Anda di halaman 1dari 31

Presentasi Kasus

Novita Sari
20090310089
SMF UPD
Tetanus
Identitas Pasien

Nama : Tn. M
Usia : 75 tahun
Alamat : Kese RT 01/01 Grabag
Purworejo
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Masuk RSUD : 14-05-2015
Anamnesis

KeluhanUtama
Nyeri pada kaki (+) Kaki kaku
kanan-kiri (+) Luka pada kelingking
kaki kanan (+) Badan terasa kaku
(+) Mulut kaku tidak bisa bicara (+)
Kejang (+). Kaku pada mulut-badan-
kaki sudah 3 hari ini. Riwayat
terkena keong 2 minggu yang lalu.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan luka pada
kelingking kaki kanan, mulut-badan-kaki
terasa kaku (+) Kejang (+).
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Hipertensi disangkal
Riwayat Diabetes Melitus disangkal
Riwayat Personal Sosial
Pekerjaan sebagai Petani
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak diketahui.
Pemeriksaan Ku dan VS
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Pemeriksaan Fisik
Mata : CA (-/-) SI (-/-)
Telinga : Tinitus (-) Nyeri (-) Otorea (-)
Hidung : Nafas cuping hidung (-) Epitaksis
(-)
Mulut & Tenggorokkan : Candidiasis (-) Faring
hiperemis (-) kaku rahang (+)
Thorax :
Inspeksi : Bentuk dada normal, Retraksi (-)
Palpasi : Simetris, Vocal fremitus (+/+)
Perkusi : Sonor (+/+)
Auskultasi : Vesikuler (+/+)
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
Inspeksi : Normal
Auskultasi : BU (+)
Perkusi : Timpani (+)
Palpasi : Perut seperti papan (+) NT (-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi : Ictus cordis teraba
Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular
Perkusi : Batas jantung
Kanan atas : SIC II linea para sternalis kanan
Kiri atas : SIC II linea para sternalis kiri
Kanan bawah : SIC IV linea para sternalis kanan
Kiri bawah : SIC V linea midclavicularis kiri
Pemeriksaan Fisik

Eksremitas Atas & Bawah


Tonus otot : 5 5

1 1
Diagnosis Banding

Infeksi
Meningoencephalitis : demam, trismus (-),
sensorium depresi, abnormal CSF
Polio : trismus (-), paralisis tipe flacid, abnormal
CSF
Rabies : gigitan binatang, trismus (-), hanya
oropharingeal spasm
Lesi Oropharingeal : hanya lokal, rigiditas seluruh
tubuh atau spasm (-)
Peritonitis : trismus atau spasm seluruh tubuh (-)
Kelainan metabolik
Tetany : hanya carpopedal dan laryngeal spasm,
hipokalemia
Keracunan Strychnine : relaksasi komplit diantara
Diagnosis Banding
Penyakit CNS
Status Epileptikus : sensorium
depresi
Hemoragi suatu tumor : trismus (-)
sensorium depresi
Kelainan Psyciatri
Hysteria : trismus inkonstan,
relaksasi komplit diantara spasm
Kelainan Muskuloskeletal
Trauma : hanya lokal
Rencana Pemeriksaan

KulturApusan Luka
Laboratorium Darah
Hasil DRO
Nilai
Pemeriksaan Hasil Satuan
Normal
Hemoglobin 11.5 g/dL 13.2 17.3
Leukosit 12.7 103/L 3.8 10.6
Hematokrit 31 % 40 52
Eritrosit 3.8 106/L 4.40 5.90
Trombosit 256 103/L 150 400
MCV 82 fL 80 100
MCH 30 Pg 26 34
MCHC 37 g/dL 32 36
Hasil DRO
Pemeriksaa Nilai
Hasil Satuan
n Normal
Netrofil 84.70 % 50 70
Limfosit 7.60 % 25 40
Monosit 6.80 % 28
Eusinofil 0.70 % 2.00 4.00
Basofil 0.20 % 0-1
Hasil DRO
Pemeriksaa Nilai
Hasil Satuan
n Normal
SGOT 153 U/L 0 50
SGPT 79 U/L 0 50
Ureum 58.0 mg/dL 10 50
Kreatinin 1.41 mg/dL 0 .6 1.10
GDS 82 mg/dL 70 - 120
Pemeriksaa Nilai
Hasil Satuan
n Normal
Kalium 3.89 mmol/L 3.5 5.7
Natrium 145.4 mmol/L 135 148
Chlorida 112.2 mmol/L 98 107
Diagnosis Kerja

Tetanus
Penatalaksanaan di Rumah
Sakit
Infus NaCl + diazepam 4 amp 20
tpm
Infus aminofluid 10 tpm
Ranitidin 2 x 1
Metronidazole 4 x 1
Metilprednisolon 3 x 30mg
Valsartan 1 x 80mg
Curliv Plus 3 x 1
Tetanus
Definisi
Kata tetanus diambil dari bahasa Yunani
yaitu tetanos dari teinein yang berarti
menegang.
Tetanus yang juga dikenal dengan lockjaw
adalah gangguan neurologis yang ditandai
dengan meningkatnya tonus otot dan
spasme yang disebabkan oleh
tetanospasmin, suatu toksin protein yang
kuat dan dihasilkan oleh Clostridium tetani
yang menginfeksi sistem saraf dan otot
sehingga saraf dan otot menjadi kaku (rigid).
Etiologi
Bakteri Clostridium Tetani, bakteri anaerob
dengan Gram positif dan dapat berspora.
Sporanya dapat bertahan lama hingga
beberapa tahun jika menginfeksi luka.
Tidak bersifat invasif, kuman akan tetap
berada di luka.
C. Tetani menghasilkan neurotoxin yaitu
suatu eksotoksin (t etanospasmin)
dilepaskan ketika sel lisis.
Tetanospasmin akan menimbulkan efek :
Kejang
Patofisiologi
Anaerob
Luka Terkontaminasi spora Eksotoksin
C.tetani Tetanolisin &
Sistem Limpa dan Peredaran Tetanospasm
Darah in
Motor End
Pelepasan
Plate
Ganglionside Asetilkolin
Intraaksonal terhambat
SST Alfa dan
Gamma motor
Kornu Anterior
tidak
Otot Masseter : SSTB terhambat
trismus SSP
Tonus otot meningkat
SSTB : eksremitas,
otot-otot dada perut Kontraksi otot berupa
Korteks Cerebri : spasme
Port of Entry

Luka tusuk, gigitan binatang, luka


bakar
Luka operasi yang tidak dirawat dan
dibersihkan dengan baik
OMP, caries gigi
Pemotongan tali pusat yang tidak
steril
Penjahitan luka r0bek yang tidak
steril
Faktor Pemicu
Tidak mendapat vaksinasi lengkap
Mengalami luka bakar
Mengalami injeksi intramuskular
Bertato
Frosbite yang sering ditemukan pada pendaki
gunung
Infeksi gigi seperti periodontal abcess
Mengalami luka tembus pada mata
Infeksi pada luka pemotongan tali pusar
Diabetes melitus (mengalami gangren/borok)
Mengalami luka kronik seperti borok, abses,
gangren dan operasi
Gejala Klinis

Adanya luka
Masa inkubasi 5-14 hari, tetapi bisa lebih
pendek (1 hari atau lebih lama 3 atau
beberapa minggu)
Terdapat tanda-tanda utama radang
(KDRT-F)
Dapat terjadi demam ringan sampai tinggi
bisa mencapai 40C
Trismus (50%), disebabkan kekakuan otot
masseter, bersamaan dengan kekakuan
otot leher yang menyebabkan terjadinya
Gejala Klinis
Risus sardonicus (sardonic sign) yakni
spasme otot-otot wajah dengan
gambaran alis tertarik ke atas, sudut
mulut tertarik keluar dan ke bawah,
bibir tertekan kuat pada gigi.
Opistotonus (kekakuan otot punggung)
Kejang dinding perut
Spasme dari laring dan otot-otot
pernafasan bisa menimbulkan
sumbatan saluran nafas, sianose
asfiksia
Tungkai dalam ekstensi, lengan kaku
Categorized
Generalized Tetanus : paling banyak, trismus
merupakan gejala utama kemudian kaku
masseter bersamaan dengan kaku leher dan
disertai sulit menelan. Gejala lain risus
sardonicus, opistotonus, kejang dinding
perut
Lokalited Tetanus : kontraksi otot yang
persisten di daerah luka
Cephalic Tetanus : jarang, berasal dari OMK
Neonatal Tetanus : infeksi C.tetani melalui
tali pusar sewaktu pertolongan persalinan.
Klasifikasi

Derajat I (Ringan)
Trismus ringan-sedang, spastisitas
generalisata, tanpa gangguan pernafasan,
tanpa spasme, sedikit atau tanpa disfagia.
Derajat II (Sedang)
Trismus sedang, rigiditas tampak jelas,
spasme singkat ringan-sedang, gangguan
pernafasan sedang dengan frekuensi
pernafasan >30x/m, disfagia ringan
Klasifikasi
Derajat III (Berat)
Trismus berat, spastisitas generalisata,
spasme reflex berkepanjangan,
frekuensi pernafasan >40x/m, serangan
apnea, disfagia berat dan takikardia
>120x/m
Derajat IV (Sangat Berat)
Derajat 3 dengan gangguan otonomik
berat melibatkan sistem kardiovaskular.
Hipertensi berat takikardia terjadi
berselingan dengan hipotensi dan
bradikardia, salah satunya dapat
Penatalaksanaan
Antimikrobial decrease the number of vegetative forms
of C tetani in the wound. Metronidazole (0.5gr/6hrs).
Penicilin G (100.000-200.000 iu/kg/day IV, 2-4 divided
doses).
TIG (Tetanus Immune Globulin) only help remove
unbound t-toxin, cannot affect toxin bound to nerve endings.
Single IM 3000-5000iU. Who recommends TIG 500iu IM or
IV in addition 0.5mL TT by IM at a separate site.
Diazepam reduces anxiety, produces sedation & relaxes
muscles. Lorazepam (effective alternative). High dosages may
be required up to 600mg/day. Prevent spasms than 5-10, give
diazepam IV 10-40mg every 1-8hrs. Midazolam 5-15mg/hr
IV has been used. Phenobarbital is another anticonvulsant that
may be used prolong the effects of diazepam, if spasm
Penatalaksanaan

The goals of treatment :


Supportive therapy
Debriding luka untuk membasmi
kuman dan mencegah
perkembangbiakan
Menghentikan produksi toxin pada
luka
Menetralisir toxin yang tersebar
Mengontrol manifestasi penyakit
Menatalaksana komplikasi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai