Jimmy Christeven
Suhu
Denyut jantung
Kecepatan pernafasan
Tekanan darah
Waktu pengisian ulang kapiler
Suhu
Kecepatan pernafasaan
normal pada neonatus
adalah 40-60X/ menit.
Untuk menentukan gawat
nafas (Respiratory Distres)
pada neonatus dapat
digunakan Score Down
0 1 2
Obat-obatan teratogenik
Radiasi
Inveksi virus
Kelainan bawaan pada keluarga
Cairan amnion
1. Sistem Neurologis
Neonatus normal (32-40 minggu)
tampak adduksi pada paha dan
flesi pada sendi anggota gerak
(siku, panggul dan kaki) simetris
kanan dan kiri.
Pada bayi dengan lahir sungsang
kadang tampak dengan tungkai
yang agak lurus.
Neonatus 25-30 minggu tampak
lengan fleksi, tetapi tungkai
mungkin fleksi atau ekstensi.
Umur kehamilan < 25 minggu
sikap Frog Leg berarti neonatus
tidak normal (Kedua tungkai dan
lengan abduksi penuh sedemikian
rupa sehingga bagian lateral paha
terletak dialas tempat periksa;
telapak tangan menghadap keatas
disamping kepala)
Pemeriksaan tingkat kesadaran
adalah sebagai berikut:
1. Komposmentis
2. Apatis/Letargi
3. Somnolen
4. Sopor
5. Koma
6. Delirium
Pemeriksaan tonus
1. Tonus Fasik
2. Tonus Postural
- Reaksi Tarikan
- Suspensi Vertikal
- Suspensi Horisontal
(Ventral suspensi)
Pemeriksaan refleks pada neonatus:
1. Refleks tonik neck
2. Refleks wihdrawal
3. Refleks Plantar
4. Primitif R. Suck & root
5. Primitif R Moro
6. Primitif R. Stepping
7. Primitif R. Grasping
Penilaian sistem ini harus mencakup
Parameter Komentar
Aktifitas Diam bangun gelisah tidur
Tingkat Letargi, waspada atau tersedasi
kesadaran
Pergerakan Spontan, terhadap nyeri atau tidak ada
Tonus Hipertonik, hipotonik, normal atau lemah
_
Pupil Ukuran: kanan, kiri
Reaksi: lambat, cepat atau tidak ada
Membuka Jika terdapat nyeri, jika terdapat suara, tidak
Mata ada, atau spontan
1. Blinking (mengedip)
Stimulasi: kilatan cahaya atau hembusan nafas.
Respon (+): bayi akan menutup kedua matanya.
(-): ada kelainan pada saraf di otak
Pola perkembangan: menetap.
2. Babinski
Stimulasi: Telapak kaki digoyang atau disentuh.
Respon (+): Jari-jari kaki akan membuka
(-) : ada kelainan pada saraf di otak (bila
menetap)
Pola perkembangan: menghilang diusia 1 sampai 2
tahun.
3. Grasping (darwinian)
Stimulasi: telapak tangan disentuh
Respon (+): jari-jari mengatup, membentuk
genggaman
(-) : ada kelainan saraf di otak/bila menetap
Pola perkembangan: melemah di usia 3 bulan dan
menghilang di usia 1 tahun.
4. Moro
Stimulasi: dikejutkan tiba-tiba dengan suara atau
gerakan Respon (+): terkejut, lalu melengkungkan
punggungnya, menjatuhkan kepalanya, menangkupkan
kedua lengan dan kakinya ke tengah badan.
(-) : Fraktur atau cedera pada bagian tubuh
tertentu
Pola perkembangan: menghilang diusia 3-6 bulan.
5. Rooting
Stimulasi: disentuh pipi atau ujung mulutnya
Respon (+): mulut akan langsung membuka dan
melakukan seperti gerakan orang menghisap.
(-): bayi prematur atau kemungkinan adanya
kelainan sensorik.
Pola perkembangan: menghilang di usia 3-4 bulan.
6. Steping
Stimulasi: bila tubuhnya diangkat atau diposisikan
berdiri diatas permukaan lantai
Respon (+): kakinya akan menjejak-jejak seperti akan
berjalan
(-) : ada kelainan pada motorik kasar
Pola perkembangan: menghilang pada usia 3-4 bulan.
7. Sucking
Stimulasi: bila ada objek yang disentuhkan atau
dimasukkan ke mulut
Respon (+): bayi melakukan gerakan seperti
menghisap
(-) : ada kelainan pada saluran pernafasan dan
kelainan pada mulut termasuk langit-langit mulut
Pola perkembangan: menghilang diusia 3-4 bulan
8. Swimming
Stimulasi: ditelungkupkan didalam air
Respon (+): tubuhnya akan bergerak seolah-olah
sedang berenang
(-): bayi prematur atau ada gangguan motorik kasar
Pola perkembangan: menghilang diusia 6-7 bulan
9. Tonic neck
Stimulasi: dilentangkan
Respon (+): akan tampak gerakan berlawanan
arah antara kepala dan tubuhnya bila kepala bayi
diputar dalam posisi dilentangkan
(-) : jika waktu lahir menunjukkan
respon searah, berarti ada kerusakan otak yang
berat.
Bila menetap setelah usia 7 bulan, berarti ada
kemungkinan terdapat kelainan di otak
Pola perkembangan: menghilang di usia 7
bulan
PCS (Pediatric Coma Scale)
- Kompos mentis
sadar penuh, respon baikdan dapat
berinteraksi dengan sekelilingnya.
- Apatis
acuh tak acuh, perlu rangsang yang lebih
keras untuk menarik perhatiannya.
- Somnolen
sangat mengantuk, perlu rangsang yang
lebih keras lagi untuk menarik perhatiannya.
- Sopor/Stupor
hanya berespon dengan rangsang
yang keras; ingatan, orientasi dan
pertimbangan sudah hilang.
- Koma
tidak respon terhadap rangsang yang
kuat; bila sudah dalam, reflek pupil dan
reflek muntah hilang lalu timbul reflek
patologis.
- Delirium
gangguan kesadaran, perubahan
kognisi, percakapan inkoheren,
disorientasi, sering mengalami agitasi
dan halusinasi visual.
Menentukan kesadaran
Secara kuantitatif
dengan metode Glasgow Coma Scale, yaitu:
Nilai GCS=M+E+V
Nilai 3-4: penderita mempunyai 85% akan meninggal
11: 5-10% akan meninggal, 85% akan sembuh atau hanya
menyisakan gejala ringan
Pemeriksaan Lanjutan
Keadaan Umum
Aktifitas fisis mungkin saja tidak tampak
(tidur atau lemah karena sakit atau
pengaruh obat)
Mungkin berbaring dengan tungkai tidak
bergerak untuk menghemat energi
dalam upaya mengatasi pernafasan
yang sukar atau menangis keras
bersama-sama dengan aktifitas lengan
dan kaki.
Kulit
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Sistem Pernafasan
Parameter Komentar
Warna Kulit Merah muda, sianotik, pucat, berkabut, kutis
marmorata atau j aundice.
Pernafasan Tidak terlihat usaha keras, mengorok, hidung kembang
kempis atau retraksi
Suara nafas Jauh, dangkal, course, stridor, wheezing, atau
menghilang, sama atau tidak sama
Dinding Pergerakan simetris atau tidak simetris
Dada
Apnea/ Denyut jantung terendah yang diamati, warna,
bradikardia pembacaan oksimeter, dan durasi episode
Sekresi Jumlah : sedikit, sedang, atau banyak
Warna: putih, kuning, bening, hijau atau ada
noda darah
Konsistensi: kental, encer atau mukoid
ETT Cek Kedalaman ETT (cm)
Sistem Kardiovaskular
Parameter Komentar
1. Wahidayat I, Sastroasmoro S.
Pemeriksaan klinis pada bayi dan
anak.Ed-3. Jakarta: Sagung Seto;2014.
2. Aziz A H. Asuhan neonates, bayi dan
balita. Jakarta: EGC;2009.
3. Wahab, Samik A. Ilmu kesehatan anak
Neslon. Vol 1 Ed-15. Jakarta: EGC;2000.