Anda di halaman 1dari 21

Penatalaksanaan

Tujuan
Tujuan pengobatan
a. Menyembuhkan, mempertahankan
kualitas hidup dan produktifitas
pasien.
b. Mencegah kematian akibat TB aktif
atau efek lanjutan.
c. Mencegah kekambuhan TB.
d. Mengurangi penularan TB kepada
orang lain.
e. Mencegah kejadian dan penularan
TB resisten obat.

Pengelompokan OAT

PrinsipTerapi

Praktisi harus memastikan bahwa obat-obatan tersebut


digunakan
sampai terapi selesai.
b. Semua pasien (termasuk pasien dengan infeksi HIV)
yang tidak pernah
diterapi sebelumnya harus mendapat terapi Obat Anti TB
(OAT) lini
pertama sesuai ISTC (Tabel 2).
1. Fase Awal selama 2 bulan, terdiri dari: Isoniazid,
Rifampisin,
Pirazinamid, dan Etambutol.
2 bulan x 4 minggu x 7 hari = 56 dosis
2. Fase lanjutan selama 4 bulan, terdiri dari: Isoniazid dan
Rifampisin
4 bulan x 4 minggu x 3 kali = 48 dosis
3. Dosis OAT yang digunakan harus sesuai dengan Terapi

OAT - Fixed Dose Combination (FDC)


Keuntungan Penggunaan FDC untuk pengobatan
TBC:
Lebih aman dan mudah pemberiannya
Lebih nyaman untuk penderita
Lebih sesuai antara dosis obat dengan BB penderita
Pengelolaan obat lebih mudah
Jenis tablet FDC dikelompokan menjadi 2 :
Tablet FDC untuk dewasa terdiri dari tablet 4FDC
dan 2 FDC
Tablet FDC untuk anak anak terdiri dari tablet
3FDC dan 2FDC

4FDC

3FDC

75 mg
75 mg
Isoniasid
Isoniasid
(INH)
(INH)
150 mg
150 mg
Rifampisin
Rifampisin
400 mg
400 mg
Pirazinamid
Pirazinamid
275 mg
Etambutol

2FDC
150 mg
Isoniasid
(INH)
150 mg
Rifampisin

Efek samping OAT


Efek Samping

Penyebab

Penanganan

Tak nafsu makan,


mual, sakit perut

Rifampisin

Obat diminum malam


sbelum tidur

Nyeri sendi

Pyrazinamide

Beri aspirin/alupurinol

Kesemutan/rasa
terbakar di kaki

INH

Beri vit B6
100mg/hari

Kemerahan pada air


seni

Rifampisin

Tak perlu diberi apaapa

Gatal/kemerahan
pada kulit

Semua OAT

Antihistamin, evaluasi
ketat

Tuli

Streptomisin

Hentikan

Gangguan
keseimbangan

Streptomisin

Hentikan

Ikterik

Hampir semua OAT

Hentikan hingga
ikterik hilang

Bingung, muntah

Hampir semua OAT

Hentikan, uji fungsi


hati

Gangguan

Paduan OAT (WHO &


IUATLD)

Kategori-1 (2HRZE/ 4H3R3)

Paduan OAT ini diberikan untuk pasien


baru:
Pasien baru TB paru BTA positif.
Pasien TB paru BTA negatif foto toraks positif
sakit berat
Pasien TB ekstra paru berat

Kategori -2 (2HRZES/ HRZE/


5H3R3E3)
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien
BTA positif yang telah
diobatisebelumnya:
Pasien kambuh
Pasien gagal
Pasien dengan pengobatan setelah putus
berobat (default)

Catatan:
Untuk perempuan hamil lihat pengobatan TB pada keadaan khusus.
Cara melarutkan streptomisin vial 1 gram yaitu dengan menambahkan aquabidest
sebanyak 3,7ml sehingga menjadi 4ml. (1ml = 250mg).
Berat badan pasien ditimbang setiap bulan dan dosis pengobatan harus disesuaikan
apabila terjadi perubahan berat badan. ( )
Penggunaan OAT lini kedua misalnya golongan aminoglikosida (misalnya kanamisin) da
golongan kuinolon tidak dianjurkan diberikan kepada pasien baru tanpa indikasi yang
jelas karena potensi obat tersebut jauh lebih rendah daripada OAT lini pertama.
Disamping itu dapat juga meningkatkan risiko terjadinya resistensi pada OAT lini kedua.
OAT lini kedua disediakan di Fasyankes yang tela

Kategori- 3 (2HRZ/4H3R3)
Diberikan pada
- Penderita baru BTA negatif dan
rontgen positif sakit ringan
- Penderita ekstra paru ringan
(limfadenitis, pleuritis. TBC kulit)

Kategori Anak (2RHZ/ 4RH)

OAT Sisipan (HRZE)


Diberikan bila pada akhir tahap intensif
pengobatan penderita baru BTA + dengan
kategori 1, atau penderita positif pengobatan
ulang dengan kategori 2, hasil pemeriksaan
dahak masih +

Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS)


5 komponen DOTS
1. Komitmen politis dari pengambil keputusan dan
komitmen masyarakat
2. Diagnosis dengan pemeriksaan
mikroskopisdahak penderita
3. Kaminan ketersediaann obat dan jalur
distribusinya
4. Pengobatan danpengawasan langsung oleh PMO
5. Menggunakan pencatatan dan pelaporan untuk
mempermudah pemantauan dan pembinaan

PMO
Persyaratan PMO
dikenal, dipercaya dan disetujui pasien,
selain itu harus disegani dan dihormati
oleh pasien.
tinggal dekat dengan pasien.
Bersedia membantu pasien dengan
sukarela.
Bersedia dilatih dan atau mendapat
penyuluhan bersama-samadengan pasien

Tugas seorang PMO


Mengawasi pasien TB agar menelan obat
secara teratur sampai selesai pengobatan.
Memberi dorongan kepada pasien agar
mau berobat teratur.
Mengingatkan pasien untuk periksa ulang
dahak pada waktu yangtelah ditentukan.
Memberi penyuluhan pada anggota
keluarga pasien TB yangmempunyai
gejala-gejala mencurigakan TB untuk
segera memeriksakan diri ke Unit
Pelayanan Kesehatan.

Informasi penting yang perlu dipahami PMO


untuk disampaikan kepadapasien dan
keluarganya:
TB disebabkan kuman, bukan penyakit keturunan
atau kutukan
TB dapat disembuhkan dengan berobat teratur
Cara penularan TB, gejala-gejala yang
mencurigakan dan cara pencegahannya
Cara pemberian pengobatan pasien (tahap
intensif dan lanjutan)
Pentingnya pengawasan supaya pasien berobat
secara teratur
Kemungkinan terjadinya efek samping obat dan
perlunya segerameminta pertolongan ke UPK

Anda mungkin juga menyukai