Anda di halaman 1dari 32

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM

PELAYANAN DARAH

dr. Gita Maya Koemara sakti, MHA


Direktur Pelayanan Kesehatan Primer
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan

Disampaikan pada Training of Trainer Pelatihan Pengelolaan Program Kerja Sama antara
Puskesmas, UTD, dan RS dalam Pelayanan Darah untuk Angka Kematian Ibu
Jakarta, 16 Mei 2016
GARIS BESAR PENYAJIAN

I Pendahuluan
Pendahuluan

II Peraturan terkait Pelayanan Darah


Peraturan terkait Pelayanan Darah

III Alur Pelayanan darah


Alur Pelayanan darah

Infrastruktur
InfrastrukturPelayanan
Pelayanan
IV Darah
Darah
2
3

1. PENDAHULUAN
Goals Pemerintah (Nawa
Cita)
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa &
memberikan rasa aman pada seluruh warga negara
2. Membuat pemerintah tidak absen/hadir dengan membangun tata
kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan
terpercaya
3. Membangun Indonesia dari pinggiran, memperkuat daerah
dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan
4. Menolak negara lemah, melakukan reformasi sistem, penegakan
hukum bebas korupsi, bermartabat terpercaya
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi menggerakkan sektorsektor
strategis ekonomi domestik
8. Melakukan revolusi karakter bangsa
9. Memperteguh Ke-Bhineka-an memperkuat restorasi sosial
Indonesia 4
ARAH DAN KEBIJAKAN
VISI DAN MISI
VISI DAN MISI
PRESIDEN
PRESIDEN

NORMA
NORMA PEMBANGUNAN
TRISAKTI:
TRISAKTI:
MANUSIA,
AN MANUSIA,
PEMBANGUN
PEMBANGUN

Mandiri
Mandiri di bidang ekonomi;
di bidang ekonomi; Berdaulat
Berdaulat di
di
bidang politik; Berkepribadian dlm budaya
bidang politik; Berkepribadian dlm budaya
PEMBANGUNAN

PEMBANGUNAN KABINET
AN

9
9 AGENDA
AGENDA PRIORITAS
PRIORITAS (NAWA
(NAWA CITA)
3 DIMENSI

CITA)
Agenda
Agenda ke
ke 5:
5: Meningkatkan
Meningkatkan kualitas
kualitas
UNGGULAN
UNGGULAN

Hidup
Hidup Manusia
Manusia Indonesia
SEKTOR

Indonesia
SEKTOR

,,

PROGRAM PROGRAM
PROGRAM INDONESIA
INDONESIA
PROGRAM PROGRAM
PROGRAM KERJA
INDONESIA KERJA

KABINET KERJA
INDONESIA INDONESIA
INDONESIA PROGRAM
PROGRAM INDONESIA
INDONESIA
PINTAR
PINTAR SEHAT
SEHAT SEJAHTERA
KEWILAYAHAN

SEJAHTERA
KEWILAYAHAN
PEMERATAAN
PEMERATAAN

RENSTRA
DAN
DAN

PENGUATAN

KERJA
PARADIGMA
PARADIGMA PENGUATAN JKN
JKN
SEHAT
SEHAT YANKES
YANKES

KELUARGA
SEHAT 5
PROGRAM INDONESIA SEHAT
RENSTRA 2015-
2019

Pilar 1. Paradigma Pilar 2. Penguatan Pilar 3. JKN


Sehat Yankes

Program Program
Program Peningkatan Akses Benefit
Promotif preventif terutama pd FKTP Sistem pembiayaan:
sebagai landasan Optimalisasi Sistem asuransi azas
pembangunan Rujukan gotong royong
kesehatan Peningkatan Mutu
Penerapan Kendali Mutu &
Pemberdayaan Kendali Biaya
pendekatan
Penerapan
masyarakat melalui Sasaran: PBI & Non
pendekatan keluarga
continuum of care
pendekatan PBI
Keterlibatan lintas Intervensi of
continuum berbasis
care
sektor resiko kesehatan
Intervensi berbasis
Gerakan Masyarakat
(health
resiko risk)
kesehatan Tanda kepesertaan KIS
Sehat
(health risk)

