Anda di halaman 1dari 41

KEGAWATDARURATAN

TRAUMA THORAKS

D isusun oleh :
Wid a R ahm awati
220 1011 62100 64

P em b im b ing :
D r.Muryanto,Msi.m e d ,Sp .B
PENDAHULUAN
A. INSIDEN
.Salah satu penyebab kematian tertinggi dalam 4
dekade terakhir
.Kecelakaan pada organ thorax -> 20-25 % trauma
thorax -> 25-50 % menyebabkan kematian
.4 kematian trauma, 1cedera toraks

PENTING!
Mengetahui penanganan trauma thorax
DEFINISI

Trauma thorax adalah luka atau cedera


yang mengenai rongga thorax yang
dapat menyebabkan kerusakan pada
dinding thorax ataupun isi dari cavum
thorax yang disebabkan oleh benda
tajam atau benda tumpul dan dapat
menyebabkan keadaan
kegawatdaruratan thorax
ETIOLOGI

Trauma Tajam
Luka Tembak
Luka Tusuk

Trauma tumpul
Kecelakaan kendaraan bermotor
Jatuh
Pukulan pada dada
KLASIFIKASI

Trauma Tembus
Pneumothoraks terbuka
Hemothoraks
Trauma tracheobronkial
Contusi Paru
Ruptur diafragma
Trauma Mediastinal

Trauma Tumpul
Tension pneumothoraks
Trauma tracheobronkhial
Flail Chest
Ruptur diafragma
Trauma mediastinal
Fraktur kosta
KELAINAN AKIBAT TRAUMA THORAX

TRAU MA DI ND IN G T HO RA X &
PA RU TRAUMA
JANTUNG DAN
Fra k t u r iga ; k la vikula ;st ern u m ;
Disl okas i s endi st erno k la viku la r AORTA
Fla il c h est
Ko n t u s io pa r u
La ser a si pa r u
Pn eu m o t ho r ax
Tamponade
O p en pn eum o t ho ra x jantung
Ten s io n pneu m o t ho r a x
Hem o t h or a x Kontusio miokard
Hem a t o t h o ra x m a ssi ve
Ru pt u r Dia fr ag m a
Trauma tumpul
C ed era t ra k h ea & bro n ku s jantung
ASSESMENT

Primary Survey
Airway and c-spine control
Breathing : Tension pneumothorax, Open
pneumothorax, fl ail chest, massive
hematothorax
Circulation : BP, Pulse monitor, massive
hematothorax, cardiac tamponade
Secondary survey
Defi nitif
AIRWAY

Open Tension Hematoth Tampona Flail


Pneumotho Pneumothor orax de Chest
rax ax Massive Jantung
AIRWA Harus dikenali & dinilai dg melihat,
Y
mendengarkan, merasakan
Apakah ada sumbatan didaerah orofaring
karena benda asing
Mendengar suara2 tambahan pd
pernapasan (gargling / berkumur, snoring,
stridor)
BREATHING

Problem pada breathing :


Tension pneumothorax, Open pneumothorax,
flail chest, massive hematothorax

a. Inspeksi
b. Palpasi
c. Perkusi
d. Auskultasi

G eja la terp enting ced era toraks : Hip oksia akan te rjadi
p eningkatan frekw ens i p ernap asan, p erubahan p ola nafas
b ila b erlanjut terus S ianosis
TENSION PNEUMOTHORAX

. Terjadi bila ada mekanisme ventil : udara


masuk kedalam rongga toraks tapi tidak
dapat keluar lagi paru kolaps total dan
mediastinum terdorong kearah kontra
lateral
. Paru yg kolaps total penderita bernapas
dg 1 paru secara mendadak, tubuh belum
sempat mengadakan kompensasi
kadar oksigen pada jaringan dan organ
vital
Tension pneumothorax dapat timbul sebagai komplikasi
dari penumotoraks sederhana akibat trauma toraks
tembus atau tajam dengan perlukaan parenkim paru
tanpa robekan atau setelah salah arah pada
pemasangan kateter subklavia atau vnea jugularis
interna. Kadangkala defek atau perlukaan pada dinding
dada juga dapat menyebabkan tension pneumothorax
Harus diingat : diagnosis
ditegakkan berdasarkan gejala
klinis, bukan radiologis

GEJALA Tension Pneumotoraks


1. Nyeri dada
2. Sesak
3. Distress nafas
4. Tachikardi
5. Hipotensi
6. Deviasi trachea
7. Hilangnya suara nafas pada 1 sisi
8. Distensi vena leher (bila penderita tidak syok
hipovolemik)
Terjadi peningkatan intra toraks yang progresif,
sehingga terjadi : kolaps total paru, mediastinal shift
(pendorongan mediastinum ke kontralateral), deviasi
trakhea venous return hipotensi & respiratory
distress berat.
Tanda dan gejala klinis: sesak yang bertambah berat
dengan cepat, takipneu, hipotensi, JVP , asimetris
statis & dinamis
Merupakan keadaan life-threatening tdk perlu Ro
TINDAKAN

Thoracocentesis
Menusuk dada pada SIC II pd garis midclavicula
pada sisi dada yg mengalami kelainan dg jarum
besar (12-14F)
Tindakan ini merubah tension pneumotoraks
pneumotoraks sederhana
Tindakan ini hendaknya disusul oleh terapi
defi nitif berupa pemasangan WSD
OPEN PNEUMOTHORAX

Terdapatnya defek pada dinding dada yang


mengakibatkan adanya hubungan antara
rongga dada dengan udara luar. Bila defek
besarnya lebih dari 2/3 diameter trachea
udara akan cenderung mengalir melalui
defek tsb karena tahannya lebih kecil
dibandingkan dengan melewati trachea
paru tidak akan mengembang dan ventilasi
akan terganggu
Ciri : Sucking chest wound
TINDAKAN

Tindakan awal: menutup defek dg kasa steril yg


diplester hanya pd 3 sisinya saja diharapkan saat
inpirasi kasa penutup akan terhisap & menutup luka
saat ekspirasi kasa penutup luka akan terbuka dan
udara didalam rongga toraks akan terdorong keluar
Tindakan defi nitif : memasang WSD serta menutup
defek tersebut
FLAIL
CHEST
Area toraks yang "melayang" (fl ail) oleh sebab
adanya fraktur iga multipel berturutan 3 iga ,
dan memiliki garis fraktur 2 (segmented) pada
tiap iganya. Akibatnya adalah: terbentuk area
"fl ail" yang akan bergerak paradoksal (kebalikan)
dari gerakan mekanik pernapasan dinding dada.
Area tersebut akan bergerak masuk saat
inspirasi dan bergerak keluar pada ekspirasi
Pada keadaan ekspirasi, tjd keadaan yg
berlawanan, dinding dada mengempis, tek. udara
dlm rongga , segmen dinding dada yg patah
akan terdorong keluar
Gerakan paradoksal (ekspirasi paru keatas) akan
mengganggu ventilasi paru paru terdesak dan
mediastinum terdorong
Yg memperberat keadaan ini: cedera ikutan pd
parenchim paru (kontusio / memar paru), krn pd
dasarnya gaya yg dpt mematahkan tulang iga shg
timbulnya fl ail chest adalah gaya yg besar dan
langsung pada dinding dada
TINDAKAN

Terapi awal yang diberikan termasuk pemberian


ventilasi adekuat, oksigen dan resusitasi cairan
Terapi defi nitif ditujukan untuk mengembangkan
paru-paru (Rib fracture fi xation) dan berupa
oksigenasi yang cukup serta pemberian cairan dan
analgesia untuk memperbaiki ventilasi
Analgesia : Infusion of opiod
KOMPLIKASI

Komplikasi utama adalah gagal napas, sebagai akibat


adanya ineff ective air movement, yang seringkali
diperberat oleh edema/kontusio paru, dan nyeri. Pada
pasien dengan fl ail chest tidak dibenarkan melakukan
tindakan fi ksasi pada daerah fl ail secara eksterna,
seperti melakukan splint/bandage yang melingkari
dada, oleh karena akan mengurangi gerakan mekanik
pernapasan secara keseluruhan .
MASSIVE HEMATOTHORAX
Terkumpulnya darah dengan cepat lebih dari 1.500 cc di
dalam rongga pleura. Hal ini sering disebabkan oleh
luka tembus yang merusak pembuluh darah sistemik
atau pembuluh darah pada hilus paru. Hal ini juga dapat
disebabkan trauma tumpul. Kehilangan darah
menyebabkan hipoksia. Vena leher dapat kolaps (fl at)
akibat adanya hipovolemia berat, tetapi kadang dapat
ditemukan distensi vena leher, jika disertai tension
pneumothorax. Jarang terjadi efek mekanik dari adarah
yang terkumpul di intratoraks lalu mendorong
mesdiastinum sehingga menyebabkan distensi dari
pembuluh vena leher

Gejala klinis mirip pd tension pneumotoraks, hanya


pada perkusi disisi paru yang abnormal akan redup ,
penderita tampak anemis dan syok
TINDAKAN

Pemasangan WSD dan diawasi dengan ketat


Adanya perdarahan masif (setelah pemasangan WSD)
Ditemukan jumlah darah inisial > 750 cc, pada
pemasangan WSD < 4 jam setelah kejadian trauma.
Perdarahan 3-5 cc/kgBB/jam dalam 3 jam berturut-turut
Perdarahan 5-8 cc/kgBB/jam dalam 2 jam berturut-turut
Perdarahan > 8cc/kgBB/jam dalam 1 jam
Tension Open Hematotho Flail Chest
Pneumotho Pneumotho rax
rax rax Massive
Inspeksi Ppergeseran Tampak luka Gerakan nafas Gerak nafas
trakhea ke terbuka tertinggal paradoksal
kontra lateral
Tampak sucking Deformitas
Peningkatan JPV chest wound >dari 2 costa

Dinding dada
yang terkena
tertinggal

Palpasi Stem fremitus Stem fremitus Stem fremitus Goncang


sisi yang sakit sisi yang sakit meningkat di sisi Gerak
melemah melemah yang sakit mediastinum

