Anda di halaman 1dari 14

Memori

Silka newa krista


1410211117
Definisi
Memori adalah penyimpanan dari pengetahuan yang
diperoleh agar dapat diingat kembali.
Selain itu, memori juga merupakan perubahan senyawa
kimia pada pre-synaptik terminal dan post-syanaptik
membrane.
Klasifikasi Memori
1. Memori Jangka Pendek (Stort Term Memori)
Memori jangka pendek ini disebabkan oleh perubahan
sementara fungsi pre-synaptik, sehingga terjadi aktivitas
syaraf yang berjalan terus menerus. Signal syaraf ini
berjalan keliling di dalam sirkulasi secara sementara.
Selain, Informasi yang di simpan disini, mempunyai dua
kemungkinan, yaitu sama ada akan dilupakan atau
dipindahkan ke simpanan memori jangka panjang.
2. Perantara Memori Jangka Panjang (Intermediate Long
Term Memori)
Sistem ini terjadi disebabkan terdapatnya perubahan
sementara bahan kimia dan fisikal pada Pre-Synaptik
terminal dan Post-Synaptik membrane. Memori yang
tersimpan disini mampu bertahan selama beberapa
menit hingga minggu dan akan hilang kecuali
terbentuknya jejak memori (Memory Trace)
3. Memori Jangka Panjang (Long Term Memory)
Memori jangka panjang terjadi disebabkan oleh
perubahan struktural dan fungsi yang berlaku di pre-
synape secara permanen, yang menyebabkan
peningkatan sekresi neurotransmiter yang dilepaskan.
memori yang disimpan disini mampu bertahan dalam
beberapa hari hingga tahun.
Klasifikasi Memori berdasarkan Jenis
Informasi yang di Simpan.
1. Declarative Memori
Memori yang melibatkan, berbagai detail yang saling berinteraksi
dengan memori lingkungan, waktu dan memori yang dibentuk dari
pengalaman.
2. Skill Memori
Memori ini berhubungan dengan, aktivitas motorik sesorang.
Sebagai contoh: Semua skill yang berhubungan dengan memukul
bola tenis, yang selanjutnya membentuk automatik memori (AM).
Sewaktu bermain, AM membantu dalam menghitung hubungan raket
dan kecepatan bola. Sehingga terjadi pergerakan reflek tubuh,
tangan, dan raket yang cepat untuk memukul bola tersebut
Fisiologi Memori Jangka Pendek
(MJP)
1. Habituasi
Habituasi terjadi apabila terdapatnya
penurunan respon refleks tingkah laku
Awalnya stimulasi yang dihasilkan akan meningkat, jika terus
terhadap stimulus, bila stimulus tersebut menerus terpapar, respon yang diberikan terhadap stimulus
diulang ulang. akan menurun dan proses ini dikenali sebagai proses
habituasi.
Pada kondisi normal, apabila sensori
Proses habituasi menyebabkan saluran kalsium tidak
terminal di stimulus secara terus, tanpa langsung terbuka, disaat potensial aksi tiba di pre-synaptik
stimulasi dari fasilitator terminal, potensial terminal.
yang terbentuk disini akan menyebabkan Pengurangan masuknya kalsium pada pre-synaptik terminal,
saluran kalsium terbuka, yang kemudian menyebabkan penurunan jumlah neurotransmiter yang
dibebaskan.
mengakibatkan kalsium masuk ke dalam sel.
Penurunan ini juga, menyebabkan penurunan tindakan respon
Masuknya kalsium ke dalam sel, akan kontrol oleh post-synaptik efferant neuron
mengaktivasi proses exocytosin
neurotransmitter.
2. Sensitisasi
Sensitisasi terjadi apabila, terdapatnya
peningkatan respon refleks terhadap
rangsangan yang menimbulkan Peningkatan cAMP menyebabkan saluran kalium di pre-
synaptik tertutup. Ini akan menyebabkan terjadinya,
bahaya, sehingga tubuh dapat peningkatan kerja potensial aksi di pre-synaptik terminal, dan
menghindari ransangan tersebut. akhirnya akan mengakibatkan saluran kalsium terus terbuka.
Terjadinya peningkatan kalsium yang masuk ke dalam sel,
Sensitisasi juga, akan akan mengakibatkan peningkatan output Fasilitator
mengaktivasikan kemasukan Ca+ neurotransmitter dan selanjutnya meningkatkan post-synaptik
efferent neuron.
ion pada fasilitator terminal. Yang
menyebabkan pelepasan seratonin Hal ini akan meningkatkan, terjadinya respon walaupun dari
stimulus yang kecil.
dilepaskan oleh fasilitator terminal,
yang kemudian juga menyebabkan
peningkatan cAMP secondary
mesenger di antara presynaptik.
Memori Jangka Panjang (MJP)
Modifikasi struktur dan fungsi pada pre-synaptik menyebabkan
sistem ini menjadi lebih sensitif untuk melepaskan lebih banyak
rangsangan potensi postsynaptik (excitatory postsynaptic
potential). Perubahan sktruktur ini melibatkan :
peningkatan tapak vesikel untuk pelepasan neurotransmitter,
peningkatan jumlah vesikel transmiter yang dibebaskan,
peningkatan jumlah pre-synaptik terminal,
dan perubahan struktur dendrite yang menyebabkan pelepasan signal
yang lebih kuat.

Proses penukaran informasi dari memori jangka pendek ke memori jangka


panjang terjadi pada hipocampus.
Proses ini dimulai apabila pre-synaptik NMDA reseptor adalah saluran reseptor yang membenarkan masuknya
kalsium (Ca2+) ion apabila terbuka.
terminal melepaskan glutamate sebagai
Pada keadaan istirahat, magnesium (Mg2+) ion bertindak sebagai blokir
respon terhadap aksi potensi yang kepada reseptor ini. Dua peristiwa yang berlaku secara bersamaan, diperlukan
terbentuk. dalam usaha membuka NMDA reseptor yaitu pembebasan glutamate dari pre-
synaptik terminal dan depolarisasi postsynaptik oleh AMPA reseptor.
Glutamate kemudian berikatan pada dua NMDA yang berikatan dengan glutamate, akan menyebabkan reseptor ini
jenis reseptor pada post-synaptik yaitu terbuka, namun, proses ini saja tidak cukup untuk membenarkan masuknya
Ca2+ ion.
AMPA reseptor dan NMDA receptor. Pembukaan reseptor ini juga, memerlukan depolarisasi dari post-synaptik
AMPA reseptor adalah saluran reseptor neuron lain yaitu EPSP yang dibentuk dari AMPA reseptor.

yang dimidiasi oleh zat kimia, yaitu EPSP akan menyebabkan pengeluaran Mg+ ion dari reseptor NMPA. Proses
pengeluaran Mg+ ion boleh berlaku dengan dua cara,
glutamate.
yaitu melalui masuknya input terus
AMPA akan terbuka apabila berikatan
dengan glutame, pembukaan reseptor ini menerus dari eksitasi pre-synaptik,
membenarkan masuknya natrium (Na+) ion yang akan menyebabkan
kedalam sel. Seterusnya, menyebabkan pembentukan sementara EPSP
pembetukan rangsangan potensi post-
synaptik (excitatory postsynaptic
atau dari proses depolarisasi dari
potential;EPSP) post synap
Apabila reseptor NMDA terbuka, hasil dari pembukaan
bersama reseptor dan diikuti dengan pengeluaran Mg+
ion, menyebabkan Ca2+ ion masuk ke dalam post-
synaptik sel.
Masuknya ini, mengaktivasi Ca2+ secondary masenger
pada neuron ini.
Pembentukan Ca2+ secondary masenger, meningkatkan
sensitisasi reseptor AMPA terhadap glutamate, dalam
usaha menghasilkan lebih banyak EPSP.
Peningkatan sensitisasi post-synaptik terhadap
glutamate, membantu dalam mempertahankan memori
jangka panjang seseorang.
aktivasi dari Ca2+ secondary masenger ini juga
menyebabkan pembentukan parakrine retrograde yaitu
nitrik oxide (NO) yang kemudianya, masuk ke pre-
synaptik neuron.
Proses ini, menyebabkan peningkatan pelepasan
glutamate dari pre-synaptik neuron dan seterusnya
menguatkan proses signal pada synape ini. Selain, juga
berperan dalam mempertahankan memori jangka
panjang.

Anda mungkin juga menyukai