Kementerian Keuangan RI
KEBIJAKAN
APBN
Disampaikan oleh:
DOSEN STIAMI/STAN
Drs. Johansyah Z, M.M.
DRS. JOHANSYAH Z, MM 1
MATERI PRESENTASI
Dasar Hukum Keuangan Negara
Ruang Lingkup Keuangan Negara
Reformasi Keuangan Negara
Delegasi Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Negara
Struktur dan Posisi Hukum Pengelolaan Keuangan Negara
Pemisahan Kewenangan dalam Pelaksanaan Anggaran Belanja
Negara
Pengertian APBN
Peranan Strategis APBN
Struktur APBN
Fungsi APBN
Asumsi Dasar Ekonomi Makro dan APBN
Format Baru Belanja Negara
Siklus APBN
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN
RAPBN 2008
DRS. JOHANSYAH Z, MM 2
DASAR HUKUM KEUANGAN
NEGARA
Bab VIII
Hal Keuangan
Pasal 23, 23A, 23B, Aturan-aturan pokok
23C, 23D pengelolaan Keuangan
(UUD 1945)
Negara
Kaidah-kaidah/landasan
UU No. 01 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Hukum Administrasi
Negara Keuangan Negara
Pengelolaan Fiskal
Pengelolaan Moneter
Pengelolaan Keuangan Negara yang
Dipisahkan
DRS. JOHANSYAH Z, MM 4
REFORMASI KEUANGAN
NEGARA
Bidang Perencanaan antara lain:
Unified Budget;
Berbasis Kinerja;
MTEF (Medium Term Expenditure Framework ); dll.
Bidang Pelaksanaan antara lain:
Pendelegasian Kekuasaan Keuangan Negara;
Pemisahan wewenang pengelolaan keuangan negara; dll.
Bidang Pertanggungjawaban antara lain:
Pembuatan Laporan Keuangan;
TSA (Treasury Single Account); dll.
DRS. JOHANSYAH Z, MM 5
DELEGASI KEKUASAAN PENGELOLAAN
KEUANGAN NEGARA
Presiden
(Sebagai
CEO)
BENDAHARA
BENDAHARA
PENGELUARAN/
PENGELUARAN/
PENERIMAAN
DRS. PENERIMAAN
JOHANSYAH Z, MM 6
UUD 1945 STRUKTUR dan
Posisi Hukum
Pengelolaan
Presiden Keuangan Negara
Kepala Pemerintahan
Pengelolaan Pengelolaan
Pengelolaan Lainnya
Pertahanan Keuangan Negara
Wetmatigheid
Rechtmatigheid Wetmatigheid
Doelmatigheid Rechtmatigheid
DRS. JOHANSYAH Z, MM 8
PENGERTIAN APBN
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) adalah rencana keuangan tahunan
pemerintah yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat.
Sebagai manifestasi pelaksanaan kewajiban
DRS. JOHANSYAH Z, MM 10
STRUKTUR APBN
Struktur APBN merupakan satu kesatuan yang terdiri
dari:
a.Pendapatan negara
b.Belanja Negara
c.Pembiayaan
Selisih lebih Pendapatan Negara terhadap Belanja Negara
disebut Surplus Anggaran
Selisih Kurang Pendapatan Negara tehadap belanja
Negara disebut Defisit Anggaran
Jumlah pembiayaan sama dengan jumlah Surplus/defisit
Anggaran
DRS. JOHANSYAH Z, MM 11
FUNGSI APBN
Otorisasi
APBN menjadi dasar untuk melaksanakan Pendapatan dan Belanja pada tahun yang
bersangkutan
Perencanaan
APBN menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang
bersangkutan.
Pengawasan
APBN menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan
negara sesuai dengan ketetapan yang ditetapakan.
Alokasi
APBN harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumberdaya serta
meningkatkan efisiensi dan efektifitas perekonomian.
Distribusi
Kebijakan APBN harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan
Stabilisasi
APBN menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental
perekonomian
DRS. JOHANSYAH Z, MM 12
ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN
APBN
Asumsi dasar ekonomi makro mencakup:
(1) pertumbuhan ekonomi, 2) inflasi, (3) nilai tukar rupiah, 4) SBI-3 bulan,
(5) harga minyak bumi dan, (6) produksi minyak Indonesia
Asumsi dasar ekonomi makro sangat menentukan besarnya penerimaan dan
pengeluaran negara, termasuk dana perimbangan, serta besarnya
pembiayaan anggaran
Asumsi pertumbuhan ekonomi dan inflasi berperan untuk penyusunan APBN
yang terkait erat dengan siklus perekonomian, seperti penerimaan perpajakan
Asumsi nilai tukar digunakan sehubungan dengan masih banyaknya transaksi
dalam APBN yang terkait dengan mata uang asing, seperti pinjaman dan
pembayaran utang luar negeri, penerimaan migas serta subsidi BBM
Asumsi suku bunga SBI-3 bulan digunakan karena pembayaran bunga
sebagian utang dalam negeri pemerintah didasarkan atas suku bunga
tersebut
Harga dan produksi minyak mentah menentukan besarnya hasil penerimaan
minyak, pemberian subsidi BBM, dan dana bagi hasil
DRS. JOHANSYAH Z, MM 13
FORMAT BARU BELANJA NEGARA
(1)
DRS. JOHANSYAH Z, MM 14
FORMAT BARU BELANJA NEGARA
(2)
FORMAT LAMA FORMAT BARU
Klasifikasi Jenis Belanja
Klasifikasi Jenis Belanja Unified Budgeting
Dual Budgeting
Belanja pusat terdiri dari 8 jenis belanja
Belanja pusat terdiri dari 6 jenis
belanja (termasuk belanja pemb.) Klasifikasi Organisasi
Klasifikasi Organisasi Daftar organisasi pengguna anggaran
Tidak tercantum dalam NK dan UU belanja negara tercantum dalam NK
APBN dan UU APBN. Jumlah kementerian
tetapi hanya tercantum dalam buku negara/lembaga disesuaikan dengan
Satuan 3 yang ditetapkan dengan yang ada.
Keppres
Klasifikasi Fungsi
Klasifikasi Sektor
terdiri atas 20 sektor dan 50 sub
terdiri atas 11 fungsi dan 79 subfungsi
sektor Program pada masing-masing
Program merupakan rincian dari kementerian negara/lembaga
sektor pada pengeluaran rutin dan dikompilasi sesuai dengan fungsinya
pembangunan Nama-nama program telah disesuaikan
Nama-nama program antara dengan unified budget
pengeluaran rutin dan pengeluaran
pembangunan agak berbeda Dasar Alokasi
Dasar Alokasi Alokasi anggaran berdasarkan program
Alokasi anggaran berdasarkan sektor, kementerian negara/lembaga.
subsektor dan program
DRS. JOHANSYAH Z, MM 15
FORMAT BARU BELANJA NEGARA
(3)
KONVERSI BELANJA NEGARA MENURUT JENIS BELANJA DALAM I-ACCOUNT
PERENCANAAN PERTANGGUNGJAWABAN
UU APBN APBN
Budget Cycle
(Siklus Anggaran)
PENETAPAN PERUBAHAN
UU APBN APBN
PELAKSANAAN
UU APBN
DRS. JOHANSYAH Z, MM 17
SIKLUS APBN (2)
DRS. JOHANSYAH Z, MM 18
PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBN
DRS. JOHANSYAH Z, MM 21
RAPBN 2008 (3)
DRS. JOHANSYAH Z, MM 22
RAPBN 2008 (4)
DRS. JOHANSYAH Z, MM 23
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
DRS. JOHANSYAH Z, MM 24