Perkusi Hipersonor Hipersonor Redup dibagian Nyeri tekan


basal yang sakit (+), nyeri
sumbu (+)

Auskulta Suara dasar Suara dasar Suara dasar


vesikuler vesikuler vesikuler
si melemah menghilang melemah

Tindakan Thoracocentesis Plaster 3 sisi WSD Analgesi,


EVALUASI

Air bubble : saat ekspirasi


Undulasi : Tanda wsd masuk cavum
pleura
Cairan
CIRCULATION

Nadi perifer, distensi vena leher sukar dinilai pada


penderita cedera toraks dg syok hipovolemik yg
berat, Tekanan darah, Tanda tanda syok
Bila tersedia instrumen pembantu diagnostik (pulse
oksimeter, EKG), hendaknya dipergunakana terutama
bila dicurigai ada cedera toraks didaerah sternum yg
mengenai miokardium (tampak gambaran disritmia pd
EKG).
Keadaan dimana pada EKG tampak adanya
gambaran/irama, tapi pd perabaan nadi tdk ditemukan
adanya pulsasi disebut Pulseless Electric Activity
(PEA) ditemukan pd tamponade jantung, tension
pneumotoraks, keadaan hipovolemia yang berat
CEDERA TORAKS YANG DAPAT
MEMPENGARUHI SIRKULASI DAN HARUS
DITEMUKAN PADA PEMERIKSAAN AWAL:

1. Hemotoraks Massif
2. Tamponade Jantung
MASSIVE HEMATOTHORAX

. Diagnosa : penderita syok, anemis disertai suara


nafas yang menghilang dan perkusi pekak pada sisi
dada yang mengalami cedera

. Terapi awal: Selama penderita dilakukan resusitasi,


volume darah awal yang dikeluarkan dengan selang
dada (chest tube) dan kehilangan darah
selanjutnya harus ditambahkan ke dalam cairan
pengganti yang akan diberikan.

. Terapi defi nitif: Thoracotomy


Ketika kita mencurigai hemotoraks masif
pertimbangkan untuk melakukan transfusi. Jika pada
awalnya sudah keluar 1.500 ml, kemungkinan besar
penderita tersebut membutuhkan torakotomi segera.
Beberapa penderita yang pada awalnya darah yang
keluar kurang dari 1.500 ml, tetapi pendarahan tetap
berlangsung. Ini juga mamebutuhkan torakotomi.
Keputusan torakotomi diambil bila didapatkan
kehilangan darah terus menerus sebanyak 200 cc/jam
dalam waktu 2 sampai 4 jam , tetapi status fi siologi
penderita tetap lebih diutamakan. Transfusi darah
diperlukan selama ada indikasi untuk toraktomi
TAMPONADE
JANTUNG

Perikardium terisi darah baik dari jantung, pembuluh


darah besar maupun dari pembuluh darah perikard
Cedera toraks baik tumpul maupun tajam dapat
mengakibatkan timbulnya tamponade jantung

Diagnose: berdasarkan pemeriksaan klinis Trias


Beck yaitu adanya peningkatan tekanan vena leher,
penurunan tekanan darah serta suara jantung yang
menjauh

Kecurigaan adanya tamponade jantung pada


penderita syok yg tdk memberikan respon thd usaha
resusitasi mrpkn indikasi untuk melakukan tindakan
perikardiosintesis
PERICARDIOCENTESIS
Tension Open Hematothorax Flail Chest Tamponade
Pneumothorax Pneumothorax Massive Jantung
Gejala Sesak Nafas berat, Sesak napas, Sesak napas, Sesak napas, TRIAS BECK
Sianosis, KU cepat sianosis, syok sianosis,anemia, nyeri berat, Peningkatan jpv
turun, TD turun, hipovolemik tanda syok takikardia Suara jantung
Nadi cepat dan menjauh
lemah (Tanda syok) Hipotensi
Inspeksi Ppergeseran Tampak luka Gerakan nafas Gerak nafas Peningkatan JPV
trakhea ke kontra terbuka tertinggal paradoksal
lateral
Tampak sucking Deformitas >dari
Peningkatan JPV chest wound 2 costa

Dinding dada yang


terkena tertinggal
Palpasi Stem fremitus sisi Stem fremitus sisi Stem fremitus di Goncang IC bergeserke
yang sakit yang sakit sisi yang sakit Gerak kontra lateral
melemah melemah melemah mediastinum

Perkusi Hipersonor Hipersonor Redup dibagian Nyeri tekan (+), Pergeseran


basal yang sakit nyeri sumbu (+) konfigurasi
jantung
Auskultasi Suara dasar Suara dasar Suara dasar Suara dasar Suara jantung
vesikuler melemah vesikuler vesikuler melemah vesikuler menjauh
menghilang melemah
Tindakan Thorarocentesis Plaster 3 sisi WSD Analgesi Perikardiosintesis
WSD WSD Thoracotomy , Aspirasi 25-50cc
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai