a. Proteinuria b. Hematuria c. Konsentrasi Ion Hidrogen d. Berat Jenis 2.Pemeriksaan Mikroskopik urine Pemeriksaan mikroskopik urine dilakukan pada spesimen urin yang baru saja dikumpulkan, kemudian spesimen ini disentrifugasi, endapannya disuspensikan dalam0.5 ml urin 3. Pemeriksaan Bakteriologik Urine Menghitung bakteri harus dilakukan melalui inokulasi permukaan lempeng agar nutrient, menggunakan sengkelit berkalibasi yang memberikan 0.001 ml urin. Lempeng agar kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC dan koloni terbentuk kemudian dihitung. 4. Pemeriksaan Radiologi a. Pielogram Intravena (IVP) Prosedur yang lazim pada IVP adalah foto polos radiografi abdomen yang kemudian dilanjutkan dengan penyuntikan media kontras intravena. b. Ultrasonografi Ginjal Gelombang suara berfrekuensi tinggi (ultrasonik) yang diarajkan ke abdomen dipantulkan oleh permukaan jaringan yang densitasnya berbeda-beda. Gelombang pantul atau echo digunakan untuk membentuk bayangan (sonogram) yang menyatakan bagian-bagian ginjal. c. CT Scan CT Scan menggambarkan secara teliti seluruh sistem urinarius. Ct scan berperan penting dalam penetapan stadium neoplasma ginjal. d. MRI (Magnetic Resonance Imaging) MRI adalah suatu teknik pencitraan noninvasif yang dapat memberi informasi sama seperti CT scan ginjal, namun dengan keuntungan bahwa metode ini tidak membutuhkan pajanan terhadap radiasi ion atau tidak membutuhkan pemberian media kontras.