundur ke jarak
4 meter maka penderita hanya mendengar kurang
dari 80% kata yang dibisikkan.

Hasil tes :
pendengaran dapat dinilai secara kuantitatif (tajam
pendengaran)
KUANTITATIF
FUNGSI
PENDENGARAN

SUARA BISIK

Normal

6m

Tuli ringan

> 4m - <6 m

Tuli sedang

>1m - <4 m

Tuli berat

<1 m

Tuli total

Bila berteriak di depan


telinga, penderita tetap
tidak mendengar

HIDUNG

Anamnesis

sumbatan hidung
sekret di hidung dan tenggorok
bersin
rasa nyeri di daerah muka dan kepala
perdarahan dari hidung
gangguan penghidu.

PEMERIKSAAN HIDUNG
Inspeksi hidung luar, apakah ada deviasi
atau fraktur. dll
Arahkan spekulum ke hidung
pasien,memegang bagian bawah dari
spekulum ditekan oleh jari tengah sampai
jari manis dengan tangan kiri
Meletakkan ujung jari telunjuk pada ujung
hidung pasien. Dan ibu jari diluruskan
dengan ujung spekulum.

Rhinoskopi Anterior
Masukkan ujung spekulum dalam keadaan
tertutup,buka secara perlahan dan tenang
Memperhatikan :
vestibulum nasi,
Kavum nasi:
-apakah ada deviasi septum,
-konka : warnanya,edema,hpertropi atau
atropi
-meatus nasi inferior dan media
-adakah benda asing atau sekret dll

Rhinoskopi posterior
Sinar lampu kepala diarahkan ke
kaca tenggorok dan diperhatikan :
Septum nasi bagian belakang
Nares posterior (koana)
Sekret di dinding belakang faring
(post nasal drip)
Konka superior, konka media dan
konka inferior.

Nasofaring: muara tuba, torus


tubarius dan fossa rossen muller.

PEMERIKSAAN
TENGGOROKAN

Inspeksi bibir:
wrana,kelembaban dan
ulkus
Pemeriksaan rongga mulut
dan faring
Arahkan lampu kepala
kemulut pasien.dengan
menggunakan spatel lidah
tekan 2/3 depan lidah
secara perlahan
perhatikan rongga
mulut,uvula,gusi dan gigi.
Perhatikan lidah,tonsil dan
dinding faring

Hipofaring dan Laring


Pemeriksaan
laringoskopi. Terdapat
dua jenis laringoskopi
yaitu

Laringoskopi indirek
menggunakan kaca
tenggorok (kaca
tenggorok no 9)
Laringoskopi direk
menggunakan alat
laringoskop

Diperhatikan pada laringoskopi yaitu:


Epiglotis yang berbentuk omega
Aritenoid berupa tonjolan 2 buah
Plika ariepiglotika yaitu lipatan yang menghubungkan
aritenoid dengan epiglottis
Rima glotis
Pita suara palsu (plika ventrikularis): warna, adanya
edema atau tidak, adanya tumor atau tida
Pita suara (plika vokalis): warna, gerakan adduksi pada
waktu fonasi dan abduksi pada waktu inspirasi, tumor dan
lain-lain
Valekula : adakah benda asing
Sinus piriformis : apakah terdapat sekret

PEMERIKSAAN LEHER

Inspeksi leher
simetris atau tidak
Apakah ada massa atau jaringan parut
Pembesaran kelenjar parotis,tiroid ,kelenjar
leher atau sub mandibula.

PALPASI KELENJAR LIMFE


LEHER
Pemeriksa berdiri dibelakang pasiendan
meraba dengan ke dua belah tangan
seluruh daerah leher dari atas kebawah
Bila terdapat pembesaran kelenjar limfe
tentukan : ukuran,bentuk,konsistensi,lokasi
dan perlekatan dengan jaringan sekitar.

Kelenjar limfe (getah bening) menjadi 6 regio, level I VI.


Level IA: Submental
Level IB: Submandibular
Level II: Upper internal jugular , Terletak di sepanjang
vena
jugularis bagian atas, tepatnya dimulai
dari dasar tengkorak sampai inferior os hyoid
Level III: Middle internal jugular .Terletak dari os hyoid
sampai kartilago krikoid
Level IV: Lower internal jugular . Terletak dari
kartilago krikoid sampai batas atas klavikula
Level V: Posterior triangle group (spinal accessory and
supraclavicular nodes) Terletak di antara m.
sternokleidomastoideus dan m. trapezius.
Level VA dan VB dipisahkan oleh perpanjangan garis
kartilago krikoid
Level VI: Anterior compartment group (pretracheal,
paratracheal, precricoid) Dari os hyoid sampai ke regio
suprasternal

PEMERIKSAAN KELENJAR
TIROID

1.CARA ANTERIOR
Pasien dan pemeriksa duduk berhadapan
Fleksikan leher pasien atau memutar sedikit
kekanan
Tangan kanan pemeriksa menggeser laring
kekanan
Pasien disuruh menelan
Selama menelan lobus tiroid kanan di palpasi
dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri
Setelah memeriksa lobus kananlaring di geser
kekiri dan lobus kiri dievaluasi dengan cara yang
samadengan tangan sebelahnya.

2.Cara posterior
-Pemeriksa berda di belakang pasien
-Pemeriksa meletakkan kedua tangan nya pada leher
pasienyang posisinya sedikit ekstensi
-Pemeriksa dengan tangan kiri mendorong trakea
kekanan
-Meminta pasien untuk menelan sementara tangan
kanan pemeriksa meraba tulang rawan tiroid.
-Meminta pasien sekali lagi menelan saat trakea
terdorong kekiri.periksa lagi kekelnjar tiroidnya.
-menilai : teraba atau tidak,konsistensinya dan nyeri
tekan atau tidak

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai