Anda di halaman 1dari 22

CAIRAN TUBUH DAN

ELEKTROLIT

Oleh :

Dr. Rostika Flora, S.Kep. M.Kes.AIF


Kompartemen cairan
tubuh

Cairan tubuh terdistribusi di 2 buah


kompartemen, yaitu :

a. Cairan intra sel (CIS) : 2/3 dari cairan


tubuh total
b. Cairan ekstra sel (CES) : membentuk
1/3 dari cairan tubuh total
CES dibagi menjadi 2 komponen, yaitu :
a. cairan interstisium
b. plasma darah

Plasma dan unsur sel darah, terutama


sel darah merah, mengisi sistem
vaskuler dan membentuk volume darah
total, sedangkan cairan interstisium
terletak di luar sistem vaskuler dan
membasahi sel
Komposisi ion cairan
tubuh
Dari gambar terlihat kation utama yang
terdapat di dalam intrasel adalah K+ dan
anionnya adalah fosfat dan protein ,
sedangkan di ekstrasel kation utama
adalah Na+ dan anionnya adalah Cl- dan
HCO3-. Keseimbangan konsentrasi ion-
ion ini diatur oleh aktivitas Na+/K+
ATPase yang terdapat di membran sel.
Asupan dan pengeluaran
cairan tubuh
Cairan ditambahkan ke dalam tubuh dari
dua sumber utama, yaitu :
(1) berasal dari cairan atau makanan
yang dimakan, 2100 ml/hari
(2) berasal dari sintesa dalam tubuh
sebagai hasil oksidasi karbohidrat,
200 ml/hari.
Asupan cairan bervariasi pada masing-
masing orang, tergantung pada :

cuaca
kebiasaan
tingkat aktivitas.
Cairan tubuh dikeluarkan ke luar tubuh
melalui :

insensible water loss : pengeluaran cairan


yang tidak terasa, yaitu melalui kulit dan
traktus respiratorius. Jumlah rata-rata
kehilangan cairan (dengan cara difusi)
melalui kulit, tanpa tergantung pada keringat
ialah 300 - 400 ml/hari. Jumlah yang sama
juga dikeluarkan melalui traktus
respiratorius.

keringat : tergantung dari berat ringannya


aktivitas
feses yaitu 100 ml/hari. Jumlah ini
dapat meningkat sampai beberapa liter
sehari pada penderita diare.

Ginjal : normalnya cairan yang


dikeluarkan melalui ginjal adalah 1400
ml/hari, tetapi pada keadaan dehidrasi
volume urin dapat serendah 500 ml/hari
Pengaturan keseimbangan
cairan tubuh
Keseimbangan cairan tubuh
dipertahankan dengan mengatur :

volume CES : volume CES diperlukan


untuk mempertahankan tekanan darah
osmolaritas CES : Osmolaritas CES
diperlukan untuk mencegah
pembengkakan atau penciutan sel-sel.
CES berfungsi sebagai perantara antara
sel dan lingkungan eksternal. Semua
pertukaran H2O dan konstituen lain
antara CIS dan lingkungan eksternal
harus melalui CES. Air yang
ditambahkan ke cairan tubuh pertama
kali selalu memasuki kompartemen CES
dan cairan selalu keluar dari tubuh
melalui CES
Volume CES dan osmolaritas CES tergantung
pada NaCl dan H2O di tubuh, sedangkan NaCl
dibutuhkan untuk mengatur volume CES. Untuk
mengatur osmolaritas CES dibutuhkan H2O.

Distribusi H2O di dalam dan di luar sel


bergantung pada tekanan osmotik. Tekanan
osmotik berkaitan dengan konsentrasi zat
terlarut di dalam dan di luar sel. Semakin
tinggi tekanan osmotik suatu larutan maka
konsentrasi air semakin rendah dan konsentrasi
zat terlarut semakin tinggi .
Volume CES ditentukan oleh jumlah total
zat terlarut yang aktif secara osmotik
dalam CES. Na+ dan Cl- merupakan zat
terlarut terbanyak yang aktif secara
osmotik, dan karena perubahan kadar Cl-
mengikuti perubahan kadar Na+, jumlah
Na+ CES merupakan penentu yang
terpenting untuk volume CES.
Kehilangan Na+ melalui feses (diare),
urin ( asidosis, insufisiensi adrenal) dan
keringat (lingkungan yang terlalu panas,
aktivitas berat) akan sangat menurunkan
volume CES dan dapat menimbulkan syok
Untuk mempertahankan volume CES
diperlukan peran Angiotensin II.
Angiotensin II merangsang :
sekresi aldosteron
Anti Diuretik Hormon (ADH)
mekanisme haus.
Apabila terjadi penurunan volume CES,
Angiotensin II akan menstimulasi
aldosteron yang disekresi oleh korteks
adrenal untuk bekerja pada tubulus
kontortus renalis distal agar reabsorbsi
natrium meningkat, sedangkan ADH
meningkatkan retensi air dan
menghambat produksi urin.
Pada saat terjadi penurunan volume CES,
maka mekanisme haus dan Anti Diuretik
Hormon (ADH) yang ada di hipotalamus
diaktifkan.
Ginjal akan meningkatkan reabsorbsi air,
mengakibatkan penurunan volume urin
dan urin berwarna pekat.
Asupan cairan ditingkatkan melalui
mekanisme haus.
Hal ini diupayakan untuk
mempertahankan keseimbangan volume
cairan tubuh
Keseimbangan CIS dan
CES
Perubahan konsentrasi zat terlarut dalam CES
menyebabkan perubahan volume sel.
Jika suatu sel diletakkan pada suatu larutan
dengan zat terlarut impermeabel yang
mempunyai osmolaritas 280 mOsm/liter, maka
sel tidak akan mengkerut atau membengkak
karena konsentrasi air dalam cairan intrasel dan
ekstrasel sama dan zat terlarut tidak dapat
masuk atau keluar dari sel.
Larutan seperti ini disebut isotonik karena tidak
menimbulkan pengerutan ataupun
pembengkakan sel. Contoh larutan isotonik
adalah larutan garam 0,9 gram %.
Apabila sebuah sel diletakkan dalam larutan
yang mempunyai konsentrasi zat terlarut
impermeabel lebih rendah (kurang dari 280
mOsm/liter), air akan berdifusi dalam sel, dan
menyebabkan sel membengkak dan
mengencerkan cairan intrasel.
Juga memekatkan cairan ekstrasel sampai
kedua larutan mempunyai osmolaritas yang
sama.
Larutan yang mempunyai konsentrasi garam
kurang dari 0,9 gram % bersifat hipotonik dan
menyebabkan sel membengkak
Begitu juga jika sebuah sel diletakkan
dalam larutan yang mempunyai
konsentrasi zat terlarut impermeabel lebih
tinggi, air akan mengalir keluar dari sel ke
dalam cairan ekstrasel.

Pada keadaan ini sel akan mengkerut


sampai kedua konsentrasi menjadi sama.
Larutan ini dinamakan hipertonik dengan
konsentrasi garam lebih dari 0,9 gram %.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai