Anda di halaman 1dari 42

INVESTIGASI KECELAKAAN LONGSOR

DI PERTAMBANGAN BATUBARA
DITINJAU DARI ASPEK KESEHATAN
DAN KESELAMATAN KERJA
GIZI KERJA
ZAT GIZI ESENSIAL YANG DIBUTUHKAN
TUBUH
Karbohidrat Mineral Vitamin
glukosa kalsium A (retinol)
serat fosfor D (kolekalsiferol)
natrium E (tokoferol)
Lemak/lipida kalium K (menadion)
asam linoleat (omega-6) sulfur tiamin
asam linolenat (omega-3) klor riboflavin
magnesium niasin
Protein zat besi biotin
asam-asam amino : selenium folasin/folat
leusin seng vitamin B6 (piridoksin)
isoleusin mangan vitamin B12 (kobalamin)
lisin tembaga asam pantotenat
triptofan kobalt vitamin C (asam askorbat)
metionin iodium
fenilalanin krom Air
treonin fluor
valin timah
histidin nikel
silikon, arsen, boron vanadium,
nitrogen nonesensial molibden
A N G K A K E C U K U PA N E N E R G I U N T U K T I G A T I N G K AT A K T I V I TA S F I S I K U N T U K L A K I - L A K I D A N P E R E M P U A N

Kelompok Faktor
Aktivitas (x AMB) Jenis Kegiatan Aktivitas
Ringan
75% waktu digunakan untuk duduk atau
Laki-laki berdiri. 1,56
Perempuan 25% waktu untuk berdiri atau bergerak. 1,55
Sedang
40% waktu digunakan untuk duduk atau
Laki-laki berdiri. 1,76
Perempuan 60% waktu untuk berdiri atau bergerak. 1,7
Berat
25% waktu digunakan untuk duduk atau
Laki-laki berdiri. 2,1
Perempuan 75% waktu untuk berdiri atau bergerak. 2
CARA MENAKSIR KEBUTUHAN ENERGI
BASAL DENGAN PERHITUNGAN

Tabel Rumus untuk menaksir nilai AMB (Angka


Metabolisme Basal) dari berat badan
AMB (kkal/hari)
Kelompok Umur (tahun)
Laki-Laki Perempuan
0 s/d 3 60,9 B + 54 61,0 B + 51
3 s/d 10 22,7 B + 495 22,5 B + 499
10 s/d 18 17,5 B + 651 12,2 B + 746
18 s/d 30 15,3 B + 679 14,7 B + 496
30 s/d 60 11,6 B + 879 8,7 B + 829
Lebih besar sama dengan 60 13,5 B + 487 10,5 B + 596
PEMERIKSAAN
KESEHATAN KERJA
PEMERIKSAAN KESEHATAN

Pemeriksaan kesehatan dalam


industry pertambangan batu bara
tidak jauh berbeda dengan
pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
secara umum.
PEMERIKSAAN AWAL
PENGERTIAN RUANG LINGKUP
Pemeriksaan fisik lengkap
Kesegaran jasmani
Rontgen paru-paru (bilamana
mungkin)
ialah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter sebelum
Pemeriksaan lain yang diperlukan
seorang tenaga kerja diterima untuk melakukan pekerjaan
Utk pekerjaan tertentu perlu
dilakukan pemeriksaan yang sesuai
dengan kebutuhan guna mencegah
bahaya yang diperkirakan timbul
PEMERIKSAAN BERKALA
PENGERTIAN RUANG LINGKUP

Pemeriksaan fisik lengkap


Kesegaran jasmani
ialah pemeriksaan kesehatan pada waktu-waktu tertentu terhadap Rontgen paru-paru (bilamana
tebaga kerja yang dilakukan oleh dokter
mungkin)
Pemeriksaan lain yang dianggap
perlu
PEMERIKSAAN KHUSUS
PENGERTIAN RUANG LINGKUP
TK yang telah mengalami kecelakaan
atau penyakit yang memerlukan
perawatan yang lebih dari 2 minggu
TK yang berusia > 40 tahun atau TK
wanita dan TK cacat, serta TK muda
ialah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter secara
khusus terhadap tenaga kerja tertentu.
yang melakukan pekerjaan tertentu.
TK yang terdapat dugaan-dugaan
tertentu mengenai gangguan-
gangguan kesehatannya perlu
dilakukan pemeriksaan khusus
sesuai dengan kebutuhan.
PAK DI
PERTAMBANGAN
BATU BARA
1. PNEUMOKONIOSIS
Pneumokoniosis atau yang dalam
bahasa awam disebut paru-paru
hitam terjadi akibat terhirupnya
debu batu bara secara berlebih atau
dalam jangka waktu yang lama.
Debu batu bara termasuk
jenisfibrogenic, yakni jenis debu
yang sangat beracun dan dapat
merusak paru-paru serta
memengaruhi fungsi atau kerja
paru-paru.
. Debu batu bara termasuk salah Setiap debu batu bara yang
satu jenis debu paling berbahaya masuk ke sistem pernapasan
(respirable dust). Debu berukuran
0.1-10 mikron mudah terhirup bagian dalam atau paru-paru
pada saat kita bernapas. Debu bagian dalam tidak bisa
berukuran 3-5 mikron akan dikeluarkan oleh sistem
menempel di saluran mekanisme tubuh secara alami,
napasbronkiolus, sedangkan yang
berukuran 1-3 mikron akan sampai maka debu tersebut akan
dialveoli. Debu berukuran lebih tinggal selama-lamanya di
dari 5 mikron akan mengendap di dalam paru-paru.
saluran napas bagian atas.
Itulah sebabnya,pneumokoniosispada
pekerja tambang batu bara tidak dapat
disembuhkan (irreversible)karena
kerusakan yang ditimbulkan pada paru-
paru oleh debu batu bara adalah
menetap. Alternatifnya, penderita hanya
dapat mengurangi atau mengontrol
gejala, yaitu denganbronkodilatordan
terapi oksigen.
2. LUKA-LUKA PADA TANGAN, KAKI, DAN PUNGGUNG
AKIBAT MENGANGKATPERALATANBERAT
DANBEKERJADENGANPOSISI TUBUHYANG JANGGAL
3. GANGRENE
Gangrene adalahkondisi serius yang
muncul ketika banyak jaringan tubuh
mengalami nekrosis atau mati yang
memengaruhi sirkulasi darah.
Penggunaanborbatudanmesin-
mesinvibrasidapatmenyebabkan
kerusakan pada urat syaraf serta peredaran
darah, dan dapat menimbulkan kehilangan
rasa, kemudian jika ada infeksi yang sangat
berbahaya seperti gangrene dapat
4. GANGGUAN
PENDENGARAN
Bunyiyangkerasdankonstandarip
eralatandapatmenyebabkan masalah
pendengaran, termasuk kehilangan
pendengaran
5. KERUSAKAN
PENGLIHATAN
Jam kerja yang lama di bawah tanah
dengan cahaya yang redup dapat
merusak penglihatan.
INVESTIGASI KECELAKAAN
LONGSOR DI PERTAMBANGAN
BATUBARA
SAMBOJA- Duka dari pertambangan batu bara jadi cerita tak
berujung. Terbaru, Kamis (28/1) subuh di Samboja, Kutai Kartanegara
(Kukar) tebing setinggi 150 meter di kawasan konsesi PT Lembuswana
Perkasa, RT 9, Kelurahan Bukit Merdeka, Samboja, runtuh. Dalam
peristiwa itu, lima karyawan tambang menjadi korban amukan tanah
dari bukit. Tiga orang diperkirakan tewas karena tertimbun longsor
dan dua lainnya berhasil menyelamatkan diri. Korban selamat sempat
menjalani perawatan di RSUD Aji Batara Agung Dewa Sakti (Abadi)
Samboja.

Sementara lima alat berat yang terdiri duahaul dump truck(HD),


dua ekskavator, dan satu buldoser turut terbenam di reruntuhan
tanah dan terdapat bebatuan. Dari informasi yang dihimpunKaltim
Postdi lokasi kejadian, tiga orang yang tertimbun longsoran tersebut
bernama Sanur (31) sebagai operator ekskavator, Novit Hermawan
Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 04.30 Wita. Ketika itu, lima orang operator
alat berat melakukan pemindahan tanah di sebuah tebing di konsesi milik PT
Lembuswana Perkasa. Lima korban bekerja di PT REP, subkontraktor PT
Lembuswana Perkasa. Mereka bekerja sejak pukul 19.00 Wita, Rabu (27/1), hingga
keesokan harinya. Pekerja ini memindahkan limbah tanah sebelum mencari titik
penggalian batu bara. Lokasi kejadian biasanya disebut sebagai Pit A0.

Saat itu, dalam hitungan menit longsoran terjadi dan menyebabkan jutaan ton
tanah menimbun lima alat berat yang berada di pinggir tebing. Lima alat berat itu
sedang melakukan iring-iringan di pinggir tebing tertimpa longsoran tebing. Dalam
sekejap, alat berat tenggelam ke danau bekas galian tambang yang berada di
dekat tebing. Dua operator, Selamet dan Abdul Rahman, luput dari maut lantaran
berhasil keluar dari alat berat yang sudah tenggelam ke dasar danau. Tiga rekan
mereka diduga tak sempat menyelamatkan diri dan tenggelam ke kolam tambang.
Di lokasi kejadian, Kepala Teknik Tambang PT Lembuswana Perkasa Safwan

Syarwani menjelaskan, sebelum kejadian, aktivitas tambang seperti biasa.

Kejadian tak terduga itu membuat dia terkejut. Tapi, dia sekaligus turut

berbelasungkawa terhadap keluarga korban. Ia menyebut, longsor terjadi

jelang pergantian sif yang biasanya dilakukan pukul 06.00 Wita. Jam segitu,

biasanya para karyawan mulai meninggalkan lokasi tambang. Sehingga

dipastikan, saat terjadinya reruntuhan tanah, tidak banyak karyawan yang

berada di lokasi. Data yang kami miliki hanya lima orang itu yang jadi

korban. Tapi, tiga masih dalam pencarian, ucap Safwan.

Menurutnya, meski tak menduga peristiwa tersebut, pihaknya sudah

mengantisipasi longsor. Tapi alam berkehendak lain. Kami memastikan

alat aman. Begitu juga lokasi tambang. Kalau tidak aman, biasanya tim

pengawas memberi tahu, bebernya.


Safwan mengungkapkan, memang ada beberapa titik yang tidak
direkomendasikan untuk ditambang. Tapi tidak termasuk Pit AO.
Kini pihaknya masih fokus dengan evakuasi korban. Setelah kelar
menemukan korban yang tertimbun, pemilik izin usaha
pertambangan (IUP) ini akan melakukan investigasi internal.
Investigasi ini dilakukan demi kepentingan evaluasi. Sehingga ke
depan kejadian serupa tak terulang. Juga untuk kepentingan
Distamben (Dinas Pertambangan dan Energi), sebutnya.
Ia memastikan, setelah longsor, segala aktivitas pertambangan
lumpuh total. Pihaknya sengaja menyetop penambangan demi fokus
terhadap evakuasi. Aktivitas kembali dimulai setelah ditemukan
korban dan investigasi selesai.
Dikatakan, dengan berhentinya operasi penambangan, PT
Lembuswana Perkasa dipastikan merugi. Namun, pihaknya belum
ingin menghitung itu. Kerugian materi itu sudah pasti. Tapi, rasanya
saya tidak etis bila menyebut kerugian itu. Karena kerugian
nonmaterial sebenarnya jauh lebih besar, urainya.
Menurutnya, di Pit AO ini sebenarnya masih dalam perencanaan. Yaitu
untuk mencari titik potensial emas hitam. Diyakini jika sebelumnya
tidak ada tanda-tanda longsor. Dia juga membantah jika pengerjaan
tersebut dilakukan tanpa pengawasan atau tidak melalui tahapan
yang tidak tepat.

Konsesi PT Lembuswana Perkasa memiliki luas 1.851 hektare.


Sedangkan izin produksinya sejak 2008 hingga 2026. Sementara itu,
Project Manager PT REP Bambang menyebut, pihaknya sudah bekerja
sesuai prosedur. Terkait kerugian yang ditimbulkan, ia menolak
berkomentar. Namun, dia memastikan kejadian serupa tidak pernah
dialami oleh perusahaannya. Kami upayakan secepatnya melakukan
evakuasi korban terlebih dahulu, tutur Bambang.
TAHAPAN INVESTIGASI
KECELAKAAN
Mengendalikan keadaan darurat secara tepat
1 cepat
Kumpulkan informasi yang berhubungan dengan
2 kejadian tersebut

3 Analisa semua penyebab yang penting

4 Kembangkan dan ambillah tindakan perbaikan

5 Peninjauan ulang/review

6 Melaksanakan tindakan yang efektif


ANALISA PENYEBAB TEORI
KECELAKAAN DOMINO
LEMA
Pihak PT Lembuswana Perkasa dalam kasus ini meyakini bahwa tidak ada
tanda-tanda longsor. Antisipasi terhadap adanya bencana longsor pun
telah dilakukan sehingga terdapat beberapa titik yang tidak
HNYA
direkomendasikan untuk ditambang. Akan tetapi, alam berkehendak lain,
yakni terjadinya longsor di area tersebut di luar control dari perusahaan KONT
Pada hasil investigasi, para pekerja sebenarnya sudah melakukan
kajian geoteknis, namun beban terlalu berat, sehingga terjadilah
PENYEB
longsor. Kecelakaan ini murni karena kesalahan manusia atau human
error. Dijelaskan pada saat kejadian, sejumlah teknisi sudah ada di
lapangan. Kemungkinan besar teknisi pun tidak memperhitungkan
AB
beban yang ada di atas tebing sehingga terjadilah longsor.
DASAR
Pada saat sebelum kejadian, pihak perusahaan sudah mengantisipasi
adanya longsor, namun sepertinya mereka tidak bisa memprediksi PENYEBAB
kondisi tanah di lokasi kejadian. Selain itu, kejadian ini juga adanya
tindakan taka man dari para pekerja, mereka tetap melakukan kegiatan TAK
penggalian tanpa memperhitungkan beban yang berada di atas tebing
tersebut. LANGSUNG
Saat itu, longsor terjadi dan jutaan ton tanah menimbun lima alat
berat yang berada di pinggir tebing. Lima alat berat itu sedang
melakukan iring-iringan di pinggir tebing tertimpa longsoran tebing.
Dalam sekejap, alat berat tenggelam ke danau bekas galian tambang
INCID
yang berada di dekat tebing. Dua operator, Selamet dan Abdul
Rahman, luput dari maut lantaran berhasil keluar dari alat berat yang
sudah tenggelam ke dasar danau. Tiga rekan mereka diduga tak
ENT
sempat menyelamatkan diri dan tenggelam ke kolam tambang.
TEORI GUNUNG ES KERUGIAN
BIAYA KECELAKAAN
Biaya Langsung Kerugian
Kecelakaan Kerja :
$1

5 50
Biaya Pengobatan & Perawatan Korban Kecelakaan Kerja.
$ HINGGA $ Biaya Kompensasi (yang tidak diasuransikan).

BIAYA DALAM PEMBUKUAN:


KERUSAKAN PROPERTI
(BIAYA YANG TAK
DIASURANSIKAN)

$1 HINGGA $ 3
BIAYA LAIN YANG
TAK DIASURANSIKAN
BIAYA TIDAK LANGSUNG
Kerusakan konsesi PT. lembuswana Perkasa
Kerusakan Alat
Gangguan dan Terhentinya Produksi
Biaya Administratif
Pengeluaran Sarana/PrasaranaDarurat
Sewa Alat Sementara (Proses Evakuasi)
Waktu untukInvestigasi
Biaya Pembayaran Gaji untuk Waktu Hilang
Biaya Perekrutan dan Pelatihan
iaya Lembur (Investigasi)
Biaya Ekstra Pengawas(an)
Waktu untuk Administrasi
Penurunan Kemampuan Tenaga Kerja yang Kembali
karena Cedera
Kerugian Bisnis dan Nama Baik

HOME
HIERARKI PENGENDALIAN
RESIKO
ELIMINASI

SUBTITUSI

REKAYASA ENGINEERING

PENGENDALIAN ADMINISTRATIF

ALAT PELINDUNG DIRI


Mengantisipasi bahaya longsor di area
pertambangan
ELIMINA
Melakukan kajian geoteknis di area pertambangan
SI
Mengganti alat berat yang memiliki beban lebih ddari 200 ton
menjadi yang berkapasitas 60 ton. Hal ini dapat memudakan
petugas K3 dalam mengontrol keselamatan namun disisi lain
SUBTIT
diperlukan manajemen system dalam penggunaan jalan misalnya
dalam metode antrian sehingga dapat berjalan dengan aman. USI
Yaitu mengurangi paparan pekerja dari sumber pekerja.
Contohnya adalah pembuatan SOP, JSA, dan pedoman
PENGENDALIA
lain yang tujuanya mencegah pekerja berpapasan
dengan sumber bahaya dengan waktu yang lama.
N
ADMINISRATIF
Yaitu melindung pekerja dengan alat pelindung diri
dapat dilakukan dengan menggunakan:
ALAT
1. Helm Safety
2. Safety Shoes
PELINDUNG
3. WeirPack
DIRI

Anda mungkin juga menyukai