Anda di halaman 1dari 46

REFLEKSI KASUS

TUBERKULOSIS (TBC)
Retno Wulandari20110310086
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
Umur : 46 th
Jenis kelamin : laki-laki
Pekerjaan : swasta
Agama : Islam
Alamat : Bandongan, Magelang
Tgl masuk : 23 November 2015
ANAMNESIS
Keluhan utama : Sesak nafas (+) Batuk berdahak (+)
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien baru dari IGD, kiriman puskesmas Bandongan
datang dengan keluhan sesak nafas (+) sejak 1 hari
SMSR. Pasien juga mengeluh batuk (+) tidak disertai darah
2 minggu SMSR, berdahak berwarna putih kental, pusing
kepala (+) mual (+) demam (-). Keluhan batuk dirasakan
memberat pada malam hari (+), disertai berkeringat dalam
jumlah banyak (+). Pasien mengalami penurunan berat
badan 3kg dalam 1 bulan terakhir.
Pasien mengaku pernah mengalami keluhan batuk
berdahak dalam jangka waktu lama 5 th yll dan
menjalani pengobatan selama 4 bulan, obat tidak
dilanjutkan karena tdk ada keluhan lagi.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah mengalami keluhan batuk lama 5th yll, berobat ke
BP4, cek sputum BTA (+), mengaku mengikuti pengobatan 4 bulan.
Penyakit hipertensi disangkal

Penyakit DM disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Ada
anggota keluarga pasien yang mengalami penyakit serupa : adik
mendapatkan pengobatan batuk lama 8 bulan, cek dahak (-)

Riwayat Personal Sosial :


pasien bekerja wiraswasta, di lingkungan bekerja tidak ada

yang punya keluhan serupa


Riwayat merokok (+), sudah berhenti 7th
PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum : baik

B. Kesadaran : compos mentis


C. Vital sign :
tekanan darah : 120/70 mmHg
nadi : 80 x/menit, reguler
suhu : 36,5 oc
frekuensi pernafasan : 24 x/menit
Kepala
Mata: conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) edem
palpebra (-/-)
Hidung: sekret (-), epistaksis (-)
Mulut: bibir pucat (-), gusi berdarah (-)
Telinga: nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), hearing loss
(-)
Tenggorokan: faring hiperemis (-)
Leher
JVP tidak meningkat, pembesaran kelenjar tiroid (-),
pembesaran limfonodi (-)
Paru
Inspeksi: simetris, retraksi (-)
Perkusi: sonor (+/+)
Palpasi: ketinggalan gerak (-)
Auskultasi: SDV (+/ ), ronkhi (-/+), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi: ictus cordis tidak tampak
Perkusi: batas atas di SIC II parasternal kiri
Batas kanan di SIC VI parasternal kanan
Batas kiri di SIC VI linea axila anterior
Palpasi: ictus cordis teraba di 2 jari sebelah medial SIC VI LMC kiri
Auskultasi: S1>S2, reguler, ST (-)
Abdomen
Inspeksi: datar
Auskultasi: bising usus (+) N, peristaltik (+)
Perkusi: timpani (+) undulasi (-) shifting dullness (-)
Palpasi: supel (+) nyeri tekan abdomen (-)
hepar dan lien tidak teraba

Ekstremitas
Akral hangat (+/+)
Edem ekstremitas (-/-)
Pemeriksaan Penunjang
23-11-2015 24-11-2011 25-11-2011
Darah lengkap Ro. thorax BTA S/P/S -/-/-
Leukosit: 16.5 (H) Kesan : KP
Angka trombosit:
465 (H)
Limfosit : 17 (L)

Fungsi hati
SGOT: 37.0
SGPT: 45.0 (H)
Kimia klinik
GDS: 80
Fungsi ginjal
Ureum: 23
Foto Rontgen

Cor : bentuk dan ukuran


normal
Pulmo : kesuraman
parakardial dextra
Cavitas / bula apex sinistra
Diafragma dan sinus dbn

Kesan : KP
Diagnosis
TB paru, BTA (-), KB
Terapi
Inj fosmicin 1g/12j
Inj. Omeprazole 1a/12j
OBH 3x1 c
Ambroxol 3x30g
Curcuma 3x2
FDC
Vit B 6 1x1
24/11/2015 25/11/2015) 26/11/2015
Sesak nafas (+)
Batuk (+) dahak Sesak nafas (-) Sesak nafas (-)
(+) Batuk (+) dahak Batuk (+) dahak
Mual (+) (+) (+)
Subjektif Muntah (-) Mual (-) Mual (-)
Pusing (+) Pusing (+) Pusing (-)
Keringat mlm hari Keringat mlm hari Keringat mlm hari
(+) (+) (+)

TD: 100/60, N:80, R: TD: 90/60, N:80,


TD: 120/80, N:80,
24, t:\ R:24,t:36
objektif R:24, t:36
Sdv +/- , ronki -/+ Sdv +/- , ronki -/+
Sdv +/- , ronki -/+
BTA SPS (+)
Ro. Thorax: KP

assesme
Tb paru BTA (?) KB Tb paru BTA (-) KB
nt
Inj fosmicin 1g/12j
Inj. Omeprazole
1a/12j Tx lanjut
Ro Thorax
OBH 3x1 c +
plan Inj Farsix 1x1
Ambroxol 3x30g FDC
KSR 1x1
Curcuma 3x2 Vit B6
27/11/2015
Sesak nafas (-)
Batuk (+) dahak
(-)
Mual (-)
Subjektif Muntah (-)
Pusing -+)
Keringat mlm hari
(+)

TD: 100/80, N:80,


objektif R:24, t:36.8
Sdv +/- , ronki -/+

assesme Tb paru BTA (-) KB


nt
Boleh pulang
FDC 1x3
Vit B6 1x1
plan Curcuma 3x2
Ambroxol 3x30g
Ciprofloxacin 2x 500g
Masalah yang dikaji
Bagaimana mekanisme perjalanan tbc?
Apakah obat yang diberikan sudah
sesuai?
Tuberkulosis (TBC)
Suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman dari
kelompok Mycobacterium yaitu Mycobacterium tuberculosis
Sifat kuman TB:
Berbentuk batang dg panjang 1-10 mikron, lebar 0,2-0,6 mikron.
Bersifat tahan asam dg pewarnaan Ziehl Neelsen

Memerlukan media khusus untuk biakan lowenstein jensen,

ogawa.
Berbentuk batang berwarna merah dalam pemeriksaan dibawah

mikroskop.
Tahan terhadap suhu rendah 4 sampai -70 derajat celcius.

Kuman sangat peka terhadap panas, sinar matahari dan sinar

UV.
Kuman dapat bersifat dormant (tidur / tidak berkembang)
Penulara
n
Sumber penularan adalah pasien
TB BTA positif melalui percikan
dahak yg dikeluarkannya.
Pada kasus TB BTA (-), tingkat
penularan 65%
Infeksi akan terjadi apabila orang
lain menghirup percikan dahak
yg infeksius tersebut.
Pada waktu bersin atau batuk
pasien menyebarkan kuman ke
udara dalam bentuk percikan
dahak, sekali batuk sekitar 3000
percikan dahak.
Klasifikas
Klasifikasi
i
1. TUBERKULOSIS PARU
Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang
jaringan paru, tidak termasuk pleura (selaput paru)
------- Berdasar hasil pemeriksaan dahak (BTA), TB paru
dibagi dalam :
Tuberkulosis Paru BTA (+)

- Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak


menunjukkan hasil BTA positif
- Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak
menunjukkan BTA positif dan kelainan radiologik
menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif
- Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak
menunjukkan BTA positif dan biakan positif
b. Tuberkulosis Paru BTA (-)
Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan

BTA negatif, gambaran klinik dan kelainan


radiologik menunjukkan tuberkulosis aktif
serta tidak respons dengan pemberian
antibiotik spektrum luas
Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan

BTA negatif dan biakan M.tuberculosis positif


Jika belum ada hasil pemeriksaan dahak,

tulis BTA belum diperiksa


2. Berdasarkan Tipe Penderita
Tipe penderita ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya.
Ada beberapa tipe penderita yaitu :
a. Kasus baru
Adalah penderita yang belum pernah mendapat pengobatan dengan OAT
atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (30 dosis harian)
b. Kasus kambuh (relaps)
Adalah penderita tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat
pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan
lengkap, kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak
BTA positif atau biakan positif.
Bila hanya menunjukkan perubahan pada gambaran radiologik sehingga
dicurigai lesi aktif kembali, harus dipikirkan beberapa kemungkinan :
Infeksi sekunder
Infeksi jamur
TB paru kambuh
c. Kasus pindahan (Transfer In)
Adalah penderita yang sedang mendapatkan pengobatan di suatu

kabupaten dan kemudian pindah berobat ke kabupaten lain.


