Anda di halaman 1dari 23

PROGRAM KERJA SAMA ANTARA PUSKESMAS,

UNIT TRANSFUSI DARAH, DAN RUMAH SAKIT


DALAM PELAYANAN DARAH UNTUK
MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU

drg. Haslinda, M.Kes


Kasubdit Klinik
Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer

Disampaikan pada Training of Trainer Pelatihan Pengelolaan Program Kerja Sama


antara Puskesmas, UTD, dan RS dalam Pelayanan Darah untuk Angka Kematian
Ibu
LATAR BELAKANG (1)

Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi


359 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI tahun 2012).
Salah satu penyebab terbanyak adalah karena
perdarahan.
Salah satu upaya untuk menurunkan AKI adalah melalui
pemenuhan kebutuhan darah bagi ibu melahirkan
dengan komplikasi perdarahan membutuhkan
pelayanan darah yang aman dan berkualitas,
serta perlu didukung dengan ketersediaan darah
sesuai kebutuhan.
LATAR BELAKANG (2)

Produksi darah secara nasional (tahun 2014) sebanyak 4,6


juta kantong darah per tahun, sedangkan rekomendasi WHO
untuk memenuhi kebutuhan darah suatu daerah, produksi
darah minimal 2% dari jumlah penduduk atau 5 juta kantong
darah/tahun masih kurang 400 ribu kantong darah.
Kekurangan ketersediaan darah meliputi juga jenis golongan
darah langka seperti gol. darah AB, Rhesus Negatif atau
lainnya.
Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN Tahun 2015 2019.
Program ini dapat bermanfaat ganda, karena darah yang
telah tersedia namun tidak dipakai oleh ibu melahirkan, maka
darah tersebut dapat dipakai oleh pasien lain yang
membutuhkan.
PRINSIP

Pelaksanaan program dilakukan berdasarkan


sistem rujukan dan prinsip portabilitas.
Prinsip portabilitas diterapkan untuk UTD
sebagai pihak yang melakukan kerjasama
dan/atau pelayanan darah yang menjadi
lingkup kerja sama.
SASARAN
PELAKSANAAN PROGRAM

1. Dinas kesehatan provinsi


2. Dinas kesehatan kabupaten/kota
3. Puskesmas dan jejaringnya
4. Unit Transfusi Darah
5. Rumah Sakit
PERAN DAN TUGAS

KEMENTERIAN KESEHATAN

1. Menyusun regulasi
2. Menyediakan pembiayaan untuk pelatihan pelatih
pengelolaan program
3. Menyusun pedoman untuk peningkatan kapasitas
nakes di Puskesmas
4. Melakukan sosialisasi dan pembinaan ke tingkat
provinsi
5. Sebagai koordinator lintas wilayah provinsi
6. Melakukan monitoring
7. Melakukan evaluasi program
PERAN DAN TUGAS

DINAS KESEHATAN

PROVINSI
1. Melakukan sosialisasi dan KABUPATEN/KOTA
pembinaan dalam pelaksanaan
program ke tingkat
1. Menjadi koordinator
kabupaten/kota operasional
2. Pembinaan program dan 2. Melakukan pembinaan
pembiayaan pelatihan program
pengelolaan program 3. Menjadi penggerak,
3. Melakukan monitoring dan fasilitator dan evaluator
evaluasi program 4. Memaksimalkan jejaring
4. Menjadi koordinator lintas yan darah yang ada di
wilayah kabupaten/kota
wilayahnya
5. Memaksimalkan jejaring yan
darah yang ada di wilayahnya
PERSYARATAN

1.Puskesmas
Memiliki dokter yang bertugas di Puskesmas.
Memiliki tenaga kesehatan dan peralatan laboratorium
untuk pemeriksaan Hb dan golongan darah
2.Rumah Sakit
Diutamakan rumah sakit rujukan Puskesmas sebagai
pihak dalam program kerja sama.
3.Unit Transfusi Darah
UTD yang mendistribusikan darah ke RS rujukan
Puskesmas sebagai pihak dalam program kerja sama.
TAHAPAN PELAKSANAAN PROGRAM

1. Dinas kesehatan mengidentifikasi Puskesmas, UTD, dan


RS yang akan melakukan kerja sama
2. Penandatanganan nota kesepahaman dan/atau perjanjian
kerjasama oleh para pihak
3. Peningkatan kapasitas dan bimbingan teknis bagi tenaga
kesehatan di Puskesmas untuk pengelolaan program
4. Pelaksanaan program
5. Pencatatan dan pelaporan
6. Monitoring dan evaluasi
RUANG LINGKUP KEGIATAN PROGRAM
KERJA SAMA

1. Pelayanan kesehatan pada ibu hamil


2. Rekrutmen dan seleksi awal donor
3. Pengambilan dan pengolahan darah
4. Permintaan dan distribusi darah
5. Informasi
6. Pencatatan dan pelaporan
7. Monitoring dan evaluasi
REKRUTMEN DAN SELEKSI AWAL DONOR

Donor darah sukarela


Mendapatkan calon donor yang memenuhi
syarat donor darah resiko rendah dan memiliki
gol. darah yang sama dengan ibu hamil
KERJA SAMA PUSKESMAS, UTD DAN RS DALAM PELAYANAN
DARAH UNTUK MENURUNKAN AKI

NOTA KESEPAHAMAN DI DINAS


KESEHATAN KAB/KOTA

UTD :
PUSKESMAS
1. Menjamin ketersediaan darah yang aman
1. Sosialisasi mengenai donor darah sukarela di dan berkualitas
wilayah kerjanya 2. Melakukan pembinaan dan pendampingan
2. Mendata semua ibu hamil, mengidentifikasi ibu teknis kepada Puskesmas untuk
hamil dengan risti atau mempunyai gol. Darah rekrutmen DDS
langka 3. Melakukan seleksi donor, pengambilan
3. Mengedukasi ibu hamil dan keluarganya agar dan pengolahan darah donor dari donor
menyiapkan minimal 4 calon donor pendamping pendamping
siaga per ibu hamil 4. Pendistribusian darah ke BDRS
4. Memberikan informasi tentang persyaratan
donor
5. Melakukan pemeriksaan Hb dan gol darah ibu RS :
hamil dan kesesuaian gol darah calon donor 1. Melakukan koordinasi dengan UTD untuk
dengan ibu hamil menjamin ketersediaan ibu hamil yang
6. Melakukan seleksi awal calon donor darah akan melahirkan
7. Menginformasikan daftar ibu hamil dan Taksiran 2. Merawat dan memberikan tranfusi darah
Partus kepada UTD serta calon donor siaga yang kepada pasien
telah disiapkan 3. Melakukan koordinasi dengan Dinkes dlm
8. Mengirimkan donor siaga ke UTD untuk peningkatan kapasitas nakes Pusksmas
pengambilan darah (7-10 hari sebelum taksiran untuk pemeriksaan dan deteksi kehamilan
patus ibu hamil yg bersangkutan) dengan Risti 12
9. Merujuk ibu hamil risiko tinggi yang akan
melahirkan ke RS
AZAS PORTABILITAS DAN DISESUIKAN DENGAN
KONDISI DAERAH MASING-MASING
INFORMASI

1. Puskesmas memberikan informasi dan data


mengenai calon donor darah pendamping
kepada Dinkes
2. UTD memberikan informasi kepada
Puskesmas ttg perolehan darah dari donor
pendamping ibu hamil
3. Puskemas memberikan informasi dan data
mengenai ibu hamil risiko tinggi kepada RS

13
PENCATATAN DAN PELAPORAN

1. Puskesmas membuat pencatatan &


pelaporan bulanan kpd Dinkes mengenai
calon donor pendamping dengan tembusan
ke UTD.
2. UTD membuat pencatatan & pelaporan
bulanan kpd Dinkes mengenai donor yg
didapatkan dari calon donor pendamping
dengan tembusan ke Puskesmas.

14
MONITORING DAN EVALUASI

Dilakukan secara berjenjang dan berkala


oleh:
- Kementerian Kesehatan
- Dinas kesehatan provinsi
- Dinas kesehatan kabupaten/kota

15
PEMBINAAN

Menteri melakukan pembinaan terhadap


pelaksanaan program yang dilakukan melalui:
a. pelatihan pelatih dan peningkatan kapasitas
tenaga kesehatan di Puskesmas untuk
pengelolaan program
b. penyusunan pedoman untuk peningkatan
kapasitas tenaga kesehatan di Puskesmas
untuk pengelolaan program
c. sosialisasi program kerja sama
d. monitoring dan evaluasi.
PENDANAAN

Pendanaan kegiatan program dibebankan kepada


Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, serta
sumber lain yang tidak mengikat.

17
PERMASALAHAN
PELAYANAN DARAH

JUMLAH CUKUP
TEPAT WAKTU
AMAN
BERKUALITAS
POKOK POKOK KERJASAMA

MELIBATKAN
PUSKESMAS DAN
MASYARAKAT UNTUK MENDUKUNG UTD
DALAM REKRUITMEN
AKTIF MENJADI DONOR DAN MENJALANKAN
FUNGSI UKM DI PKM
DARAH : PENDAMPING
(PENGGANTI) DONOR
DARAH SUKARELA
19
POKOK POKOK KERJASAMA (2)

MEMINIMALISASI JUMLAH
DONOR YANG DITOLAK DI
UTD YANG MASIH BISA
SELEKSI DIDETEKSI DI UTD
AWAL
DONOR DI DATA THN 2014

PUSKESMAS DONOR DARAH YANG


DITOLAK: 432.981,
AKIBAT
HB RENDAH, BB
RENDAH,
HIPO/HIPERTENSI, 20
PERILAKU BERISIKO
DLL
POKOK POKOK KERJASAMA (3)

JUMLAH, JENIS DAN


PEMENUHAN TEPAT WAKTU
KETERSEDIAA
N STOK DATA THN 2014
DARAH DI TOTAL PENDONOR :
3,054.747 (BAYARAN :
UTD 6.952)
PRODUKSI : 4,644,863
KEKURANGAN SESUAI
STANDAR WHO: 400 RB 21
PELAKSANAAN KERJASAMA
DAPAT DISESUAIKAN DENGAN
KONDISI MASING-MASING
DAERAH
(BAGIAN PENUTUP PERMENKES No. 92/2015)

22
TERIMA KASIH

23

Anda mungkin juga menyukai