Anda di halaman 1dari 20

UJI ASAM AMINO DAN PROTEIN

ANNISA QURROTA AULIA A (201410410311019)


WARDATUN NAFISAH (201410410311167)
MURNI DWI PRASTIWI (201410410311187)
SITI AISYAH (201410410311200)
VITA DIANA ROSYADA (201410410311208)
TUJUAN PRAKTIKUM
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui
cara mengidentifikasi sifat dan reaksi dari
asam amino dan protein.
DASAR TEORI
Protein adalah molekul besar (berat molekulnya dapat sampai beberapa juta).
Terdapat di semua maklhuk hidup. Protein tersusun atas kira-kira 20 macam asam
amino yang berikatan satu sama lain dengan ikatan peptida yang dibentuk antara
gugus karboksil asam amino dengan gugus amino dari asam amino berikutnya.

Asam amino dan protein secara umum mempunyai sifat-sifat fisik yang sama.
Sebagai contoh : asam amino dan protein memiliki gugus asam dan basa.
Kelarutan protein dalam air juga berebeda, tergantung dari banyaknya ion positif
dan ion negatif yang terdapat di dalam protein. Protein apabila dihidrolisis akan
terurai menjadi beberapa jenis asam amino. Aktivitas biologis dari protein
tergantung dari bentuk tiga dimensi asam amino penyusunnya.
Destruksi atas bentuk tiga dimensi suatu protein disebut denaturasi.
Bentuk tiga dimensi tergantung atas ikatan hidrogen, ikatan inter-
ionik/jembatan garam, dan ikatan disulfida. Suatu agen/zat-zat tertentu
yang dapat berinterferensi dengan ikatan hidrogen, ikatan intertonik dan
ikatan disulfida dapat mendenaturasi protein. Perubahan-perubahan yang
terjadi pada protein akibat dari denaturasi, anatar lain adalah
berkurangnya daya larut enzim, hilangnya aktivitas protein (khususnya
untuk enzim dan hormon), berubah atau hilangnya antigen.
Sifat-sifat asam amino antara lain :
Kristal putih yang larut dalam air, asam atau basa kuat.Beberapa
mempunyai rasa manis, ada yang mempunyai rasa tawar dan ada pula yang
pahit. Mempunyai atom C simetris (kecuali glysin), sehingga mempunyai
sifat optis aktif,Bersifat amfoter.Pada PH isoelektrik, asam amino tidak
bergerak dalam medan listrik.
Asam amino yang diperlukan dalam tubuh dibagi atas 2 kelompok :
Asam amino essensial
Asam amino non-essensial
ALAT DAN BAHAN ALAT :
Tabung reaksi + rak tabung reaksi
BAHAN :
Albumin 2%
Pipet tetes
Aquadest
NaOH 10%
Beaker glass
Albumin V
Larutan CuSO4
Penangas air
Putih telor
H2so4 pekat
Corong
HNO3 pekat
Fenol 2% Kertas saring
Larutan Hopkins-cole Batang pengaduk
Larutan alkali pekat
Larutan Ninhidrin 0,1 %
HgCl2 2%
Urea Gelas ukur
Larutan (NH4)2SO4
Pb-asetat 2% Pembakar spiritus
TEST HOPKINS-COLE
PRINSIP :
Pereaksi yang digunakan mengandung asam glioksilat. Triptofan
berkondesasi dengan aldehida dan dengan asam pekat membentuk
kompleks berwarna dari jenis asam 2,3,4,5-tetrahidro-karbolin-4-
karboksilat.
PROSEDUR :
Campurlah 1 ml larutan albumin A, albumin V, fenol 2%, putih telor
dengan larutan Hopkins-Cole 1ml. Tambahkan dengan hati-hati
melalui dinding tabung asam sulfat pekat 10 tetes. Amati warna yang
terbentuk pada pertemuan kedua cairan
TEST NINHIDRIN
PRINSIP :
Semua asam amino alfa bereaksi dengan ninhidrin membentuk
aldehid dengan satu atom C lebih rendah dan melepaskan NH3 dan CO2.
Di samping itu, terbentuk kompleks berwarna biru yang disebabkan oleh
2 molekul ninhidrin yang bereaksi dengan NH3 setelah asam amino
tersebut dioksidasi. Garam-garam ammonium, amina, peptida, dan
protein juga bereaksi tetapi tanpa melepaskan CO2 dan NH3.
PROSEDUR :
Dalam tabung reaksi yang berisi 1ml larutan (NH4)2SO4, albumin A,
albumin V, fenol 2%, putih telor ditambah 0,5ml larutan ninhidrin 0,1%.
Letakkan pada penangan air mendidih selama 10 menit.
TEST XANTHOPROTEIN
PRINSIP :
Reaksi ini berdasarkan nitrasi inti benzene yang terdapat dalam molekul
protein. Senyawa nitro yang terbentuk berwarna kuning dan dalam
lingkungan alkalis akan terionisasi dengan bebas dan warnanya menjadi
lebih tua atau menajdi jingga.
PROSEDUR :
Campurlah 2ml larutan albumin A, albumin V, fenol 2%, putih telor
dengan 1ml HNO3 pekat. Perhatikan terbentuknya endapan berwarna
putih. Panaskan hati-hati, endapan akan larut kembali dan larutan tersebut
akan berubah menjadi kuning. Dinginkan di bawah kran dengan hati-hati
(tetes demi tetes) tambahkan larutan alkali pekat (NaOH atau NH4OH).
PENGARUH LOGAM BERAT
PRINSIP :
Apabila protein direaksikan dengan logam berat, maka protein akan
mengalami koagulasi.
PROSEDUR :
Ke dalam 3ml larutan albumin A, albumin V, fenol 2%, putih telor
tambahkan 5 tetes larutan HgCl2 2% atau Pb-asetat 2% atau FeCl3 2%.
UJI BIURET
PRINSIP :
Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk
pada pemanasan dua mulekul urea. Ion Cu2+ dari preaksi Biuret dalam
suasana basa akan berekasi dengan polipeptida atau ikatan-ikatn
peptida yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks
berwarna ungu atau violet. Reaksi ini positif terhadap dua buah ikatan
peptida atau lebih, tetapi negatif untuk asam amino bebas atau
dipeptida.
PROSEDUR :
Masukkan bahan uji yang akan di uji dalam tabung reaksi sebanyak
2 ml. Masukkan 2 ml larutan NaOH 10% dalam tabung yang sama.
Tetesi larutan diatas dengan 1-10 tetes CuSO4 0,1% dengan
menggunakan pipet. Amati perubahan warna yang terbentuk.
PEMBAHASAN
1. Uji Nihidrin

Pada saat penambahan larutan protein direaksikan dengan larutan ninhidrin menghasilkan
warna gumpalan kuning dan setelah beberapa detik berubah menjadi warna ungu, setelah
pemanasan tetap terbentuk gumpalan ungu . Hal ini disebabkan karena terbentuknya
kompleks ninhidrin dan gugus amino dengan adanya gugus NH 2 primer. Semua asam amino,
atau peptida yang mengandung akan bereaksi dengan ninhidrin membentuk senyawa
kompleks berwarna biru-ungu. Pada hasil praktikum ini didapat bahwa Albumin bewarna jernih
hal ini diduga tidak memiliki gugus asam amino . Fenol bukan merupakan suatu protein, oleh
karena itu fenol tidak memiliki gugus asam amino . Hasil positif didapat pada tabung kasein
dan putih telur, hal ini dikarenakan mereka mengandung gugus asam amino .
Hasil praktikum uji ninhidrin
2. Uji Hopkins-Cole
The Hopkins-Cole reagen hanya bereaksi dengan protein mengandung tryptophan. Asam sulfat akan menghidolisis
gugus tryptophan, bebasnya gugus tryptophan akan mengakibatkan timbulnya warna violet. Pereaksi Hopkins-Cole terdiri
dari asam glioksilat (CHO.COOH) dalam H2SO4. Test ini berhasil bila terdapat oksidator kuat seperti nitrat dan klorat.
Asam sulfat yang digunakan harus sangat murni yang berarti tidak mengandung bahan-bahan yang bertindak sebagai
oksidator.