Penderita pindahan tersebut harus membawa surat rujukan/pindah
d. Kasus lalai berobat
Adalah penderita yang sudah berobat paling kurang 1 bulan, dan
berhenti 2 minggu atau lebih, kemudian datang kembali berobat.
Umumnya penderita tersebut kembali dengan hasil pemeriksaan
dahak BTA positif.
e. Kasus Gagal
Adalah penderita BTA positif yang masih tetap positif atau kembali
menjadi positif pada akhir bulan ke-5 (satu bulan sebelum akhir
pengobatan)
Adalah penderita dengan hasil BTA negatif gambaran radiologik
positif menjadi BTA positif pada akhir bulan ke-2 pengobatan dan
atau gambaran radiologik ulang hasilnya perburukan.
f. Kasus kronik
Adalah penderita dengan hasil pemeriksaan dahak BTA
masih positif setelah selesai pengobatan ulang kategori 2
dengan pengawasan yang baik.
g. Kasus bekas TB
Hasil pemeriksaan dahak mikroskopik (biakan jika ada
fasilitas) negatif dan gambaran radiologik paru
menunjukkan lesi TB inaktif, terlebih gambaran radiologik
serial menunjukkan gambaran yang menetap. Riwayat
pengobatan OAT yang adekuat akan lebih mendukung
Pada kasus dengan gambaran radiologik meragukan lesi TB
aktif, namun setelah mendapat pengobatan OAT selama 2
bulan ternyata tidak ada perubahan gambaran radiologik
Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Uji Kepekaan
Obat

Mono resistan (MR) : resistan pada satu jenis OAT lini


pertama
Poli resistan (PR) : resistan terhadap lebih dari satu jenis
OAT lini pertama selain isoniazid dan rifampisin secara
bersamaan
Multi drug resistan (MDR) : resistan terhadap isoniazid dan
rifampisin secara bersamaan
Extensive drug resistan: TB MDR sekaligus resistan
terhadap salah satu OAT golongan florokuinolon dan
minimal salah satu dari OAT lini kedua jenis suntikan
(kanamisin, amikasin)
Resistan rifampisin : resistan rifampisin dengan atau tanpa
resistan dengan OAT lain dengan tes genotip atau fenotip
TB Ekstra-Paru
a. TB di luar paru ringan
Misalnya : TB kelenjar limfe, pleuritis

eksudativa unilateral, tulang (kecuali tulang


belakang), sendi dan kelenjar adrenal.

b. TB diluar paru berat


Misalnya : meningitis, millier, perikarditis,

peritonitis, pleuritis eksudativa bilateral, TB


tulang belakang, TB usus, TB saluran kencing
dan alat kelamin.
Perjalanan alamiah tb

Paparan

Infeksi

Sakit TB

Meninggal dunia
Paparan
Peluang peningkatan paparan terkait
dengan:
Jumlah kasus menular di masyarakat
Peluang kontak dengan kasus menular

Tingkat daya tular dahak sumber penularan

Intensitas batuk sumber penularan

Kedekatan kontak dengan sumber


penularan
Lamanya waktu kontak dengan sumber
penularan
Faktor lingkungan: konsentrasi kuman di
infeksi
Reaksi daya tahan tubuh akan terjadi
selama 6-14 minggu setelah infeksi
Reaksi immunologi (lokal) kuman Tb
memasuki alveoli dan ditangkap oleh
makrofag dan kemudian berlangsung
reaksi antigen-antibody
Reaksi immunologi (umum) delayed
hipersensitivity (hasil tes tuberkulin
menjadi positif)
Sakit tb
Faktor resiko untuk menjadi sakit Tb
adalah tergantung dari:
Konsentrasi / jumlah kuman yang terhirup
Lamanya waktu sejak terinfeksi

Usia seseorang yang terinfeksi

Tingkat daya tahan tubuh seseorang

Note: hanya sekitar 10% yang terinfeksi


TB akan menjadi sakit TB.
Meninggal dunia
Faktor resiko kematian karena TB:
Akibat dari keterlambatan diagnosis
Pengobatan tidak adekuat

Adanya kondisi kesehatan awal yang buruk


atau penyakit penyerta
Note: pasien TB tanpa pengobatan, 50%
akan meninggal dan resiko ini meningkat
pada pasien dengan HIV positif
Patofisiolo
gi
Diagnosis
Gejala klinis yang dapat ditemui:
Batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih
Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan Gejala
yaitu dahak bercampur darah respirator
Batuk darah ik
Sesak nafas

Demam

Badan lemas

Nafsu makan menurun Gejala


Berat badan turun sistemik
Malaise

Berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik


Pemeriksaan Bakteriologik cek sputum BTA (s/p/s)
Interpretasi :
2x positif, 1 negatif : Mikroskopik (+)
1x positif, 2 negatif : ulang BTA 3x, kemudian bila 1x positif,
2x negatif : mikroskopik (+), 3x negatif : negatif

Pemeriksaan Radiologi
- Ro. Thorax PA
Bayangan berawan/nodular di segmen apikal dan posterior
lobus paru atas dan segmen superior lobus bawah
Kavitas, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan
opaq berawan atau noduler
Bayangan bercak milier
Efusi pleura unilateral
Penatalaksanaan
Daftar pustaka
Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan
Tuberkulosis di Indonesia
PEDOMAN NASIONAL PENGENDALIAN
TUBERKULOSIS KEMENKES RI 2014
Anonim. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jakarta : Interna Publishing
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai