Anda di halaman 1dari 21

PEMERATAAN DAN

KEMISKINAN
KELOMPOK 3
MARINI (A11112906)
SUKMA SURYANTI (A11114016)
LISKA FEBRIANTI (A11114031)
AHMAD AFDAL MANAF (A21114309)
INDRIANI ZULFITRI (A31114301)
PEMERATAAN
pendekatan pengukuran yang sering digunakan untuk mengukur ketidakmerataan
dari distribusi pendapatan adalah Gini Coefficient yang dibantu dengan
menggunakan Lorentz curve (Gambar 1). Sedangkan untuk mengukur tingkat
kemiskinan digunakan metode headcount measure dan poverty gap.

Gambar 1: Kurva Lorenz Gini Coefficient


Tabel 3 : Indikator Ketimpangan Distribusi
Pendapatan Menurut Bank Dunia
KEBIJAKSANAAN PEMERATAAN PENDAPATAN BAGIAN
DARI PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

Pemerataan pendapatan (reditribusi pendapatan/distribution of income) merupakan usaha yang


dilakukan oleh pemerintah agar pendapatan masyarakat terbagi semerata mungkin di antara
warga masyarakat.

Ukuran pokok distribution of income dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu:


1. The zise distribution of income (The personal distribution of income)
2. The functional of income (share distribution)

Teknik Pemerataan Pendapatan


1. Transfer Uang Tunai (NIT, Demogrant, WRS)
- Model pajak pendapatan negatif (Negative Income Tax=NIT)
- Model demogran
- Model subdidi upah (wages rate subsidies/WRS)
2. Transfer Uang dan Barang
3. Program Kesempatan Kerja (PEP)
KEMISKINAN SUATU KONSEP TEORITIS

Sar A. Levitan
Bradley R. Fthiller
Wolf Scott
Emil Salim

kemiskinan adalah adanya gap atau jurang antara nilai-nilai utama yang
diakumulasikan dengan pemenuhan akan nilai tersebut secara layak.
1. nilai-nilai (Values)
2. kemiskinan itu multidemansional
3. aspek-aspek kemiskinan saling berhubungan
4. actor kemiskinan
The Proverty Spiral
Lukkas Hendratta disebut dengan istilah the proverty spiral, (spiral
kemiskinan), sebagaimana terlihat dalam gambar berikut ini.Sifat saling
berhubungan diantara aspek-aspek kemiskinan ini adalah bahwa satu aspek
atau factor dapat mempengaruhi semua aspek atau factor lainnya baik dalam
arti pengaruh yang positif maupun pengaruh yang negative.
Gambar.Lingkaran setan kemiskinan
KONSEP KEMISKINAN MENURUT BADAN PUSAT STATISTIK

Konsep kemiskinan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) adalah


ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar
makanan dan ukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran
Garis Kemiskinan (GK) menurut ukuran BPS terdiri dari dua komponen yaitu
Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis kemiskinan Nonmakanan (GKNM),
sehingga jika hal itu diformulasikan maka GK = GKM + GKNM.
TEKNIK PERHITUNGAN GARIS KEMISKINAN DAN UKURAN
KEMISKINAN MENURUT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS)

Tahap pertama adalah menentukan penduduk referensi yaitu 20 persen


penduduk yang berada diatas garis kemiskinan sementara, yang merupakan
garis kemiskinan periode lalu yang di-inflate dengan inflasi umum (IHK). Dari
penduduk referensi ini kemudian dihitung garis kemiskinan makanan (GKM)
dan garis kemiskinan nonmakanan (GKNM).

Ukuran kemiskinan menurut BPS terdiri dari tiga bagian antara lain:
1.Head Count Index (HCI-P0), yaitu persentase penduduk yang berada di

bawah garis kemiskinan (GK)


2.Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index-P1)
3.Indeks Keparahan Kemiskinan (poverty Severity Indeks-P 2)
KEMISKINAN VERSI BKKBN

Kriteria keluarga miskin yang dipakai BKKBN pada awalnya memang bukan untuk
mendata keluarga miskin, tetapi untuk tugas operasional kantor/lembaga itu
yakni program keluarga berencana dan kemudian keluarga sejahtera.

Pada awalnya sedikit sekali yang mau mengakui daerah atau desanya masuk
kategori miskin. Tetapi setelah mengetahui bahwa daerah atau desanya miskin
itu akan mendapatkan giliran dana, maka banyak kepala daerah atau desayang
berusaha meyakinkan daerah atau desanya adalah miskin.
PENDUDUK DAN KEMISKINAN

Ada argumentasi yang datang dari Negara-negara yang sudah maju bahwa
suatu Negara menjadi miskin jika membiarkan penduduknya tumbuh menurut
deret ukur. Penduduk yang tumbuh tak terkendali pasti cepat menurun
kemakmurannya karena produksi pangan tumbuh lambat mengikuti deret
hitung. Inilah teori sedih (dismal) dari Thomas Robert Malthus (1817) yang
mengakibatkan ilmu ekonomi disebut sebagai ilmu yang memilukan (the
dismal science) oleh Thomas Carlyle (1849).

Jalan keluar untuk mengatasi kemiskinan yang disebabkan tekanan penduduk


merupakan pertemuan antara prakarsa asli penduduk dengan program
pemerintah
KRITERIA KEMISKINAN BANK DUNIA
KRITERIA MISKIN PADA ERA OTONOMI DAERAH

Sampai saat ini masih sulit untuk membayangkan bahwa suatu daerah baik provinsi,
kabupaten, maupun desa, memiliki program penanggulangan kemiskinan yang lebih
baik daripada daerah yang lain.
Sulit pula untuk dapat mengukur kinerja suatu pemerintah daerah dikaitkan dengan
pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan.
Pendekatan sektoral yang telah dijalankan selama ini kurang berhasil dalam
menanggulangi kemiskinan sebagaimana yang pernah dijalankan pemerintah karena
yang dipakai sebagai kriteria adalah target-target sektoral.
Salah satu tujuannya diperlukan otonomi daerah adalah untuk meningkatkan
partisipasi rakyat dalam pengambilan keputusan tentang hal-hal yang menyangkut
dari diri mereka.
Seiring dengan jiwa dan semangat otonomi daerah, dan kenyataan bahwa daerah
lebih mengetahui potensi daerahnya masing-masing, diperlukan reorientasi peran
baik pemerintah pusat, daearh, maupun desa dalam program-progaram
penaggulangan kemiskinan.program penanggulangan kemiskinan pada era otonomi
daerah harus lebih mengandalkan kreativitas dan prakarsa daerah dan masyarakat
didaerah.
PERKEMBANGAN TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA 1996-2010
PERBANDINGAN ANGKA KEMISKINAN BPS DAN BANK DUNIA

Untuk membandingkan angka kemiskinan antar Negara, bank dunia


menghitung garis kemiskinan dengan menggunakan pengeluaran konsumsi
yang dikonversi ke dalam US$ PPP (purchasing power parity/paritas daya
beli), bukan nilai tukar US$ resmi.
Perbandingan jumlah dan persentase penduduk miskin berdasarkan
perhitungan BPS dan bank dunia tahun 1996-2009 dapat di lihat pada table
4.11,gambar 4.8 dan gambar 4.9
BAGAIMANA MENANGGULANGI KEMISKINAN: SUATU
ALTERNATIVE (STUDI KASUS PROVINSI NTT)

Sejarah Program Penanggulangan Kemiskinan


Strategi Pembedayaan Penduduk Miskin
Secara garis besar strategi tersebut adalah:
1. Mengfokuskan biaya penanggulangan kemiskinan melalui pembedayaan keluarga
miskin dalam memenuhi kebutuhan pangan dan pendidikan serta dalam
mengakses pelayanan kesehatan.
2. Memfokuskan pada upaya penciptaan lingkungan kebijakan yang kondusif bagi
keluarga miskin untuk beralih dari sektor pertanian ke sektor nonpertanian.
3. Upaya meningkatan keberdayaan keluarga miskin ini di kaitkan dengan upaya
pembedayaan komunitasnya (masyarat desa/kelurahan)
4. Melakukan reposisi peran pihak-pihak luar desa (pemerintah, LSM, kalangan
dunia usaha, kalangan perguruan tinggi, dan lain-lain), dari semua sebagai agen
pemberdayaan ini menjadi fasilitator pembedayaan.
Pengembanganke Keuangan Mikro Dan Penanggulangan Kemiskinan

Pada saat Gema PKM didirikan suatu seremoni bersama Presiden RI di istana
Negara tanggal 10 maret 2000, maka jika dikaitkan dengan penanggulangan
kemiskinan pengembangan keuangan mikro terasa dibangun atas setidaknya
kombinasi tiga maksud, yaitu untuk mengenal dan memperkenalkan LKM,
membangun network diantara mereka terait dengan LKM, serta mencari dan
melaksanakan langkah-langkah berikutnya bagi pengembangan LKM.
Setelah tiga tahun perjuangan gema PKM, terminologi dan arti penting
lembaga keuangan mikro telah semakin terkenal oleh berbagai kalangan, juga
telah di sertakan secara eksplisit maupun emplisit dalam berbagai dokumen
resminmaupun dalam berbagai pemiikiran, konsep, strategi, dan
operasionalisasi penanggulangan kemiskinan dan pembangunan ekonomi
rakyat.
Table-4.12: kegiatan keuangan mikro dampaknya terhadap
penanggulangan kemiskinan

Gambar ppt perekin.docx

Anda mungkin juga menyukai