DT
KELUARGA DT
PK
PK
SEHAT
65
PROGRAM INDONESIA SEHAT
RENSTRA 2015-
2019

Pilar 1. Paradigma Pilar 2. Penguatan Pilar 3. JKN


Sehat Yankes

Program Program
Program Peningkatan Akses Benefit
Promotif preventif terutama pd FKTP Sistem pembiayaan:
sebagai landasan Optimalisasi Sistem asuransi azas
pembangunan Rujukan gotong royong
kesehatan Peningkatan Mutu
Penerapan Kendali Mutu &
Pemberdayaan Kendali Biaya
pendekatan
Penerapan
masyarakat melalui Sasaran: PBI & Non
pendekatan keluarga
continuum of care
pendekatan PBI
Keterlibatan lintas Intervensi of
continuum berbasis
care
sektor resiko kesehatan
Intervensi berbasis
Gerakan Masyarakat
(health
resiko risk)
kesehatan Tanda kepesertaan KIS
Sehat
(health risk)

DT
KELUARGA DT
PK
PK
SEHAT
65
8

2. PERATURAN TERKAIT
PELAYANAN DARAH
UU NO 36/2009 TENTANG KESEHATAN
Bab VI : UPAYA KESEHATAN, Bagian
Kesebelas, Pasal 86-92

Pasal 86
1. Pelayanan darah merupakan upaya pelayanan kesehatan dengan tujuan
kemanusiaan dan tidak untuk tujuan komersial.
2. Darah diperoleh dari pendonor darah sukarela yang memenuhi kriteria
seleksi pendonor.
3. Darah sebelum digunakan harus dilakukan pemeriksaan laboratorium guna
mencegah penularan penyakit

Pasal 87
1. Penyelenggaraan donor darah dan pengolahan darah dilakukan oleh Unit
Transfusi Darah.
2. Unit Transfusi Darah dapat diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah
daerah, dan/atau organisasi sosial yang tugas pokok dan fungsinya di bidang
kepalang merahan.
9
UU NO 36/2009 TENTANG KESEHATAN
Bab VI : UPAYA KESEHATAN, Bagian
Kesebelas, Pasal 86-92

Pasal 88
1. Pelayanan transfusi darah meliputi perencanaan, pendistribusian darah,
pengerahan pendonor darah, penyediaan dan tindakan medis
pemberian darah kepada pasien untuk tujuan penyembuhan penyakit
dan pemulihan kesehatan.
2. Pelaksanaan pelayanan transfusi darah dilakukan dengan menjaga
keselamatan dan kesehatan penerima darah dan tenaga kesehatan dari
penularan penyakit melalui transfusi darah

Pasal 89
Menteri mengatur standar dan persyaratan pengelolaan darah untuk
pelayanan transfusi darah.

10
UU NO 36/2009 TENTANG KESEHATAN
Bab VI : UPAYA KESEHATAN, Bagian
Kesebelas, Pasal 86-92

Pasal 90
1. Pemerintah bertanggung jawab atas pelaksanaan pelayanan darah yang
aman, mudah diakses, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
2. Pemerintah menjamin pembiayaan dalam penyelenggaraan pelayanan
darah.
3. Darah dilarang diperjualbelikan dengan dalih apapun
Pasal 91
1. Komponen darah dapat digunakan untuk tujuan penyembuhan penyakit
dan pemulihan kesehatan melalui proses pengolahan dan produksi.
2. Hasil proses pengolahan dan produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikendalikan oleh Pemerintah.

Pasal 92
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelayanan darah diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
11
PP NO. 7/2011 TENTANG PELAYANAN DARAH

TANGGUNG JAWAB
BAB I : TUJUAN PEMERINTAH / PEMDA

Mengatur/membina, mengawasi
/ menyelenggarakn yan darah
aman, mudah diakses, sesuai
kebutuhan masyarakat
Mendorong litbang kegiatan
Pelayanan Darah
Pendanaan Pelayanan Darah

12
13
PELAYANAN TRANSFUSI DARAH
Permenkes
No.83/201
Dilakukan oleh UTD dan BDRS
4

Diatur oleh Pemerintah & Pemda


Dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemda, PMI, UTD
& masyarakat

Pengambilan darah harus di uji saring untuk minimal


4 jenis IMLTD sesuai standar
Pengolahan darah di UTD sesuai standar
Penyimpanan dan pemusnahan sesuai standar

Sistem tertutup & metode rantai dingin

Permenkes Sesuai kebutuhan medis secara


rasional
No. Dilakukan uji silang serasi
91/2015 kepada pasien
Dilaksanakan oleh dokter
PERMENKES NO. 83 TAHUN 2014 14
TENTANG
UTD, BDRS DAN JEJARING PELAYANAN TRANSFUSI DARAH

Diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemda atau PMI


Tingkatan : Tingkat Nasional, Provinsi, Kab/kota
Kemampuan : Kelas utama, Madya, Pratama
UTD Harus memiliki izin dari pemerintah sesuai dgn
tingkatannya
Wajib melakukan audit internal dan eksternal

Setiap RS wajib memiliki BDRS

BDRS Untuk memenuhi kebutuhan dan ketersediaan darah


di RS
Wajib melakukan audit internal dan eksternal

Jejaring Meliputi semua institusi terkait dalam pelayanan darah


Pelayanan Berjenjang dari tingkat nasional, provinsi,
kabupaten/kota
Transfusi UTD dan BDRS harus melakukan perjanjian kerja sama
Darah
PERMENKES NO. 72 TAHUN 2015
TENTANG FRAKSIONASI PLASMA

1. Fraksionasi plasma hanya dapat dilakukan oleh industri fraksionasi


plasma
2. Industri Fraksionasi Plasma adalah industri farmasi milik negara yang
memiliki izin dan ditetapkan oleh Menteri.
3. Industri Fraksionasi Plasma dalam melakukan proses pembuatan derivat
plasma harus terlebih dahulu memanfaatkan bahan baku plasma yang
memenuhi persyaratan CPOB yang dihasilkan oleh UTD yang memiliki
izin.
4. Dalam hal plasma asal UTD sebagai bahan baku tidak mencukupi, industri
fraksionasi plasma atau UTD dapat membentuk pusat plasmaferesis.
5. Derivat plasma sebagai produk plasma dikategorikan sebagai obat.
6. Pemerintah mengendalikan harga derivat plasma sebagai produk plasma.
7. Pengawasan terhadap industri farmasi dilakukan oleh Kepala Badan.
8. Pengawasan terhadap sarana penyiapan bahan baku di UTD dan Pusat
Aferesis Plasma dilakukan oleh Kepala Badan
PERMENKES NO. 91 TAHUN 2015
TENTANG
STANDAR PELAYANAN TRANSFUSI DARAH
1. Sistim
Manajemen
Mutu Yan
Darah

2.
5. Pemberian Pelayanan
Transfusi Darah Transfusi
kepada Pasien Sistim Darah di
Informasi UTD
Manajemen

4. 3. Pelayanan
Pelayanan Transf. Darah di
Darah di Pusat
BDRS Plasmapheresis
TUJUAN
STANDAR
Sebagai acuan penyelenggaraan pelayanan
transfusi darah di UTD, Pusat
Plasmapheresis, BDRS dan Rumah Sakit
dalam rangka peningkatan mutu,
keamanan, dan kemanfaatan pelayanan
darah
1. SISTIM MANAJEMEN
MUTU
PELAYANAN DARAH

Mengarahkan dan
mengontrol organisasi
menuju mutu
1. SDM dan pelatihan
2. Bangunan dan fasilitas, Tempat dan lokasi kegiatan
mobile unit
3. Pengelolaan peralatan dan bahan
4. Sistem dokumentasi, pengendalian dokumen
&Pengelolaan catatan
5. Kualifikasi / validasi
6. Pengendalian perubahan
7. Pelaporan penyimpangan / tindakan perbaikan dan
pencegahan
8. Audit internal
9. Umpan balik pelanggan
10.Pengambilan darah, Pemeriksaan wajib, Pengolahan
darah
11.Pengawasan proses, Pelulusan produk
12.Kontrak pembuatan, analisis dan servis
13.Sistem komputerisasi
2. PELAYANAN
TRANSFUSI DARAH
DI UTD

Prinsip dan Standar Teknis untuk


mencapai Ketersediaan Darah yang
Aman dan Bermutu
1. Rekrutmen Donor
2. Seleksi Donor
3. Pengambilan Darah Lengkap
4. Pengambilan Darah Apheresis
5. Umpan Balik Pelanggan
6. Pengolahan Komponen Darah
7. Spesifikasi & Pengawasan Mutu Komponen
Darah
8. UJI Saring Infeksi Menular Lewat Transfusi
Darah (IMLTD)
9. Pengujian Serologi Golongan Darah
10.Penyimpanan & Distribusi Darah
11.Pengawasan Proses
12.Sistim Komputerisasi
13.Pengelolaan Mobile Unit
14.Notifikasi Donor Reaktif IMLTD
3. PELAYANAN
TRANSFUSI DARAH DI
PUSAT PLASMAFERESIS

Prinsip dan Standar Teknis untuk menjamin


tersedianya plasma sebagai bahan baku
pembuatan derivat plasma melalui
fraksionasi

1. Ruang Lingkup dan Penyelenggaraan


2. Rekrutmen dan Seleksi Donor
3. Standar Pengambilan, Pembekuan,
Penyimpanan dan Distribusi Plasma di
Pusat Plasmapheresis
4. PELAYANAN
TRANSFUSI DARAH
DI BDRS

Prinsip dan Standar Teknis untuk mencapai


pemberian transfusi yang aman, bermutu,
dan cukup untuk mendukung pelayanan
kesehatan di RS

1. Perencanaan Kebutuhan Darah di RS


2. Permintaan dan Penerimaan Darah Donor
Dari UTD
3. Penyimpanan Darah dan Komponen Darah
Di BDRS
4. Persiapan Permintaan Pemeriksaan Darah
Transfusi
5. Pemeriksaan Pra Transfusi
6. Pendistribusian Darah dari BDRS ke Ruang
Perawatan
7. Penelusuran Reaksi Transfusi
8. Pengembalian Darah ke UTD
9. Sistem Pencatatan dan Pelaporan di BDRS
5. PEMBERIAN
DARAH KEPADA
PASIEN

Prinsip dan Standar Teknis untuk


mencapai pemberian darah yang
rasional dan sesuai indikasi klinis

1. Penggunaan darah rasional


2. Pelayanan transfusi khusus
3. Penatalaksanaan reaksi
transfusi akut
6. SISTEM
INFORMASI
PELAYANAN DARAH Sedang
dirancang
SIM DARAH
yg harus
Prinsip dan Standar Pengelolaan diterapkan di
semua UTD
Data Pelayanan Darah (2016)

1. Sistem Informasi Pelayanan Darah


Di UTD
2. Sistem informasi pelayanan darah
di BDRS
3. Sistem informasi pelayanan darah
di Pusat Plasmapheresis
4. Jejaring informasi pelayanan darah
5. Integrasi sistem informasi
pelayanan darah kedalam sistem
PERMENKES NO. 92 TAHUN 2015
24
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM KERJA SAMA
ANTARA PUSKESMAS, UTD DAN RUMAH SAKIT DALAM
PELAYANAN DARAH UNTUK MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN
IBU
LATAR BELAKANG:
AKI di Indonesia masih tinggi.
Tiga penyebab utama yaitu perdarahan, Hipertensi Dalam

Kehamilan (HDK) dan infeksi


Perdarahan sebesar 29,8% (data rutin Kes Ibu thn 2015)

menjadi perhatian Pemerintah


Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN Tahun 20152019:
Reformasi di bidang kesehatan dengan fokus utama
peningkatan pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan
darah adalah salah satu dari pelayanan kesehatan dasar
PMK NO. 92 TAHUN 2015
TENTANG 25
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM KERJA SAMA
PUSKESMAS, UTD DAN RS DALAM PELAYANAN DARAH
UNTUK MENURUNKAN AKI
NOTA KESEPAHAMAN DI DINAS
KESEHATAN KAB/KOTA

UTD :
PUSKESMAS 1. Menjamin ketersediaan darah yang aman dan
1. Sosialisasi mengenai donor darah sukarela di berkualitas
wilayah kerjanya 2. Melakukan pembinaan dan pendampingan
teknis kepada Puskesmas untuk rekrutmen
2. Mendata semua ibu hamil, mengidentifikasi ibu
DDS
hamil dengan risti atau mempunyai gol. Darah 3. Melakukan seleksi donor, pengambilan dan
langka pengolahan darah donor dari donor
3. Mengedukasi ibu hamil dan keluarganya agar pendamping
menyiapkan minimal 4 calon donor pendamping 4. Pendistribusian darah ke BDRS
siaga per ibu hamil
4. Memberikan informasi tentang persyaratan
donor RS :
5. Melakukan pemeriksaan Hb dan gol darah ibu 1. Melakukan koordinasi dengan UTD untuk
hamil dan kesesuaian gol darah calon donor menjamin ketersediaan ibu hamil yang
dengan ibu hamil akan melahirkan
6. Melakukan seleksi awal donor 2. Merawat dan memberikan tranfusi darah
7. Menginformasikan daftar ibu hamil dan Taksiran kepada pasien
Partus kepada UTD serta calon donor siaga yang 3. Melakukan koordinasi dengan Dinkes dlm
telah disiapkan peningkatan kapasitas nakes Pusksmas
8. Mengirimkan donor siaga ke UTD untuk untuk pemeriksaan dan deteksi kehamilan
pengambilan darah (7-10 hari sebelum taksiran dengan Risti
waktu melahirkan)
9. Merujuk Ibu Hamil Risiko tinggi yang akan AZAS PORTABILITAS DAN DISESUIKAN
melahirkan ke RS 24
DENGAN KONDISI DAERAH MASING-MASING
ROADMAP SESUAI TARGET RPJMN 2015 - 2019
PUSKESMAS YANG BEKERJASAMA MELALUI DINKES DENGAN
UTD dan RS
TAHUN 2015 -2019
2019
5600 Puskesmas
yang telah
bekerjasama melalui
2018 Dinkes dengan UTD
dan RS
4400 Puskesmas
yang telah
bekerjasama melalui
2017 Dinkes dengan UTD
dan RS
3000 Puskesmas
yang telah
bekerjasama melalui
Dinkes dengan UTD
212
2016 dan RS
Puskesmas 1600 Puskesmas
yang telah yang telah
bekerjasama bekerjasama melalui
melalui Dinkes dengan UTD
Dinkes Tahapan
Tahapan pelaksanaan
pelaksanaan program:
program:
2015 dan RS
dengan UTD 1.
1. Identifikasi PKM, UTD, dan
Identifikasi PKM, UTD, dan RS
RS yang
yang
dan RS
200 Puskesmas yang akan
akan kerja
kerja sama
sama oleh
oleh Dinkes
Dinkes
telah bekerjasama 2.
2. Penandatanganan
Penandatanganan MOU MOU oleh
oleh para
para
melalui Dinkes pihak
dengan UTD dan RS
pihak
2015 3.
3. Pelatihan
Pelatihan pengelolaan
pengelolaan program
program
4. Pelaksanaan program
4. Pelaksanaan program
5.
5. Pencatatan
Pencatatan dandan pelaporan
pelaporan
6.
6. Monitoring
Monitoring dan
dan evaluasi
evaluasi
Sumber : Perpres 2/2015 ttg RPJMN 2015-
2019 21
27

3. ALUR PELAYANAN DARAH


PELAYANAN DARAH
UTD BDRS RS
Terima
Terima &
& simpan
simpan
Rekrut donor & Darah
Darah Meminta
Meminta darah
darah ke ke
ambil darah UjiUji silang
silang serasi
serasi BDRS
BDRS
Pengamanan- Serahkan
Serahkan darahdarah ke ke Transfusi
Transfusi sesuai
sesuai
pengolahan pasien
pasien indikasi
indikasi
Simpan & distribusi Lacak
Lacak reaksi
reaksi transfusi
transfusi Awasi
Awasi &
& laporkan
laporkan
Pemusnahan Mengembalikan
Mengembalikan darah darah reaksi transfusi
reaksi transfusi
tdk
tdk layak
layak ke
ke UTD
UTD

DONOR PUSKESMAS RUJUK / RUJUK BALIK

Periksa
Periksa && rujuk
rujuk pasien
pasien
bumil
bumil resti
resti
Edukasi
Edukasi keluarga/siapkan
keluarga/siapkan
calon donor
calon donor
Seleksi
Seleksi awal
awal donor
donor
29

4. INFRASTRUKTUR
PELAYANAN DARAH
INFRASTRUKTUR PELAYANAN
DARAH DI INDONESIA TAHUN
2014

UTD Pemerintah
379
Unit Terdapat di
Transfusi 367 kab/kota
Darah UTD Pemda
di 34 provinsi
(UTD)
UTD PMI

Bank Darah RS:


432 RS telah memiliki Bank
Darah)
DISTRIBUSI UTD DI INDONESIA
TAHUN 2014

5,500 Km

38 UTD PMI
76 UTD Pemerintah
2 UTD PMI
20 UTD PMI 15 UTD Pemerintah
1,880
Km 28 UTD Pemerintah

19 UTD PMI
28 UTD Pemerintah

5 UTD PMI
11 UTD Pemerintah

109 UTD PMI


5 UTD Pemerintah 14 UTD PMI
9 UTD Pemerintah

31
32

Anda mungkin juga menyukai