Anda di halaman 1dari 14

Uji =Boraks pada Makanan

OLEH :
USMAN, S.Si
Landasan Teori
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
329/Menkes/PER/XII/76, yang dimaksud zat
aditif, yaitu bahan yang sengaja ditambahkan
dan dicampurkan sewaktu pengolahan makanan
untuk meningkatkan mutu makanan.
Penggunaan zat aditif pada produk pangan
harus mempunyai sifat yang dapat
mempertahankan nilai gizi makanan tersebut,
tidak mengurangi zat-zat esensial di dalam
makanan, mempertahankan atau memperbaiki
mutu makanan, dan menarik bagi konsumen
serta aman bagi kesehatan.
Diantara zat aditif yang sering digunakan
antara lain adalah bahan pengawet dan
bahan pewarna. Pemakaian bahan
tambahan pangan tersebut sering kali
merugikan konsumen karena bersifat
toksik (racun) yang membawa pengaruh
buruk bagi kesehatan. Zat aditif tersebut
antara lain yaitu ;
Boraks
Boraks merupakan senyawa kimia dengan nama
natriurn tetraborat, berbentuk kristal lunak. Boraks bila
dilarutkan dalam air akan terurai menjadi natrium
hidroksida serta asam borat. Baik boraks maupun asam
borat memiliki sifat antiseptik, dan biasa digunakan oleh
industri farmasi sebagai ramuan obat misalnya dalam
salep, bedak, larutan kompres, obat oles mulut dan obat
pencuci mata. Secara lokal boraks dikenal sebagai
'bleng' (berbentuk larutan atau padatan/kristal) dan
ternyata digunakan sebagai pengawet misalnya pada
pembuatan mie basah, lontong dan bakso.
Penggunaan boraks ternyata telah disalahgunakan sebagai
pengawet makanan, antara lain digunakan sebagai pengawet
dalam bakso dan mie. Boraks juga dapat menimbulkan efek
racun pada manusia, tetapi mekanisme toksisitasnya
berbeda dengan formalin. Toksisitas boraks yang terkandung
di dalam makanan tidak langsung dirasakan oleh konsumen.
Boraks yang terdapat dalam makanan akan diserap oleh
tubuh dan disimpan secara kumulatif dalam hati, otak, atau
testis (buah zakar), sehingga dosis boraks dalam tubuh
menjadi tinggi. Pada dosis cukup tinggi, boraks dalam tubuh
akan menyebabkan timbulnya gejala pusing-pusing, muntah,
mencret, dan kram perut. Bagi anak kecil dan bayi, bila dosis
dalam tubuhnya mencapai 5 gram atau lebih, akan
menyebabkan kematian. Pada orang dewasa, kematian akan
terjadi jika dosisnya telah mencapai 10 - 20 g atau lebih.
A. Ciri-ciri Makanan yang Mengandung
Boraks
Ciri-ciri mie basah mengandung boraks: Teksturnya
kenyal, lebih mengkilat, tidak lengket, dan tidak cepat
putus.
Ciri-ciri baso mengandung boraks: teksturnya sangat
kenyal, warna tidak kecokelatan seperti penggunaan
daging namun lebih cenderung keputihan.
Ciri-ciri jajanan (seperti lontong) mengandung boraks:
teksturnya sangat kenyal, berasa tajam, seprti sangat
gurih dan membuat lidah bergetar dan meberikan rasa
getir.
Ciri-ciri kerupuk mengandung boraks: teksturnya renyah
dan bisa menimbulkan rasa getir
B. Pengaruh Boraks Terhadap Kesehatan

Jika terhirup; Rasa terbakar pada hidung dan


tenggorokan, sukar bernapas, napas pendek,
sakit kepala, kanker paru-paru.
Jika terkena kulit; Kemerahan, gatal, kulit
terbakar.
Jika terkena mata; Kemerahan, gatal, mata
berair, kerusakan mata, pandangan kabur,
kebutaan.
Jika tertelan; Mual, muntah, perut perih, dalam
jumlah banyak menyebabkan kurang darah,
muntah darah, mati.
Pemeriksaan Boraks
Pada dosis cukup tinggi, boraks dalam
tubuh akan menyebabkan timbulnya
gejala pusing-pusing, muntah, mencret,
dan kram perut. Bagi anak kecil dan bayi,
bila dosis dalam tubuhnya mencapai 5
gram atau lebih, akan menyebabkan
kematian. Pemeriksaannya dilakukan
dengan cara sebagai berikut;
A. Alat
1) Cawan petri
2) Mortal
3) Tabung reaksi & rak tabung reaksi
B. Bahan
1) Pereaksi Boraks ( Test kit )
2) Sampel (Tahu, Mie basah, Somay,
Lontong, Kerupuk tempe)
3) Air mineral
4) Kapas
C. Cara kerja
1) Persiapkan sampel yang akan di
periksa ( mie basah, somay,
lontong, dan tahu );
2) Masing-masing sampel
dihaluskan terlebih dahulu
menggunakan mortal;
3) Tambahkan sedikit air agar
sampel menjadi lebih halus atau
telah homogen dengan air;
4) Kemudian tuangkan masing-
masing sampel ke dalam cawan
petri;
5) Ambil air yang telah homogen
dengan sampel sebanyak 1
ml;
( note : Tanpa ada padatannya )
6) Kemudian masukkan kedalam
tabung reaksi;
7) Lalu tambahkan 10 20 tetes
pereaksi I boraks ke dalam tabung reaksi
tersebut secara hati hati tetes demi tetes
dan segera tutup botolnya;
8) Kocok hati hati selama
beberapa menit;
9) Celupkan pereaksi boraks II ( kertas
lakmus ) kedalam tabung reaksi secara
perlahan hingga kertas menjadi basah;
10) Kemudian angin anginkan
hingga kering;
11) Jika kertas ( pereaksi II ) berubah
menjadi kemerahan atau merah,
tandanya sampel positif
mengandung boraks.

Anda mungkin juga menyukai