Pada praktikum yang kami lakukan terbentuk cincin-cincin . Pada Kasein, albumin, dan putih telur mengandung asam
amino triptofan karena pada uji ini mereka membentuk cincin . Hal tersebut berbeda dengan fenol yang menunjukkan
warna jernih pada larutannya, sehingga pada uji ini Fenol mendapatkan hasil yang negative.
Hasil Praktikum yang didapat adalah sebagai berikut:
3. Uji Xantoprotein
Dalam reaksi xantoprotein, protein direaksikan dengan asam nitrat. Protein mengandung asam amino berinti
benzen, jika ditambahkan asam nitrat pekat akan mengendap dengan endapan berwarna putih yang dapat berubah
menjadi kuning sewaktu dipanaskan. Senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana basa akan terionisasi dan warnanya
akan berubah menjadi lebih tua atau jingga. Warna jingga yang terbentuk merupakan hasil dari proses ionisasi bebas
ketika ditambahkan larutan alkali pekat (NaOH pekat) yang artinya larutan tersebut awalnya bersifat asam. Asam amino
spesifik dapat peka pada uji reaksi ini adalah asam amino tyrosin dan tryptophan karena memiliki gugus benzene
aromatis

Kasein, fenol, dan putih telur mengandung asam amino golongan asam (asam aspartat, asparagen, asam glutamate,
glutamine) karena pada uji xantoprotein menunjukkan warna kuning-jingga. Hal tersebut berbeda dengan albumin yang
tetap menunjukkan warna jernih pada larutannya. Warna jingga yang terbentuk merupakan hasil dari proses ionisasi
bebas ketika ditambahkan larutan alkali pekat (NaOH pekat) yang artinya larutan tersebut awalnya bersifat asam.
Larutan awal Larutan setelah pemberian HNO3 Larutan setelah dipanaskan

Larutan setelah didinginkan Larutan setelah penambahan NaOH


4. Uji Logam Berat (FeCl3)
Prinsip uji pengendapan protein dengan logam adalah pembentukan endapan akibat penambahan logam berat Fe, Pb,
dan Hg akan membentuk endapan logam proteinat yang tidak larut. Putih telur mengandung asam amino yang
dapat menawar racun karena pada penambahan logam berat (FeCl3) terbentuk koagulat (kolat)
yang artinya racun tersebut diikat oleh asam amino dan tidak menyebabkan toksik bagi tubuh.
Sedangkan kasein 2% + asam amino, albumin, fenol tidak dapat menawarkan racun FeCl 3 karena
pada reaksi itu tidak terbentuk koagulasi dan hanya terjadi perubahan warna dan sedikit
kekeruhan.
Hasil praktikum adalah sebagai berikut:

Larutan sebelum penambahan logam berat Larutan setelah penambahan logam berat
5. Uji Biuret
Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan dua mulekul urea. Ion Cu2+ dari
preaksi Biuret dalam suasana basa akan berekasi dengan polipeptida atau ikatan-ikatn peptida yang menyusun protein
membentuk senyawa kompleks berwarna ungu atau violet. Reaksi ini positif terhadap dua buah ikatan peptida atau lebih,
tetapi negatif untuk asam amino bebas atau dipeptida.
Hasil praktikum kami adalah:

Larutan awal larutan setelah ditunggu beberapa menit


KESIMPULAN
Pada uji Hopkins-cole putih telur terdapat asam aminotriptofan yang ditandai dengan terbentuknya cincin
meskipun tipis (hal ini dikarenakan kesalahan saat penambahan), sedangkan pada fenol cincin tidak
terbentuk.
Pada uji nihidrin, hasil positif didapat pada albumin, putih telur, dan kasein+asam amino karena adanya
kompleks warna biru, sedangkan fenol menghasilkan hasil yang negative. Kompleks warna biru tersebut
karena molekul pada nihidrin berikatan dengan NH 3 yang dilepaaskan asam amino setelah proses oksidasi.
Pada uji xantoprotein, Warna jingga yang terbentuk merupakan hasil dari proses ionisasi bebas ketika
ditambahkan larutan alkali pekat (NaOH pekat) yang artinya larutan tersebut awalnya bersifat asam. Hasil
positif didapat pada putih telur, kasein, dan fenol.
Pada logam berat (FeCl3), hasil positif didapat pada putih telur, hal ini dikarenakan putih telur mengandung
asam amino yang dapat menawar racun karena pada penambahan logam berat (FeCl 3) terbentuk koagulat
(kolat) yang artinya racun tersebut diikat oleh asam amino
Pada uji biuret hasil positif ditunjukkan dengan warna ungu, yaitu pada tabung yang berisi albumin,
kasein,dan putih telur. Sedangkan,pada tabung yang berisi fenol berwarna biru yang menunjukkan bahwa
larutan ini negatif tidak terdapat iaktan peptida pada protein

Anda mungkin juga menyukai